Anda di halaman 1dari 2

Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang berasal dari larutan yang mengalami proses kimiawi maupun

biokimia dimana pada proses tersebut, organism turut berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan yang telah mengalami transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan pada tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah proses dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi dolomite). Seluruh proses pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi pada lingkungan laut, sehingga praktis bebas dari detritus asal darat. Read more
Tanaman padi dan palawija akan tumbuh lebih sehat, lebih subur, lebih tahan dari gangguan hama dan penyakit serta dapat berproduksi lebih banyak dengan mutu panen lebih baik, bilamana pH tanahnya optimal (tidak masam) atau pada kisaran pH 6 sampai pH 7. Sawah untuk padi atau tegalan untuk palawija yang kekurangan zat kapur (kalsium & magnesium), tanahnya akan bereaksi masam sehingga zat fosfat (P) terfiksasi oleh zat aluminium (Al) dan zat besi (Fe) serta zat mangan (Mn - Untuk menetralkan pH tanah pada tanaman sayuran/hortikultura dll - Untuk menanggulangi beberapa jenis jamur /bakteri pada tanah - Untuk menetralkan tanah gambut sehingga akan menambah tingkat kesuburan tanah dll

Sistem pembentukan mineralisasi di lingkaran Pasifik secara umum terdiri dari endapan mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan Leach, 1996). Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk berupa batuan intrusi. Sillitoe, 1993a (dalam Corbett dan Leach, 1996) mengemukakan bahwa endapan porfiri mempunyai diameter 1 sampai > 2 km dan bentuknya silinder. Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah, dan bertemperatur > 300oC (Lindgren, 1922 dalam Corbett dan Leach, 1996). Kandungan sulfida bijih terdiri dari kalkopirit, spalerit, galena, tertahidrit, bornit, dan kalkosit. Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, karbonat (kalsit, siderit, rodokrosit), dan pirit. Mineral alterasi terdiri dari serisit, kuarsa, kalsit, dolomit, pirit, ortoklas, dan lempung. Tipe epitermal terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan fluida hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Endapan tipe ini merupakan kelanjutan dari sistem hidrotermal tipe porfiri, dan terbentuk pada busur magmatik bagian dalam di lingkungan gunungapi kalk-alkali atau batuan dasar sedimen (Heyba et al., 1985 dalam Corbett dan Leach, 1996).

Hasil dari belerang biasanya digunakan dalam indutstri-industri besar seperti industri kimia, indutri cat, industri karet, industri pabrik kertas dan lain sebagainya. Dalam indutri kimia belerang merupakan bahan dasar yang paling dominan dalam pembuatan asam sulfat ( H2SO4 ).

Anda mungkin juga menyukai