Anda di halaman 1dari 5

CUCI TANGAN DAN SIKAT GIGI Latar Belakang Cacingan yaitu penyakit akibat masuknya cacing ke dalam tubuh,

yang masuk melalui mulut dan kulit. Cacing yang sering masuk ke tubuh antara lain cacing tambang, cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk, dan cacing pita. Dampak jika anak terkena penyakit cacing yaitu lemas dan lesu serta malas belajar, sakit perut dan diare, kurang gizi sehingga kurus. Cacing masuk ke dalam tubuh karena malas mandi dan gosok gigi, malas cuci kaki, tidak memakai alas kaki, malas potong kuku, dan malas cuci tangan. Pencegahannya dilakukan dengan rajin mandi, rajin gosok gigi, rajin cuci kaki, selalu memakai alas kaki jika keluar rumah, rajin memotong kuku dan rajin cuci tangan pakai sabun. Adapun langkah-langkah mencuci tangan yaitu : 1. Basahi kedua tangan 2. Tambahkan sabun, ratakan hingga berbusa 3. Gosok sela-sela jari, telapak tangan, punggung tangan sampai pergelangan tangan 4. Bilas dengan air mengalir hingga bersih 5. Keringkan dengan lap/handuk kering atau tisu. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah makan, setelah batuk atau bersin pada tangan, setelah membawa sampah, serta sebelum dan setelah mengobati luka. Masalah Sebagian besar anak-anak sering menderita penyakit cacingan dan gigi busuk/berlubang. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua untuk mengajarkan anaknya pola hidup sehat dan bersih yang dimulai dari hal-hal kecil yang dapat berdampak besar seperti cuci tangan dan sikat gigi. Tujuan Kegiatan cuci tangan dan sikat gigi ini dilakukan bertujuan untuk membiasakan hidup bersih dan sehat sejak usia dini pada siswa kelas 1, 2 dan 3 SD 2 Batursari kec. Sirampog, Brebes. Bentuk dan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan melalui tiga metode yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode praktek langsung. Metode ceramah dilakukan dengan menggunakan slide presentasi disertai dengan simulasi peran untuk menjelaskan mengenai cara cuci tangan dan sikat gigi yang benar. Metode tanya

jawab dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara langsung dan memberikan lembar pertanyaan berupa pertanyaan pretest dan posttest. Metode praktek langsung dilakukan dengan mempraktekkan secara langsung cara cuci tangan dan sikat gigi yang benar. Luaran yang Diharapkan Siswa kelas 1, 2 dan 3 SD 2 Batursari diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang cara-cara mencuci tangan dan menyikat gigi yang benar, memahami dampak jika tidak menjalankan hidup bersih serta mengetahui kapan saja cuci tangan dan sikat gigi tersebut harus dilakukan. Selain itu juga para siswa diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk membiasakan hidup sehat dan bersih dan mencegah berbagai penyakit seperti cacingan, gigi busuk/berlubang, sakit perut, kurang gizi dan sebagainya. Pembahasan Umum Hal yang mendorong kegiatan cuci tangan dan sikat gigi adalah dukungan para guru yang sangat senang dilakukannya kegiatan tersebut serta antusias para siswa yang ingin sekali melakukan praktek cuci tangan dan sikat gigi secara langsung. Hambatan yang dihadapi selama proses kegiatan adalah tidak tersedianya LCD yang sangat mendukung proses presentasi, sehingga para siswa tidak dapat melihat secara langsung materi dan animasi yang merupakan daya tarik dari presentasi tersebut. Selain itu tidak tersedianya tempat cuci tangan yang layak, sehingga cuci tangan dilakukan di depan kelas masingmasing dengan menggunakan peralatan sederhana. Kegiatan ini dapat dikatakan telah berhasil, terbukti berdasarkan hasil posttest yang mengalami peningkatan dari hasil pretest. Hasil posttest menunjukkan bahwa adanya peningkatan pemahaman para siswa mengenai cara mencuci tangan dan sikat gigi yang benar. Hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Grafik Pretest
20 15 10 5 0 0 16 11 0 2 1 3 4 6 Jumlah siswa yang menjawab benar

Jumlah Pertanyaan Benar

Gambar 1 Hasil Pretest

Grafik Posttest
20 15 10 5 0 0 0 2 1 1 4 6 12 Jumlah siswa yang menjawab benar 17

Jumlah Pertanyaan Benar

Gambar 2 Hasil Posttest

PENDAMPINGAN BALITA GIZI KURANG Latar Belakang Saat ini masalah kurang gizi ataupun gizi buruk menjadi masalah serius. Banyak faktor yang mempengaruhi seorang anak atau bayi mengalami kurang gizi, beberapa diantaranya adalah karena kurangnya asupan gizi seimbang pada anak dan adanya penyakit penyerta. Balita-balita yang mengalami gizi kurang tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih seperti melakukan pendampingan. Pendampingan balita gizi kurang merupakan kegiatan pendampingan balita yang berstatus gizi kurang hingga balita tersebut meningkat derajat kesehatan/status gizinya menjadi lebih baik. Pendampingan tersebut dilakukan dengan penyuluhan dan pendekatan pada orang tua balita kemudian diberikan suplemen yang mengandung beberapa vitamin dan mineral untuk mencapai status kesehatan atau gizi balita menjadi lebih baik. Masalah Banyak ditemukan balita-balita gizi kurang dan buruk di desa-desa tertinggal. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua, pendapatan keluarga yang tidak mencukupi kebutuhan pokok, dan ketersediaan pangan wilayah yang terbatas. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan/status gizi balita gizi kurang yang ada di desa Batursari kec. Sirampog, Brebes menjadi lebih baik. Serta meningkatkan pengetahuan/pemahaman ibu-ibu tentang gizi seimbang dengan cara memberikan penyuluhan/edukasi gizi. Bentuk dan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini dilakukan secara bertahap. Pertama-tama dilakukan pengukuran status gizi dan kesehatan anak-anak melalui kegiatan di posyandu. Kemudian dilakukan kegiatan analisis mengenai status gizi anak tersebut. Jika anak tersebut tergolong gizi kurang maka perlu diberikan pendampingan hingga anak tersebut meningkat derajat kesehatannya/status gizinya menjadi lebih baik dalam hal ini dilakukan selama 30 hari. Pendampingan dapat dilakukan dengan penyuluhan/edukasi dan pendekatan pada orang tua anak kemudian diberikan hal-hal yang penting dan perlu dilakukan oleh orang tua untuk mencapai status kesehatan atau gizi anak menjadi lebih baik serta memberikan suplemen Gizi Kita.

Luaran yang Diharapkan Ibu-ibu yang telah diberikan edukasi diharapkan dapat mengerti dan memahami pentingnya gizi seimbang terhadap balita untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otaknya. Sehingga dapat memperbaiki pola makan keluarga menjadi lebih baik. Pola makan yang baik dapat meningkatkan status kesehatan/gizi balita gizi kurang tersebut menjadi lebih baik. Pembahasan Umum Pendampingan dilakukan kepada dua orang balita gizi kurang. Hasil pemantauan kedua balita tersebut adalah untuk balita yang pertama setelah dua minggu pertama setelah diberikan suplemen Gizi Kita terjadi peningkatan nafsu makan balita yang menyebabkan kenaikan BB hingga 1 kg dari 7,5 kg menjadi 8,5 kg. Namun pada saat menjalani minggu ketiga dan keempat nafsu makan balita tersebut menurun dan kembali ke kondisi semula sehingga menyebabkan penurunan BB menjadi 7,5 kg kembali. Hasil pemantauan balita kedua setelah dilakukan pendampingan dan pemantauan setelah diberikan suplemen Gizi Kita selama 30 hari tidak terjadi peningkatan nafsu makan dan kenaikan BB. Sehingga BB balita tersebut masih sama seperti semula yaitu 11,5 kg. Hal tersebut disebabkan karena faktor ekonomi keluarga yang tidak mendukung, sehingga walaupun dilakukan penyuluhan tentang gizi namun daya beli keluarga tersebut sangat rendah. Selain itu ketersediaan pangan wilayah desa Batursari juga sangat rendah.

Anda mungkin juga menyukai