Anda di halaman 1dari 28

Sejarah A.C.

Milan
A.C. Milan
Nama lengkap Julukan Didirikan Stadion Pemilik Presiden Manajer Liga 2010-2011 Associazione Calcio Milan 1899 S.p.A Rossoneri (Merah-Hitam) Il Diavolo Rosso (Setan Merah) Casciavit (Obeng) 16 Desember 1899 San Siro, Milan, Italia (Kapasitas: 82.955) Silvio Berlusconi Mengalami kelowongan (Pelaksana harian diserahkan kepada Adriano Galliani) Massimiliano Allegri Seri A Seri A, (1)

Associazione Calcio Milan Italia (dipanggil A.C. Milan atau Milan saja) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merahhitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses ketiga dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 18 kali dan Piala Italia 5 kali. Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris.[2] Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.

Sejarah (1899 hingga kini Awal masa terbentuk

Kita akan menjadi sebuah tim iblis. Warna kita adalah merah menandakan api dan warna hitam menandakan rasa takut yang akan menyerang lawan!
Herbert Kilpin

Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuat inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale.

Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim pada masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.

[sunting] Era Nereo Rocco


Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan Jos Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions

UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa. Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (41 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (30, 12). tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut. Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.

Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli. Era Sacchi

Sacchi memenangkan Serie A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asuncin di 1990. Skuat kemenangan Eropa mereka adalah:

Kiper : Giovanni Galli Bek: Mauro Tassotti -- Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini Gelandang : Angelo Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni Penyerang : Ruud Gullit -- Marco van Basten -- Lothar Kahn Era Capello

Fabio Capello Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savievi, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savievi ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).

Masa masa sulit (Tabarez ke Terim) 1996-1997


Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.

1997-1998 Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat. 1998-1999 Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff. 1999-2000 Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus. 2000-2001 Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beikta JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Corua dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi

termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam. 2001-2002 Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavs ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), mit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.

[sunting] Era Ancelotti


Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti. [sunting] Pasang surut 2006-2008

Milan saat menghadapi corner di suatu pertandingan musim 2005/2006 Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia,

Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kak dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.

[sunting] Pasca-Ancelotti
[sunting] Era Leonardo Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:

Kaka, pindah ke Real Madrid. Nilai transfernya 67 juta Euro Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.

Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Lige dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar bekas penyerang Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus. Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.

Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6]. Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturutturut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.[9] [sunting] Era Allegri, Scudetto ke-18 Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern Munich, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus F.C.. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil menembus babak penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan U.S. Citt di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera. Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah head-to-head, dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto yang ke-18[10]. Pada 6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka

pertandingan Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara Piala Italia. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh Wesley Sneijder, membuat Milan unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5)[11].

Hall of fame
Pemain legenda

AC Milan pada ajang Piala Interkontinental, Tokyo 9 Desember 1990 . Jongkok dari kiri-kanan: Alessandro Costacurta, Giovanni Stroppa, Roberto Donadoni, Franco Baresi, Angelo Carbone. Berdiri dari kiri-kanan: Mauro Tassotti, Paolo Maldini, Frank Rijkaard, Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Andrea Pazzagli

Catatan: Pemain bercetak tebal masih aktif bermain di Milan.


Demetrio Albertini Massimo Ambrosini Carlo Ancelotti Roberto Baggio Franco Baresi Alessandro Costacurta Renzo De Vecchi Paolo Di Canio Roberto Donadoni Gennaro Gattuso Filippo Inzaghi Gianluigi Lentini Giuseppe Pancaro Cesare Maldini Paolo Maldini Mauro Tassotti Alessandro Nesta Andrea Pirlo Gianni Rivera Sandro Salvadore Angelo Sormani Giovanni Trapattoni Massimo Oddo Gianluca Zambrotta Alberto Gilardino Jos Altafini Kak Kurt Hamrin Ronaldinho Ronaldo Rivaldo Serginho Cafu

Leonardo Alexandre Pato Edgar Davids Klaas-Jan Huntelaar Clarence Seedorf Marco van Basten Frank Rijkaard Ruud Gullit Gunnar Gren Nils Liedholm Gunnar Nordahl Zlatan Ibrahimovic Marcel Desailly Jean-Pierre Papin Mathieu Flamini Yoann Gourcuff Herbert Kilpin David Beckham Ray Wilkins Oliver Bierhoff Karl Heinz Schnellinger Roberto Ayala Hernn Crespo Jon Dahl Tomasson Martin Laursen Zvonimir Boban Umit Davala Jos Mari Rui Costa Dejan Savievi Juan Alberto Schiaffino Andriy Shevchenko George Weah

Nomor yang dipensiunkan / diabadikan


No. 3 6 Nama pemain Paolo Maldini Posisi Bek tengah Karier di Milan 1985 2009 1977 1997 Catatan Diaktifkan kembali untuk salah satu dari anak Paolo, Christian Maldini dan Daniel Maldini, bila sudah masuk tim inti Milan.[35]

Franco Sweeper Baresi

[sunting] Pelatih terkenal


Herbert Kilpin o Salah satu pendiri AC Milan sekaligus pelatih pertama Milan. Carlo Ancelotti o Sumbangsihnya terhadap Milan adalah menyumbang 2 trofi Seri A dan 2 trofi Liga Champions sebagai pemain, serta 2 trofi Liga Champions dan 1 trofi Seri A sebagai pelatih. Cesare Maldini o Sebagai pemain dia menyumbang 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions. Arrigo Sacchi o Pelatih yang membawa Milan mendapat predikat "The Dream Team", memenangkan 1 trofi Seri A, dan 2 trofi Liga Champions berturut-turut. Fabio Capello o Suksesor dari Sacchi, di tangannya, Milan menjadi semakin gemilang. Menyumbangkan 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions. Nereo Rocco [36][37][38] o Pelatih jenius Milan yang mengembangkan taktik catenaccio . Menyumbangkan 2 trofi Seri A, 1 trofi Liga Champions, dan 1 trofi Piala Winners. Vittorio Pozzo o Pelatih legendaris Italia, meski pada masanya Milan tidak terlalu bersinar, Ia membuktikan diri bahwa dirinya adalah pelatih jenius dengan menemukan formasi Metodo (2-3-2-3), formasi yang menyeimbangkan antara serangan dan pertahanan. Nils Liedholm o Melatih Milan selama 3 generasi (1963-1966, 1977-1979, dan 1984-1987), Liedholm menyumbangkan 4 trofi Seri A. Leonardo de Arajo o Pelatih Milan pertama yang berasal dari Brasil.

Pemain yang memenangi Piala Dunia saat bermain di Milan


Pietro Arcari (Italia 1934) Franco Baresi (Spanyol 1982) Fulvio Collovati (Spanyol 1982) Marcel Desailly (Perancis 1998) Roque Jnior (Korsel-Jepang 2002) Cafu (Korsel-Jepang 2002)

Gennaro Gattuso (Jerman 2006) Alberto Gilardino (Jerman 2006) Filippo Inzaghi (Jerman 2006) Alessandro Nesta (Jerman 2006) Andrea Pirlo (Jerman 2006)

Pemain yang memenangi Kejuaraan di benua asalnya saat bermain di Milan

[sunting]

Eropa

Angelo Anquilletti (Italia 1968) Giovanni Lodetti (Italia 1968) Pierino Prati (Italia 1968) Gianni Rivera (Italia 1968)

Roberto Rosato (Italia 1968) Ruud Gullit (Jerman Barat 1988) Marco van Basten (Jerman Barat 1988)

Amerika Latin

Serginho (Paraguay 1999)

Pemain yang memenangi Piala Konfederasi saat bermain di Milan


Leonardo (Arab Saudi 1997) Dida (Jerman 2005) Kak (Jerman 2005, Afrika Selatan 2009) Alexandre Pato (Afrika Selatan 2009)

Peraih Ballon d'Or


Gianni Rivera - 1969 Ruud Gullit - 1987 Marco Van Basten - 1988, 1989, 1992 George Weah - 1995 Andriy Shevchenko - 2004 Kak - 2007

Pemasok kostum dan Sponsor


Berikut adalah sponsor teknis pemasok kostum/franchise dan sponsor ofisial AC Milan

Kostum AC Milan Periode Pemasok kostum Sponsor utama 1899-1978 tidak ada 1978-79 Adidas tidak ada 1979-80 Adidas-Linea Milan 1980-81 Linea Milan 1981-82 Pooh Jeans 198283 Hitachi NR 198384 Cuore 1984 awal Rete 4 Rolly Go 1984-85 Oscar Mondadori 198586 Gianni Rivera Fotorex U-Bix 198687 Kappa 198790 Mediolanum 199092 Adidas 199293 Motta 199394 Lotto 199498 Opel 199806 200610 Adidas Bwin 201015 Fly Emirates

Prestasi
Bila dihitung berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik)[40]. Milan juga menjadi klub tersukses di dunia bersama Boca Juniors[41], dengan rekor 14 trofi konfederasi (UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai Lambang Penghargaan UEFA di seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.[42]

Kejuaraan Nasional

Perayaan scudetto Milan musim 2003/2004

Seri A:

Juara (18): 1901; 1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79; 1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004; 2010-2011 Runner-up (14): 1902; 1947-48; 1949-50; 1951-52, 1955-56, 1960-61; 1964-65; 1968-69; 1970-71; 1971-72; 1972-1973; 1989-90; 1990-91; 2004-05

Seri B:

Juara (2): 198081; 198283

Copa Italia:

Juara (5): 196667; 197172; 197273; 197677; 2002-03 Runner-up (7): 194142; 196768; 197071; 197475; 198485; 1989-90; 199798

Piala Super Italia:


Juara (6): 1988; 1992; 1993; 1994; 2004; 2011 Runner-up (3): 1996; 1999; 2003

Kejuaraan Eropa

Euforia kemenangan AC Milan di Liga Champions 2007

Piala/Liga Champions:

Juara (7): 1962-63; 1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07 Runner-up (4): 1957-58; 1992-93; 1994-95; 2004-05

Piala Super Eropa:


Juara (5): 1989; 1990; 1994; 2003; 2007 Runner-up (2): 1973; 1993

Piala Winners:

Juara (2): 196768; 197273 Runner-up (1): 197374

[sunting] Kejuaraan Dunia

Piala Interkontinental / Piala Dunia Antarklub FIFA:


Juara (4):1969; 1989; 1990; 2007 Runner-up (4): 1963; 1993; 1994; 2003

[sunting] Kejuaraan lainnya

Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.):

Juara (3): 1951; 1956 Runner-up (1): 1953

Piala Mitropa:

Juara (1): 1981-82

Piala Kejuaraan Dubai

Juara (1): 2009

Trofi Santiago Bernabu


Juara (2): 1988, 1990 Runner-up (1): 1999

Trofeo Luigi Berlusconi


Juara (12): 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 2002, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2011 Runner-up (9): 1991, 1995, 1998, 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2010

[sunting] AC Milan tahun ke tahun


[sunting] Daftar pelatih AC Milan

Carlo Ancelotti

Vittorio Pozzo

Nils Liedholm Berikut ini adalah daftar pelatih Milan sepanjang sejarah.[43] Nama Negara Tahun Herbert Kilpin 19001908 Daniele Angeloni 19061907 Komisi Teknik 19071910 Giovanni Camperio 19101911 Komisi Teknik 19111914 Guido Moda 19151922 Ferdi Oppenheim 19221924 Vittorio Pozzo 19241926 Guido Moda 1926 Herbert Burgess 19261928 Engelbert Knig 19281931 Jzsef Bns 19311933 Jzsef Viola 19331934 Adolfo Baloncieri 19341937 William Garbutt 1937 Hermann Felsner 19371938 Jzsef Bns Jzsef Viola 19381940 Guido Ara 19401941 Antonio Busini Mario Magnozzi 19411943 Giuseppe Santagostino 19431945 Adolfo Baloncieri 19451946 Giuseppe Bigogno 19461949 Lajos Czeizler 19491952 Gunnar Gren 1952 Nama Negara Tahun Gustavo Giagnoni 19741975 Nereo Rocco 1975 Paolo Barison 1975-1976 Giovanni Trapattoni 1976 Giuseppe Marchioro 19761977 Nereo Rocco 1977 Nils Liedholm 19771979 Massimo Giacomini 19791981 Italo Galbiati 1981 Luigi Radice 19811982 Italo Galbiati 1982 Francesco Zagatti 1982 Ilario Castagner 19821984 Italo Galbiati 1984 Nils Liedholm 19841987 Fabio Capello 1987 Arrigo Sacchi 19871991 Fabio Capello 19911996 Oscar Tabrez 1996 Giorgio Morini 19961997 Arrigo Sacchi 1997 Fabio Capello 19971998 Alberto Zaccheroni 19982001 Cesare Maldini 2001 Mauro Tassotti Fatih Terim 2001

Mario Sperone Bla Guttmann Antonio Busini Hector Puricelli Giuseppe Viani Paolo Todeschini Nereo Rocco Luis Carniglia Nils Liedholm Giovanni Cattozzo Arturo Silvestri Nereo Rocco Cesare Maldini Giovanni Trapattoni

19521953 19531954 1954 19541956 19571960 19601961 19611963 19631964 19631966 1966 19661967 19661972 19731974 1974

Carlo Ancelotti Leonardo Massimiliano Allegri

20012009 20092010 2010

[sunting] Daftar presiden AC Milan

Silvio Berlusconi Milan memiliki bayak presiden sejak didirikan, beberapa dari mereka juga adalah pemilik klub dan presiden yang diistimewakan. Inilah daftar lengkapnya.[44] Nama Alfred Edwards Giannino Camperio Piero Pirelli Luigi Ravasco Mario Bernazzoli Luigi Ravasco Pietro Annoni Pietro Annoni Tahun 18991909 1909 19091928 19281930 19301933 19331935 1935 19351936 Nama Federico Sordillo Franco Carraro Federico Sordillo Albino Buticchi Bruno Pardi Vittorio Duina Felice Colombo Gaetano Morazzoni Tahun 19651966 19671971 19711972 19721975 19751976 19761977 19771980 19801982

G. Lorenzini Rino Valdameri Emilio Colombo 19361939 Achille Invernizzi 19391940 Umberto Trabattoni 19401944 Antonio Busini 19441945 Umberto Trabattoni 19451954 Andrea Rizzoli 19541963 Felice Riva 19631965

Giuseppe Farina 19821986 Rosario Lo Verde 1986 Silvio Berlusconi 19862004 Komisi Presidensial 20042006 Silvio Berlusconi 20062008 [45] Mengalami kelowongan 20082012 Silvio Berlusconi[46] 2012

[sunting] Daftar kapten AC Milan

Massimo Ambrosini, kapten Milan saat ini Herbert Giuseppe Kilpin (1899Meazza (19411907) 1942)

Gerolamo Radice (19081909)

Giuseppe Antonini (19421944)

Guido Moda (19091910)

Paolo Todeschini
(1944-1945)

Max Tobias (19101911)

Giuseppe Antonini (19451949)

Giuseppe Rizzi (19111913)

Andrea Bonomi (19491952)

Louis Van Hege (19131915)

Carlo Annovazzi
(1952-1953)

Marco Sala
(1915-1916)

Omero Tognon (19531954)

Aldo Cevenini (19161919)

Gunnar Nordahl (1954-

Alessandro Scarioni (19191921)

1956)

Nils Liedholm (19561961)

1922)

Cesare Lovati (1921Francesco Soldera (19221924)

Francesco Zagatti (1961) Cesare Maldini (19611966)

Pietro Bronzini (19241926)

Gianni Rivera (19661975)

Gianangelo Barzan (19261927)

Romeo Benetti (19751976)

Abdon Sgarbi (19271929)

Gianni Rivera (19761979)

Alessandro Schienoni
(1929-1930)

Albertino Bigon (19791980)

Mario Magnozzi
(1930-1933)

Aldo Maldera (19801981)

Carlo Rigotti (19331934)

Fulvio Collovati (19811982)

Giuseppe Bonizzoni
(1934-1936)

Franco Baresi (19821997)

Luigi Perversi (19361939)

Paolo Maldini (19972009)

Giuseppe Bonizzoni
(1939-1940)

Massimo Ambrosini
(2009- , tidak tetap)

Bruno Arcari (19401941)

[sunting] Warna dan lambang Milan

Warna seragam kebanggaan Milan adalah merah-hitam,atau dalam bahasa Italia: Rossoneri[47], namun anehnya, di ajang final suatu kompetisi yang tidak memakai format kandang-tandang (contoh:Liga Champions) , Milan selalu memakai warna seragam putih. Tradisi ini dipercaya membawa keberuntungan untuk Milan. Dengan enam kali menang dari delapan laga final Liga Champions berseragam putih (hanya kalah melawan Ajax pada 1995 dan Liverpool pada 2005) membuat tradisi ini semakin kukuh dipertahankan. Selain kedua seragam Milan (merah-hitam dan putih), Milan memiliki seragam ketiga (third kit) berwarna hitam dengan sentuhan garis merah di beberapa bagian. Namun, seragam ketiga ini sangat jarang digunakan. Untuk "beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera Milan (flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari Saint Ambrose.[48] Panggilan Milan yang lainnya, Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya[48]. Bintang tersebut dikenakan Milan pada 1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari sepuluh gelar lokal (scudetto Seri A). Saat ini, lambang klub Milan adalah untuk dipersembahkan kepada bendera Comune di Milano, dengan singkatan ACM di atas dan tahun berdirinya 1899 di bawah.[48]

[sunting] Rekor statistik Milan

Andriy Shevchenko, topskorer terbanyak kedua Milan Paolo Maldini sampai sekarang mencetak rekor untuk total penampilan di Seri A untuk Milan dengan total 1000 penampilan, dan 600 diantaranya diperoleh dari Seri A (14 Mei 2007, tidak termasuk pertandingan playoff). Selanjutnya ia dikenal sebagai pemain paling sering tampil di Seri A sepanjang masa.[49] Topskor Milan sepanjang sejarah dipegang oleh Gunnar Nordahl, yang mencetak 254 gol dalam 268 permainan.[50] Andriy Shevchenko berada di urutan kedua dengan 243 gol dalam 298

permainan, dan pencetak gol tertinggi di skuat Milan saat ini adalah Filippo Inzaghi, dengan 101 gol dalam 220 permainan. Milan memiliki rekor yang unik namun impresif, yaitu saat mengikuti musim 1991/1992. Milan tidak pernah kalah dalam musim tersebut. Totalnya, Milan tidak pernah kalah dalam 58 pertandingan, dimulai dengan seri 0-0 melawan Parma saat 26 Mei 1991 dan secara ironis diakhiri dengan kekalahan kandang 1-0 dengan Parma juga, 21 Maret 1993. Rekor tidak terkalahkan ini merupakan rekor terpanjang ketiga di sepak bola Eropa, di bawah Steaua Bucharest dengan 104 pertandingan tanpa kekalahan dan Celtic dengan 68 pertandingan tanpa kekalahan.[51][52] Pada 2007, Milan bersama dengan Boca Juniors dari Argentina menyandang gelar klub dengan gelar internasional terbanyak versi FIFA.[53] Kerena status ini, Milan sempat merajai peringkat klub sepak bola terhebat dunia pada kisaran 2007.

Stadion
Artikel utama untuk bagian ini adalah: San Siro

Stadion tim saat ini adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini juga dikenal dengan nama San Siro, karena berada di distrik San Siro. Stadion ini digunakan bersama dengan Internazionale, klub lain di Milan. Stadion ini dipakai ketika Seri A melaksanakan partai antara klub kota Milan, Derby della Madonnina (Ibu segala derby). Nama ini diberikan untuk penghormatan kepada patung bunda Maria yang berada di Milan (sering disebut Madonnina atau ibu), serta karena rivalitas keduanya yang sangat sengit karena keduanya sama-sama tim jajaran atas terhebat di Italia, atmosfer pertandingannya melebihi pertandigan derby manapun. Suporter AC Milan menggunakan "San Siro" untuk menyebut stadion itu karena dulunya Giuseppe Meazza, merupakan seorang pemain bintang bagi Inter (meski dia pernah membela Milan selama satu musim). Tetapi, pada masa mendatang, ada wacana untuk memindahkan homebase Milan ke stadion baru, seperti yang diungkapkan wakil presiden Adriano Galliani.

Basis pendukung

Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "Casciavit" / obeng diberikan untuk Milan)[55], sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya.[55] Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo Moratti. Basis pendukung Milan yang disebut Milanisti mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni[56] yang beraliran ekstrem kiri, dan Brigate Rossonere[56] yang beraliran ekstrem kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005/2006, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud.[56]. Basis pendukung di Indonesia

Milanisti Indonesia Pada 16 Maret 2003, sebuah komunitas khusus pendukung Milan di Indonesia terbentuk. Komunitas itu bernama "Milanisti Indonesia". Komunitas ini berawal dari milis oleh sesama pendukung dan akhirnya berlanjut sampai membentuk suatu organisasi. Saat ini Milanisti Indonesia sudah memiliki basis-basis di kota besar di Indonesia selain Jakarta. Saat ini, pemimpin sekaligus presiden dari Milanisti Indonesia adalah Arief Ikram.[57]

Nama
Tahun 1899 1919 1919 1938 1938 1945 1938 Nama Milan C.F.C (Milan Cricket and Football Club) Milan F.C (Milan Football Club) A.C. Milano (Associazione Calcio Milano) A.C. Milan (Associazione Calcio Milan) Catatan

"Milano" adalah ejaan untuk Milan dalam Italia, dipakai selama era fasisme Italia dalam Perang Dunia 2 "Milan" adalah ejaan dalam Inggris, untuk menghormati Alfred Edwards

Himne Milan
AC Milan juga mempunyai himne yang berjudul "Inno Milan!",diciptakan oleh Tony Renis, pembuat lagu asal Italia. Bahasa Italia Milan milan solo con te Bahasa Indonesia Milan Milan hanya dengan anda

Milan milan sempre per te Milan Milan selalu untuk anda Camminiamo noi accanto ai nostri eroi Kita berjalan di samping pahlawan kita Sopra un campo verde sotto un cielo blu Di lapangan hijau, di bawah langit biru Conquistate voi una stella in pi Anda memenangkan bintang utama A brillar per noi Bersinar untuk kita E insieme cantiamo Dan bersama kami menyanyi Milan Milan solo con te, Milan!! Milan Milan hanya dengan anda, Milan!! Milan Milan sempre per te Milan Milan selalu untuk anda Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo... Ooo oo.. Una grande squadra Sebuah tim besar Sempre in festa ol Juga dalam perayaan Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo.. Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo.. E insieme cantiamo Dan bersama kami menyanyi Milan Milan solo con te, Milan!! Milan Milan hanya dengan anda, Milan!! Milan Milan sempre per te Milan Milan selalu untuk anda Con il Milan nel cuore Dengan Milan di hati Nel profondo dell'anima Di kedalaman jiwa Un vero amico sei Seorang sahabat sejati anda E insieme cantiamo Dan bersama kami menyanyi Milan Milan solo con te, Milan!! Milan Milan hanya dengan anda, Milan!! Milan Milan sempre con te Milan Milan selalu untuk anda Ooo oo.. Ooo oo.. Ooo oo... Ooo oo..

Tim rival
Sebagai tim tradisional dalam kompetisi Italia dan Eropa, Milan memiliki berbagai rival/pesaing yang seimbang, yang telah bertemu dengan Milan di berbagai ajang pertandingan. Di Italia Internazionale Juventus F.C. A.S. Roma Genoa C.F.C. ACF Fiorentina Atalanta B.C. Di Luar Italia Manchester United F.C. Liverpool F.C. Arsenal F.C. F.C. Barcelona Real Madrid C.F. Ajax Amsterdam

S.S.C. Napoli U.C. Sampdoria

So Paulo F.C. Boca Juniors

Serba-serbi AC Milan di bidang keuangan


Berdasarkan Deloitte Football Money League yang diterbitkan oleh konsultan Deloitte, di musim 2005/2006, Milan ada di peringkat kelima klub sepak bola dengan pendapatan terringgi di dunia dengan jumlah estimasi pendapatannya 233.7 juta Euro.[58] Saat ini, Milan menempati peringkat keenam dalam daftar Klub Sepakbola Terkaya Di Dunia oleh majalah Forbes, membuat Milan klub sepak bola Italia terkaya.[59] Fly Emirates adalah sponsor Milan saat ini, di mulai dari musim 2010/2011 dan setidaknya akan bertahan hingga 5 musim ke depan[60]. Perusahaan judi online Austria, bwin.com adalah sponsor Milan yang sebelumnya, dengan kontrak empat tahun dimulai dari musim 2006/2007.[61] Sebelum bwin.com, sponsor Milan adalah Opel, perusahaan mobil asal Jerman. Opel mensponsori Milan selama 12 tahun, dan terpampang selama itu juga dengan logonya, namun, pada musim 2003/2004 dan 2005/2006 nama sponsor Opel di seragam Milan berubah, menjadi Meriva (2003/2004) dan Zafira (2005/2006), dua mobil produk mereka. Seragam dan perlengkpan olahraga Milan saat ini disuplai dari perusahaan manufaktur olahraga Jerman, Adidas, yang kontraknya berakhir pada musim 2017/2018.[62] Kontrak ini membuat Adidas adalah manufaktur resmi semua seragam dan perlengkapan replika Milan. Sebelum Adidas, perusahaan olahraga Italia Lotto adalah manufaktur resmi seragam dan perlengkapan Milan. Tanggal 14 Januari 2008, Milan dan Adidas memperbaharui kontrak kerjasama sampai 30 Juni 2018. Berdasarkan kontrak, Adidas bertanggungjawab terhadap tiga franchise Milan: sponsor terhadap seragam, merchandise Milan, dan distribusi semua produk non-sepak bola Milan.[63]

Superleague Formula

Mobil Superleague Formula AC Milan Milan juga mensponsori "AC Milan Superleague Formula"[64] dalam ajang balap mobil Superleague Formula (ajang balap mobil formula yang diponsori klub sepak bola, dan balapan sesuai nama klub yang mensponsorinya). Robert Doornbos yang balapan untuk Minardi dan Red Bull Racing di kejuaraan dunia Formula One, akan membalap untuk Milan.[65]. Doornbos memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Superleague Formula Nrburgring 2008.

Doornbos digantikan oleh juara GP2 series, Giorgio Pantano.[66] Penggantian ini menyebabkan Milan adalah peserta pertama yang memakai lebih dari satu pembalap. Di balapan pertama Giorgio, tim AC Milan mengalami masalah pada gearbox - saat pertandingan kualifikasi - yang menyebabkan ia terdampar di grid ke-16 saat balapan pertama. AC Milan memenangkan balapan kedua dari pembukaan musim 2009. Pada musim 2010, Milan menggunakan jasa Yelmer Buurman sebagai pengendara mobil Superleague Formula.[67]

Galeri

Skuat Milan di final Liga Champions 2007

Skuat Milan pertama kali bermain

Ruang ganti pemain Milan di San Siro

Penyelenggaraan final Liga Champions 2007, Athena

Milanello, maskot Milan

Potongan koran Republika yang menjadikan pertandingan antara Milan melawan Persib sebagai headline

Anda mungkin juga menyukai