Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
2. Dok Apung (Floating Dock) Dok apung atau yang biasa disebut floating dock bekerja dengan cara menenggelamkan dan mengapungkannya. Bangunan ini terdiri dari pontoonpontoon yang dilengkapi kran-kran pengangkat, pompa-pompa air, dan peralatan tambat.
3. Dok Tarik (Slip Way) Cara kerja dok ini yaitu dengan menarik kapal dengan sudut kemiringan dengan bantuan mesin derek. Dok ini terdiri dari dua macam, yaitu dengan cara menarik memanjang atau dengan cara menarik melintang. Dok ini terutama digunakan untuk kapal kecil. Penggunaan dock ini jarang.
4. Synchrolift Dok model ini sangat jarang digunakan. Sistem kerja dok ini yaitu dengan mengangkat kapal yang sudah duduk di platform ke daerah lain dengan bantuan mesin-mesin pengangkat yang ada dikiri kanan platform.
Gambar 4 Synchrolift
4. Gambar tangki-tangki. Gambar tangki-tangki berguna untuk mengetahui letak tangki agar tidak tepat pada bantalan. 5. Gambar bukaan kulit (Shell Expansion). 6. Sertifikat-sertifikat kapal. Selain hal-hal diatas, kapal juga memiliki kriteria sebelum masuk docking ini, diantaranya : 1. Kapal ditambatkan di dermaga, semua mesin mati kecuali mesin wind. 2. Kapal dalam keadaan gas freeing guna menjaga keselamatan karyawan pada saat proses docking. 3. Tangki-tangki dikosongkan, baik tangki bahan bakar, pelumas, dll. 4. Kapal dalam posisi tegak, tidak dalam posisi miring ataupun nungging. Proses Masuknya Kapal ke Dok Setelah semua persiapan dipenuhi, barulah kapal diperbolehkan masuk kedalam dok (graving dock) dengan bantuan kapal tunda. Prosesnya yaitu mula-mula bantalan dipersiapkan, jangan sampai ada bantalan yang nantinya mengapung di air. Air dipompa masuk kedalam dok hingga ketinggian air didalam dan diluar dok sama. Pintu
Prosedur Ultrasonic Thickness Test Pelat yang sudah diketahui berkurang (< 80% tebal pelat awal), maka selanjutnya dilakukan Ultrasonic Thickness Test dengan peosedur sebagai berikut :
Frame
Frame
2. Bentuk pelat yang digunakan tersebut dengan mesin bending, dengan cara: Marking Marking merupakan proses penandaan pelat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pelat yang akan dipotong dan disambung.
3. Setelah melakukan hal diatas, maka langkah selanjutnya yaitu mencocokkan bentuk bending tersebut dengan bentuk aslinya. Pencocokan bentuk ini dilakukan langsung pada kapal. 4. Jika cocok, maka las bagian tepi pelat dengan intermidiet. Sedangkan pada bagian gadingnya, di las secara penuh. C. Pengecatan Kapal merupakan salah satu transportasi yang sangatlah rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh air. Oleh sebab itu diperlukan adanya metode yang mampu menanggulangi hal tersebut, yaitu dengan pengecatan. Cat merupakan lapisan pelindung yang melindungi kapal akan korosi, lapuk, tumbuhan, maupun binatang air. Selain itu, cat juga dapat memperindah tampilan visual.
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengecatan yaitu kondisi lingkungan, misal ada tidaknya hujan, kelembaban, temperatur, maupun ada tidaknya angin kencang. Ketebalan tiap-tiap lapisan pengecatan harus diperhatikan, sebab akan mempengaruhi mutu hasil pengecatan. Terlalu tipis atau terlalu tebal harus kita hindari. Untuk mengetahui nketebalan tiap lapis pelat, digunakan alat pengukur khusus ketebalan cat (micro test). Langkah dalam pengecatan pelat yaitu : 1. Sebelum dicat, pelat harus diblasting terlebih dahulu. Sand Blasting merupakan suatu metode untuk membersihkan cat atau menghilangkan karat dengan menggunakan pasir dan udara bertekanan (7-8 bar) dari kompresor. Proses dimana dilaksanakanya penembakan material blasting ke permukaan material pelat, diinginkan. profil, pipa dan struktur ini, untuk mendapatkan tingkat kebersihan dan kekasaran permukaan sesuai dengan spesifikasi yang
2. Setelah diblasting, maka pelat diberi shop primer dan anti korosi.
10
11