Anda di halaman 1dari 68

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan, antara lain : guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan
pendidikan, dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan
proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan
tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan
sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Studi yang dilakukan
Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menemukan bahwa di antara
berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan (yang ditunjukkan
oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru. Peranan guru
makin penting lagi di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sebagaimana
dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Lengkapnya hasil studi itu adalah
: di 16 negara sedang berkembang, guru memberi kontribusi terhadap prestasi
belajar sebesar 34%, sedangkan manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana
fisik 26%. Di 13 negara industri, kontribusi guru adalah 36%, manajemen 23%,
waktu belajar 22% dan sarana fisik 19% (Dedi Supriadi, 1999: 178). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002: 42) menunjukkan bahwa
76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian :
kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi
pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata
pelajaran memberikan sumbangan 8,60%.


Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses
pendidikan. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila
tidak di tunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan
menimbulkan proses pembelajaran yang maksimal. Guru sebagai pelaksana
pendidikan nasional merupakan faktor kunci.
Peningkatan belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses
pembelajaran dikelas. Oleh karena itu meningkatkan prestasi belajar siswa, proses
pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru
yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi. Karena guru merupakan
ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak disekolah dan
sebagai pengembang kurikulum. Guru mempunyai kinerja yang baik akan mampu
menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa lebih baik, yang pada
akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan
peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap
positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian
dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses
dalam belajar.
Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam
transformasi orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari
ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi terampil, dengan
metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang pasif,
melainkan peserta didik berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap dan


menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berfikir, bertanya, menggali,
menciptakan dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kehidupannya.
Melihat adanya pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa,
maka penulis tertarik mengambil judul makalah yaitu Pengaruh Kinerja Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 2 Kota Gorontalo.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini
dapat di identifikasikan yaitu kinerja guru yang sangat mempengaruhi tingkat
motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar disekolah.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah yakni pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa Di SMK
Negeri 2 Gorontalo.

1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penulisan
makalah yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap
motivasi belajar siswa Di SMK Negeri 2 Gorontalo.




1.5 Manfaat
Pada hakekatnya suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang
diharapkan akan berguna bagi orang lain terutama bagi dirinya sendiri. Manfaat
yang diharapkan yakni :
1. Dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan
2. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti yang lain yang ingin
mengembangkan dunia dan ilmu pengetahuan
3. Bagi sekolah dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara
efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan















BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian kinerja
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan kinerja (prestasi kerja)
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu.
Menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223) kinerja merupakan
kombinasi dari kemampuan usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya.
Menurut Veizal Rivai (2004:309) mengemukakan kinerja merupakan
perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi maupun
perusahaan atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sehingga dapat
menghasilkan suatu prestasi kerja.



2.1.2 Karakterisik kinerja
Kinerja menunjukan suatu penampilan kerja seseorang dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu termasuk
dalam organisasi. Dalam kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi
prilaku seseorang, bila diterapkan pada pekerja, maka bagimana dia bekerja akan
dapat menjadi dasar untuk menganalisis latar belakang yang mempengaruhinya.
Menurut Sutermeister (1976:45) produktivitas ditentukan oleh kinerja pegawai
dan teknologi, sedangkan kinerja pegawai itu sendiri tergantung pada dua hal
yaitu kemampuan dan motivasi. Bila digambarkan akan nampak sebagai berikut :
(1)Technology; (2)Ability; (3)Motivation; (4)Productivity; (5)Employee;
(6)Performance.
Sementara itu Gibson (1995:56), memberikan gambaran lebih rinci dan
komprehensif tentang faktorfaktor yang berpengaruh terhadap
performance/kinerja, yaitu :
- Variabel Individu meliputi kemampuan, keterampilan, mental fisik, latar
belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi (umur, asal-
usul, jenis kelamin).
- Variabel Organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur desain pekerjaan.
- Variabel Psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan
motivasi.
Pendapat tersebut menggambarkan tentang hal-hal yang dapat
membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang, faktor individu dengan


karakteristik psikologisnya yang khas serta faktor organisasi berinteraksi dalam
suatu proses yang dapat mewujudkan suatu kualitas kinerja yang dilakukan oleh
seseorang dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi.
Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Oleh karena itu bila ingin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
tersebut. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (Ability) dan faktor motivasi (Motivation). Hal ini sesuai dengan
pendapat Keith Davis (1994:484) yang dikutip oleh A. Anwar Prabu
Mangkunegara (2001:67) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah :
1. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi mental yang
mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.
Pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi
tinggi.
2. Faktor Kemampuan
Secara psikologis kemampuan (Ability) pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya pegawai yang
memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai


untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai
perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
Sementara itu Zane K. Quible (2005:214) berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja manyatakan: basic human traits affect employees
job related behaviour and performance. These human traits include ability,
aptitude, perception, values, interest, emotions, needs and personality. Ability
atau kemampuan akan menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan
pekerjaan, bakat akan berperan dalam membantu melaksanakan pekerjaan jika ada
kesesuaian dengan jenis pekerjaannya, demikian juga halnya dengan persepsi,
konsep diri, nilai-nilai, minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian. Semua itu akan
berpengaruh terhadap dorongan (motivasi) seseorang dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Formulasi kinerja menunjukkan bahwa kinerja merupakan hasil interaksi
antara kemampuan, motivasi dan kesempatan seseorang dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tertentu maka
seseorang harus memiliki tingkat kesediaan dan kemampuan yang mendukung
penyelesaian perkerjaan tersebut. Kesediaan seseorang untuk mengerjakan sesuatu
tidaklah efektif tanpa didukung oleh pemahaman yang jelas tentang apa yang akan
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian, aspek kemampuan
dan kesediaan seseorang secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap
kinerjanya.
2.1.3 Kinerja guru dalam Pembelajaran


Brown dalam Sardiman (2000: 142) menjelaskan tugas dan peranan guru,
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
belajar siswa.
Syafaruddin dan Nasution (2003:97), menjelaskan guru profesional yang
bertugas mengajar disekolah memerlukan keahlian khusus. Sebagai kegiatan yang
berkaitan dengan pembinaan potensi anak yang sedang mengalami perkembangan,
maka guru harus benar-benar ahli dalam tugasnya.
Menurut Sanjaya (2005:13-14), kinerja guru berkaitan dengan tugas
perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar
dengan balk, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu me-laksanakan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Sedangkan Nurdin (2005:22), menjelaskan seorang guru profesional
harus memahami apa yang diajarkannya dan menguasai bagaimana
mengajarkannya.
Uraian teoretis di atas memberikan arahan bahwa tugas guru dalam
pembelajaran menuntut penguasaan bahan ajar yang akan diajarkan dan
penguasaan tentang bagaimana mengajarkan bahan ajar yang menjadi pilihan.
Pemilihan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam


pembelajaran oleh guru tentunya disesuaikan dengan karakteristik siswa yang
akan belajar dan kurikulum yang berlaku.
Kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang
dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Komitmen menjalankan tugas
dinyatakan sebagai salah satu kemampuan yang digunakan untuk mengukur
kinerja dalam hal ini adalah kinerja guru. Agar guru dapat menunjukkan
kinerjanya yang tinggi, paling tidak guru tersebut harus memiliki penguasaan
terhadap materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya, agar
pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.
Kompetensi guru adalah suatu performansi (kemampuan) yang dimiliki
seorang guru, yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berpikir,
penyesuaian diri, sikap dan nilai-nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi
sebagai guru.
Kemampuan yang terkait dengan tugas guru adalah pengusaan terhadap
bahan ajar yang akan diajarkan dan kemampuan mengelola proses pembelajaran.
Dengan demikian kinerja lebih mengarah pada sejauhmana seseorang melakukan
aktifitas baik yang berkenaan dengan tugas dan kewajiban yang sesuai dengan
tingkat kompetensi yang dikuasainya atau dengan kata lain kinerja sebagai
perilaku lebih banyak dimotori dan koordinasikan oleh sejumlah pengetahuan
maupun informasi yang dikuasai seseorang dalam melaksanakan kegiatan sesuai
dengan tuntutan tugasnya.


Agar guru dapat mengajar dengan baik, maka syarat pertama yang harus
dimiliki adalah menguasai betul dengan cermat dan jelas apa-apa yang hendak
diajarkan. Seorang guru yang tidak menguasai bahan ajar, tidak mungkin dapat
mengajar dengan baik kepada para siswanya. Hal penting dalam pembelajaran
setelah guru menguasai bahan ajar adalah peran guru dalam mengelola
pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran menjadi hal penting karena berkaitan langsung
dengan aktivitas belajar siswa. Upaya guru untuk menguasai bahan ajar yang akan
diajarkan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
optimal dapat terwujud jika dalam diri guru tersebut ada dorongan dan tekad yang
kuat (komitmen) untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian motivasi
Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status
internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang
mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai
suatu tujuan.
Secara etimologis, Winardi (2002:1) menjelaskan istilah motivasi
(motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti
menggerakkan. Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti
pemberian motif, Penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau
keadaan yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya Winardi (2002:33)


mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya.
Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep
motif. Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya
tindakan.

2.2.2 Jenis-jenis motivasi
Menurut Sardiman (2005:89-91), motivasi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu : Motivasi intrinsik adalah motif-motif (daya penggerak) yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap
individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Motivasi
Ekstrinsik adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Namun dorongan tersebut datang dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang
itu dirangsang dari luar.
Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi
belajar mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap
suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan
interaksi belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat penting dalam
upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa secara
menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta berpartisipasi
positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Mengingat
motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri siswa.


Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model pembelajaran
yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang
dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang
keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap
muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif. Motivasi belajar siswa
memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil
belajar siswa. Salah satunya indicator kualitas pembelajaran adalah adanya
semangat maupun motivasi belajar dari para siswa.

2.3 Belajar mengajar
2.3.1 Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang individu yang berupaya
untuk pencapaian tujuan tertentu. Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman daninteraksi
dengan lingkunan yang melibatkan proses kognitif, Gredler(dalam Suryo Subroto,
2002:21).
Dengan demikian belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan indvidu dan
individu dengan lingkungannya.
2.3.2 Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar


mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan konsep. Oleh karena itu
perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce
Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang
dikelompokkan kedalam 4 hal yaitu: (1)proses informasi; (2)perkembangan
pribadi; (3)interaksi sosial; dan (4)modifikasi tingkah laku, Joyce dan Weil (dalam
hassibuan, 1992:13).
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar mengajar.

2.4 Motivasi Belajar
2.4.1 Pengertian motivasi belajar
Menurut Donald (dalam Sardiman, 2003:73), motivasi adalah perubahan
energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di
dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia
tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan
tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi
adalah tumbuh dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang


menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

2.4.2 Faktor-faktor motivasi belajar
Sumanto (1990:108-115) menggolongkan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor-faktor stimulasi belajar
Yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar individu
itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam penelitian ini
mencakup materiil serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa.

2) Faktor metode belajar
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode
yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa untuk meniru dan
mengaplikasikannya dalam cara belajarnya.

3) Faktor-faktor individual
Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis
kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani
serta motivasi.
Faktor-faktor motivasi belajar (Muhidin Syah,1995:108-115) yakni :


1) Faktor internal adalah faktor ynag ada dalam diri manusia itu sendiri
yang berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman dan cita-cita.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri manusia itu
sendiri yang terdiri dari :
- Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga,
teman, orangtua/keluarga dan teman sekolah.
- Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak
sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar,
kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.

2.3 Kerangka pikir
Variabel X Variabel Y








Dalam kerangka pikir diatas bisa dilihat bahwa adanya pengaruh kinerja
guru terhadap motivasi belajar siswa

Kinerja guru berkaitan
dengan tugas :
perencanaan
pengelolalan
pembelajaran
penilaian hasil belajar
siswa.
Menurut Sanjaya
(2005:13-14)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
motivasi belajar :
Faktor stimulasi
belajar
Faktor metode belajar
Faktor individual
Menurut Sumanto
(1990:108-115)




2.4 Hipotesis penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir diatas maka penulis dapat
merumuskan hipotesis penelitian yakni bahwa kinerja guru mempunyai pengaruh
terhadap motivasi belajar siswa.





















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 4 bulan, mulai dari
pengumpulan data dan penyusunan laporan hasil penelitian, yaitu sejak bulan
maret sampai juni tahun 2011.

3.1.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi pada SMK Negeri
2 Kota Gorontalo. Adapun dasar penetapan objek penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa lokasi tersebut mudah dijangkau baik dari segi waktu,
tenaga, serta biaya.

3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang merupakan rumusan
masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel
mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih, Sugiyono (2011:35). Jadi dalam
penelitian ini peneliti memberikan gambaran tentang pengaruh kinerja guru
terhadap motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Kota Gorontalo dengan desain
sebagai berikut :

X Y


Keterangan :
X : Kinerja guru
Y : Motivasi belajar siswa

3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel X
Variabel X dalam penelitian ini adalah kinerja guru, dengan
menggunakan indikator-indikator yang ada. Adapun indikator tentang kinerja guru
berkaitan dengan tugas : (1)perencanaan; (2)pengelolalan pembelajaran; dan
(3)penilaian hasil belajar siswa, menurut Sanjaya (2005:13-14).

3.3.2 Variabel Y
Variabel Y dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, dengan
menggunakan indikator-indikator yang ada. Adapun indikator tentang motivasi
belajar adalah : (1)faktor stimulasi belajar; (2)faktor metode belajar; dan (3)faktor
individual, menurut Sumanto (1990:108-115).

3.4 Populasi Dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2005:55), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.


Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 2 Kota Gorontalo dengan jumlah
siswa sebanyak 653 orang.

3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari sejumlah dari karakterisik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, (Sugiono, 2005:56). Dengan melihat penelitian ini adalah
seluruh siswa SMK Negeri 2 Kota Gorontalo dengan karakterisik dianggap
homogen baik siswa yang menerima materi, guru yang mengajar dan lamanya
menerima materi, maka tehnik penarikan sampel pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan tehnik simple random sampling, yaitu dengan pengambilan
anggota sampel yang dilakukan secara acak. Oleh karena itu, sampel pada
penelitian ini adalah berjumlah 20 siswa, yang tersebar dalam 3 (tiga) tingkatan
kelas.

3.5 Tehnik Penelitian
3.5.1 Tehnik pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument penelitian berupa :
1) Observasi
Untuk memperoleh data akurat dalam suatu penelitian, maka sebagai
langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi
dalam pelaksanaan observasi ini, peneliti dapat melihat langsung keadaan lokasi
penelitian serta dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran dikelas.


2) Wawancara
Dalam memperoleh informasi dalam penelitian ini selain observasi,
peneliti juga menggunakan tehnik pengumpulan data dengan wawancara, dengan
wawancara peneliti dapat memperoleh informasi atau data yang tertulis maupun
tidak tertulis sehingga informasi informasi yang dipeoleh dapat dipertanggung
jawabkan.

3) Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
menjaring kinerja guru dan motivasi belajar siswa. Setiap item pada angket
memiliki lima alternative pilihan dengan penskoran didasarkan pada skala likert.
Skala likert memberikan suatu nilai skala untuk tiap alternative jawaban dimana :
a. Variabel X terdiri dari 5 soal dengan menggunakan 5 option
b. Variabel Y tetdiri dari 5 soal dengan menggunakan 5 option
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen angket sebagai alat
untuk mengumpulkan data. Setelah jawaban terkumpul dari responden kemudian
diperiksa dengan memberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 dari masing-masing soal.
Perbaikan skor dapat dilakukan sebagai berikut : apabila responden memberikan
jawaban (a) akan memperoleh skor 5, jawaban (b) akan memperoleh skor 4,
jawaban (c) akan memperoleh skor 3, jawaban (d) akan memperoleh skor 2, dan
jawaban (e) akan memperoleh skor 1.




3.5.2 Tehnik analisis data
Dalam pengujian hipotesis yang dikemukakan diatas, maka sebagai
langkah pertama adalah pengujian normalitas terhadap data hasil penelitian,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X
2
=

k
i
i
i
E
E
1
2
1
) 0 (
(Sudjana, 1996 :273)
Di mana :
0
i
= Frekuensi Pengamatan
E
i
= Frekuensi Teoritik.
Kriteri pengujian : terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika :
X
2
X
2

(1-o) (k 3)
dengan taraf nyata o = 0,05 dan sangat nyata o = 0,01.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian normalitas
data adalah sebagai berikut :
a. Menentukan rentang yaitu data yang terbesar dikurangi dengan data
terkecil.
b. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan
sturges :
K = 1 + 3,3 Log n
c. Menentukan panjang kelas (P), dengan rumus :
P =
elas BanyaknyaK
g n tan Re

d. Membuat daftar distribusi frekuensi.
e. Mencari nilai rata-rata (

X ) dengan menggunakan rumus :

X =
i
i i
f
x f


Mencari simpangan baku melalui varians (S
2
), dengan rumus :
S
2
=
) 1 (
) (
2


n n
x f x f n
i i i i

f. Mencari harga Z batas kelas dengan rumus :
Z =
S
x x
i


Selanjutnya, dalam rangka pengujian hipotesis digunakan analisis
statistik secara regresi dan korelasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari persamaan regresi
Dalam perhitungan persamaan regresi, digunakan suatu persamaan
umum sebagai berikut:
= a + bx
Untuk mencari a dan b digunakan rumus :
a =
2 2
2
) (
) ( ) ( ) ( ) (
i i
i i i i i
n X X
Y X X X Y

b =
2 2
) (
) ( ) (
i i
i i i i
n
n
X X
Y X Y X

dimana :
a = konstanta
b = koefisien regresi
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y



2
X = jumlah kuadrat nilai dari X
XY = jumlah produk antara nilai X dan Y
2. Uji linieritas dan keberartian persamaan regresi
Dalam pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi, digunakan
rumus sebagai berikut :
F =
res
reg
S
S
2
2
dan
E
TC
S
S
2
2

Dimana :
S
2

reg
= JK (b/a) S
2
TC
=
2
) (
K
TC JK

S
2
res
=
2
) (
n
res JK
S
2
E
=
K n
E JK

) (


Kriteria pengujian :
a. Uji linieritas
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
pada taraf
kepercayaan o = 0,01 dan o = 0,05.
b. Uji Keberartian
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
Untuk keperluan pengujian ini, maka terlebih dahulu perlu dihitung
jumlah kuadrat (JK) dari berbagai sumber varians sebagai berikut :
JK ( T) =
2
Y
JK ( a) =
n
i
2
) ( Y



JK (b/a) = b
)
`

Y X
Y X
n
i i
i i
) ( ) (

JK (Res) = JK (T) JK (a) JK (b/a)
JK (E) =
x

)
`

Y X
Y X
n
i i
i i
) ( ) (

JK (TC) = JK (Res) JK (E)

Hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya disusun dalam daftar
Analisa Varians (ANAVA).
3. Menghitung koefisien korelasi
Dalam perhitungan koefisien korelasi, digunakan rumus sebagai berikut:
r =
}{ { }
2 2 2 2
) ( ) (
) (
i i i i
i i i
n n
n
Y Y X X
XY Y X

di mana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y
2
X = jumlah kuadrat nilai dari X
XY = jumlah produk antara nilai X dan Y

4. Uji keberartian koefisien korelasi
Pengujian ini dilakukan melalui pasangan hipotesis sebagai berikut :


H
O
: = 0
H
A
: 0
Kriteria pengujian :
- Terima H
O
, jika t
(1-1/2o)
< t
hitung
< t
(1-1/2o)
dengan taraf kepercayaan o =
0,01 dan o = 0,05 serta dk = n-2. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
t =
2
1
2
r
n r

(Sudjana, 1996 :380 )



3.5.3 Hipotesis Statistik
Pasangan hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini meliputi :
H
0
: = 0 Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X (kinerja guru)
dan variabel Y (motivasi belajar siswa).
H
1
: 0 Artinya terdapat hubungan antara variabel X (kinerja guru) dan
variabel Y (motivasi belajar siswa).











BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Profil SMK Negeri 2 Gorontalo
4.1.1.1 Selayang Pandang SMK Negeri 2 Gorontalo
SMK Negeri 2 Gorontalo adalah salah satu sekolah menengah kejuruan
yang terdapat di Provinsi Gorontalo, tepatnya di ibukota Provinsi Kota Gorontalo.
Secara geografis, letak sekolah ini sangat strategis karena disamping berada di
pusat Provinsi Gorontalao juga terletak di tengah-tengah Kota Gorontalo.
Sebelum berubah nama menjadi SMK Negeri 2 Gorontalo, sekolah ini
telah mengalami beberapa kali perubahan nama, yaitu dari SKKA, SMKK dan
SMK.
- PERIODE SKKA
SKKA Negeri Gorontalo berdiri 1 Januari 1968, sebelumnya
merupakan SKKA Swasta yang di pimpin oleh Kepala Sekolah Neng
Podungge Niode sejak 19 Oktober 1964. SKKA Negeri Gorontalo
dipimpin oleh Marie Monoarfa Nento (1968-1978), saat itu gedung
SKKA berada di jalan Jakarta No. SK/17 Kodya Gorontalo sekarang
adalah jalan Kartini. Sebelum ditempati oleh SKKA, gedung sekolah
tersebut adalah milik SD/SMP Tionghoa. Pada awalnya SKKA hanya
memiliki siswa 68 orang , 7 Guru tetap, 9 Guru GTT dan 2 orang Tata
Usaha. Jurusan yang dibuka pertama kali adalah Jurusan Memasak dan


Menjahit. SKKA Negeri diperkuat oleh Surat Keputusan No.
87/UKK3/68, 7 Maret 1968 Atas nama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI
- PERIODE SMKK
Perubahan SKKA Gorontalo menjadi SMKK Negeri terjadi Pada
Tahun 1976 dengan SK.NO.0280/0/1976, tanggal 9 Desember 1976
Kepala sekolah masih dijabat oleh Ibu Marie Monoarfa Nento hingga
tahun 1987, setelah masa jabatan Ibu Marie Monoarfa Nento selesai,
SKKA dipimpin oleh pejabat sementara Dra. Ny Hj Bakari Lahay
melalui SK No. 766/C.SP/1987 Tanggal 18 Agustus 1987 dan kembali
menjadi kepala sekolah defenitif pada Tahun 1989 melalui SK No.
43625/A2.I/C/1989, tanggal 10 Januari 1989. Seiring dengan perubahan
nama dari SKKA menjadi SMKK, Nama Jurusan juga berubah. Jurusan
Memasak menjadi Tata Boga, Jurusan Menjahit menjadi Tata Busana.
- PERIODE SMK
SMKK Negeri Gorontalo berubah nama menjadi SMK Negeri 2
Gorontalo berdasarkan SK Mendikbud No. 036/0/1997 dan seluruh
SMKTA berubah menjadi SMK. Pada periode ini Kepala Sekolah tetap
dijabat oleh Dra. Ny Ha Bakari Lahay hingga tahun 1999. Pada tahun
1997 SMK Negeri 2 Gorontalo menambah jurusan baru yaitu Tata
Kecantikan yang dalam perkembangannya dipecah menjadi 2 jurusan
yaitu Tata Kecantikan Rambut dan Tata Kecantikan Kulit. Pada tahun
1999, SMK Negeri 2 Gorontalo dipimpin oleh Kepala Sekolah baru Dra.


Ny Hano L Nasaru melalui SK No. 63265/A1.I.2/KP/1999 tanggal 5
Oktober 1999. Tahun 2000 SMK Negeri 2 Gorontalo menambah satu lagi
Program Keahlian baru (nama baru dari jurusan) yaitu Akomodasi
Perhotelan. Hingga tahun 2000, SMK Negeri 2 Gorontalo adalah satu-
satunya SMK kelomok Pariwisata di Provinsi Gorontalo dan empat tahun
kemudian tepatnya tahun 2004, SMK Negeri 2 Gorontalo tidak murni
lagi sebagai kelompok Pariwisata dengan dibukanya Program Keahlian
Agroindustri Pangan (Teknologi Hasil Pertanian). Pembukaan Program
Keahlian THP dilatar belakangi oleh adanya kebijakan baru pemerintah,
bahawa setiap SMK dapat membuka program keahlian yang dibutuhkan
masyarakat dan tentunya didukung oleh fasilitas dan SDM. Maka kepala
sekolah (saat itu Dra. Hano L. Nasaru) bersama-sama dengan guru yang
memiliki latar belakang pertanian antara lain Jamaluddin Hamid, SP
(Lulusan Pertanian Untad), Diana Elita dan Haryani Biga (Lulusan Gizi
dan Pangan IPB) bertekad merintis program tersebut
Pada masa peralihan kepala sekolah, baik setelah Ibu Dra Ny. Ha
Bakari Lahay maupun setelah Dra Hano L. Nasaru ada beberapa nama
yang pernah menjadi pejabat kepala sekolah sementara maupun
pelaksana tugas harian, yaitu Bapak Mongune, Bapak Drs. Sumarwoto
dan Ibu Gamar P. Melangi.
Pada tahun 1999 Ibu Hano L Nasaru berakhir masa tugasnya, untuk
pertama kalinya SMK Negeri 2 Gorontalo sejak berdirinya dipimpin oleh
Kepala Sekolah defenitif laki-laki yaitu Bapak Drs. Saiful Amuda


melalui SK No. 821.2/BKD-Diklat/26 tanggal 6 Januari 2005. Pada
Tahun 2006 SMK Negeri 2 Gorontalo kembali membuka Program
Keahlian baru yaitu Patiseri. Namun dipihak lain untuk pertimbangan
efisiensi, penerimaan siswa baru mulai tahun Pelajaran 2007/2008 tata
kecantikan ditiadakan dan cukup menjadi muatan lokal Akomodasi
Perhotelan dan pada akhir tahun 2007 telah ditetapkan menjadi Sekolah
Berstandar Internasional (SBI) dengan mulai menata dan mendorong
semua program keahlian menjadi program unggulan.
Bertambahnya program keahlian yang dikelola ternyata semakin
memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap SMK Negeri 2 Gorontalo
di daerah Gorontalo dan sekitarnya. Sehingga berimbas pada
meningkatnya animo siswa untuk masuk ke SMK Negeri 2 Gorontalo,
khususnya pada beberapa program keahlian. Untuk mengatasi hal itu,
SMK Negeri 2 Gorontalo Membuka kelas Jauh Program tata Busana
pada tahun pelajaran 2004/2005 di Kelurahan Leato Selatan Kecamatan
Kota Gorontalo.
Saat ini, Gedung Kampus I yang terletak di Jl. Kartini sementara
dalam tahap Renovasi dan pembangunan Edotel (Hotel Training) yang
direncanakan dilengkapi hingga 18 kamar standar Internasional,
musholla, laundry, meeting room, dan bisnis center. Sejak tahun 2007
semua pembelajaran teori dipusatkan kampus II jalan Raden Saleh Kota
Gorontalo.




4.1.2 Visi
Terwujudnya SMK Negeri 2 Gorontalo sebagai Pusat Pendidikan dan
Pelatihan yang berstandar Nasional dan Internasional.

4.1.3 Misi
Adapun MISI dari SMK Negeri 2 Gorontalo adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan sistim pembelajaran yang fleksibel dan profesional
2. Mengembangkan iklim belajar yang berwawasan global dengan
berlandaskan nilai-nilai budaya
3. Meningkatkan penguasaan bahasa asing
4. Menjalin hubungan dengan Dunia Usaha Industri untuk pembalajaran di
dalam dan luar negeri
5. Menciptakn tamatan yang siap memasuki lapangan kerja dan mandiri

4.1.4 Tujuan SMK Negeri 2 Gorontalo
Adapun Tujuan dari SMK Negeri 2 Gorontalo adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif. Mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai
tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian pilihannya.


2. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri
maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4.1.2 Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian
Gambaran Umum SMK Negeri 2 Gorontalo
a. Lokasi dan luas area
Lokasi : Jl. Raden Saleh
Kelurahan : Limba U2
Kecamatan : Kota Selatan
Kota : Gorontalo
Provinsi : Gorontalo
Luas : 12080 M2

b. Bangunan
Status bangunan : sertifikat No. 49/1980
Luas bangunan : 5100 M2
Jalan Lingkungan : 260 M2
Lapangan Upacara : 895 M2
Taman/Halaman : 285 M2
Lain-lain : 5700 M2

Ruang menurut jenis


Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang
RuangTtata Tsaha : 1 ruang
Ruang Guru : 1 ruang
Ruang belajar teori : 8 ruang
Ruang Praktik : 21 ruang
- Akomodasi Perhotelan : 5 ruang
- Restoran : 4 ruang
- Patiseri : 1 ruang
- Tata Kecantikan : 4 ruang
- Tata Busana : 5 ruang
- PHP Pangan : 2 ruang
- Ruang Osis : 1 ruang
- Lab Bahasa : 1 ruang
- Ruang Bimbingan Khusus : 1 ruang
- Ruang Gudang : 2 ruang
- Mushalla : 1 ruang

c. Kompetensi Keahlian
1. Akomodasi Perhotelan
2. Tata Boga
3. Patiseri
4. Kecantikan Kulit
5. Kecantikan Rambut


6. Busana Butik
7. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian

d. Jumlah Guru dan Pegawai Tata Usaha
1. Jumlah guru defenitif seluruhnya : 71 orang
Dengan rincian sebagai berikut :
- Guru Normatif : 17 orang
- Guru Adaptif : 24 orang
- Guru Produktif : 26 orang
terdiri dari :
- Akom. Perhotelan : 2 orang
- Restoran : 5 orang
- Patiseri : 2 orang
- Tata Kecantikan : 2 orang
- Tata Busana : 12 orang
- PHP Pangan : 3 orang
- Guru BP/BK : 5 orang

2. Tenaga Guru Honorer : 6 orang
3. Tenaga Administrasi/Pegawai TU : 7 orang





4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur
berupa angket tentang kinerja guru dan motivasi belajar siswa SMK Negeri 2
Kota Gorontalo.
Data penelitian diolah berdasarkan hipotesis penelitian, dengan
menggunakan tehnik pengujian yang relevan yaitu uji normalitas data, analisis
regresi dan korelasi linier sederhana. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh
nilai numerik tentang pengaruh kinerja dan motivasi belajar siswa.

4.2.1 Deskripsi tentang Kinerja Guru
Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden yang
berada di SMK Negeri 2 Gorontalo, menunjukkan nilai tertinggi 41 dan terendah
27 sehingga rentan nilainya sebesar 14, jumlah interval kelas 5, dan panjang kelas
3, untuk harga median 36,59 dan modus 42,9, rata-rata () 35,95, serta simpangan
baku (s) 96,19 (perhitungan terlampir). Dan diperoleh harga X
2
hitung 838,4 ,
untuk dk 5-1 = 4, dan taraf nyata = 0,01 diperoleh X
2
daftar = 13,3, karena
X
2
hitung < X
2
daftar, maka data untuk variabel X berdistribusi normal.

4.2.1 Deskripsi tentang Motivasi Belajar
Dari data kepuasan konsumen nilai yang tertinggi 41 dan terendah 24
sehingga rentang nilainya sebesar 17, jumlah interval kelas 6, dan panjang kelas
3, untuk rata-rata hitung () sebesar 33,85, median (Me) 30,5, modus (Mo) 36,25,
dan simpangan baku (s) 65,19 (perhitungan terlampir). Dan diperoleh perhitungan


X
2
hitung 116,6, untuk dk 6 1 = 5, dan taraf nyata = 0,01 diperoleh X
2
daftar
15,1, karena X
2
hitung > X
2
daftar, maka data untuk variabel Y berdistribusi
normal.






















BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh yang positif , yakni kinerja guru terhadap
motivasi belajar siswa.
Jadi, guru berperan sangat penting dalam proses pembelajaran, hal
ini berpengaruh terhadap motivasi belajar. Guru yang merupakan
mediator dalam proses pembelajaran haruslah mampu membangun
motivasi dari siswa untuk belajar.

5.2 Saran
Saran :
1) Perlu adanya peningkatan kinerja guru mengingat guru berperan
penting dalam proses pembelajaran
2) Selalu melakukan evaluasi baik dalam pembelajaran maupun dalam
tingkat kinerja guru








DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
perusahaan. PT.Gramedia : Jakarta
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian (cetakan kedelapan).
Alfabeta : bandung
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
(cetakan kesebelas). Alfabeta : Bandung
Nazir Ph.d, Mohamad. 2005. Metode Penelitian.Ghalia Indonesia : Bogor
Jumrah, Siti. 2007. Pedoman penulisan skripsi dan makalah serta
prosedur pelaksanaanya. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo










Lampiran 1
ANGKET
Variabel X : Kinerja Guru
1. Menurut pengamatan anda, apakah guru sepenuhnya menguasai materi
pelajaran yang diajarkan?
a. Sangat menguasai
b. menguasai
c. Cukup menguasai
d. Kurang menguasai
e. Tidak menguasai
2. Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan materi yang disajikan dengan
materi sebelumnya?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
e. Tidak baik
3. Bagaimanakah motivasi guru kepada anda guna untuk membangkitkan minat
belajar anda?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
e. Tidak baik
4. Ketika siswa mengalami kesulitan sehubungan dengan materi pelajaran, apakah
guru membantu mencari jalan keluar?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
e. Tidak membantu


5. Dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran, bagaimana usaha guru dalam
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
e. Tidak baik
6. Apakah pembelajaran yang disajikan oleh guru sesuai dengan pokok materi yang
dipelajari pada proses pembelajaran berlangsung?
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Cukup sesuai
d. Kurang sesuai
e. Tidak sesuai
7. Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, apakah guru menggunakan media
dalam kegiatan belajar mengajar?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Kurang
e. Tidak pernah
8. Sehubungan dengan penilaian hasil belajar siswa, apakah guru sering
mengadakan evaluasi pada materi yang diajarkan terhadap siswa?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Kurang
e. Tidak pernah
9. Apakah guru selalu memberikan tugas setelah menjelaskan materi kepada siswa?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Kurang
e. Tidak pernah



Variabel Y : Motivasi Belajar Siswa
1. Apakah anda selalu memperhatikan materi pembelajaran yang disajikan oleh
guru?
a. Sangat memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Cukup memperhatikan
d. Kurang memperhatikan
e. Tidak memperhatikan
2. Apakah anda selalu mempelajari kembali materi yang telah diberikan oleh guru?
a. Sangat mempelajari
b. Mempelajari
c. Cukup mempelajari
d. Kurang mempelajari
e. Tidak mempelajari
3. Pada saat guru sedang menjelaskan pokok bahasan, kemudian anda mengalami
kesulitan, apakah anda berusaha menanyakannya?
a. Sangat berusaha
b. Berusaha
c. Cukup berusaha
d. Kurang berusaha
e. Tidak berusaha
4. Apakah kondisi kelas pada saat kegiatan pembelajaran selalu dalam keadaan
baik?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Kurang
e. Tidak pernah
5. Menurut pengamatan anda, apakah fasilitas yang disediakan disekolah dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar?
a. Sangat menunjang b. Menunjang


c. Cukup menunjang
d. Kurang menunjang
e. Tidak menunjang
6. Ketika anda mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas/pr yang diberikan
oleh guru, apakah teman anda ikut membantu untuk menyelesaikannya?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Cukup membantu
d. Kurang membantu
e. Tidak membantu
7. Menurut anda, apakah faktor pengalaman seorang guru dapat mempengaruhi
proses belajar mengajar didalam kelas?
a. Sangat mempengaruhi
b. Mempengaruhi
c. Cukup mempengaruhi
d. Kurang mempengaruhi
e. Tidak mempengaruhi
8. Apakah anda selalu dalam keadaan siap, saat proses belajar mengajar
berlangsung?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Kurang
e. Tidak pernah
9. Dalam kegiatan pembelajaran, apakah evaluasi belajar itu penting bagi siswa?
a. Sangat penting
b. Penting
c. Cukup penting
d. Kurang penting
e. Tidak penting


Lampiran 2

DATA HASIL PENYEBARAN ANGKET
VARIABEL X

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 JUMLAH
1 4 4 4 4 4 5 3 3 4 35
2 5 3 5 4 3 5 5 3 5 38
3 5 4 5 4 3 4 4 4 5 38
4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 41
6 4 4 5 3 5 4 4 4 5 38
7 5 5 5 4 4 4 4 5 5 41
8 5 2 5 4 5 4 5 3 5 38
9 5 4 4 4 2 4 4 4 3 34
10 5 4 4 3 4 4 5 4 4 37
11 5 4 4 3 4 4 5 4 5 38
12 3 4 4 4 3 4 4 5 4 35
13 3 4 4 5 4 4 4 5 3 36
14 5 5 3 5 4 5 5 4 3 39
15 5 4 3 4 5 5 3 4 3 36
16 5 4 3 5 4 5 4 3 5 38
17 3 4 3 4 5 4 3 3 4 33
18 3 4 3 5 2 4 3 2 2 28
19 4 4 3 4 4 4 4 4 5 36
20 4 4 3 4 4 4 3 4 5 35






Lampiran 3

DATA HASIL PENYEBARAN ANGKET
VARIABEL Y

NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 JUMLAH
1 4 3 3 2 4 3 4 3 5 31
2 5 3 4 3 5 2 3 5 5 35
3 4 3 5 4 4 4 5 5 5 39
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 41
6 5 4 4 4 4 4 4 4 2 35
7 5 4 5 5 4 4 4 5 5 41
8 5 1 5 5 1 4 5 5 5 36
9 4 3 4 4 3 3 4 5 4 34
10 3 2 4 2 3 3 1 5 5 28
11 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37
12 4 4 4 5 4 4 5 5 5 40
13 4 4 3 3 3 4 4 4 4 33
14 5 4 4 5 4 5 5 5 5 42
15 3 2 1 4 5 1 4 4 1 25
16 3 4 5 5 4 4 4 4 4 37
17 2 2 2 2 4 4 2 2 3 23
18 3 2 3 1 2 4 4 4 4 27
19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 34
20 4 4 3 3 3 4 4 4 4 33






Lampiran 4

DATA HASIL PENELITIAN

NO. X Y X
2
Y
2
X.Y
1 27 31 729 961 837
2 38 35 1444 1225 1330
3 38 39 1444 1521 1482
4 36 37 1298 1369 1332
5 41 41 1681 1681 1681
6 38 35 1444 1225 1330
7 41 41 1681 1681 1681
8 38 36 1444 1298 1368
9 34 34 1156 1156 1156
10 37 28 1369 784 1036
11 38 37 1444 1369 1406
12 35 40 1225 1600 1400
13 36 33 1298 1089 1188
14 39 41 1521 1681 1599
15 36 26 1298 676 936
16 38 28 1444 784 1064
17 33 24 1089 576 792
18 28 25 784 625 700
19 36 34 1298 1156 1224
20 33 33 1089 1089 1089

678 26.180 23.546 24.631






Lampiran 5
Perhitungan Distribusi, Frekuensi, Median, Modus, Rata-Rata dan Simpangan
baku (S) Untuk Skor Variabel X
Distribusi Frekuensi ( Variabel X)
1. Menentukan Rentang (R) = Data Terbesar - Data Terkecil
= 41 27
= 14

2. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3
= 1 + 3.3
= 1 + 3.3 (1,301)
= 5,293
= 5 (dibulatkan)

3. Panjang Kelas (P) = P =
elas BanyaknyaK
g n tan Re

=


= 2,8
= 3 (dibulatkan)




Tabel
Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel X
No Interval Kelas Frekuensi
1
2
3
4
5
27 - 29
30 - 32
32 - 35
36 - 38
39 - 41
2
0
4
11
3
Jumlah 20

4. Median
Me = b + p (

)
= 35,5 + 3 (


= 20,5 + 3 (


= 35,5 + 3


)
= 35,5 + 1,09
Me = 36,59






5. Modus
Mo = b + p


= 35,5 +3


= 35,5 + 3


= 35,5 + (


)
= 35,5 + 7,4
Mo = 42,9

6. Menghitung Rata-Rata ( ) dan Standar Deviasi (
2
)
Tabel
No Interval Kelas Fi Xi Xi
2
Fi Xi FiXi
2
1
2
3
4
5
27 - 29
30 - 32
32 - 35
36 - 38
39 - 41
2
0
4
11
3
28
31
34
37
40
784
961
1156
1369
1600
56
31
136
407
120
1568
961
4624
15059
4800
Jumlah 20 170 5.870 719 201681

Dari table diatas dapat di hitung harga nilai rata-rata sebagai berikut :
1. Mencari Nilai Rata-Rata ( )
=




= 35,95

2. Simpangan Baku (s) yaitu :
S
2
=



=



=



=


S
2
= 9254,3
=
= 96,19
Uji Normalitas data (Variabel X )
Z =


Di mana :
Xi = Batas Kelas
= Mean
S = Simpangan baku






Tabel
Perhitungan Frekuensi Teoritik (Ei) dan Frekuensi Pengamatan (Oi)
Batas
Kelas
Z
Batas Kelas
Z
Daftar
Luas
Kelas
Interval
Ei
Oi
23,5
26,5
29,5
32,5
35,5
41,5
-0,09
-0,06
-0,03
-0,00
0.02
0,05
0,0359
0,0239
0,0120
0,0000
0,0080
0,0199
0,012
0,0119
0,012
0,008
0,0119

0,24
0,238
0,24
0,16
0,238

2
0
4
11
3

Mencari
z
hitung = Z =


Z =

= -0,09
Berdasarkan table diatas, dapat dihitung harga X
2
, sebagai berikut :
X
z
hit =

2
+

2
+

2
+

2
+

z
= 12,90 + 0,238 + 58,90 + 734,41 + 32,05

z
hit= 838,498 dibulatkan 838,4

z
daftar =
z
( 1 - ) ( - 1 )


K = 5
0,01 1 %

2
daftar =
2
( 1 0,01 ) ( 5 1 )

2
( 0,99 ) ( 4 )
13,3
= 0,05 5 %
= ( 1 0,05 ) (4 )
= ( 0,95 ) ( 4 )
= 9,49
Untuk menentukan data variabel x berdistribusi normal atau tidak,
digunakan criteria sebagai berikut : x
2
x
2
(1 - ) ( k 3 ). Dari perhitungan
diperoleh X
z
hitung = 838,4 dan X
z
daftar di peroleh sebagai berikut :
X
2


X
2
(1 - ) (K 3 )
X
2
(1 0,01) (5 3)
X
2
(0,99) (2)
X
2
daftar = 9,21

Dengan demikian, maka diperoleh : X
2
(hitung) (838,4) X
2
(daftar)
(13,3) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel x berdistribusi normal.



Kriteria pengambilan keputusan Hipotesis
Tolak Ho Jika X
2
hit X
2
daftar
Ket : 1 = 0,01 838,4 13,3 Di Tolak}
X
2
daftar = 13,3 13,3 838,4



















Lampiran 8
Perhitungan Distribusi, Frekuensi, Median, Modus, Rata-Rata dan Simpangan
baku (S) Untuk Skor Variabel Y
Distribusi Frekuensi Kepuasan Konsumen ( Variabel Y)
1. Menentukan Rentang (R) = Data Terbesar - Data Terkecil
= 41 - 24
= 17

2. Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3.3
= 1 + 3.3
= 1 + 3.3 (1,301)
= 5,293
= 6 (dibulatkan)

3. Panjang Kelas (P) = P =
elas BanyaknyaK
g n tan Re

=


= 3,4
= 3 (dibulatkan)




Tabel
Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel Y
No Interval Kelas Frekuensi
1
2
3
4
5
6
24 26
27 29
30 32
33 35
36 38
39 41

3
2
1
6
3
5

Jumlah 20

4. Median
Me = b + p (

)
= 32,5 + 6 (


= 32,5 + 6 (


= 32,5 + 6


)
= 32,5 + (

)
= 32,5 + (-2)
= 30.5



5. Modus
Mo = b + p


= 32,5 +6


= 32,5 + 6


= 32,5 + (

)
= 32,5 + 3,75
= 36,25

6. Menghitung Rata-Rata ( ) dan Standar Deviasi (S
2
)
No Interval Kelas Fi Yi Yi
2
Fi Yi FiYi
2
1
2
3
4
5
6
24 26
27 29
30 32
33 35
36 38
39 41
3
2
1
6
3
5
25
28
31
34
37
40
625
784
961
1156
1369
1600
75
56
31
204
111
200
5625
3136
961
41616
12321
40000
Jumlah 20 195 6485 677 103659

Dari table diatas dapat di hitung harga nilai rata-rata sebagai berikut :
1. Mencari Nilai Rata-Rata ( )
=




= 33,85

2. Simpangan Baku (s) yaitu :
S
2
=



=



=


S
2
= 4249,6
=


S = 65,19
Uji Normalitas data ( Variabel Y )
Z =


di mana :
Xi = Batas Kelas
= Mean
S = Simpangan baku







Tabel
Perhitungan Frekuensi Teoritik (Ei) dan Frekuensi Pengamatan (Oi)
Batas Z Z Luas
Ei Oi
Kelas
Batas
Kelas Daftar Kelas
Interval
23,5 -0,15 0,0596 0,0158 0,316 3
26,5 -0,11 0,0438 0,0199 0,398 2
29,5 -0,06 0,0239 0,0159 0,318 1
32,5 -0,02 0,008 0 0 6
35,5 0,02 0,008 0,0199 0,398 3
28,5 0,07 0,0279 0,0159 0,318 5
41,5 0,11 0,0438



Berdasarkan table diatas, dapat dihitung harga Y
2
, sebagai berikut :
Y
2
hit =

2
+

2
+

2
+

2
+

2
= 22,79 + 6,45 + 1,46 + 17,01 + 68,93

2
= 116,64

2
= 116,6





K = 6
0,01 1 %

2
daftar =
2
( 1 0,01 ) ( 6 1 )

2
( 0,99 ) ( 5 )
15,1
= 0,05 5 %
= ( 1 0,05 ) ( 6-1)
= ( 0,95 ) ( 5 )
= 11,1

Untuk menentukan data variabel Y berdistribusi normal atau tidak,
digunakan criteria sebagai berikut : Y
2
Y
2
(1 - ) ( k 3 ). Dari perhitungan
diperoleh Y
2
hitung = dan Y
2
daftar di peroleh sebagai berikut :
Y
2


Y
2
(1 - ) (K 3 )
Y
2
(1 0,01) (6 3)
Y
2
(0,99) (3)
Y
2
daftar = 11,3




Dengan demikian, maka diperoleh : Y
2
(hitung) (116,6) Y
2
(daftar) (15,1)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel berdistribusi normal.

Kriteria pengambilan keputusan Hipotesis
Tolak Ho Jika X
2
hit X
2
daftar
Ket : 1 = 0,01 116,6 { Di Tolak }
X
2
daftar = 11,3 15,1 116,6













Lampiran 9
PENGUJIAN HIPOTESIS
Mencari Persamaan Regresi
Dalam perhitungan persamaan regresi, digunakan suatu persamaan umum
sebagai berikut :
= a + bx
Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus :
a =
2 2
2
) (
) ( ) ( ) ( ) (
i i
i i i i i
n X X
Y X X X Y

b =
2 2
) (
) ( ) (
i i
i i i i
n
n
X X
Y X Y X

dimana :
a = konstanta
b = koefisien regresi
X = jumlah nilai X
Y = jumlah nilai Y

2
X = jumlah kuadrat nilai dari X
XY = jumlah produk antara nilai X dan Y




Berarti ;
= a + bx
a =


= - 2304,01
b =



=


= 2,57
Dengan demikian, persamaan regresi linier Y atas X untuk soal di atas adalah :
= a + bx
= - 2304,01 + 2,57 x
= - 2304,01 + 2,57 (20)
= - 118426,144



Variabel tak bebas Y dalam regresi telah dinyatakan oleh symbol untuk
menyatakan bahwa kita berhadapan dengan Y yang di dapat dari regresi dan untuk
membedakannya dengan Y dari hasil pengamatan.

Uji linieritas dan keberartian persamaan regresi
Dalam pengujian linieritas dan keberartian persamaan regresi, digunakan
rumus sebagai berikut :
F =
res
reg
S
S
2
2
dan
E
TC
S
S
2
2

Dimana :
S
2

reg
= JK (b/a) S
2
TC
=
2
) (
K
TC JK

S
2
res
=
2
) (
n
res JK
S
2
E
=
K n
E JK

) (

Kriteria pengujian :
c. Uji linieritas
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)
pada taraf
kepercayaan o = 0,01 dan o = 0,05.
d. Uji Keberartian
Terima hipotesis persamaan regresi linier, jika : F F
(1-o( (k-2,n-k)


Untuk keperluan pengujian ini, maka terlebih dahulu perlu dihitung jumlah
kuadrat (JK) dari berbagai sumber varians sebagai berikut :
JK ( T) =
2
Y
JK ( a) =
n
i
2
) ( Y

JK (b/a) = b
)
`

Y X
Y X
n
i i
i i
) ( ) (

JK (Res) = JK (T) JK (a) JK (b/a)
JK (E) =


JK (TC) = JK (Res) JK (E)


Hasil perhitungan tersebut diatas, selanjutnya disusun dalam daftar
Analisa Varians (ANAVA).
Berarti :
JK ( T) = 23544
JK ( a) =


= 27715996,8


JK (b/a) = 2,57 {

}
= 2,57 (892)
= 2292,44


JK (Res) = 23544 27715996,8 2292,44
= - 27694745,24
JK (E) = (31
2

) + (35
2

) + ( 39
2
+37
2

) +
(41
2

) + (35
2

) +
(41
2
+36
2
+34
2
+ 28
2

) + (37
2

) +
(40
2
+33
2
+41
2
+ 26
2
+28
2
+24
2

) +
(25
2

) + ( 34
2
+33
2

)
= 0 + 0 + 10 + 0 + 0 + 86,8 + 0 + 262 + 0 + 0,5
= 459,3











Lampiran 10
Kerangka Data Y Berdasarkan data X
X Y KELOMPOK
27 31 1
28 35 2
33 39 3
33 37

34 41 4
35 35 5
36 41 6
36 36

36 34

36 28

37 37 7
38 40 8
38 33

38 41

38 26

38 28

38 34

39 25 9
41 34 10
41 33






Lampiran 11
DAFTAR ANAVA UNTUK REGRESI LINEAR
= - 2304,01 + 2,57 x
Sumber Variasi dk JK KT F
Total 20 23544
Koefisien (a) 1 27715996,8
Regresi 1 2292,44 2292,44 -0,00148
sisa 18 -27694746,24 -1538596,957

Tuna Cocok 8 27697146,34 3462143,292 75378,691
Galat 10 459,3 45,93


Uji Keberartian
Ho = Koefisien arah regresi tidak berarti ( b = 0 )
Ha = Koefisien itu berati ( b 0 )

Pengujian hipotesis nol, di pakai statisik :
F hit =

= - 0,00148
Untuk taraf kesalahan 5%, F tabel (1,18) = 4,41
Untuk taraf kesalahan 1%, F tabel (1,18) = 8,28
F hitung F tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%.
Kesimpulan koefisien itu berarti ( b 0 )

Uji Linearitas
Ho = regresi linear


Ha = regresi non linear
Statistik :
F =

= 75378,691
Untuk taraf kesalahan 5%, F tabel (8,10) = 3,07
Untuk taraf kesalahan 1%, F tabel (8,10) = 5,06
F hitung > F tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%.
Kesimpulannya, merupakan regresi non linier
Uji Hipotesis Hubungan Antara Dua Variabel
Ho : Tidak ada hubungan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
Ha : Ada hubungan antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
Antara nilai kinerja dengan motivasi belajar dapat dihitung korelasinya.
Korelasi dapat dihitung dengan rumus yang telah diberikan rumus sebagai berikut.
r =
}{ { }
2 2 2 2
) ( ) (
) (
i i i i
i i i
n n
n
Y Y X X
XY Y X

Harga-harga yang telah ditemukan dalam table dapat dimasukkan dalam
rumus sebagai berikut :






= 2.02
Harga r table untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 20 diperoleh r tabel = 0,444
dan untuk 1% diperoleh r = 0,561. Karena harga r hitung lebih besar dari r table
baik untuk kesalahan 5% maupun 1% ( 2,02 > 0,561 > 0,444 ), maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar 2,02 antara kinerja guru pada
motivasi belajar siswa, Koefisien determinasinya r
2
= 2,02
2
= 4.08. Hal ini
bernilai rata-rata kepuasan konsumen tiap bulan 4,08% ditentukan oleh nilai
kinerja guru, melalui persamaan regresi = - 2304,01 + 2,57 x , Sisanya
ditentukan oleh faktor lain.

Anda mungkin juga menyukai