Anda di halaman 1dari 33

My Little Dashie (Dashie Kecilku) Aku hidup pada kehidupanku perhari.

Kebanyakan dari hari hari itu berjalan dengan lancar dan biasanya terjadi dengan rutinitas yang sama: Aku bangun, berangkat untuk bekerja, bekerja, pulang dari bekerja, setelah itu keluyuran sampai waktunya tidur. Terkadang Aku pergi dengan beberapa teman - temanku, dan kadang Aku hanya bermain video game atau menonton My Little Pony: Friendship is Magic. Tidak jarang, sesuatu yang baru dan menarik terjadi: bertemu teman lama, menemukan uang dijalan atau dikejar oleh anjing liar. Hidup di kota yang sekarang sangat tidak menyenangkan dan tidak menarik. Pada suatu waktu kota ini penuh dengan kehidupan dan warna, namun sekarang sekarang banyak rumah yang terlihat akan roboh, pertokoan kosong dan ditelantarkan, dan beberapa lapangan terbuka terlihat tandus yang awalnya pabrik besar yang menggerakan perekonomian. Aku tidak pernah melihat kota ini pada saat itu dengan mata kepalaku sendiri, tapi Aku telah melihat gambarannya. Ibuku dan Ayahku hidup bahagia, dan mereka hanya bisa meminta hal yang sama untukku yang dewasa. Sayangnya, Aku tidak bisa mengabulkan permintaan mereka. Aku telah terjatuh pada rutinitas yang memuakkan: Bangun, bekerja, tidur, ulangi. Aku memang mempunyai saat - saat yang membahagiakan, namun perjuangannku sehari hari mengalahkan kebahagian yang kudapatkan disini. My Little Pony telah membantu, namun itu adalah salah satu yang terus memberiku harapan. Setiap saat Aku menonton acara itu, atau salah satu poni di fan site, Aku takut terhadap warna warna yang cerah, wajah ceria dari para poni, dan pemandangan yang damai akan dunia mereka. Sangat sulit untuk melihat dunia mereka, melihatnya begitu dekat untuk digenggam, Aku ulurkan tanganku untuk merasakan hangatnya warna dan cerahnya wajah ceria dari para poni. Hanya untuk dihentikan oleh layar kaca komputerku. Aku tersadar kembali ke realita. Mencapai titik dimana Aku mematikan komputerku dan melangkah pergi. Aku sering melakukannya, terutama setelah orang tuaku telah tiada. Aku mulai berjalan jalan. Saat Aku merasa sedih, Aku berjalan. Saat Aku merasa lelah, Aku berjalan. Saat Aku merasa ingin berjalan Aku berjalan. Berjalan telah menjadi bagian hidupku yang kedua; Aku menghabiskan setengah dari hari hariku berjalan diluar di trotoar yang hancur dan semak semak yang mati.

Aku telah melihat orang orang datang dan pergi. Aku telah melihat bangunan di robohkan, dibakar atau memiliki banyak sekali graffiti sehingga warna aslinya sudah tidak dapat dikenali lagi. Aku jarang menemui seseorang saat ku berjalan jalan. Kebanyakan orang tidak suka melihat kotanya yang dulu adalah kota yang indah, rumah mereka atau bekas tempat berbisnis. Aku tidak menyalahkan mereka. Kenyataannya Aku iri pada mereka. Mereka melihat kota ini dengan mata kepalanya sendiri, melihat gedung gedung berdiri tinggi dan gagah, halaman yang tercukur rapi, jalanan yang mempunyai trotoar yang baik, dan sisi jalan yang masih menempel. Satu satunya yang mendekati hal itu adalah lukisan Ibuku, setiap lukisan penuh warna pada dunia yang konkret ini. Dia mulai melukis ketika semuanya runtuh dihadapannya, membuat pemandangan yang menyedihkan didepannya menjadi begitu indah. Salah satu karya besarnya adalah sebuah lapangan besar. Diatasnya, dia melukis pelangi yang mengagumkan. Salah satu lukisan favoritku. Kurasa itu adalah salah satu hal yang kusuka dari Rainbow Dash yang paling menonjol dari poni yang lain. Warnanya, sonic rainboom yang menabjubkan, semua hal itu mengingatkanku pada lukisan itu. Ada suatu waktu Aku berharap memiliki Rainbow Dashku sendiri, atau setidaknya boneka dirinya, untuk ku peluk di ranjang. Aku telah membuat Simba tuaku menjadi penggantinya sementara, hingga suatu hari aku memiliki cukup uang untuk membeli bonekanya. Hal itu membantu dengan caranya sendiri. Seperti menggenggamnya erat dapar menyembuhkan lukaku, sakitku, dan sedihku. Kakiku, setelah berjam jam berjalan dengan sepatu tuaku, berdegup dibawah selimut, dan sementara itu, Aku menggenggam boneka itu lebih keras dari seorang Ibu yang melindungi anaknya. Hanya hal itu yang dapat Aku lakukan dan merasakan kebahagian sejati, walaupun itu bukanlah secara fisik Rainbow Dash yang kumau. Itu harus dilakukan. Hari ini, seperti biasa, Aku berjalan berangkat kerja. Hal yang sama, hanya di hari yang berbeda, melihat orang orang masuk toko, mengambil barang dagangan dan membayarnya, lalu keluar dengan tas di tenteng. Shiftku selesai setelah beberapa jam melakukan hal ini. Aku absen dan mulai berjalan pulang. Kali ini Aku memutuskan untuk mengambil rute yang berbeda. Bagian kota ini yang paling parah; hanya beberapa rumah yang berdiri, dan tidak ada yang ditempati. Merupakan hal yang menyedihkan untuk dilihat. Dan sekali lagi, itulah hal yang kulihat. Hanya itu yang kulihat.

Atau begitulah yang kupikirkan. Aku dihentikan oleh sesuatu yang tidak biasa; kotak kardus lusuh dipinggir jalan. Sekarang, hidup di daerah dimana Aku selalu melihat sampah. Kotak kardus, gelas McDonalds, dan kantong plastic mengotori jalan dan lahan kosong, tapi jarang kumelihat kotak kardus yang tidak rusak dibagian manapun. Aku memerhatikan kotak ini karena kebetulan ada ditengah jalanku. Pada saatku masih muda, Aku melakukan apapun yang kulalukan untuk masyarakat. Aku memungut sampah saat ku lihat itu, atau Aku membantu tetanggaku. Itu adalah pertempuran yang kalah. Hari ini, Aku menyerah atas usahaku membersihkan kota ini, setidaknya lingkungannku. Sekarang, Aku hanya akan membiarkan sampah sampah itu, membiarkannya tertiup angin atau tergeletak disana dan terdekompos. Aku akan membiarkan hal yang bisa dilakukan orang - orang itu melakukan halnya masing masing, semenjak mereka tidak peduli dengan orang lain. Kenapa Aku harus berbeda? Aku berjalan melewati kotak itu, sedikit meliriknya. Tidak ada yang dapat menarik perhatianku. Aku melanjutkan berjalan ke rumahku yang sudah tidak jauh. Setelah sampai, Aku duduk dan bermain games, berusaha membuang jauh jauh kotak itu dari pikiranku. Keberuntunganku sangat kecil, entah mengapa kotak itu dapat masuk lagi kepikiranku. Waktu terus berjalan, dan Aku ingin berjalan. Aku keluar rumah dan mulai berjalan menyusuri rute yang biasa, lalu Aku berhenti. Apa yang ada di kotak itu yang membuatku tidak bisa mengeluarkannya dari pikiranku? Aku berpaling dan mulai menyusuri jalan yang kupakai saat kuberjalan pulang, jalan yang pernah kupakai saat bulan purnama. Rasa penasaran menyergapku, dan Aku ingin mengetahui lebih lanjut. Beberapa menit kemudian Aku menemukannya, masih tergeletak disana, menyedihkan dan sendirian bersama dengan semen yang rusak dan rumput yang tumbuh tak terawat. Kotak itu tidak bergerak, tidak menonjol seperti hal itu adalah istimewa. Kotak itu hanyalah kotak kardus coklat biasa. Aku tidak ingin datang kesini bukan untuk apa apa, jadi Aku mendekatinya, namun Aku mulai melihat sesuatu didalamnya. Ku melihat warna cerah, sebenarnya beberapa warna , dan sangat kecil. Mungkin seukuran dengan anak anjing Labrador yang berusia beberapa bulan. Aku berhenti disebelah kotak itu dan melihat kedalamnya terdapat gumpalan berwarna warni didalamnya. Disinilah tepatnya Aku berdiri: melihat kedalam kotak itu terdapat. sesuatu yang kecil. Tidak, Aku tahu pasti apa itu, namun otakku tidak membiarkanku untuk menyadarinya. Awalnya kupikir itu hanyalah

sebuah mainan, yang dibiarkan mati bersama benda lain di blok ini. Tapi aku mulai melihatnya bernafas. Malah, itu terlihat seperti sedang tidur. Tanganku berkeringat, nafasku tak menentu, dan Aku mengedipkan mataku untuk menyegarkan penglihatanku. Setiap kali, gambaran itu tetap sama. Didalam, sedang terlelap sesosok Rainbow Dash kecil. Aku berlutut lalu mencoba melihat dekat ke kotak tersebut. Aku tidak mempercayai apa yang kulihat. Tidak ada cara secara fisik, mental atau extraterrestrial yang bisa membuatnya disini bagaimana caranya dia berada disini, di dunia yang gelap dan suram ini. Aku mengamati lebih lanjut kotak tersebut dan disisinya dengan tulisan pena biasa tertulis Berikan ke rumah yang baik. Yang terlintas dibenakku pertama kali selain Ada Rainbow Dash muda di kotak, adalah Siapa yang ingin membuang Rainbow Dash kecil?. Pikirainku mulai penuh dengan pertanyaan. Bagaimana caranya dia ada disini? Kenapa dia ada disini? Kenapa dia masih kecil? Dipanggulnya bahkan tidak terlihat Cutie Mark, yang berarti dia memang masih kecil. Ketika Aku berdiri untuk meregangkan kakiku yang mulai kelelahan, secara tidak sengaja Aku menyenggol sisi dari kotak tersebut dengan kakiku dan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan pun terjadi: dia bangun. Dia melihat sekitarnya, menggosok wajahnya dengan kaki depannya, mencoba untuk membangunkan dirinya sendiri. Yang pertama kali dia lihat adalah sisi kotak berwarna coklat, lalu dia melihatku. Mata besarnya yang hitam dengan pinggiran berwarna merah mawar disekitarnya, membuat hatiku, seiring dengan berjalannya mim itu, meledak dua kali. Dengan keimutannya membuatku berlutut kembali dan Aku tidak bisa menahan sebuah senyuman. Aku tidak pernah tersenyum seperti ini selama bertahun tahun semenjak Aku dan orang tuaku pergi ke taman terdekat. Matanya langsung menatapku dan Aku menatapnya kembali. Aku tidak tahu harus berkata apa atau berbuat apa, tapi Aku harus melakukan sesuatu. Hai Aku berbicara, namun tidak ada respon apapun darinya. Uh, apa yang kamu lakukan diluar sini?

Dia melihat sekitarnya, lalu menatapku kembali. Semakin lama aku memperhatikannya, semakin Aku menyadari bahwa dia masih sangat muda, lebih muda dari penampilannya saat dia masih kecil di episode dua puluh tiga (season 1). Bahkan mungkin dia masih belum bisa berbicara itu dia, seperti dia bisa berbicara di duniaku. Kenyataan bahwa dia ada diduniaku sudah membuatku bingung. Aku kembali memperhatikannya dan melihat tubuhnya yang sedikit menggigil. Musim gugur sudah datang dan bisa sangat dingin, terutama di pertengahan September. Aku tidak tahu persis apa yang harus Aku lakukan pada keadaan seperti ini, apa Aku harus membawanya pulang? Memanggil seseorang? Lagipula siapa yang akan Aku panggil? Aku brony yang tertutup, tidak ada temanku yang tahu cintaku kepada acara itu. Aku tidak bisa membawanya ke penampungan itu adalah pikiran bodoh yang terlintas dibenakku. Tidak hanya karena disana adalah tempat yang buruk, namun juga dia bisa dibawa ke lab dan dilakukan sebuah eksperimen yang buruk kepadanya. Aku hanya memiliki satu pilihan. Dia sekali lagi menggetarkan tubuhnya saat angin yang dingin meniup kulitnya; sayapnya terkulai ke belakang dan membungkukkan kakinya untuk membuat tubuhnya lebih hangat. Itulah tanda terakhir dan Aku tidak bisa menerimanya lagi. Aku membuka jaketku dan menggendongnya. Aku mendapatkan respon pertama yang sudah kuduga; takut. Dia menggeliat geliat, tidak mengetahui apa yang sedang kulakukan padanya. Dia belum bisa terbang namun dia mengepakkan sayapnya seperti menunggu keajaiban akan datang dan membuatnya bisa terbang. Aku meletakkannya di jaketku, membungkusnya, membiarkan kepalanya keluar dan memegangnya di tanganku. Dia terus menggeliat namun kehangatan tubuhku mulai masuk ke jaket yang tipis situ dan dia mulai tenang. Tidak apa apa. Aku akan membawamu ke tempat yang lebih hangat, ya? Aku tersenyum kebali kepadanya. Dia melihatku dan dari matanya, terlihat dia sangat bingung saat dia mencoba memproses apa yang sedang terjadi. Jangan khawatir, Aku tidak akan menyakitimu. Sekarang sudah mulai larut dan kau akan kedinginan disini. Aku pikir dia mengerti diriku karena setelah Aku mengucapkan kata kata itu, matanya kembali ke ukuran yang normal, dan dia merapatkan dirinya untuk mendapatkan posisinya yang lebih nyaman. Aku bisa

merasakan tapak dan sayapnya menekan diriku saat dia bergerak. Setelah itu, dia mengistirahatkan pipinya ke salah satu lenganku dan mendesah lalu menutup matanya seraya dia mulai tertidur. Hatiku meledak kembali untuk ketiga kalinya. Saat perjalanan pulang, Aku memperhatikan orang orang yang bisa berpas pasan denganku. Aku tidak ingin orang lain melihatnya. Aku tidak ingin mengetahui bagaimana orang lain akan bereaksi ketika melihatnya. Walaupun seperti biasa, Aku tidak melihat satu orang pun. Sudah tengah malam ketikaku sampai dirumah, untungnya bagi kami berdua, Aku sudah menyalakan lampu depanku, kalau tidak mungkin Aku akan melewatinya. Menjadi salah satu rumah yang ditempati dari beberapa rumah yang kosong berarti banyaknya kegelapan. Kota ini bahkan telah menghentikan menyalurkan listrik ke lampu jalan, sehingga membuat semuanya lebih sulit. Aku memandang kebawah untuk melihat ke anak kuda yang terus tertidur di jaketku selama Aku membawanya. Dia sudah berhenti menggigil dan merasa cukup hangat. Aku berjalan ke berandaku dan berhati hati agar Aku tidak membuat banyak suara saat Aku mengeluarkan kunci dan membuka dua pasak, satu kunci master, gagang pintu dan membuka pintu. Didalam sangat gelap dikarenakan diriku yang meninggalkannya saat masih terang. Dengan menekan tombol lampu, lampu bohlam yang berada di tengah ruangan mulai menyala, memberikan cahaya di ruang tamu. Kebanyakan perabotan yang ada adalah milik orang tuaku. Dan sekali lagi, begitu pula dengan rumahnya. Aku menjadi pemilik rumah ini setelah kepergian mereka, dan melakukan yang Aku bisa untuk tetap seperti itu. Tetap dengan Rainbow Dash kecil di lengannya, Aku berjalan menuju ruang tamu. Ketika Aku melewati foto keluarga, Aku memberikan salam dengan berkata Hai Ibu, Hai Ayah. Aku tahu mereka tidak ada disana, namun mengetahui bahwa mereka mencintaku dan Aku mencintainya membuatku tetap waras dan terus melanjutkan hidupku yang menyedihkan. Ketika ku memasuki ruang tamu, Aku merasakan adanya gerakan di lenganku. Dia terbangun, kemungkinan besar karena Aku menyalakan lampunya, dan mulai gelisah. Dengan ketidak tahuanku harus berbuat apa, Aku meletakkannya di sofa. Langsung saja dia melompat keluar dari jaketku dan melihat sekitar dan mengamati lingkungannya. Aku terus memperhatikannya saat dia menjelajahi sofa dan lalu menlanjutkan ke meja kecil. Apa yang kamu lakukan diduniaku?

Aku tidak ingin bertanya terang terangan, namun itu terjadi kini dan nanti. Hanya bertemu dengan dengan teman temanku satu dua kali, Aku menyadari diriku sering berbica dengan diriku sendiri. Aku tidak memiliki peliharaan karena itu berarti membutuhkan uang lebih dan Aku sudah bersusah payah tunuk diriku sendiri. Dari pertanyaanku, respon yang kudapat hanyalah tatapan kosong di wajahnya. Hal itu membutktikan bahwa dia juga tidak tahu apa apa. Dan sekali lagi, apa yang kuharapkan dari seekor anak kuda yang bahkan belum bisa berbicara. Apa kamu tersesat? Saat kata kata itu keluar dari mulutku, telinganya terjatuh dan dia menatap ke tanah. Oh Aku pun tersadar bahwa dia juga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi, dimana dia, siapa Aku atau yang lainnya. Dia lebih dari kata tersesat; dia salah tempat. Kalau begitu, hingga sesuatu terjadi, kupikir kamu bisa. Tinggal bersamaku. Aku bisa melihat bagaimana dia mengangkat kepalanya, telinganya kembali tegak dan melihatku dengan kekhawatiran. Kata kataku kurang memberikan harapan, sehingga Aku tersenyum ketikaku berbicara. Jangan khawatir. Aku yakin bahwa apapun yang membawamu kemari akan memperbaiki dirinya sendiri seiring dengan berjalannya waktu. Kita hanya perlu menunggu. Apa itu tidak apa apa? Aku tidak yakin mengapa Aku menanyakan hal itu, tapi sepertinya hal itu berhasil. Telinganya langsung bangkit berdiri dan dia tersenyum. Beberapa jam kemudian Aku mengajaknya Tur keliling rumah. Tidak ada hal yang mengagumkan yang bisa dilihat, dan Aku menghindari membawanya ke kamar tidurku karena banyaknya pakaian kotor yang dapat menelannya. Setelah itu, Aku memberinya sesuatu untuk dimakan. Aku mematahkan wortel kecil dan hebatnya Aku menemukan dia sudah memiliki gigi. Sejak ku tahu dia masih kecil, Aku tidak yakin untuk memberinya makanan padat seperti wortel. Sekali lagi, dia berasal dari kartun sehingga Aku tidak tahu apa yang benar untuknya.

Puas dengan makanannya, dia mendapati dirinya nyaman dengan sofa milik ayaku dan duduk. Aku tidak keberatan, tidak seperti Aku sedang duduk disitu. Aku tidak pernah dibiarkannya duduk disitu ketika dia masih hidup, jadi kenapa hal itu harus berubah setelah kepergiannya? Itu kursinya. Tapi Aku tidak akan menjadi orang jahat terhadap anak kuda yang tidak tahu hal itu, sehingga Aku membiarkannya duduk dimana dia merasa nyaman. Aku juga memberikannya selimut kecil untuk dirinya karena suhu rumahku. Memang tidak sedingin diluar namun ada masalah pada perapianku semenjak orang tuaku tiada. Ada cara untuk memperbaikinya, namun cara itu mati seiring dengan wafatnya ayahku. Aku pasti telah tertidur pada suatu titik. Sejujurnya Aku menduga akan terus terjaga karena peristiwa yang menarik ini, namun setelah sekian lama terjaga mengerjakan sesuatu untuk merawat Dashie, tubuhku mempunyai rencana lain. Aku tidak yakin sudah berapa lama Aku terlelap sebelum Aku terbangun, namun hal itu bukan masalah, saat Aku tutup mataku, Aku merasakan sesuatu di sisiku. Aku melihatnya, dan terlelap seekor kuda cyan kecil disebelahku; rambut pelangi dan ekornya, kepalanya beristirahat di sikuku. Aku tahu mim ini sudah basi, namun Aku ingin mengatakannya sekali lagi; sekali lagi, hatiku meledak. Tergeletak disana, tertidur dan meringkuk disebelah diriku yang tersenyum lebar. Nafasnya yang halus sedikit terdengar. Rambutnya yang menggelitik lengan ku, tapi ku tahan keinginanku untuk menggaruk. Kehangatan tubuhnya terhadap perutku menghangatkan hatiku yang sudah lemah. Walaupun begitu, beberapa bulan bukanlah waktu yang lama, sudah berapa lama Aku ingin saat saat seperti ini. Poni kecilku sendiri, sebuah boneka Rainbow Dash untuk tidur dan ku genggam erat. Dan sekarang Aku memiliki Rainbow Dash sungguhan, tertidur disebelahku, puas seperti halnya telah dia mengenalku sejak lahir. Saat ini, tidak ada lagi yang lebih penting bagiku. Rasa putus asa, kakiku yang nyeri dan hatiku yang sakit pergi tanpa kuketahui seperti tidak ada hal yang lain seperti perasaan yang ku rasakan sekarang; kebahagian yang kurasakan sekarang saat ku berbaring di sofaku. Dia disini. Dia nyata. Sekarang, dia adalah poni kecilku. Dia adalah. Dashie kecilku. Empat bulan telah berlalu sejak Aku membawa pulang Rainbow Dash muda ke rumah. Aku telah melakukan sedikit penelitian yang bisa kulakukan, tapi Aku tidak mendapatkan kesimpulan. Aku tidak tahu

mengapa dia ada disini, dan anehnya, Aku sudah tidak peduli lagi. Beberapa bulan yang telah berlalu dengannya menjadi waktu yang paling mengagumkan dalam hidupku. Dia telah membuka hatiku kepada kebahagiaan dan keceriaan, dari hal yang lain. Saat ini dia ada duduk disampingku disofa selagi Aku menonton televisi. Sepertinya dia menikmati kartun pagi di sebuah saluran TV local dan Aku juga mulai menikmatinya. Dia bertingkah seperti halnya anak kecil. Sekali lagi, kenapa dia tidak? Salah satu prestasinya yang mengagumkan adalah dia mulai belajar berbicara. Aku bukanlah seorang guru atau pengajar namun Aku melakukan yang Aku bisa untuk mengajarkannya berbicara dan membaca. Aku tidak tahu bagaimana atau bahkan darimana mengawalinya untuk belajar menulis. Dari acaranya, mereka melakukannya dengan mulut, tapi Aku akan membiarkannya seperti itu untuk sekarang. Ketika dia sudah cukup dewasa, jika Aku masih memilikinya selama itu, Aku akan melakukan apapun untuk mengajarinya. Rasanya satu tahun telah berlalu secara perlahan. Aku benar benar menanti tahun yang baru dengan harapan mendapatkan awalan yang bersih. Walaupun begitu, Aku merasa tahun ini datang terlalu cepat. Aku telah memutuskan, semenjak Aku tidak tahu persis kapan tanggal dia lahir, membuatku memutuskan bahwa hari dimana Aku menemukannya adalah hari ulang tahunnya. Tujuh Septemberaneh, tanggal itu sama dengan tanggal dimana My Little Pony menyiarkan season keduanya pertama kali tahun lalu. Aku berhenti menonton acara itu setelah Dashie datang di kehidupanku. Tidak ada alasan untukku untuk melakukannya, dan sejujurnya, Aku tidak memiliki waktu untuk diriku sendiri. Pasti akan sangat sulit bersembunyi selagi Aku menonton acara itu, dan akan lebih sulit untuk menjelaskan kepadanya jika dia melihat itu, terutama pada usianya sekarang. Dia tahu namanya adalah Rainbow Dash, namun Aku memanggilnya dengan panggilan sayang Pinkie; Dashie, dan dia tidak punya masalah akan hal itu. Dia sekarang dapat berkomunikasi denganku, begitu pula dengan membaca bahasa Inggris, dan dia juga mulai belajar menulis dengan, tebaklah, dengan mulutnya. Aku mencoba untuk membuat alat dimana dia bisa menulis dengan tapaknya, namun sepertinya menulis dengan mulutnya terlihat lebih natural daripada menggerakan tapaknya. Ada satu hal yang mengkhawatirkanku akan dirinya. Setiap hari, dia duduk di jendela, melihat keluar. Aku tidak khawatir kalau dia akan dilihat oleh orang lewat. Aku ada di jalan yang mati, jadi tidak begitu bermasalah. Tetap saja, walaupun dia belum berkata apa apa padaku, Aku bisa melihat

akan laparnya udara segar dimatanya. Aku tidak bisa membiarkannya disini seumur hidupnya. Hah Aku terus berbicara seperti dia akan disini selamanya. Itu tidak benar. Suatu hari, dia akan pulang kerumahnya, entah dengan poof yang sederhana lalu dia menghilang atau dengan mantra sihir dan Twilight muncul dan membawanya pulang untuk memperbaiki semuanya. Di dalam hatiku, Aku harap hal itu tidak akan terjadi. Di kepalaku, Aku tahu. Hal itu hanya tergantung masalah kapan. Aku benar benar berharap untuk membawanya keluar secepatnya. Aku telah memeriksa beberapa tanah kosong pada perjalananku untuk bekerja, mencari tempat terbaik untuk membawanya. Anehnya, taman dimana Aku bermain dimasa kecil dulu adalah pilihan terbaik. Akhirnya tempat itulah yang kujadikan tempat untuk membawanya pergi. Bagaimana caranya Aku dapat kesana? Dia masih tergolong kecil, jadi dia bisa bersembunyi di jaket atau apalah. Besok harusnya bisa menjadi hari yang baik. Dia melakukannya. Setelah dua tahun berada di perawatanku, tidak mengetahui hal apapun tentang penerbangan, Aku membantunya belajar terbang. Dia telah tumbuh besar dalam beberapa tahun ini, dan menjadi semakin sulit untuk menyembunyikannya saat kita berjalan menuju taman. Aku sudah depresi untuk membuatnya tetap tersembunyi, Aku memikirkan kostum anjing untuk dikenakannya sehingga dia bisa berjalan tanpa diperhatikan. Dia tidak menyukainya. Jadi, Aku membawa beberapa buku dan membaca cara mengajari burung terbang. Aku bisa saja mencarinya di internet, namun Aku takut dia akan penasaran. Banyak hal hal yang menakutkan di internet, dan dia belum siap untuk hal itu. Dari sudut pandang yang lain, sudah buruk untuknya menikmati televisi, namun dia telah sangat menikmati Spongebob dan Nascar yang membuatku tak bisa mengambilnya darinya. Kembali ke masalah terbang. Aku telah membawanya ke taman tua itu selama seminggu, dengan harapan Aku bisa mengajarinya bagaimana caranya terbang. Ada pohon besar disana, dengan cabang yang menjulur diatas kotak pasir. Tempat yang sempurna untuk belajar terbang. Jika dia jatuh dan Aku tidak bisa menangkapnya, setidaknya dia memiliki dataran dengan tanah yang empuk untuk mendarat. Dia sering terjatuh. Aku tahu dia akan sering jatuh. Ada banyak luka lecet, goresan dan lebam untuk menuju tujuannya, tapi akhirnya, setelah usaha

berminggu minggu, dia terbang. Walaupun hanya jarak pendek, sekitar 15 meter, tapi dia tetap melakukannya. Dia sedikit tergores gores namun dia sangat bangga. Mungkin sekarang dia bisa terbang dilangit sehingga orang orang dibawah tidak melihatnnya.. Aku ingin mengetahui apakah dia bisa memanipulasi cuaca seperti yang dia tunjukan di acara itu, akan lebih mudah mengajaknya ke suatu tempat. Lalu dia bisa sembunyi di awan saat kita berada di taman. Hal lain yang menarik perhatianku. Dia meminta untuk memiliki kamar sendiri. Aku berpikir dan sadar memang rumah ini memiliki kamar tidur lebih, walaupun orang tuaku sudah mengisinya dengan barang barang sekolah lamaku saat masih sekolah, dan juga beberapa mainan lamaku. Mungkin dia akan menyukainya, meskipun dia sudah bertambah tua Aku tidak yakin apakah itu akan menghiburnya. Jika dia memiliki kamar sendiri, maka Aku bisa memberinya barang pribadi, sehingga dia bisa merasa normal. Dia cukup pintar untuk usianya dan tahu perbedaan antara spesies kita, tapi dia masih belum tahu tentang asal muasal dirinya. Dia belum siap, satu satunya yang bisa kulakukan hanyalah membuatnya bahagia. Aku hanya ingin membelinya barang barang yang dia inginkan. --------Jika kau berkata kepadaku empat tahun yang lalu Aku akan merawat karakter kartun, poni berambut pelangi, Aku akan memanggilmu gila. Kemungkinan besar begitu, tapi Aku tidak peduli. Aku bahagia. Dia bahagia. Hari ini adalah hari untuk merayakan, Dashie kecilku mendapatkan Cutie Marknya. Sejujurnya Aku tidak tahu bagaimana menghadapi hal itu. Dia bahkan tidak tahu apa itu sampai Aku menjelaskannya. Sekarang dia lebih bersemangat dari biasanya. Saat itu hanyalah jalan jalan ditaman seperti biasa, namun Aku memutuskan untuk melihat seberapa tinggi dia bisa capai. Aku sudah membatasi dirinya seberapa tinggi dia boleh terbang, tapi jujur saja Aku tidak bisa melakukan apa apa tentang apa yang dia lakukan diatas sana. Aku tidak bisa terbang, jadi yang bisa kulakukan hanya mengatakan kepada dirinya agar berhati hati. Terkadang dia berpikir untuk mengetahui seberapa cepat dia bisa terbang, kemungkinan karena Nascar dan menjadi penggemar balapan. Beberapa kali dia juga melakukan beberapa trik dan akrobatnya sendiri, dan memberinya nama. Aku hanya akan duduk di bangku yang sudah kuperbaiki dan menyemangati dia. Tidak pernah ada orang disekitar sini lagi. Bahkan, di blok itu, orang terakhir yang tinggal disitu pindah lebih dari setahun yang lalu. Ada beberapa desas desus yang beredar

bahwa seluruh daerah ini akan dibeli oleh sebuah perusahaan dan semua ini akan menjadi pabrik. Aku tidak tahu apa yang harus kurasakan terhadap hal itu tapi itu tidak penting sekarang. Sekarang Aku dikuasai rasa bahagia bahwa Dashie-ku sekarang tahu tempatnya. Walaupun ini bukan dunianya, dia masih Rainbow Dash yang sama dari acara itu bagaimanapun caraku membesarkannya, dia punya keberanian dan tingkah laku yang sama dari acara tersebut. Dan sekarang, dia punya Cutie Mark. Dia terbang tinggi dengan maksud memperoleh kecepatan dari jatuhnya. Ya, semua yang baik ada padanya, bagaimana dia memposisikan dirinya, fokus pikirannya, dan mungkin diriku di tanah melihatnya dan memberinya semangat, namun dia melakukannya. Dia memecahkan sound barrier dan menciptakan sonic rainboom. Sekarang, Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk menggapai prestasi itu diduniaku. Aku tahu kau bisa menghancurkan sound barrier, tapi bisakah kau melakukan bagian pelanginya juga? Pikiranku kacau. Jadi ledakan pertama membuat jendela pecah dan menyalakan alarm mobil hingga negara bagian tentangga. Aku langsung memanggilnya dan kita langsung pulang kerumah sebelum ada orang yang datang ke taman. Aku beruntung , kaca jendelaku tidak ada yang pecah. Sisa hari itu dihabiskan dengan merayakannya. Kebetulan hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke empat. Aku tidak tahu berapakah usianya saat Aku menemukannya, sehinga Aku memulai yang baru. Aku bisa saja membeli kue, namun karena ledakannya, semua pertokoan tutup dan memerlukan jendela yang baru. Jadi kami membuat kue ulang tahun kami sendiri. Rupanya, para penulis fan fiction benar: dia sama sekali tidak bisa membuat kue. Aku juga tidak begitu mahir, namun tetap saja semua menjadi berantakan. Tapi kami bersenang senang, dia menikmati dirinya sendiri dan dia bahagia. Dengan begitu, Aku bahagia. Walaupun itu adalah harinya, bagiku momen itu baru saja lewat. Sekarang dia membiasakan diri tidur di kamarnya sendiri lawan diriku di sofa. Aku sendiri berhenti tidur dikamarku sendiri dan menemaninya tidur di ruang tamu hingga baru baru ini. Sekarang Aku bisa tidur kembali di ranjangku kembali, namun Aku tidak mengunci kamarku, jadi jika dia membutuhkanku, dia bisa ke kamarku. Aku hanya perlu mengantarkannya ke ranjangnya, dan mengatakan selamat malam ke padanya saat ia mengucapkannya, Selamat malam ayah. Aku mencintaimu.

Sudah berapa lama Aku tidak membuka internet, apa, tiga tahun? Aku tidak tahu bagaimana My Little Pony di internet sekarang, atau mim apa yang masih hidup dan yang tidak. Tapi persetan dengan semua itu, Aku akan mengatakannya karena hal inu nyata! Hatiku meledak dua kali! Untuk yang pertama kali, tidak hanya karena dia memanggilku ayah, yang sudah dia lakukan pada beberapa kesempatan, namun dia juga berkata Aku mencintaimu. Untuk sesaat, Aku tidak tahu harus berkata apa atau berbuat apa. Aku tidak pernah mengalami situasi seperti ini sebelumnya. Tapi Aku ingat apa yang biasa ayah dan ibu lakukan. Jadi Aku membungkuk dan mencium dahinya dan berkata hal yang sama. Selamat malam, Dashie kecilku. Aku juga mencintaimu. Dia tersenyum padaku, lalu menutup matanya untuk tidur. Aku berjalan keluar, mematikan lampu dan memastikan lampu malam Spongebob nya masih menyala, tentu saja, Aku menutup pintunya, lalu duduk di sofa. Sudah sejam Aku tidak bergerak, Aku benar benar tenggelam dalam benakku. Beberapa kali dia memanggilku ayah, Aku tidak pernah memikirkannya. Aku hanya bisa memberikan gambaran kenapa dia memanggilku begitu. Selalu bersamanya membuatku menerima hal itu sebagai bagian merawatnya. Tapi malam ini dia mengatakan tiga kata itu, hal itu membuatku sadar. Aku adalah ayahnya. Dia menganggapku sebagai ayahnya. Dan lucunya, Aku menganggapnya sebagai putriku. Walaupun kita benar benar berbeda spesies, Aku masih mencintainya dengan segenap jiwaku. Dan membuatnya berucap kata kata tersebut membuatku sadar bahwa aku telah melakukannya. Aku telah memecahkan cangkang keras yang selama ini terbentuk semenjak kematian orang tuaku. Aku mempunyai gadis cantik yang manis di kehidupanku. Aku memberinya rumah untuk tinggal, makanan untuk dimakan, dan sekarang seorang ayah untuk dicintai. Dia telah memberikanku harapan, cinta, kasih sayang, dan sekarang sesuatu yang Aku pikir tidak akan pernah kuucap: seorang putri. Aku masih berspekulasi kapan waktunya dia akan kembali ke Equestria. Dan seiring berjalannya waktu semakin sulit bagiku untuk membayangkan ketika hal itu terjadi: Aku hanya berharap dia tidak akan pernah melupakanku, karena Aku tidak akan melupakannya. ----------

Aku yakin bahwa sekarang Dashie sudah tumbuh besar. Jika dibulatkan, tingginya sekitar satu meter, dia sudah dewasa. Walaupun dia masih sekitar sepuluh tahun , Aku percaya dia sebenarnya sekitar empat belas atau lima belas tahun. Jadi, sekarang kita merayakan lima kali ulang tahun yang terlewatkan dan hari pindah. Benar, hari pindah. Kita pindah dari rumah orang tuaku, berkat diriku yang akhirnya menabung cukup uang, ditambah keberuntungan di kasino. Kita membeli rumah yang bagus sekitar beberapa ratus kilometer dari kota, banyak terdapat lahan kosong, tidak ada rumah sekitar 5 kilometer dan disitu hanya ada Aku dan dia. Sekarang dia bisa terbang disekitar semau dia, kapanpun yang dia inginkan. Dia benar benar bahagia, toh dia merindukan taman tua yang dulu. Semua sudah tidak ada, bersama dengan hal lain di daerah itu. Sebuah perusahaan bisnis membeli lahan tersebut, meratakannya dan membangun pabrik besar disitu. Terjadi lonjakan besar pada perekonomian kota dan orang orang mulai membangun rumah kembali! Aku senang, tapi hal itu bukanlah untuk kami. Jumlah orang yang ada di tempat itu akan menghalanginya untuk berada diluar, dan Aku tidak ingin memaksanya untuk masuk ke rumah seharian kecuali sedang hujan. Aku telah mendapatkan pekerjaan yang baru, pekerjaan yang mempunyai upah lebih besar dari pekerjaan lamaku. Dashie bahkan berbicara ingin bekerja, tapi dia teringat apa yang telah kukatakan padanya. Wajahnya memperlihatkan ekspresi yang menyayat hati. Kita menikmati kue yang telah kita buat, dimana kita menjadi lebih ahli membuat kue itu, saat dia mengucapkan itu. Aku becanda dan mengatakan dia tidak akan bisa karena dia hanya seekor kuda poni dan Aku tertawa. Dia tetap terdiam. Oh Tuhan, Aku sangat jahat. Aku Aku tertawa karena putriku berbeda. Aku meminta maaf berjam jam, dan walaupun dia berkata dia mengerti, Aku tahu dia masih merasa sakit. Untungnya, karena luasnya tanah ini, akan membutuhkan banyak waktu untuk memotong rumput. Besok Aku akan memodifikasi mesin pemotong rumput agar dapat dia kerjakan, sehingga dia mempunyai pekerjaan. Aku bahkan akan membayarnya, sehingga dia dapat membeli barang barang yang dia inginkan. Bedasarkan dari acara itu, dia adalah poni cuaca. Dan Aku tidak mau berurusan dengan alam kecuali untuk keadaan yang darurat, jadi belum ada pekerjaan yang dapat dilakukan disana. Aku masih tidak percaya Aku telah bersamanya selama sepuluh tahun. Oh Tuhan, waktu berjalan begitu cepat Aku berharap waktu berjalan lebih lambat sehingga Aku mempunyai banyak waktu untuk tetap bersamanya. Aku tidak tahu kapan namun Aku tiba tiba merasa waktu

kita bersama sudah mulai menipis. Semua ini sudah terlalu indah untuk menjadi nyata. -----------Hari ini adalah hari terburuk yang pernah ku alami dalam hidupku, bahkan lebih buruk dari saat kedua orang tuaku wafat. Karena suatu hal yang tidak Aku siapkan sebelumnya, Dashie menemukan kebenaran sebelum Aku dapat mengatakannya sendiri. Dia tahu siapa dirinya sebenarnya yang hanyalah sebuah karakter kartun dibuat untuk acara televisi anak anak. Dia marah, tidak, kekecewaan mengalahkan semuanya. Dia mengunci diri di kamarnya, tapi Aku tahu putriku. Dia berada disana tidak lama. Dia membuka jendela dan terbang keluar, kemungkinan untuk menangis dan menghapus kesedihannya. Aku seorang monster. Seharusnya Aku memberitahunya lebih awal, Aku hanya tidak tahu kapan waktu yang tepat. Sekarang kita berdua menderita karena kecerobohanku. Aku pikir memasang televisi kabel adalah ide yang bagus, memberinya lebih banyak acara untuk di tonton, yang Aku tidak sadarai adalah kita mendapatkan saluran HUB. Aku bahkan tidak tahu acara itu masih ada, dan yang lebih mengejutkanku adalah acara My Little Pony masih MENGUDARA! Acara itu telah berhenti pada season ke delapan, namun masih terus di ulang. Aku teringat waktu itu saat pulang kerja dengan membawa belanjaan, meletakkan semua itu di dapur dan berjalan menuju ruang tamu. Disaat itulah Aku melihatnya YAY! DIA MELAKUKANNYA! Fluttershy berteriak, kegirangan dengan Applejack, Twilight dan Pinkie Pie duduk di awan dengan tampang bodoh di wajah mereka. Hatiku hanyut Aku tahu episode ini. Aku ingat episode ini. Bahkan setelah tidak melihatnya lagi selama dua belas tahun. Aku masih ingat betul episode sial itu. Di episode itu, Rainbow Dash melakukan sonic rainboom, seperti yang dilakukan Dashie beberapa tahun yang lalu. Saat itu Aku masih memegang kunci dan menjatuhkannya. Kunci itu berdenting ketika menyentuh lantai, jika sebelumnya dia tidak mengetahui Aku sudah pulang, kini dia tahu. Berapa lama. Dashie bertanya padaku, tidak ada emosi pada suaranya. Aku.

Berapa lama kau tahu tentang hal ini? Aku.. Dashie memalingkan mukanya dan melihatku. Dia telah menangis dan rambutnya berada pada keadaan yang lebih buruk dari biasanya. SUDAH BERAPA LAMA KAU TAHU TENTANG HAL INI?! Aku tidak bisa menahannya. setetes air mata jatuh ke pipiku seraya dia berteriak kepadaku. Ini adalah pertama kalinya dari bertahun tahun, dia menaikkan suaranya padaku. Dan Aku pantas menerima semua itu. Jadi, Aku terduduk, mematikan televisi dan memberithu segalanya. Aku menceritakan semua tentang acara itu, bagaimana Aku menemukannya, dan menjawab semua pertanyaan yang dia lontarkan padaku. Pertanyaan yang banyak. Kebanyakan dari pertanyaan pertanyaan itu berakar dari acara itu, dimana Aku memberi tahunya apa yang Aku tahu. Walaupun dia adalah Rainbow Dash dari acara itu, namun dia adalah poni yang berbeda dari yang dikartun. Aku mencoba menjelaskan itu kepadanya, namun sifat keras kepalanya menguasai dan terus menerus mencambukku. Aku menerima semua itu. Aku pantas akan semua itu. Aku telah menyembunyikan rahasia buruk itu terlalu lama. Sekarang dia sudah dewasa, dapat mengurus dirinya sendiri jika dia ada di Equestria. Disini, Aku memperlakukannya seperti dia masih kecil. Itu adalah kesalahanku, Aku harusnya telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan, tapi Aku tidak bisa menahannya. Semua ini hanya masalah waktu sebelum dia mengetahui itu semua dan dia tahu bahwa dia berbeda. Setelah perdebatan kita, dia terbang ke atas menuju kamarnya dan membanting pintunya. Aku memanggilnya namun tidak adanya balasan yang memberitahuku dia telah terbang keluar. Aku hanya bisa berharap dia akan kembali, atau setidaknya, jika dia tidak akan pulang, dia tidak mendekati orang lain. Dari semuanya, Aku berharap sebuah portal terbuka dan dia kembali ke dunianya dan tidak akan pernah lagi memikirkanku. Semua yang bisa kukatakan kepadanya sekarang adalah Aku menyesal.

Aku sangat menyesal. Sudah tiga hari semenjak kepergian Dashie. Malam setelah kepergiannya, Aku melakukan sesuatu yang telah lama tidak kulahkukan: Aku berjalan jalan. Aku tidak yakin kemana Aku akan pergi atau seberapa lama Aku akan berjalan, tapi itulah yang kulakukan. Aku berjalan. Sekarang, tiga hari kemudian, Aku menyadari diriku diluar sini berjalan lagi. Sudah sekitar tiga jam dan kupikir sudah jam lima sore sudah sangat gelap. Badai telah datang dan Aku langsung terusik karenanya. Aku berbalik untuk kembali ke rumah, tapi Aku tidak buru buru. Tenagaku hari hari ini tidak ada, karena Aku tidak makan apapun selain roti bakar. Aku merasa tersesat saat Aku berjalan melewati hutan yang mengelilingi rumahku. Tidak, rumah kami. Rumah itu miliknya seperti rumah itu milikku dan tidak ada yang bisa mengganti itu. Hujan turun, dan Aku tidak mempercepat jalanku. Aku hanya berjalan seperti halnya yang kulakukan dulu. Ingatan dari rasa sakit dan kesedihan sebelum bertemu Dashie mulai muncul lagi dipikiranku. Aku tidak pernah memikirkan hal itu dibenakku selama bertahun tahun. Jatuhnya air pada daun membantu mengalihkanku dari pikiran itu. Suara yang damai, suara yang tidak akan terdengar di kota. Hujan mulai deras dan bajuku mulai basah kuyup. Aku yakin besok pagi Aku akan sakit, tapi Aku tidak peduli. Aku telah sakit selama tiga hari; sakit mental yang telah menghancurkanku berkeping keeping. Putriku ada diluar sana, sakit dan membutuhkan kehangatan dihujan ini. Aku harap Aku ada disana untuknya, walaupun dia tidak ingin Aku disana. Dia mungkin tidak ingin melihatku lagi dari bagaimana dia bertindak. Aku tidak menyalahkannya. pasti itu adalah hal yang sangat buruk mengetahui masa lalumu seperti itu. Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya. Aku tahu Dashie adalah kuda yang kuat dan bisa melewati ini. Namun Aku tahu bagaimana dia menyimpan dendam suatu waktu. Aku tidak yakin bahwa jika dia kembali dia akan memaafkanku. Atau lebih penting dari itu semua, seperti Aku bisa memaafkan diriku sendiri. Hujan sudah mulai deras. Kanopi pepohonan sudah tidak bisa menahan air yang jatuh bertubi tubi padaku oleh tetesan air. Aku berhenti melihat sekitar dan Aku menemukan diriku ingin pulang. Aku tidak tersesat; kebanyakan daerah ini sangat mudah untuk berpergian jika kau sudah biasa dengan ini. Hanya saja Aku juga mencari Dashie saat aku berjalan. Itulah alasan satu satunya kenapa Aku berjalan dihutan.

Aku terus berjalan, mempertahankan kecepatanku melalui hujan ini. Tiba tiba, Aku melihat adanya pepohonan yang padat. Pepohonan itu sangat mencolok dari yang lainnya dan ketikaku memperhatikannya, Aku melihat adanya rumput yang sedikit basah dibawah cabang cabang yang bertahan dari derasnya hujan ini. Rumput dibawahnya sedikit basah dengan beberapa tetesan air yang menetes ke bawah. Pohon seperti inilah yang kubayangkan dimana Dashie akan bersembunyi dari hujan ini. Aku harap itu benar namun Aku tidak melihat keberadaannya ketika Aku mendekat. Aku menutup mataku dan menyenderkan tubuhku ke pohon itu ketika Aku memikirkan tentang hidupku. hidup kita, bersama sebagai ayah dan putrinya. Kita telah tumbuh sebagai keluarga dan sangat beruntung hanya mengalami beberapa percekcokan. Tidak ada dari itu semua yang menghancurkan hatiku seperti tiga hari yang lalu. Aku merasakan air mataku menetes ke pipiku saat Aku membayangkan wajah Dashie lagi. Amarah dimatanya bercampur dengan kebingungan membuatku hancur. Aku ingin sekali membuat semuanya benar atau memutar waktu dan menghentikan itu semua terjadi. Tapi Aku tidak bisa melakukan itu semua. Yang sudah terjadi, terjadi. Maafkan Aku, Dashie. Aku mengatakannya dengan lantang, tidak peduli jika ada yang mendengarnya. Aku sendirian di hutan ini selain binatang liar. Dihujan ini mereka juga bersembunyi, dan tidak berbeda seperti diriku. Aku benar benar menyesal Dashie. Aku terus menangis ketika kumenutup mataku dan menyenderkan tubuhku ke pohon. Hujan terus mengguyur disekitarku. Dan beberapa mengenai kepalaku namun Aku tidak peduli. Krak Aku membuka mataku pada suara yang tiba tiba terdengar dan melihat kearah kiriku. Aku terkejut dengan apa yang ada dihadapanku, melihatku dengan mata yang meneteskan air mata. Dashie, Dashie kecilku, diselimuti oleh ranting dan getah pohon dari rambut hingga ekornya berdiri beberapa meter dariku. Dia basah, dari hujan dan air mata. Aku tidak mendengarnya datang, dan sekali lagi sebagai Pegasus dia sangat tenang dan ringan di kakinya.

Dia tidak berbicara melainkan berjalan ke arahku, tidak peduli suara apa yang dia buat dikakinya. Aku tidak bergerak; Aku hanya duduk ditanah dan melihatnya dengan mataku yang berair. Dia terlihat sangat buruk namun juga sangat cantik di waktu yang sama. Kulitnya sangat perlu untuk dibersihkan, tapi itu hanyalah kekhawatiranku yang kecil. Tanpa berkata apa - apa, dia duduk disebelahku, tidak melakukan kontak mata sebagaimana dia melihat jauh kehutan. Aku hanya bisa melihatnya, berharap untuk memeluknya dengan erat dan tidak membiarkannya pergi lagi. Namun, Aku menahan hal itu, mengetahui itu terlalu mendadak. Akhirnya, dialah yang pertama kali berbicara. Aku Aku mendengarmu, Suaranya mengecil saat dia mulai berbisik, Dan maafkan Aku juga. Aku hanya tersenyum dengan air mataku; sifatnya yang ceroboh menunjukkan bahaw dia sangat sulit meminta maaf, Dashie, kamu tidak perlu meminta maaf, Itu adalah kesalahanku, sesederhana itu. Ayah, Apa apakah kamu masih mencintaiku? Sekarang adalah waktunya untuk bertindak. Aku meraihnya dan menggapainya, memeluknya dengan erat. Tentu saja Dashie, Aku akan selalu mencintaimu. Aku masih mencintaimu, apapun yang terjadi. Bahkan perkelahian kecil kita tidak bisa mengubah hal itu. Dia memeluk kembali, ketika kita duduk disana dan menangis bersama. Kita terus meminta maaf, diriku untuk kebenarannya dan dirinya untuk menaikkan suaranya dan kabur keluar rumah. Ayah. Hm?. Bisa kita pulang sekarang? Aku sangat perlu untuk mandi. Aku sedikit tertawa dan dia juga tertawa ketika Aku berdiri. Kita berjalan pulang; dia tersenyum kembali. Aku juga. Aku telah memikirkan sesuatu dan Aku pikir Aku akan memberikannya hadiah ulang tahunnya lebih awal. Sebuah tiket untuk Indy 500. Ya, Aku akan membawanya ke Indy 500. Dia bisa duduk di awan dan menonton sementara Aku di tempat duduk. Aku bahkan tidak perlu memberikannya tiket, namun dia membutuhkan

semacam pengingat. Aku yakin dia akan sangat senang dan kupikir ini tidak akan memperbaiki semua, Aku hanya berharap ini akan membuatnya ceria kembali. Seiring dengan waktu, Aku yakin dia akan tenang dan mengerti tentang dirinya ada di kartun. Dia adalah seseorang yang pintar; dan tahu dia nyata, tidak seperti poni yang dibuat dikartun. Aku hanya bisa mendorongnya untuk mempercayai itu dan berharap dia melakukan hal yang sama. -------Ada suatu titik dikehidupan semua orang tua dimana mereka harus rela melepaskan anaknya pergi. Entah untuk yang terbaik atau yang terburuk, hal itu harus terjadi. Aku sekarang duduk diruang tamu sendirian melihat foto tentang kenanganku tentang diriku dan Dashie. Pada ulang tahunnya yang kedua puluh, Aku berencana untuk membawanya keluar menonton pertunjukan udara. Saat kita bersiap siap untuk pergi, ada yang mengetuk pintu. Tidak pernah dalam bertahun tahun ini ada yang mengetuk pintu. Kita bahkan tidak merencanakan akan adanya orang yang datang. Aku hanya menyuruhnya untuk pergi kekamarnya sementara Aku menangani hal ini. Saat Aku mendengar suara pintunya telah tertutup, dengan tenang Aku menanyakan siapa yang mengetuk, berharap ada orang asing yang tersesat diperjalanannya. Suara elegan seorang perempuan terdengar, nada yang patut diperhatikan dan Aku memerhatikan suaranya. Dia bertanya apakah dia bisa masuk; biasanya Aku menolaknya langsung, tapi suaranya mengingatkanku akan sesuatu. Aku hanya berjalan dan membuka pintu. Saat Aku melihat sosok yang berdiri diberandaku, Aku tidak yakin apakah Aku bermimpi atau berhalusinasi. Berdiri disana, sosok yang gagah dan elegan, Princess Celestia. Aku tidak bisa berkata kata; melawan kesenangan sebagai brony yang hanya bisa kurasakan saat menemukan Dashie, dan emosi kesedihan akan maksud dari semua ini. Dia berdiri disana untuk beberapa detik; mata kita sejajar dan tubuhnya sebesar kuda dewasa. Aku mundur dan mempersilahkannya masuk. Apa yang tidak kusadari adalah adanya lima poni yang mengikutinya. Yang pertama adalah Twilight Sparkle, dan yang lainnya: Applejack, Rarity, Fluttershy, dan terakhir Pinkir Pie loncat kedalam. Oooh, jadi seperti ini isi rumah alien dari dala-, OH YA AMPUN KAU PUNYA DAPUR! Aku lapar, apa kau lapar? Aku bisa membuatk-

Dia dihentikan dengan tapal Applejack, Tenang sayang, kita disini hanya untuk Rainbow, jadi kita tidak ada waktu untuk makan. Perut Applejack keroncongan, Tidak peduli seberapa laparnya kita. Aku masih tidak yakin bagaimana Aku harus bertindak pada situasi ini, tapi tanpa ingin bermaksud kasar, Aku menawari mereka sisa makanan, Uh, kita ada sisa makanan dari makan malam kemarin malam. Kau lebih dari dipersilahkan untuk memakannya. Pinkie menganggapnya sebagai ok dan lari ke dapur dengan semangat. Sepertinya Aku tidak perlu memberi tahu dimana semuanya diletakkan; dia langsung tahu dimana semua itu. Kemungkinan karena keberuntungan atau karena dia Pinkie Pie Aku lebih memilih yang terakhir. Aku akan mengawasinya, ucap Applejack, berjalan menuju poni itu. Saat dia lewat, dia menyentuh topinya padaku. Aku keheranan saat kutahu poni tidak ragu ragu berada disekitar mahluk sepertiku. Sekali lagi, hal yang sama bisa dikatakan pada diriku sendiri, tapi memiliki Dashie selama lima belas tahun membuatku terbiasa dengan hal seperti itu disekitarku. Sekarang, ada lima poni dan satu dewi kuda yang melihatku dengan rasa penasaran yang sama dengan rasa penasaranku pada mereka. Ada saat sunyi saat dua kuda itu masuk ke dapurku dan mulai menjarah kulkasku. Aku cukup terkejut, Celestia memulai, Aku menduga akan ada sedikit perlawanan untuk kita masuk. Kenapa? Aku tahu kalian semua. Celestia mengangguk, Ah, jadi kau sudah tahu. Bahwa kalian adalah karakter fiksi dari acara televisi anak anak, maka ya. Jika kenapa kalian ada disini, Aku tidak tahu. Aku berbohong pada bagian yang terakhir, berharap untuk membuat pikiranku tenang. Aku tahu alasannya, tapi Aku ingin mengabaikannya. Oh, Aku pikir kau tahu. Hatiku pecah berkeping keeping. Aku memang tahu dan dia langsung ke permasalahan. Selama bertahun tahun, Aku telah mengantisipasi momen ini, tapi seiring dengan waktu yang mengobati, semua itu

perlahan lahan hanya menjadi gigitan kecil dibenakku. Itu adalah saat semua itu terjadi, kau tahu, saat semuanya sempurna dan tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Um, permisi pak, Twilight berkata, Tapi dari yang telah kami ketahui, Rainbow Dash seharusnya ada disini, ya kan? Aku melihat pada kuda ungu itu; Aku ingin berkata tidak padanya, tapi Aku tahu itu takkan membuahkan hasil. Dia ada di kamarnya diatas. Di kamarnya? Rarity terkejut. Ya, Dashie ada di kamarnya. Aku tidak yakin siapa yang mengetuk dan tidak ingin dia terlihat. Dashie? Ya ampun, kau sudah akrab dengannya? Rarity melanjutkan. Aku ingin memukul poni itu sekeras kerasnya; bagaimana dia merespon menghinaku, Akrab? Itu bahkan tidak mendekati. Dan seharusnya Aku yang bertanya, Apa yang kalian para poni telah lakukan? Celestia mengangkat muridku- alisnya, menerima nada bicaraku, Begini,

Aku tahu siapa dia, langsung saja, Aku mempersingkatnya. Semarah mungkin, Aku ingin tahu mengapa mereka mengirim Dashie dalam keadaan masih anak anak ke dunia lain. Twilight menggigit bibirnya, dan gurunya menlanjutkan, Ya, tentu saja, Ehem, dia sedang mengerjakan mantranya untuk membantu tim cuaca dengan suatu badai. Mereka membuat badai itu terlalu besar, dan ketika Twilight menggunakan sihirnya untuk menghilangkannya, badai itu melepaskan kilat dan bertemu dengan sihirnya. Sayangnya, Rainbow Dash berada pada daerah ledakan, menyelimutinya dan mengirimnya, ya, kesini. Jadi, kami kemari ingin menjemputnya kembali, sesederhana yang kubayangkan. Sebelum Aku bisa menjawab, Dashie memanggilku dari kamarnya, Ayah? Apa semua baik baik saja? Pada detik itu hatiku berhenti berdetak saat kulihat dari poni ke poni. Setiap wajah yang terlihat memperlihatkan rasa terkejut dan bingung. Mereka mengenali suara Rainbow Dash, tapi dia mengatakan Ayah.

Uh, maaf sayang. Applejack berucap, kembali dari dapur, Apa Aku baru saja mendengar Rainbow Dash memanggilmu ayah? Sebelum Aku bisa menjawab, Celestia berkata lagi, Apa kau bisa menjelaskan? Aku sangat bingung, sangat banyak hal yang ada di kepalaku. Hanya ada satu hal yang bisa kulakukan dan Aku harus melakukannya, walaupun Aku tahu Aku tidak akan menyukainya. Pergilah ke ruang tamu dan buat diri kalian merasa nyaman, Aku akan turun bersamanya. Aku tidak mengijinkan adanya balasan; Aku berbalik dan berjalan keatas perlahan lahan. Ayah? Ya Dashie, Aku datang. Kita. Aku melihat kebawah dan melihat kelompok poni melihatku. kita perlu bicara. Jadi itulah yang kulakukan. Aku memberi tahunya siapa yang ada dibawah dan mereka akan membawanya kembali. Dia telah menonton kartun itu sesekali dan menyadari petualangan yang kacau itu menghibur. Dia sudah tidak memikirkan Rainbow Dash yang ada di acara itu adalah dirinya, dan hanya melihatnya sebagai sebuah kartun. Saat Aku mengatakan padanya bahwa poni yang tidak dia percaya ada dibawah, dia hanya menertawaiku. Dia tidak percaya dan berpikir Aku hanya mengerjainya. Jadi, Aku membawanya kebawah, ke ruang tamu,. DASHIE! Pinkie teriak, melompat ke temannya yang berwarna cyan. Dashie langsung mendorong poni pink itu, Menjauhlah dariku! Dia terkejut dengan jumlah poni yang memenuhi ruang tamu. Mereka melihatnya dengan ekspresi kekhawatiran karena kenapa dia mendorong teman dekatnya. Rambut gulali Pinkie langsung lurus sebagaimana dia menunjukkan wajahnya yang kebingungan. Kau tidak mengenalku ya? Tidak, dan kalian semua, Dashie berkata. Itu melukaiku. Aku tahu mereka adalah temannya, tapi banyak hal yang berbeda terjadi dan dia tidak mengetahui kebenaran seluruhnya. Dan begitu pula mereka, jadi Aku harus menjelaskannya kepada mereka.

Aku Aku berkata, Dashie, duduklah jadi Aku bisa berbicara pada mereka. Dia pun melakukannya, di sofanya. Selama ini dia melihat semua poni itu menempati ruangan menduduki sofa dan duduk di permadani depan perapian. Sudah saatnya, tapi Aku ingin memulainya dengan pertanyaan, Sejak kapan kalian mengirimnya kemari? Pertanyaan itu tidak diduga mereka, tapi Twilight membersihkan tenggorokannya lalu mulai bicara, Sekitar lima belas hari yang lalu, kenapa? Aku bungkam. Lima belas hari yang lalu? Sial, dia telah bersamaku selama lima belas tahun! Itu berarti sehari di dunia mereka adalah satu tahun disini. Sebenarnya, Aku bicara, Sudah lebih lama dari itu disini. Seberapa lama? Tanya Twilight. Lima belas tahun. Semua poni selain Celestia membuka mulutnya. Itu tidak menjelaskan kenapa dia tidak mengenali kita. Ucap Applejack. Jadi, ada sesuatu. Ketika aku menemukannya, dia masih anak anak. Bisa diulangi? Dari perhitunganku, dia tidak lebih dari empat atau lima tahun. Sekarang Celestia terlihat terkejut. Kau mengatakan bahwa kau telah merawat Rainbow Dash selama lima belas tahun, sejak dia masih kecil? dia bertanya. Aku hanya mengangguk dan melihat wajah Dashie yang tidak berekspresi.

Kita dia. Aku berkata namun tidak bisa menahan air mataku lebih lama lagi, Aku tahu itu tidak benar ya Tuhan, Aku harap itu tidak benar, tapi- Aku mengerti, soal ayah sudah masuk akal sekarang, Celestia memotong, memakai wajah yang kaku. Dia sedang berpikir, berusaha memikirkan apa yang mungkin telah terjadi. Aku menyalahkan sihir itu, menjadi tidak stabil dan memutar ulang usianya. Untuk beberapa saat sangat tenang. Kecuali suara nafas tujuh poni dan diriku sendiri. Akhirnya, Dashie yang memecah kesunyian. Jadi apa yang harus terjadi sekarang? Aku melihat pada dewi itu, berusaha membaca wajahnya. Tidak peduli seberapa hebatnya Aku membaca wajah Dashie, Princess Celestia mempunyai poker face terbaik yang pernah kulihat. Aku tidak yakin apa yang sedang dia pikirkan, atau dia rasakan pada saat ini. Sesungguhnya, itu sangat sederhana. Twilight? Celestia melihat kepada muridnya yang langsung merespon ketika mendengar namanya, Kau ingat matra ingatan? Dari insiden Discord? Twilight hanya mengangguk, dia berdiri dari sofa dan loncat ke lantai. Aku tahu apa yang sedang terjadi, apa yang ada di benak Celestia. Dia ingin Twilight menghapus semua ingatannya dan memulai yang baru atau kemungkinan dia memberikan Dashie ingatan akan pertemanannya di Ponyville. Aku tidak yakin apa yang harus kulakukan, kurasa itu adalah tindakan yang benar. Aku tahu itu benar dan harus dilakukan. Aku telah mengatakan kepada diriku bahwa selama lima belas tahun Aku menunggu saat seperti ini. Tapi ada yang harus kusampaikan sebelum itu terjadi. Poni ini akan mengambil Dashie-ku pergi dan ada kata kata yang ingin kusampaikan sebelum itu terjadi. Tidak, kumohon tunggu sebentar, ucapku. Twilight berhenti dan melihatku lalu ke dewi matahari, Kumohon berikan Aku waktu sesaat dengannya. Hanya itu, semenjak semenjak ini adalah saat saat terakhir kita melihat satu sama lain. Aku sudah menyerah menahan air mataku dan pada saat ini menangis secara terang terangan. Poni poni itu tahu Aku terluka dan Dashie tidak terlihat terlalu berbeda. Jadi Aku berpikir bukanlah hal yang baik untuk memperpanjang hal yang tidak dapt dihindarkan. Aku berjalan kearah kursi dimana Dashie duduk, berlutut untuk mensejajarkan diriku kepadanya dan mulai bicara.

Dashie, Dashie kecilku. Aku mencintaimu dengan seluruh jiwaku. Kamu telah melakukan hal yang luar biasa dengan membuka diriku dari diriku yang sebelumnya. Kamu Aku perlu jeda sesaat untuk menenangkan diri, .kamu telah membawakan banyak kebahagiaan dalam hidupku yang tidak mungkin bisa kubalas. Pada saat ini, Dashie-pun mulai menangis. Hal itu hanya membuatku lebih buruk. Lima belas tahun yang kita lewati bersama, berbicara, bermain, terbang; semua itu begitu istimewa bagiku. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa Aku akan mencintaimu selamanya. Bukan suatu permasalahan jika kita tidak ada hubungan biologis atau dari dunia yang berbeda. Aku tidak peduli apa yang mungkin akan kamu pikir tentangku, atau jika kamu akan mengingat diriku, tapi saat ini, kamu adalah Dashie-ku, Aku ingin kamu, Aku menunjuk dadanya untuk menunjukkan bahwa Aku sedang bicara padanya, mengetahui hal itu. Jika ada suatu masalah dan kamu membutuhkanku, jangan sungkan untuk mencari jalan menemukanku, oke? Aku mencoba untuk tertawa, membuat bagian terakhir seperti lelucon. Bekerja namun hanya sedikit dan kita mulai menangis kembali. Aku juga bisa mendengar suara isak tangis dibelakangku; Aku hanya bisa menggambarkan Pinkie Pie menangis seperti saat episode kedua season satu, ketika Luna dan Celestia kembali bersama. A-a-apakah Aku harus pergi a-a-ayah? Sudah beberapa tahun semenjak dia memanggilku ayah. Biasanya dia hanya memanggilku yah atau pah. Rasanya menyenangkan mengetahui dia masih cukup peduli memanggilku ayah, seperti pertama kalinya dia mengatakan itu padaku, beberapa tahun yang lalu. Itu adalah rumahmu yang sebenarnya, Dashie. Kamu tidak seharusnya ada disini. Kamu harus pergi ke tempat dimana kamu harus berada. Aku berhak berada disini, bersamamu! Sangat sakit untuk mengatakannya, tapi Aku harus meyakinkannya bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, Tidak. Kamu terkekang disini, hanya bisa terbang disekitar rumah. Kamu tidak punya teman atau poni lain yang sama. Aku hanya merawatmu hingga saat ini datang, tapi Aku tidak pernah membayangkan akan sesakit ini.

Suasananya begitu tenang untuk beberapa menit saat kita memeluk satu sama lain. Dia tidak melawan atau menolak apa yang sedang terjadi, dimana memberi tahuku bahwa dia tahu apa yang harus dilakukan. Aku mencintaimu ayah Dan Aku juga mencintaimu, Dashie kecilku Kita berpisah dan dia merendahkan tubuhnya ke tanah. Pada saat ini, air mata mengalir pada semua poni termasuk sang dewi. Sepertinya dia sudah tahu tentang apa yang terjadi dan perbedaan waktu, tapi itu adalah bukti bahwa perbedaan usia merupakan kejutan. Dia sepertinya menduga akan menemukan tiga puluh lima tahun Rainbow Dash tapi malah menemukan dua puluh tahun Dashie. Twilight mendekati Rainbow Dash, terisak sebelum tanduknya menyala. Aku tahu apa yang akan terjadi, itu sangat menyakitkan.tapi Aku tahu itu benar. Itulah yang harus terjadi, untuknya, untuk temannya, dan untuk diriku dengan cara yang sebaliknya. Sekarang Aku tahu dia akan pulang kerumah dan akan ada disekitar temannya dan dapat terbang kemanapun dan kapanpun yang dia mau tanpa ada batasan. Dia dapat merasakan adanya teman. Tunggu! Aku melihat dari lantai ke Dashie ketika dia mundur dari Twilight, Sebelum Aku pergi, Aku ingin mengambil sesuatu. Sebelum seseorang atau Aku dapat bicara, dia terbang ke kamarnya. Dia cepat; dan kembali dengan kotak sepatu didepan kakinya. Aku tidak yakin dia diperbolehkan membawa sesuatu bersamanya dan menduga sang dewi akan memprotes. Tapi dia tetap diam, membiarkan Dashie untuk cepat cepat menulis sesuatu di secarik kertas dan meletakannya di meja kecil. Dia kembali melihatku, masih menangis, namun dengan senyuman diwajahnya. Aku tahu dia sadar inilah bagaimana semua harus berakhir dan Aku juga mengetahuinya. Kotak itu, dari tebakkanku, sepertinya hartanya yang paling berharga yang akan dibawanya jika dia harus pergi. Walaupun itu melukaiku memikirkan hal itu, Aku harap dia memiliki poto kita bersama. Sekali lagi, Aku tidak berharap, dia dipaksa untuk mengingatku di dunia lain, karena itu akan melukainya seperti hal yang lainnya.

Maafkan Aku Rainbow Dash. Ucap Twilight. Sejujurnya, AkuAku berharap ada cara lain melakukan hal ini. Aku harap Aku tidak harus melakukan ini. Tapi Bisakah Dashie berkata, bisakah dia ikut bersamaku? Suaranya yang bergetar memberitahuku dia hanya mengatakan apa yang ada dipikirannya, tidak benar benar menanyakan sebuah pertanyaan, Twlight menggelengkan kepalanya, tidak bisa mempertahankan pandangannya saat dia menangis didepannya. Rainbow Dash- Ucap Princess Celestia, Dia tidak bisa masuk kedunia kita seperti kau berada didunianya. Semua ini tidak seharusnya terjadi, dan dunia disekitar kita tidak dibuat untuk dijadikan rumahmu. Tapi Celestia melihat kearahku, tersenyum, lalu melihat disekitar ruang tamu. Semua foto kita bersama, semua barang barangnya tercecer di lantai, tapi tetap saja, ada hal yang indah terjadi disini. Sesuatu yang tidak bisa kujelaskan. Saatku tersadar dimana kau berada, Aku menduga yang terburuk. Aku mengira kau akan dirusak, dinodai dan disiksa oleh kejamnya dunia ini. Namun sekarang, Aku melihat hal yang sebaliknya. Disini, pria ini, menunjukkan kau berada di tapak yang benar- atau tangan lebih tepatnya. Sekali lagi, Dashie terisak, mulai tenang karena kata kata Celestia yang masuk. Celestia kembali melihatku, masih tersenyum, Aku tidak bisa berkata apa apa untukmu, namun dari apa yang kulihat dihadapanku, banyaknya cinta yang kalian miliki dan bagi bersama memberitahuku bahwa kau membesarkannya seakan akan dia adalah anakmu sendiri. Walaupun dengan perbedaan yang jelas, kau tetap membesarkannya tanpa terbias oleh spesiesnya, asalnya. Kau membesarkannya sebagai putrimu, yang membuat semua siksa ini lebih buruk. Aku menyerap kata katanya seperti halnya poni lain di ruangan. Jadi, Aku harus mengatakan hal ini padamu, tuan, tolong jangan salahkan muridku untuk hal ini. Itu bukanlah salahnya, tidak ada poni lain yang berniat membuat rasa sakit ini diantara kalian. Jika kau harus menyalahkan seorang poni, Aku akan memintamu untuk menyalahkanku. Aku yang menolong mereka membawa mereka kesini, untuk membawa Rainbow Dash pulang ke rumahnya. Jauh dari sini.

Aku tidak bisa melihat mereka. Nafasku yang berat pecah bersama isak tangis. Pikiranku berjalan dengan sendirinya, memikirkan semua hal yang kulakukan bersama Dashie bersama sama. Aku menarik nafas panjang saat Aku mulai bicara, ..Bagaimana Aku bisa menyalahkan seeskor poni? Untuk mengirim Rainbow Dash kemari? Aku terisak dan berdeham ketika ku melanjutkan. Aku hampir tersedak saat Aku mencari kata kata untuk mengekspresikkan diriku. Ini adalah 15 tahun terbaik dihidupku. Jadi, dari semua hal, Aku merasakan hal yang sebaliknya, Aku berterima kasih, Twilight, dan kalian semua. Terima kasih untuk semua yang kalian lakukan, walaupun tanpa disengaja. Terima kasih untuk semua yang ada disini. Dan terakhir, Terima kasih untuk semua tahun tahun di hidupku dan rasa cintaku dengan Dashie. Aku berusaha tersenyum pada Twilight diantara isakan tangis namun Aku melihat dia yang juga akan menangis dan hanya bisa berpaling dan menangis. Celestia lalu bediri dari karpet yang dia duduki dan berjalan ke arah dimana Aku berdiri. Tidak perlu untuk berterima kasih. Malah, Aku ingin berterima kasih untuk merawat poni kecilku. Dia tidak akan bertahan tanpa seseorang seperti dirimu. Celestia menutup matanya dan menyentuhkan tanduknya ke padaku. Aku tidak bergerak; Aku tidak yakin apa yang sedang terjadi saat dia menyentuh tanduknya dengan kepalaku. Aku merasakan kehangatan yang menjalar ke seluruh tubuhku. Dia menarik tanduknya, tetap tersenyum saat dia melangkah mundur. Terima kasih. Lalu, poni lain mulai bicara. Terima kasih, tuan. Twilight menambahkan, akhirnya bisa berbicara diantara tangisnya. Terima kasih. Applejack berkata. Terima kasih sayang untuk merawat Rainbow Dash kita. Ucap Rarity Um, te- terima kasih. Fluttershy berbisik.

MAKASIH! Teriak pinkie saat dia melompat dan memelukku. Aku tidak bisa menahannya dan sedikit tertawa dari tingkahnya yang ekstrinsik. Lebih baik lagi, rumor yang ada di internet benar, rambutnya tercium seperti gulali. Aku tetap terdiam sambil menganggukkan kepalaku lalu melihat Dashie yang juga tersenyum. Semua poni berkumpul pada Dashie dan sekali lagi tanduk Twilight mulai berkilau. Apa kau siap Rainbow? Twilight bertanya padanya lagi dan memulai sihirnya. Dia hanya mengangguk, menutup matanya dan menunggu yang tidak bisa dielakkan. Waktu seakan melambat saat tanduk Twilight menyentuh dahi Dashie. Pikiranku langsung mengingat kenangan acak diantara kita. Aku dapat dengan jelas mengingat cipratan air saat memandikannya sebelum dia mandi sendiri. Aku masih bisa merasakan semua percobaan gagal saat memasak. Aku masih mencium bau taman dimana dia bisa mengepakkan sayapnya. Ada banyak kenangan dimana Aku harus mematikan otakku agar Aku bisa fokus pada Dashie. Setetes air mata jatuh di pipi kirinya saatku melihat matanya. Dia memikirkan hal yang sama denganku, mengeluarkan semua kenangan indah sekaligus karena ini adalah saat saat terakhir kita bisa melihat satu sama lain. Akhirnya, tanduk Twilight menyentuh dahi Dashie. Ada cahaya yang sangat terang dan ketikaku bisa melihat lagi, mereka sudah tidak ada. Semua poni telah menghilang. Melalui air mataku, Aku mendesah lega. Rasanya salah, tapi itu terasa benar juga. Sekarang dia adalah Rainbow Dash normal yang berada di Ponyville. Aku berdiri diruang tamu selama beberapa menit, hanya menatapi lantai dimana Dashie sebelumnya berdiri. Lalu Aku melihat ke sekelilingku dan menyadari ada yang berbeda. Foto yang menggambarkan Aku dan Dashie sudah tidak tertempel di tembok. Beberapa barang pribadinya yang tercecer dilantai juga menghilang. Aku bingung, sehingga Aku berlari menuju kamarnya. Saat Aku membuka pintu, yang kulihat selain poster Nascar dan pertujukkan udara dengan kasur dan perabotannya melainkan kantor sederhana. Meja murah dengan komputer dan tanaman pot yang jelek.

Butuh beberapa waktu untuk mencerna apa yang sedang kualami sebelum Aku sadar yang telah terjadi. Semua masuk akal, tapi tetap sakit didadaku. Untuk memastikan tidak terjadi apa apa diantara dua dunia, Celestia harus menghilangkan semua bekas bahwa Dashie pernah ada disini. Bersamaku. Lima belas tahun bersamanya hilang begitu saja dari planet ini. Aku merasa tahun tahun itu sia sia terbuang percuma karena Aku tetap tidak bisa mengingatnya. Namun tetap saja. Ingatanku masih hidup bersamanya. Aku masih bisa mengingatnya sejelas seperti baru saja terjadi. Lalu Aku berpikir sesuatu: dia melakukan sesuatu ketika dia menyentuhku dengan tanduknya. Apakah apakah dia melindungi ingatanku sehingga Aku masih bisa mengingatnya? Apakah dia melakukan hal yang sama pada Dashie? Aku kembali kebawah dan menuju ruang tamu sambil berpikir. Di meja kecil, ada sebuah buku. Aku mengenalnya; itu adalah album foto. Aku duduk di sofa dan membuka halaman pertama. Disana, ayah dan ibuku dengan diriku yang baru lahir. Aku terus membalik halaman halaman itu, melihat ke masa laluku. Ada jarak setelah kepergian orang tuaku, tapi untuk meneruskan mimpi ibuku yang terus kubawa. Membuat kenangan bahagia palsu dan menikmati hidup untuk ditempel di buku kenangannya. Lalu, Aku membuka selembar kertas. Aku mengambilnya dan langsung mengenali tulisan tangan itu. Atau lebih tepatnya, tulisan mulut. Aku berspekulasi ini adalah yang dia tulis sebelum dia pergi.

Ayah, Selama lima belas tahun kau telah merawatku. Selama lima belas tahun kau menyanyangiku, bermain denganku, dan memastikan agar Aku dapat menikmati hidupku di dunia yang tidak pantas kujadikan tempat tinggalku. Aku bukan seseorang yang suka berkata - kata, tetapi walaupun Aku sudah memberitahu ini kepadamu secara langsung, Aku pikir kau juga perlu versi tertulisnya agar kau tahu bahwa semua ini adalah sebuah kenyataan. Aku mencintaimu, ayah. Kau telah membantu mewujudkanku menjadi diriku yang sekarang ini. Aku tidak yakin apa yang akan terjadi, kalau

Aku akan dapat mengingat semua ini atau tidak, tapi Aku ingin kau tahu kalau kau sudah sangat baik membesarkanku, walaupun Aku pernah berkeras kepala dan bahkan berbuat kasar kepadamu. Dengan seizin Celestia, kuharap kau diperbolehkan menyimpan foto-foto kita; kenangan-kenangan kita, agar kau takkan pernah lupa. Sekali lagi, Aku mencintaimu, dan terima kasih. Putri kecilmu selalu, Dashie kecilmu selamanya, Rainbow Dash. Aku meletakan catatan itu kembali kehalamannya, meratakannya dengan tanganku dan merasakan adanya air mata kering menghiasi kertas itu. Aku membaca catatan itu berulang ulang hingga Aku menghafalnya. Lalu ku membalik halaman itu dan disambut dengan senyum kecil Dashie. Jadi sekarang Aku terduduk disini, melihat foto album disaat kita bersama. Mandi pertamanya, kata kata pertamanya, gambar pertamanya, bahkan bulu pertamanya yang lepas, semua ada pada buku kenangan ini. Semua yang ada dirumah ini telah hilang, namun apa yang telahku letakkan dibuku ini tetap tinggal. Aku juga tidak ingin mengubahnya namun Aku akan terus menambahnya. Untuk menunjukkan bahwa tahun tahun bersamanya tidak hanya membentuk dirinya namun juga membentuk diriku juga. Aku adalah pria yang baru dari diriku lima belas tahun yang lalu. Berubah, diberikan kesempatan oleh kejadian ajaib yang terjadi secara tidak terduga. Jika saja Aku tidak kembali dan memeriksa kotak itu... jika Aku melakukan hal yang lain dari yang telah kulakukan....bisa saja semua diantara kita akan berbeda. Sepertinya Aku beruntung semua itu terjadi. Aku bisa mengatakan dengan bangga bahwa Aku telah mennggapai permintaan orang tuaku yang terakhir; mengharapkanku agar Aku bahagia. Walaupun Aku sedih, Aku tetap bahagia akan waktu yang telah kuhabiskan bersamanya. Sekarang aku duduk dirumah yang kosong ini, menatap ke arah lukisan pelangi ibuku dengan senyuman menghiasi wajahku; setiap kali Aku melihatnya, Aku memikirkan Dashie. Aku bisa saja menangis, Aku seharusnya merasa buruk dan meminta tidak lain dari putriku untuk kembali. Tapi tetap saja, Aku merasa lega bahwa semuanya baik baik saja. Dia tidak kabur atau pergi dengan niat buruk; dia pergi, pulang, ke tempat dia seharusnya dan aman.

Aku melihat kembali ke album fotoku, membalik balik halaman demi halaman hingga ke foto yang paling baru. Halaman itu kosong. Aku masih mempunyai hidupku yang terbentang luas dihadapanku dan Aku berencana untuk melakukan yang terbaik. Untukku, Untuk Dashie kecilku. Selesai.

Anda mungkin juga menyukai