Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 4

Aldianti Dea Putri Aminuddin Fakhmi Fitran Akbhar Hengky Kurniawan Irma Mariana Laras Gustari Rohmatika Qoyyum (105060700111079) (105060701111030) (105060707111019) (105060702111010) (105060707111035 (105060700111054) (105060700111029)

Inflasi Tergantung Kenaikan BBM BI dan pemerintah sepakat mengendalikan inflasi tahun depan 4,5 persen plus minus 1
Bank Indonesia memprediksi angka inflasi pada 2012 sangat tergantung pada kapan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dilakukan. BI menyatakan, di luar persoalan harga-harga yang ditentukan negara (administered price), seperti harga BBM, tahun depan inflasi akan turun dibandingkan dengan tahun ini. BI dan pemerintah sepakat mengendalikan inflasi tahun depan 4,5 persen plus minus 1, atau sama dengan 3,5-5,5 persen. Ini dengan berbagai catatan jika tahun ini pemerintah menaikkan harga BBM, target inflasi tahun depan bakal tercapai. Namun, jika tahun ini tidak menaikkan, BI memprediksi angka inflasi tahun depan melambung. Ini karena harga minyak mentah masih tinggi, pemerintah mau tidak mau harus melaksanakan penyesuaian harga.

Kasus Century Ancam Pertumbuhan Ekonomi 2010


Ekonom menilai, pertumbuhan ekonomi 2010 akan terguncang apabila kasus aliran dana Century tidak dituntaskan.

Ekonom INDEF, Ikhsan Modjo : Target pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah sebesar
5,5% tahun 2010 akan tetap bisa diraih dengan catatan Century tidak berlarut dan meledak sampai ke pemanggilan presiden Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto : Kkasus Century tetap berpotensi mempengaruhi secara negatif ke investasi langsung (foreign direct investment/FDI) di sektor riil karena investor menunda atau mengalihkan investasinya ke negara lain terkait kasus tersebut

Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandhi : Pelaku pasar saat ini mulai resisten terhadap isu politik. Mereka lebih melihat ke global dan fundamental Ekonom INDEF, Ikhsan Modjo : Investasi bangkit, ekspor meningkat Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto : Sektor ekspor dan impor akan menjadi lebih baik seiring kondisi global yang membaik. Bahkan pencapaian pertumbuhan ekonomi bisa ke level 6%. Dengan ini maka pola pertumbuhan ekonomi akan menjadi seimbang dibandingkan dengan tahun 2009

Hingga April, Angka Pengangguran Jatim Capai 14.036 Kasus


Hingga bulan April 2009, jumlah pemutusan hubungan kerja atau PHK di Jawa Timur mencapai 14.036 kasus dan 2.007 karyawan telah masuk dalam rencana PHK. Kendati demikian, belum muncul langkah konkret Pemerintah Provinsi Jatim untuk menyikapi fenomena ini. Tingginya angka PHK terjadi antara lain karena 14 perusahaan di Jatim gulung tikar dan 31 perusahaan tutup sementara akibat krisis keuangan global. Di Jatim, dari jumlah penduduk sebanyak 38.412.218 orang, total angkatan kerja

mencapai 20.117.924 orang dengan kesempatan kerja sebanyak 18.861.360. Dari


jumlah tersebut, angka pengangguran mencapai 1.256.564 orang.

Anda mungkin juga menyukai