Skripsi Mini
Skripsi Mini
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan, antara lain : guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan
pendidikan, dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan
proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan
tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan
sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Studi yang dilakukan
Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa di antara
berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan
oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru. Peranan guru
makin penting lagi di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana
dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Lengkapnya hasil studi itu adalah
: di 16 negara sedang berkembang, guru memberi kontribusi terhadap prestasi
belajar sebesar 34%, sedangkan manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana
fisik 26%. Di 13 negara industri, kontribusi guru adalah 36%, manajemen 23%,
waktu belajar 22% dan sarana fisik 19% (Dedi Supriadi, 1999: 178). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002: 42) menunjukkan bahwa
76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian :
kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi
pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata
pelajaran memberikan sumbangan 8,60%.
Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses
pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila
tidak di tunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan
menimbulkan proses pembelajaran yang maksimal. Guru sebagai pelaksana
pendidikan nasional merupakan faktor kunci.
Peningkatan belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses
pembelajaran dikelas. Oleh karena itu meningkatkan prestasi belajar siswa, proses
pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru
yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi. Karena guru merupakan
ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak disekolah dan
sebagai pengembang kurikulum. Guru mempunyai kinerja yang baik akan mampu
menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa lebih baik, yang pada
akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan
peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap
positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian
dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses
dalam belajar.
Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam
transformasi orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari
ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi terampil, dengan
metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif,
melainkan peserta didik berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan
menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berfikir, bertanya, menggali,
menciptakan dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kehidupannya.
Melihat adanya pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa,
maka penulis tertarik mengambil judul makalah yaitu Pengaruh Kinerja Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 2 Kota Gorontalo.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini
dapat di identifikasikan yaitu kinerja guru yang sangat mempengaruhi tingkat
motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar disekolah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah yakni pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa Di SMK
Negeri 2 Gorontalo.
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penulisan
makalah yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap
motivasi belajar siswa Di SMK Negeri 2 Gorontalo.
1.5 Manfaat
Pada hakekatnya suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang
diharapkan akan berguna bagi orang lain terutama bagi dirinya sendiri. Manfaat
yang diharapkan yakni :
1. Dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan
2. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti yang lain yang ingin
mengembangkan dunia dan ilmu pengetahuan
3. Bagi sekolah dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara
efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian kinerja
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja)
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu.
Menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223) kinerja merupakan
kombinasi dari kemampuan usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya.
Menurut Veizal Rivai (2004:309) mengemukakan kinerja merupakan
perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi maupun
perusahaan atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehingga dapat
menghasilkan suatu prestasi kerja.
2.1.2 Karakterisik kinerja
Kinerja menunjukan suatu penampilan kerja seseorang dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk
dalam organisasi. Dalam kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi
prilaku seseorang, bila diterapkan pada pekerja, maka bagimana dia bekerja akan
dapat menjadi dasar untuk menganalisis latar belakang yang mempengaruhinya.
Menurut Sutermeister (1976:45) produktivitas ditentukan oleh kinerja pegawai
dan teknologi, sedangkan kinerja pegawai itu sendiri tergantung pada dua hal
yaitu kemampuan dan motivasi. Bila digambarkan akan nampak sebagai berikut :
(1)Technology; (2)Ability; (3)Motivation; (4)Productivity; (5)Employee;
(6)Performance.
Sementara itu Gibson (1995:56), memberikan gambaran lebih rinci dan
komprehensif tentang faktorfaktor yang berpengaruh terhadap
performance/kinerja, yaitu :
- Variabel Individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental fisik, latar
belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi (umur, asal-
usul, jenis kelamin).
- Variabel Organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur desain pekerjaan.
- Variabel Psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan
motivasi.
Pendapat tersebut menggambarkan tentang hal-hal yang dapat
membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang, faktor individu dengan
karakteristik psikologisnya yang khas serta faktor organisasi berinteraksi dalam
suatu proses yang dapat mewujudkan suatu kualitas kinerja yang dilakukan oleh
seseorang dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi.
Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
tersebut. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (Ability) dan faktor motivasi (Motivation). Hal ini sesuai dengan
pendapat Keith Davis (1994:484) yang dikutip oleh A. Anwar Prabu
Mangkunegara (2001:67) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah :
1. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang
mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi
tinggi.
2. Faktor Kemampuan
Secara psikologis kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya pegawai yang
memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai
untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai
perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
Sementara itu Zane K. Quible (2005:214) berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja manyatakan: basic human traits affect employees
job related behaviour and performance. These human traits include ability,
aptitude, perception, values, interest, emotions, needs and personality. Ability
atau kemampuan akan menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan
pekerjaan, bakat akan berperan dalam membantu melaksanakan pekerjaan jika ada
kesesuaian dengan jenis pekerjaannya, demikian juga halnya dengan persepsi,
konsep diri, nilai-nilai, minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian. Semua itu akan
berpengaruh terhadap dorongan (motivasi) seseorang dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Formulasi kinerja menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil interaksi
antara kemampuan, motivasi dan kesempatan seseorang dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tertentu maka
seseorang harus memiliki tingkat kesediaan dan kemampuan yang mendukung
penyelesaian perkerjaan tersebut. Kesediaan seseorang untuk mengerjakan sesuatu
tidaklah efektif tanpa didukung oleh pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian, aspek kemampuan
dan kesediaan seseorang secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap
kinerjanya.
2.1.3 Kinerja guru dalam Pembelajaran
Brown dalam Sardiman (2000: 142) menjelaskan tugas dan peranan guru,
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
belajar siswa.
Syafaruddin dan Nasution (2003:97), menjelaskan guru profesional yang
bertugas mengajar disekolah memerlukan keahlian khusus. Sebagai kegiatan yang
berkaitan dengan pembinaan potensi anak yang sedang mengalami perkembangan,
maka guru harus benar-benar ahli dalam tugasnya.
Menurut Sanjaya (2005:13-14), kinerja guru berkaitan dengan tugas
perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar
dengan balk, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu me-laksanakan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Sedangkan Nurdin (2005:22), menjelaskan seorang guru profesional
harus memahami apa yang diajarkannya dan menguasai bagaimana
mengajarkannya.
Uraian teoretis di atas memberikan arahan bahwa tugas guru dalam
pembelajaran menuntut penguasaan bahan ajar yang akan diajarkan dan
penguasaan tentang bagaimana mengajarkan bahan ajar yang menjadi pilihan.
Pemilihan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran oleh guru tentunya disesuaikan dengan karakteristik siswa yang
akan belajar dan kurikulum yang berlaku.
Kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang
dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Komitmen menjalankan tugas
dinyatakan sebagai salah satu kemampuan yang digunakan untuk mengukur
kinerja dalam hal ini adalah kinerja guru. Agar guru dapat menunjukkan
kinerjanya yang tinggi, paling tidak guru tersebut harus memiliki penguasaan
terhadap materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, agar
pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
Kompetensi guru adalah suatu performansi (kemampuan) yang dimiliki
seorang guru, yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berpikir,
penyesuaian diri, sikap dan nilai-nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi
sebagai guru.
Kemampuan yang terkait dengan tugas guru adalah pengusaan terhadap
bahan ajar yang akan diajarkan dan kemampuan mengelola proses pembelajaran.
Dengan demikian kinerja lebih mengarah pada sejauhmana seseorang melakukan
aktifitas baik yang berkenaan dengan tugas dan kewajiban yang sesuai dengan
tingkat kompetensi yang dikuasainya atau dengan kata lain kinerja sebagai
perilaku lebih banyak dimotori dan koordinasikan oleh sejumlah pengetahuan
maupun informasi yang dikuasai seseorang dalam melaksanakan kegiatan sesuai
dengan tuntutan tugasnya.
Agar guru dapat mengajar dengan baik, maka syarat pertama yang harus
dimiliki adalah menguasai betul dengan cermat dan jelas apa-apa yang hendak
diajarkan. Seorang guru yang tidak menguasai bahan ajar, tidak mungkin dapat
mengajar dengan baik kepada para siswanya. Hal penting dalam pembelajaran
setelah guru menguasai bahan ajar adalah peran guru dalam mengelola
pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran menjadi hal penting karena berkaitan langsung
dengan aktivitas belajar siswa. Upaya guru untuk menguasai bahan ajar yang akan
diajarkan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
optimal dapat terwujud jika dalam diri guru tersebut ada dorongan dan tekad yang
kuat (komitmen) untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian motivasi
Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status
internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai
suatu tujuan.
Secara etimologis, Winardi (2002:1) menjelaskan istilah motivasi
(motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti
menggerakkan. Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti
pemberian motif, Penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau
keadaan yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya Winardi (2002:33)
mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya.
Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep
motif. Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya
tindakan.
2.2.2 Jenis-jenis motivasi
Menurut Sardiman (2005:89-91), motivasi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu : Motivasi intrinsik adalah motif-motif (daya penggerak) yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap
individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Motivasi
Ekstrinsik adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Namun dorongan tersebut datang dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang
itu dirangsang dari luar.
Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi
belajar mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap
suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan
interaksi belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat penting dalam
upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa secara
menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta berpartisipasi
positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Mengingat
motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri siswa.
Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model pembelajaran
yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang
dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang
keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap
muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif. Motivasi belajar siswa
memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil
belajar siswa. Salah satunya indicator kualitas pembelajaran adalah adanya
semangat maupun motivasi belajar dari para siswa.
2.3 Belajar mengajar
2.3.1 Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang individu yang berupaya
untuk pencapaian tujuan tertentu. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman daninteraksi
dengan lingkunan yang melibatkan proses kognitif, Gredler(dalam Suryo Subroto,
2002:21).
Dengan demikian belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan indvidu dan
individu dengan lingkungannya.
2.3.2 Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar
mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan konsep. Oleh karena itu
perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce
Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang
dikelompokkan kedalam 4 hal yaitu: (1)proses informasi; (2)perkembangan
pribadi; (3)interaksi sosial; dan (4)modifikasi tingkah laku, Joyce dan Weil (dalam
hassibuan, 1992:13).
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar.
2.4 Motivasi Belajar
2.4.1 Pengertian motivasi belajar
Menurut Donald (dalam Sardiman, 2003:73), motivasi adalah perubahan
energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di
dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan
tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi
adalah tumbuh dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
2.4.2 Faktor-faktor motivasi belajar
Sumanto (1990:108-115) menggolongkan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor-faktor stimulasi belajar
Yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar individu
itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam penelitian ini
mencakup materiil serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa.
2) Faktor metode belajar
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode
yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa untuk meniru dan
mengaplikasikannya dalam cara belajarnya.
3) Faktor-faktor individual
Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis
kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani
serta motivasi.
Faktor-faktor motivasi belajar (Muhidin Syah,1995:108-115) yakni :
1) Faktor internal adalah faktor ynag ada dalam diri manusia itu sendiri
yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu
sendiri yang terdiri dari :
- Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga,
teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah.
- Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak
sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar,
kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.
2.3 Kerangka pikir
Variabel X Variabel Y
Dalam kerangka pikir diatas bisa dilihat bahwa adanya pengaruh kinerja
guru terhadap motivasi belajar siswa
Kinerja guru berkaitan
dengan tugas :
perencanaan
pengelolalan
pembelajaran
penilaian hasil belajar
siswa.
Menurut Sanjaya
(2005:13-14)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
motivasi belajar :
Faktor stimulasi
belajar
Faktor metode belajar
Faktor individual
Menurut Sumanto
(1990:108-115)
2.4 Hipotesis penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir diatas maka penulis dapat
merumuskan hipotesis penelitian yakni bahwa kinerja guru mempunyai pengaruh
terhadap motivasi belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 4 bulan, mulai dari
pengumpulan data dan penyusunan laporan hasil penelitian, yaitu sejak bulan
maret sampai juni tahun 2011.
3.1.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada SMK Negeri
2 Kota Gorontalo. Adapun dasar penetapan objek penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa lokasi tersebut mudah dijangkau baik dari segi waktu,
tenaga, serta biaya.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang merupakan rumusan
masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih, Sugiyono (2011:35). Jadi dalam
penelitian ini peneliti memberikan gambaran tentang pengaruh kinerja guru
terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Kota Gorontalo dengan desain
sebagai berikut :
X Y
Keterangan :
X : Kinerja guru
Y : Motivasi belajar siswa
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel X
Variabel X dalam penelitian ini adalah kinerja guru, dengan
menggunakan indikator-indikator yang ada. Adapun indikator tentang kinerja guru
berkaitan dengan tugas : (1)perencanaan; (2)pengelolalan pembelajaran; dan
(3)penilaian hasil belajar siswa, menurut Sanjaya (2005:13-14).
3.3.2 Variabel Y
Variabel Y dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, dengan
menggunakan indikator-indikator yang ada. Adapun indikator tentang motivasi
belajar adalah : (1)faktor stimulasi belajar; (2)faktor metode belajar; dan (3)faktor
individual, menurut Sumanto (1990:108-115).
3.4 Populasi Dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2005:55), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 2 Kota Gorontalo dengan jumlah
siswa sebanyak 653 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari sejumlah dari karakterisik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, (Sugiono, 2005:56). Dengan melihat penelitian ini adalah
seluruh siswa SMK Negeri 2 Kota Gorontalo dengan karakterisik dianggap
homogen baik siswa yang menerima materi, guru yang mengajar dan lamanya
menerima materi, maka tehnik penarikan sampel pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan tehnik simple random sampling, yaitu dengan pengambilan
anggota sampel yang dilakukan secara acak. Oleh karena itu, sampel pada
penelitian ini adalah berjumlah 20 siswa, yang tersebar dalam 3 (tiga) tingkatan
kelas.
3.5 Tehnik Penelitian
3.5.1 Tehnik pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument penelitian berupa :
1) Observasi
Untuk memperoleh data akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai
langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi
dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dapat melihat langsung keadaan lokasi
penelitian serta dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran dikelas.
2) Wawancara
Dalam memperoleh informasi dalam penelitian ini selain observasi,
peneliti juga menggunakan tehnik pengumpulan data dengan wawancara, dengan
wawancara peneliti dapat memperoleh informasi atau data yang tertulis maupun
tidak tertulis sehingga informasi informasi yang dipeoleh dapat dipertanggung
jawabkan.
3) Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
menjaring kinerja guru dan motivasi belajar siswa. Setiap item pada angket
memiliki lima alternative pilihan dengan penskoran didasarkan pada skala likert.
Skala likert memberikan suatu nilai skala untuk tiap alternative jawaban dimana :
a. Variabel X terdiri dari 5 soal dengan menggunakan 5 option
b. Variabel Y tetdiri dari 5 soal dengan menggunakan 5 option
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen angket sebagai alat
untuk mengumpulkan data. Setelah jawaban terkumpul dari responden kemudian
diperiksa dengan memberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 dari masing-masing soal.
Perbaikan skor dapat dilakukan sebagai berikut : apabila responden memberikan
jawaban (a) akan memperoleh skor 5, jawaban (b) akan memperoleh skor 4,
jawaban (c) akan memperoleh skor 3, jawaban (d) akan memperoleh skor 2, dan
jawaban (e) akan memperoleh skor 1.
3.5.2 Tehnik analisis data
Dalam pengujian hipotesis yang dikemukakan diatas, maka sebagai
langkah pertama adalah pengujian normalitas terhadap data hasil penelitian,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X
2
=
k
i
i
i
E
E
1
2
1
) 0 (
(Sudjana, 1996 :273)
Di mana :
0
i
= Frekuensi Pengamatan
E
i
= Frekuensi Teoritik.
Kriteri pengujian : terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika :
X
2
X
2
(1-o) (k 3)
dengan taraf nyata o = 0,05 dan sangat nyata o = 0,01.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian normalitas
data adalah sebagai berikut :
a. Menentukan rentang yaitu data yang terbesar dikurangi dengan data
terkecil.
b. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan
sturges :
K = 1 + 3,3 Log n
c. Menentukan panjang kelas (P), dengan rumus :
P =
elas BanyaknyaK
g n tan Re
d. Membuat daftar distribusi frekuensi.
e. Mencari nilai rata-rata (
X ) dengan menggunakan rumus :
X =
i
i i
f
x f
Mencari simpangan baku melalui varians (S
2
), dengan rumus :
S
2
=
) 1 (
) (
2
n n
x f x f n
i i i i
f. Mencari harga Z batas kelas dengan rumus :
Z =
S
x x
i
Selanjutnya, dalam rangka pengujian hipotesis digunakan analisis
statistik secara regresi dan korelasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari persamaan regresi
Dalam perhitungan persamaan regresi, digunakan suatu persamaan
umum sebagai berikut:
= a + bx
Untuk mencari a dan b digunakan rumus :
a =
2 2
2
) (
) ( ) ( ) ( ) (
i i
i i i i i
n X X
Y X X X Y
b =
2 2
) (
) ( ) (
i i
i i i i
n
n
X X
Y X Y X
dimana :
a = konstanta
b = koefisien regresi
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y
2
X = jumlah kuadrat nilai dari X
XY = jumlah produk antara nilai X dan Y
2. Uji linieritas dan keberartian persamaan regresi
Dalam pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi, digunakan
rumus sebagai berikut :
F =
res
reg
S
S
2
2
dan
E
TC
S
S
2
2
Dimana :
S
2
reg
= JK (b/a) S
2
TC
=
2
) (
K
TC JK
S
2
res
=
2
) (
n
res JK
S
2
E
=
K n
E JK
) (
Kriteria pengujian :
a. Uji linieritas
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
pada taraf
kepercayaan o = 0,01 dan o = 0,05.
b. Uji Keberartian
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
Untuk keperluan pengujian ini, maka terlebih dahulu perlu dihitung
jumlah kuadrat (JK) dari berbagai sumber varians sebagai berikut :
JK ( T) =
2
Y
JK ( a) =
n
i
2
) ( Y
JK (b/a) = b
)
`
Y X
Y X
n
i i
i i
) ( ) (
JK (Res) = JK (T) JK (a) JK (b/a)
JK (E) =
x
)
`
Y X
Y X
n
i i
i i
) ( ) (
JK (TC) = JK (Res) JK (E)
Hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya disusun dalam daftar
Analisa Varians (ANAVA).
3. Menghitung koefisien korelasi
Dalam perhitungan koefisien korelasi, digunakan rumus sebagai berikut:
r =
}{ { }
2 2 2 2
) ( ) (
) (
i i i i
i i i
n n
n
Y Y X X
XY Y X
di mana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y
2
X = jumlah kuadrat nilai dari X
XY = jumlah produk antara nilai X dan Y
4. Uji keberartian koefisien korelasi
Pengujian ini dilakukan melalui pasangan hipotesis sebagai berikut :
H
O
: = 0
H
A
: 0
Kriteria pengujian :
- Terima H
O
, jika t
(1-1/2o)
< t
hitung
< t
(1-1/2o)
dengan taraf kepercayaan o =
0,01 dan o = 0,05 serta dk = n-2. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
t =
2
1
2
r
n r
= 2,8
= 3 (dibulatkan)
Tabel
Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel X
No Interval Kelas Frekuensi
1
2
3
4
5
27 - 29
30 - 32
32 - 35
36 - 38
39 - 41
2
0
4
11
3
Jumlah 20
4. Median
Me = b + p (
)
= 35,5 + 3 (
= 20,5 + 3 (
= 35,5 + 3
)
= 35,5 + 1,09
Me = 36,59
5. Modus
Mo = b + p
= 35,5 +3
= 35,5 + 3
= 35,5 + (
)
= 35,5 + 7,4
Mo = 42,9
6. Menghitung Rata-Rata ( ) dan Standar Deviasi (
2
)
Tabel
No Interval Kelas Fi Xi Xi
2
Fi Xi FiXi
2
1
2
3
4
5
27 - 29
30 - 32
32 - 35
36 - 38
39 - 41
2
0
4
11
3
28
31
34
37
40
784
961
1156
1369
1600
56
31
136
407
120
1568
961
4624
15059
4800
Jumlah 20 170 5.870 719 201681
Dari table diatas dapat di hitung harga nilai rata-rata sebagai berikut :
1. Mencari Nilai Rata-Rata ( )
=
= 35,95
2. Simpangan Baku (s) yaitu :
S
2
=
=
=
=
S
2
= 9254,3
=
= 96,19
Uji Normalitas data (Variabel X )
Z =
Di mana :
Xi = Batas Kelas
= Mean
S = Simpangan baku
Tabel
Perhitungan Frekuensi Teoritik (Ei) dan Frekuensi Pengamatan (Oi)
Batas
Kelas
Z
Batas Kelas
Z
Daftar
Luas
Kelas
Interval
Ei
Oi
23,5
26,5
29,5
32,5
35,5
41,5
-0,09
-0,06
-0,03
-0,00
0.02
0,05
0,0359
0,0239
0,0120
0,0000
0,0080
0,0199
0,012
0,0119
0,012
0,008
0,0119
0,24
0,238
0,24
0,16
0,238
2
0
4
11
3
Mencari
z
hitung = Z =
Z =
= -0,09
Berdasarkan table diatas, dapat dihitung harga X
2
, sebagai berikut :
X
z
hit =
2
+
2
+
2
+
2
+
z
= 12,90 + 0,238 + 58,90 + 734,41 + 32,05
z
hit= 838,498 dibulatkan 838,4
z
daftar =
z
( 1 - ) ( - 1 )
K = 5
0,01 1 %
2
daftar =
2
( 1 0,01 ) ( 5 1 )
2
( 0,99 ) ( 4 )
13,3
= 0,05 5 %
= ( 1 0,05 ) (4 )
= ( 0,95 ) ( 4 )
= 9,49
Untuk menentukan data variabel x berdistribusi normal atau tidak,
digunakan criteria sebagai berikut : x
2
x
2
(1 - ) ( k 3 ). Dari perhitungan
diperoleh X
z
hitung = 838,4 dan X
z
daftar di peroleh sebagai berikut :
X
2
X
2
(1 - ) (K 3 )
X
2
(1 0,01) (5 3)
X
2
(0,99) (2)
X
2
daftar = 9,21
Dengan demikian, maka diperoleh : X
2
(hitung) (838,4) X
2
(daftar)
(13,3) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel x berdistribusi normal.
Kriteria pengambilan keputusan Hipotesis
Tolak Ho Jika X
2
hit X
2
daftar
Ket : 1 = 0,01 838,4 13,3 Di Tolak}
X
2
daftar = 13,3 13,3 838,4
Lampiran 8
Perhitungan Distribusi, Frekuensi, Median, Modus, Rata-Rata dan Simpangan
baku (S) Untuk Skor Variabel Y
Distribusi Frekuensi Kepuasan Konsumen ( Variabel Y)
1. Menentukan Rentang (R) = Data Terbesar - Data Terkecil
= 41 - 24
= 17
2. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3
= 1 + 3.3
= 1 + 3.3 (1,301)
= 5,293
= 6 (dibulatkan)
3. Panjang Kelas (P) = P =
elas BanyaknyaK
g n tan Re
=
= 3,4
= 3 (dibulatkan)
Tabel
Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel Y
No Interval Kelas Frekuensi
1
2
3
4
5
6
24 26
27 29
30 32
33 35
36 38
39 41
3
2
1
6
3
5
Jumlah 20
4. Median
Me = b + p (
)
= 32,5 + 6 (
= 32,5 + 6 (
= 32,5 + 6
)
= 32,5 + (
)
= 32,5 + (-2)
= 30.5
5. Modus
Mo = b + p
= 32,5 +6
= 32,5 + 6
= 32,5 + (
)
= 32,5 + 3,75
= 36,25
6. Menghitung Rata-Rata ( ) dan Standar Deviasi (S
2
)
No Interval Kelas Fi Yi Yi
2
Fi Yi FiYi
2
1
2
3
4
5
6
24 26
27 29
30 32
33 35
36 38
39 41
3
2
1
6
3
5
25
28
31
34
37
40
625
784
961
1156
1369
1600
75
56
31
204
111
200
5625
3136
961
41616
12321
40000
Jumlah 20 195 6485 677 103659
Dari table diatas dapat di hitung harga nilai rata-rata sebagai berikut :
1. Mencari Nilai Rata-Rata ( )
=
= 33,85
2. Simpangan Baku (s) yaitu :
S
2
=
=
=
S
2
= 4249,6
=
S = 65,19
Uji Normalitas data ( Variabel Y )
Z =
di mana :
Xi = Batas Kelas
= Mean
S = Simpangan baku
Tabel
Perhitungan Frekuensi Teoritik (Ei) dan Frekuensi Pengamatan (Oi)
Batas Z Z Luas
Ei Oi
Kelas
Batas
Kelas Daftar Kelas
Interval
23,5 -0,15 0,0596 0,0158 0,316 3
26,5 -0,11 0,0438 0,0199 0,398 2
29,5 -0,06 0,0239 0,0159 0,318 1
32,5 -0,02 0,008 0 0 6
35,5 0,02 0,008 0,0199 0,398 3
28,5 0,07 0,0279 0,0159 0,318 5
41,5 0,11 0,0438
Berdasarkan table diatas, dapat dihitung harga Y
2
, sebagai berikut :
Y
2
hit =
2
+
2
+
2
+
2
+
2
= 22,79 + 6,45 + 1,46 + 17,01 + 68,93
2
= 116,64
2
= 116,6
K = 6
0,01 1 %
2
daftar =
2
( 1 0,01 ) ( 6 1 )
2
( 0,99 ) ( 5 )
15,1
= 0,05 5 %
= ( 1 0,05 ) ( 6-1)
= ( 0,95 ) ( 5 )
= 11,1
Untuk menentukan data variabel Y berdistribusi normal atau tidak,
digunakan criteria sebagai berikut : Y
2
Y
2
(1 - ) ( k 3 ). Dari perhitungan
diperoleh Y
2
hitung = dan Y
2
daftar di peroleh sebagai berikut :
Y
2
Y
2
(1 - ) (K 3 )
Y
2
(1 0,01) (6 3)
Y
2
(0,99) (3)
Y
2
daftar = 11,3
Dengan demikian, maka diperoleh : Y
2
(hitung) (116,6) Y
2
(daftar) (15,1)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel berdistribusi normal.
Kriteria pengambilan keputusan Hipotesis
Tolak Ho Jika X
2
hit X
2
daftar
Ket : 1 = 0,01 116,6 { Di Tolak }
X
2
daftar = 11,3 15,1 116,6
Lampiran 9
PENGUJIAN HIPOTESIS
Mencari Persamaan Regresi
Dalam perhitungan persamaan regresi, digunakan suatu persamaan umum
sebagai berikut :
= a + bx
Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus :
a =
2 2
2
) (
) ( ) ( ) ( ) (
i i
i i i i i
n X X
Y X X X Y
b =
2 2
) (
) ( ) (
i i
i i i i
n
n
X X
Y X Y X
dimana :
a = konstanta
b = koefisien regresi
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y
2
X = jumlah kuadrat nilai dari X
XY = jumlah produk antara nilai X dan Y
Berarti ;
= a + bx
a =
= - 2304,01
b =
=
= 2,57
Dengan demikian, persamaan regresi linier Y atas X untuk soal di atas adalah :
= a + bx
= - 2304,01 + 2,57 x
= - 2304,01 + 2,57 (20)
= - 118426,144
Variabel tak bebas Y dalam regresi telah dinyatakan oleh symbol untuk
menyatakan bahwa kita berhadapan dengan Y yang di dapat dari regresi dan untuk
membedakannya dengan Y dari hasil pengamatan.
Uji linieritas dan keberartian persamaan regresi
Dalam pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi, digunakan
rumus sebagai berikut :
F =
res
reg
S
S
2
2
dan
E
TC
S
S
2
2
Dimana :
S
2
reg
= JK (b/a) S
2
TC
=
2
) (
K
TC JK
S
2
res
=
2
) (
n
res JK
S
2
E
=
K n
E JK
) (
Kriteria pengujian :
c. Uji linieritas
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
pada taraf
kepercayaan o = 0,01 dan o = 0,05.
d. Uji Keberartian
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
Untuk keperluan pengujian ini, maka terlebih dahulu perlu dihitung jumlah
kuadrat (JK) dari berbagai sumber varians sebagai berikut :
JK ( T) =
2
Y
JK ( a) =
n
i
2
) ( Y
JK (b/a) = b
)
`
Y X
Y X
n
i i
i i
) ( ) (
JK (Res) = JK (T) JK (a) JK (b/a)
JK (E) =
JK (TC) = JK (Res) JK (E)
Hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya disusun dalam daftar
Analisa Varians (ANAVA).
Berarti :
JK ( T) = 23544
JK ( a) =
= 27715996,8
JK (b/a) = 2,57 {
}
= 2,57 (892)
= 2292,44
JK (Res) = 23544 27715996,8 2292,44
= - 27694745,24
JK (E) = (31
2
) + (35
2
) + ( 39
2
+37
2
) +
(41
2
) + (35
2
) +
(41
2
+36
2
+34
2
+ 28
2
) + (37
2
) +
(40
2
+33
2
+41
2
+ 26
2
+28
2
+24
2
) +
(25
2
) + ( 34
2
+33
2
)
= 0 + 0 + 10 + 0 + 0 + 86,8 + 0 + 262 + 0 + 0,5
= 459,3
Lampiran 10
Kerangka Data Y Berdasarkan data X
X Y KELOMPOK
27 31 1
28 35 2
33 39 3
33 37
34 41 4
35 35 5
36 41 6
36 36
36 34
36 28
37 37 7
38 40 8
38 33
38 41
38 26
38 28
38 34
39 25 9
41 34 10
41 33
Lampiran 11
DAFTAR ANAVA UNTUK REGRESI LINEAR
= - 2304,01 + 2,57 x
Sumber Variasi dk JK KT F
Total 20 23544
Koefisien (a) 1 27715996,8
Regresi 1 2292,44 2292,44 -0,00148
sisa 18 -27694746,24 -1538596,957
Tuna Cocok 8 27697146,34 3462143,292 75378,691
Galat 10 459,3 45,93
Uji Keberartian
Ho = Koefisien arah regresi tidak berarti ( b = 0 )
Ha = Koefisien itu berati ( b 0 )
Pengujian hipotesis nol, di pakai statisik :
F hit =
= - 0,00148
Untuk taraf kesalahan 5%, F tabel (1,18) = 4,41
Untuk taraf kesalahan 1%, F tabel (1,18) = 8,28
F hitung F tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%.
Kesimpulan koefisien itu berarti ( b 0 )
Uji Linearitas
Ho = regresi linear
Ha = regresi non linear
Statistik :
F =
= 75378,691
Untuk taraf kesalahan 5%, F tabel (8,10) = 3,07
Untuk taraf kesalahan 1%, F tabel (8,10) = 5,06
F hitung > F tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%.
Kesimpulannya, merupakan regresi non linier
Uji Hipotesis Hubungan Antara Dua Variabel
Ho : Tidak ada hubungan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
Ha : Ada hubungan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
Antara nilai kinerja dengan motivasi belajar dapat dihitung korelasinya.
Korelasi dapat dihitung dengan rumus yang telah diberikan rumus sebagai berikut.
r =
}{ { }
2 2 2 2
) ( ) (
) (
i i i i
i i i
n n
n
Y Y X X
XY Y X
Harga-harga yang telah ditemukan dalam table dapat dimasukkan dalam
rumus sebagai berikut :
= 2.02
Harga r table untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 20 diperoleh r tabel = 0,444
dan untuk 1% diperoleh r = 0,561. Karena harga r hitung lebih besar dari r table
baik untuk kesalahan 5% maupun 1% ( 2,02 > 0,561 > 0,444 ), maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar 2,02 antara kinerja guru pada
motivasi belajar siswa, Koefisien determinasinya r
2
= 2,02
2
= 4.08. Hal ini
bernilai rata-rata kepuasan konsumen tiap bulan 4,08% ditentukan oleh nilai
kinerja guru, melalui persamaan regresi = - 2304,01 + 2,57 x , Sisanya
ditentukan oleh faktor lain.