Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I PENDAHULUAN
Bedah jantung umumnya dilakukan pada jantung yang tidak berdetak .* Jantung terdiri dari dua pompa yang terpisah: pompa ventrikel kanan dan pompa ventrikel kiri. Pompa ventrikel kanan memompa oksigen darah ke paru-paru sementara ventrikel kiri memompa darah yang kaya oksigen ke tubuh. Gambar 23.1 menunjukkan sistem peredaran darah manusia serta hubungan antara jantung dan paru-paru. Cardiopulmonary bypass harus menjamin bahwa darah yang kaya oksigen mencapai sel-sel dalam tubuh.

Selama cardiopulmonary bypass, darah dari vena cava diarahkan ke sirkuit cardiopulmonary bypass eksternal, dimana tejadi oksigenasi dan kembali ke aorta. Dengan demikian bahwa external blood oxygenator (BO) penting dan harus digunakan untuk mengoksigenasi darah. Sebuah sirkuit tambahan diperlukan untuk memastikan bahwa jantung disediakan dengan darah beroksigen.

Gambar 23.2 adalah diagram skematik sederhana dari rangkaian cardiopulmonary bypass. Selama cardiopulmonary bypass, cannula dimasukkan ke dalam atrium kanan untuk mengalirkan darah vena ke dalam main blood reservoir. Cardiotomy reservoir menerima darah yang telah disedot dari jantung atau pericardium. Cardiotomy reservoir biasanya mencakup ruang penghilang busa. Cardiotomy reservoir juga berfungsi sebagai reservoir penyimpanan buffer ketika ada perubahan mendadak pada tekanan darah. Darah dari cardiotomy reservoir mengalir ke main reservoir. Darah dari reservoir darah dipompa melalui BO, yang menggantikan fungsi transfer gas dari paru-paru; oksigenasi dari darah, dan penghilangan karbondioksida. Sebuah penukar panas disertakan dengan blood oxygenator. Air panas dipompa melalui salah satu sisi penukar panas sementara darah mengalir melalui sisi lain, yang memungkinkan mengontrol suhu tubuh pasien. Sebuah perhatian utama selama cardiopulmonary bypass adalah jebakan udara dalam darah. Senyawa Antifoaming, misalnya, silika A, biasanya ditambahkan ke darah. Selanjutnya, blood filters (misalnya, polyester atau nylon dengan ukuran pori antara 20 dan 40 m) digunakan untuk menghilangkan gelembung udara yang mungkin ada. Darah kembali ke tubuh melalui cannula kedua yang ditempatkan di aorta. Kehadiran sebuah extracorporeal bypass circuit menghasilkan kehilangan panas dari darah. Jadi sebuah penukar panas penting untuk mengatur suhu tubuh

pasien. Untuk mengurangi kebutuhan oksigen selama operasi, suhu tubuh pasien sering dipertahankan pada 5C-10 C di bawah suhu tubuh normal.

Proses cardiopulmonary pertama kali dilakukan pada 6 Mei 1953 menggunakan heart-lung machine diciptakan oleh John dan Mary

Gibbon. Sekarang prosedur bypass cardiopulmonary rutin dilakukan. Gambar 23.3 menunjukkan peningkatan prosedur bypass jantung di Amerika Serikat 19792002. Dari tahun 1995 sampai 2002 sekitar 700.000 prosedur ardiopulmonary bypass dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat. Lebih dari 50% dari prosedur bypass jantung dilakukan pada pasien berusia diatas 65 tahun, sementara 40% dilakukan pada pasien berusia antara 45 dan 64 tahun.

BAB II SEJARAH
BO adalah komponen utama dari rangkaian cardiopulmonary

bypass. Sejumlah penelitian, sebagaimana dibuktikan oleh banyak makalah penelitian dan paten, saat ini telah tersedia desain yang sangat efisien untuk membran mikroporous BOs. Pada bagian selanjutnya akan dijelsakan secara singkat pelopor dari membran mikroporous BOs, yaitu film dan bubble BOs. 2.1 FILM DAN BUBBLE BOs BOs asli adalah film BOs. Bos ini menggunakan silinder berputar untuk menyebarkan darah pada lapisan film tipis yang diperbaharui secara kontinyu saat oksigen mengalir melalui lapisan film dari darah. Meskipun ada kontak langsung antara darah dan fase gas, efisiensi pertukaran gas rendah yang mengarah ke perangkat yang memiliki volume priming sangat besar. Lapisan film BO pertama kali ditemukan oleh von Frey dan Gruber pada 1885. Menggunakan prinsip yang sama, Gibbon mengembangkam Lapisan film BO pada tahun 1937. Setelah lebih dari 10 tahun pengujian, sebuah operasi jantung sukses pada tahun 1953 dengan menggunakan film BO yang diciptakan oleh Gibbon. Berikutnya adalah bubble BOs. Dalam perangkat ini, efisiensi pertukaran gas meningkat dengan mendispersikan gelembung oksigen dalam darah, yang mengakibatkan volume priming secara signifikan berkurang dibandingkan dengan film BOs. Sejak gelembung gas melalui darah mengarah pada pembentukan busa, silikon digunakan sebagai penghilang busa. Pada tahun 1955, DeWall et al., berhasil melakukan prosedur cardiopulmonary yang menggunakan bubble BO. Meskipun manfaat dari bubble dibandingkan film BOs yang sering diperdebatkan, keduanya memiliki keterbatasan masing-masing. Untuk film BOS, meskipun luas permukaan darah besar, efisiensi transfer gas sering terganggu oleh penyaluran aliran darah. Selanjutnya, volume priming yang besar biasanya diperlukan untuk memperoleh pertukaran gas yang memadai. Di sisi lain, bubble BOs menyebabkan kerusakan yang signifikan untuk darah.

2.2 NONPOROUS MEMBRAN BOs Untuk meningkatkan hemocompatibility BOs, dan menghindari kontak langsung antara darah dan fase gas, nonporous membran ditempatkan diantara darah dan fase gas sehingga menghasilkan membran Bos. Tantangan awal dalam teknologi membran adalah untuk menghasilkan membran yang dapat diandalkan dengan permeabilitas tinggi untuk O2 dan CO2. Bahan nonpoorous membran pertama mencakup polietilena, polipropilena, dan etilselulosa. Permeabilitas CO2 dalam bahan-bahan membran hanya lima kali lebih besar daripada permeabilitas O2. Akibatnya, mengingat CO2 jauh lebih rendah, konsentrasi CO2 untuk transfer membran terbatas. Generasi kedua dari nonporous membran adalah berbasis silikon yang dapat menghasilkan permeabilitas CO2 lebih tinggi. Pada tahun 1965, nonporous membran BOs dikomerilkan oleh Bramson et al.. Karena koefisien difusi oksigen dan karbondioksida di udara sekitar empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan dalam darah, hambatan transfer massa sisi gas tidak diperlukan. Hambatan utama untuk pernapasan transfer gas adalah membran dan lapisan sisi konsentrasi cairan batas. Meskipun nonporous membran BOs dapat mengurangi kerusakan darah, hingga 5,5 m2 luas permukaan membran sering diperlukan untuk memastikan bahwa kecepatan transfer gas mencukupi. 2.3 MICROPOROUS MEMBRAN BOs Kemajuan besar berikutnya dalam pengembangan membran BOs dengan pengenalan hydrophobic microporous membran. Membran ini terbuat dari polypropylene atau Teflon. Diameter pori membran berkisar 0,02-0,6m. Sel darah merah disisi lain terdiri dari cakram cekung ganda dengan diameter rata-rata 6-8 m. Karena membran yang hidrofobik, pori-pori yang diisi gas. Meskipun banyak plasma protein yang jauh lebih kecil daripada pori-pori membran, plasma darah tidak dapat mengalir melalui pori-pori selama tekanan turun dari sisi darah ke sisi gas adalah lebih rendah dari nilai ambang batas, disebut breakthrough pressure. Gas-gas pernapasan melewati pori-pori membran daripada bahan membran. Akibatnya, hambatan utama untuk mentransfer gas adalah konsentrasi boundary layer sisi darah.

2.4 FLAT SHEET VERSUS HOLLOW FIBER Pada tahun 1980, microporous membran BO hanya 20% menguasai penjualan, di Amerika. Pada saat itu, tampilan transfer gas dari membran BO seperti The Baxter Travenol Modulung-Teflo dan Travenol TMO (Baxter Travenol Laboratories, Inc, sekarang lebih dikenal dengan Baxter Internasional, Deerfield, Illinois) , dan belum dapat dibandingkan dengan gelembung BO. Selebihnya membran BO merupakan membran yang kompleks untuk

dioperasikan. Sepanjang awal tahun 80-an, para desainer BO, mulai untuk focus pada pengadukan darah secara pasif, untuk mengurangi ketahanan darah pada transfer gas, sebagai contoh The Cobe CML (Cobe Cardiovasculer,Arvada, Colorado), dimana berisi membran flas sheet microporous dengan gap (katup), dalam saluran darah untuk mempengaruhi terjadinya pencampuran (mixing). Luas permukaan membran diturunkan menjadi 2.5m2. the Johnson and the Johnson Extracorporeal Maxima (Johnson and Johnson cardiovascular, Anaheim, California) menggunakan Hollow fiber yang diikat menyilang, dimana darah mengalir ke luar fiber. Adanya peningkatan efisiensi gas transfer dari Bo, maka luas permukaan membran dan priming volum berkurang. Sebagai akibat dari pengembangan tersebut, pada tahun 1986 penjualan BO mencapai lebih dari 60% dari total penjualan BO di Amerika, kemudian pada tahun 1992 meningkat menjadi 98%, hingga 99% pada tahun 1994. Untuk sekarang persentase penjualan tersebut hampir mencapai hingga 100%. BO tersebut merupakan Bo yang mengandung microporous membran. Pada tahun 1999, total keuntungan penjualan BO mencapai 460 juta dolar. Tahun 2001 jumlah ini meningkat menjadi 500juta dolar dan diharapkan meningkat menjadi 650 juta dolar pada tahun 2006.

Beberapa waktu terakhir, baik untuk flat sheet dan hollow fiber BO terjual, tetapi hollow fiber masih lebih digemari. BO dengan luas permukaan membran yang rendah (seperti Sains turbo, 3M Health Care, Ann Arbor, Michigan, dan Cobe Optima, Cobe radiovasculer, mempunyai luas permukaan 1.9 dan 1.7 m2)

dibuat dengan membuat lembaran material tipis dengan gap (katup) yang bergelombang pada membran hollow fiber. Membran yang bergelombang ini memberikan aliran yang seragam, yang akan meminimalkan penyaluran darah, gambar 23.4 dan 23.5 menunjukkan secara skematis tipe flat sheet BO dibuat dari membran flat sheet yang bersifat hidrofobik untuk membran campuran passive dan memberikan distribusi aliran yang teratur, maka sekat diletakkan diantara membran. Selama pengoperasian, gas mengalir pada salah satu sisi membran, dan darah mengalir dari sisi lain seperti ditunjukkan pada figure. 23.4. Tipe flat sheet BO, termasuk Cobe VPCML plus dan Cobe duo (Cobe cardiovascular).

Hollow fiber BO menggunakan membran hidrofobik pada sebagian besar desainnya, yaitu darah mengalir pada sisi luar membran dan melintang melalui

serat, sehingga dengan seperti itu maka fiber yang ada akan menyebabkan konsentrasi lapisan batas pada darah menjadi tidak terarur. Membran BO jenis Hollow fiber dan Flat sheet, hampir mempunyai nemocompability dan tipe penukaran gas yang hampir sama, tetapi bagaimanapun juga dikarenakan gross air handling yang berbeda dan dipengaruhi packing density (total luas permukaan membran yang tersedia per unit volum) berbeda, maka dari keduanya masih berbeda. Untuk membran flat sheet BO, packing densitynya rata-rata kurang dari 400 m2/m3, sedangkan untuk membran hollow fiber BO packing density dapat mendekati 3000 m2/m3. Pada table 23.3 memberikan rangkuman beberapa keuntungan dan kerugian flat sheet dan hollow fiber membran BO. Goerke at al, membandingkan membran flat sheet dan hollow fiber berdasarkan pressure drop, shear stress dan aktivitas sel darah putih. Mereka menemukan keduanya memiliki centrifugasi yang hampir sama dalam transfer gas. Bagaimanapun juga antara flat sheet membran BO memiliki pressure drop pada aliran darah lebih tinggi dibandingkan dengan hollow fiber membran BO. Dimana aktivitas leukosit pada flat sheet BO lebih besar.

10

BAB III DESAIN BOs


Untuk pemodelan BOs cukup singkat, antara variabel satu dengan yang lain dan saling terkait dalam memperbesar transfer gas tiap uji priming volume. Hal iniperludiperhatikan agar resiko kontaminasi bakteri (pathogen) dari si

pendonor dapat dihindari, yaitu dengan mengurangi luas permukaan membran, dan juga dengan adanya hal tersebut dapat menghemat biaya yang dibutuhkan. Pada akhirnya pemodelan yang paling ideal saat transfer masa adalah dengan pelewatan larutan pada boundary layer (lapisan pembatas). Dengan sistem pelewatan gas pada boundary layer, maka akan sangat berkaitan sekali dengan kecepatan aliran gas, sehingga dengan adanya haltersebut dapat mengurangi resiko kerusakan pada darah yang dialirkan.

11

3.1 OKSIGENASI DAN DEOKSIGENASI AIR Berdasar asumsi kinerja membran pada darah manusia, beberapa penelitian difokuskan terhadap pengembangan transfer massa dan hubungannya dengan factor gesekan (friksi). Untuk BOs menggunakan pelarut, sebagai contoh air, dan bias juga campuran air-glycerol sebagai analogi sebuah darah. Manusia dengan adanya pemisahan tersebut maka darah secara biology dapat dihindarkan dari kontaminasi bakteri merugikan (patogen). Antara darah manusia dan hewan merupan jenis darah yang sdikit berbeda dan bervariasi, maka dari itu dengan adanya analogi darah tersebut maka secara langsung dapat dihindarkan dari resiko kontaminasi darah selama proses penelitian yang dilakukan oleh operator. Perpindahan oksigen ke partikel darah ( Ket: N : total molar fluks C : perbedaan konsentrasi K : koefisien rata2 transfer massa Dimana nilai harga K adalah sebagai berikut : ( ) terkecil ) (sel-sel darah),

dianalogikan terhadap persamaan berikut [36]

12

Dimana: Q : laju alir A: luas membran C1, C0, C* adalah merupakan konsentrasi oxygen yang masuk dan keluar, dan konsentrasi oksigen di larutan ketika fase gas (dalam keadaan setimbang) fig 23.4; 23.5. Dari persamaan 23.2, yang digunakan untuk mengkalkulasi koesisien perpindahan massa dan percobaan yang menentukan konsentrasi oksigen pada fase cair ( ) ( )

Ketika konsentrasi cairan dilewatkan di lembaran / lapisan pembatas (boundary layer), maka rata-rata koefisien perpindahan massa dapat diperkirakan tidak terpengaruh terhadap laju alir gas.

3.1.1

Flat Sheet BOs Goerke et al, menyatakan bahwa perpindahan massa dan factor gesekan

(friksi) berhubungan dengan cobe VPCML plus dan Cobe CML duo (cobe cardiovasculer), air maupun campuran air-gliserol yang biasa digunakan pada

13

fase cairnya, menunjukkan bahwa adanya variasi antara Sherwood number dan Graetz number, dimana dari keduanya dibedakan dengan persamaan berikut: ( ( Dimana K : koefisien perpindahan massa total D : koefisien difusi oksigen ke larutan pada fluida B : rata-rata setengah dari ketebalan aliran darah secara rectangular L : panjang dari pipa / saluran yang bergerak secara rectangular u : kecepatan atau laju Sesuai gambar 23.6, perbedaan symbol digunakan untuk larutan yang berbeda. Sepertihanya yang terlihat pada kenaikan Sherwood number dan juga pada graetz number. Goerke et al. [29], menunjukkan bahwa adanya korelasi antara Sherwood dan graetz number, sebagai berikut : ( ) ) ) ( ( ) )

Hal tersebut tidak sesuai dengan tabel 23.6, dinyatakan bahwa perpindahan massa dianalogikan dengan Leveque, yang mana telah disesuaikan dengan persamaan laju alir rectangular pipa. Analogi perpindahan massa Leveque solution ditunjukkan pada perkiraan terhadap koefisien transfer massa untuk saluran aliran circuler. Goerke et al. menggunakan persamaan berikut untuk mendeskripsikan data percobaan mereka. ( ( ) )

Ketika nilai Graetz number tinggi, maka data percobaan juga tinggi, tetapi masih dibawah angka Leveque solution. Hal ini juga dikarenakan lapisan diletakkan pada saluran aliran pembuluh darah, yang tersentuh membran. Sehingga luas permukaan membran yang tersedia untuk transfer gas lebih kecil

14

disbanding luas area permukaan membran yang sebenarnya, yang ditampilkan pada BO ini. Ketika Graetz number rendah, maka ketebalan akan bervariasi, dan mendukung adanya perpindahan gas pada aliran pembuluh darah. Goerke at al. menyimpulkan bahwa ketebalan dari aliran pembuluh darah, dapat digambarkan distribusi normal truncated. Sehingga dari hal tersebut menghasilkan variasi koefisien perpindahan massa yang berpengaruh pada ketebalan pembuluh darah. [ ( ) ] ( )

Dimana, o merupakan standard deviasi ketebalan pembuluh darah, yang didapat dari rata-rata pembuluh, dan dapat dilihat dari persamaan 23.9, bahwa menggambarkan hubungan yang seimbang dengan hasil percobaan pada laju alirnya (lihat Graetz number pada grafik 23.6). Variasi dari faktor gesekan friksi yang dinyatakan dalam Reynold number untuk flat sheet BO, digambarkan pada grafik 23.7 [29], dimana persamaan Reynold number adalah sebagai berikut: ( ) ( )

Dimana v, merupakan satuan viscositas, sedang f adalah faktor friksinya, sehingga persamannya menjadi : ( yaitu; P: pressure drop, untuk larutan yang akan melewati pembuluh membran
: massa jenis larutan

Sedangkan untuk aliran laminer pada rectanguler adalah sebagai berikut: ( * ( )+ )

15

3.1.2

Hollow Fiber BOs Saat ini hollow fiber BO didesain agar aliran gas mengalir dalam fiber dan

darah mengalir dipermukaan luar membran, yang kemudian dialirkan melintang dari fiber.

Wickramasinghe et al. mempelajari berbagai hollow fiber BOs. Mereka menemukan bahwa untuk transfer oksigen ke dalam dan keluar dari air,transfer massa korelasi bentuk dapat digunakan untuk menggambarkan data ( )

Dalam Persamaan 23.13 Sc adalah jumlah Schmidt didefinisikan sebagai ( )

Dalam Persamaan 23.13, a, b, dan c adalah konstanta empiris. Angka Sherwood dan Reynolds didefinisikan sebagai: ( ( Dimana: de adalah diameter ekivalen didefinisikan sebagai:
( ) ( )

) )

16

dimana :fraksi sebagai rasio dari volume ruang kosong dalam transfer massa dengan volume total transfer massa ruang d0 : diameter luar serat berongga Mereka menyarankan korelasi sebagai berikut:
( )

Baru-baru ini, Goerke et al. [29] mempelajari tiga tersedia secara komersial serat berongga BOs (COBE Optima, COBE Optima XP, dan COBE Optimin, COBE Cardiovascular). Mereka memperoleh sedikit berbeda transfer massa korelasi untuk BOs dengan berongga yang berbeda diameter serat:
( ( ) )

Dalam sebuah publikasi berikutnya, Wickramasinghe et al. bervariasi jumlah Schmidt dari fase cair dengan melakukan eksperimen dengan air = campuran gliserol. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 23.9. Mereka memperoleh transfer massa-berikut korelasi:
( )

Sangat mungkin bahwa korelasi (Persamaan 23.18 melalui 23.21) sebenarnya sama, mengingat akurasi pendekatan parameter lumped.

Wickramasinghe et al. juga menentukan variasi faktor friksi dengan bilangan

17

Reynolds. Hasilnya diberikan pada Gambar 23.10. Mereka menggunakan korelasi berikut untuk menjelaskan faktor gesekan untuk mengalir di tenunan serat berongga: ( ( ) )

Kisaran laju aliran cairan yang digunakan untuk menghasilkan tanggal dalam Gambar 23.10 adalah sama dengan tingkat aliran darah yang digunakan dalam praktek klinis. Gambar 23.10 menunjukkan bahwa untuk bilangan Reynolds antara 5 dan 10, kemiringan faktor gesekan dibandingkan kurva perubahan bilangan Reynolds menunjukkan terjadinya pemisahan lapisan batas. Pemisahan lapisan batas akan menyebabkan pencampuran darah dan penurunan resistensi darah sisi transfer massa. Catapano et al. mempelajari massa dan transportasi momentum di hollow fiber BOs. Air dan oksigen digunakan sebagai cair dan fase gas, masing-masing. Mereka meneliti efek dari fraksi kekosongan shell () dan sudut membran sehubungan dengan arah utama dari aliran cairan (f). Mereka mengusulkan korelasi berikut:

) ( )

( (

) )

( (

) )

18

Pada transfer massa dan korelasi faktor gesekan diperoleh untuk berbagai bilangan Reynolds antara 20 dan 60. Rajasubramanian et al. diselidiki transfer oksigen untuk salin dalam serat yang tersedia secara komersial BO berongga (Avecor afinitas BO, Avecor Kardiovaskular Inc, Minneapolis, Minnesota). Mereka yang diperoleh korelasi transfer massa berikut:
( )

Vaslef et al. kecepatan transfer ditentukan oksigen dalam air menggunakan tiga komersial serat berongga BOS (SMO1 dan Sarns Turbo Oxygenator, Sarns = 3M, Ann Arbor, Minnesota; Bentley Uni vox, Bentley Laboratories, Irvine, California). mereka menemukan bahwa ( ( ( ) ) )

3.2

PENGARUH RHEOLOGY DARAH NON- NEWTONIAN Penelitian sebelumnya digunakan fluida Newtonian, umumnya air dan

campuran gliserol air, darah model. Namun, perilaku reologi darah adalah kompleks. Darah adalah geser-menipis, visko elastis cairan. Selanjutnya, darah juga menunjukkan thixotropic hubungan yang tepat karena pemulihan yang lambat dari degradasi geser dan menampilkan tegangan luluh yang jelas. Reologi darah sering dijelaskan dalam hal dari dua fenomena dasar: sel deformasi merah dan agregasi sel darah merah. Deformasi sel darah merah menyebabkan viskositas darah pada tingkat geser tinggi kurang dari yang diperoleh pada laju geser rendah, sementara agregasi sel darah merah menyebabkan besar peningkatan viskositas geser pada tingkat rendah. Pada konsentrasi sel yang tinggi, sel - sel interaksi juga berpikir untuk memainkan peran penting dalam menentukan sifat reologi keseluruhan darah. Selama cardiopulmonary bypass, penambahan cairan seperti antikoagulan mengarah pada penurunan hematokrit atau persen usia atau volume darah total yang terdiri dari sel darah merah. Karena sifat elastis dari darah tidak berdampak suatu aliran darah dalam BO. Selanjutnya, karena thematocri darah rendah, sel -

19

sel interaksi kemungkinan akan kurang penting. Dalam Moder Bos n, rata-rata relatif tekanan pada darah adalah antara 5-30 Pa. Dalam kondisi ini, darah mungkin dimodelkan sebagai fluida geser-menipis. Akibatnya, cairan darah Newtonian analog tidak bisa model variasi darah viskositas dengan laju geser. Wickramasinghe et al. disiapkan cairan darah non-Newtonian analog dengan menambahkan gusi poliakrilamida dan xantan untuk gliserol air dan campuran air. Mann dan Tarbell menemukan bahwa permen karet xantan solusi model kental dan elastis perilaku darah lebih akurat daripada solusi poliakrilamida. Untuk geser-penipisan cairan, viskositas kinematik tidak konstan tetapi bervariasi dengan tegangan geser. Dengan menggunakan umum Reynolds dan nomor Schmidt, dengan asumsi fluida kekuatan hukum perilaku, Wickramasinghe et al. menemukan bahwa hasil untuk non-Baru cairan tonian dapat digambarkan dengan menggunakan korelasi yang sama diturunkan untuk fluida Newtonian.

3.3 PENGARUH PENGIKATAN OKSIGEN PADA HEMOGLOBIN Dalam darah manusia, oksigen tidak hanya larut dalam plasma tetapi juga mengikat hemoglobin. Reaksi antara oksigen dan hemoglobin mengarah ke tingkat disempurnakan mentransfer oksigen dibandingkan dengan cairan darah analog reaktif. Jadi untuk memprediksi kinerja BO, pengaruh oksigen-hemoglobin reaksi harus disertakan dalam koefisien transfer massa. berdasarkan film teori, Wickramasinghe et al. memperkenalkan faktor peningkatan transfer massa untuk menjelaskan tingkat peningkatan oksigen karena oksigen transfer - hemoglobin reaksi. Gambar 23.11 adalah representasi skematis dari film cair yang diasumsikan ada di permukaan membran.

20

Hemoglobin adalah suatu protein globular terdiri dari empat rantai polipeptida masing-masing mengandung gugus heme. Oksigen-mengikat kurva untuk hemoglobin (yaitu, persentase saturasi hemoglobin sebagai fungsi dari tekanan oksigen parsial) mungkin dijelaskan asumsi empiris reaksi antara hemoglobin dan oksigen diberikan oleh ekspresi berikut:

Dimana n = ukuran kooperatif antara heme unit k1 dan k-1 = konstanta tingkat maju dan mundur Keseimbangan tampak konstan, KE, berdasarkan Persamaan 23.30 dapat didefinisikan sebagai: [ [ ( ) ] ][ ] ( )

Dimana [Hb(O2)n], [Hb], dan [O2] adalah konsentrasi dari oxygenated hemoglobin, nonoxygenated hemoglobin, dan oksigen terlarut dalam plasma, masing masing. Karena sisi resistensi gas terhadap transfer massa diabaikan dalam membran microporous BOs, hanya sisi liquid film dipertimbangkan. Transfer massa oleh konveksi dalam film ini diabaikan. Selanjutnya tidak ada akumulasi

21

massa pada titik manapun dalam film. Akibatnya, kondisi seimbang massa dalam liquid film pada [O2], [Hb], dan [Hb(O2)n] untuk persamaan 23.34: [ [
[(

] ]
) ] [( ) ]

[ [

] ]

[ [

( (

) ] ) ]

[ [

][ ][

] ]

( (

) )

) ]

][

Solusi umum untuk Persamaan 23.32 melalui 23.34 adalah: [ [ Dimana


1, 2,

] ]
3,

( (

) )
4

[ [

( (

) ] ) ]

( (

) )

dan

adalah konstan dan empiris. Empat kondisi batas

diperlukan. Pada antarmuka gas cair (permukaan membran pada sisi cair), x = 0. Disini, [ ] [ ] ( )

Dimana [O2]0 adalah konsentrasi oksigen terlarut dalam fase cair yang berada dalam kesetimbangan dengan konsentrasi fase gas. Pada tepi luar dari stagnant film, x = . Disini, [ [ Dimana [ ] dan [ ] ] ] [ [ ] ] ( ( ) )

sama dengan oksigen terlarut dan konsentrasi

nonoxygenated hemoglobin dalam cairan missal. Baik hemoglobin maupun hemoglobin beroksigen dapat meninggalkan fase cair. Jadi keempat kondisi batas menyatakan fluks total hemoglobin adalah nol. [ ]
( )

) ]

Laju transfer oksigen melalui stagnant film sama dengan fluks oksigen terlarut ditambah fluks hemoglobin beroksigen. Jadi fluks oksigen, J, yang diberikan oleh:

22

]
( )

) ]

Dengan mensubstitusikan Persamaan 23.31 dan 23.35 melalui 23.40 ke dalam Persamaan 23.41 dihasilkan: ([ ]
( ) ( )

] ) [ [ ] ] [ [ ] ]

] }

Dengan tidak adanya reaksi kimia antara oksigen dan hemoglobin, fluks oksigen J0 adalah ([ ] [ ] ) ([ ] [ ] ) ( )

Dimana k0 adalah koefisien transfer massa dalam ketiadaan reaksi kimia. Membandingkan Persamaan 23.42 dan 23.43: {
( ) ( )

[ )

[ [

] ]

[ [

] ]

] }

Dimana istilah dalam kurung adalah faktor tambahan, E. Faktor tambahan adalah fungsi dari tekanan parsial oksigen, untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen, menurunkan faktor tambahan. Faktor tambahan diberikan Persamaan 23.44 yang berisi diffusivitas oksigen hemoglobin dan oxyhemoglobin. Sejak hemoglobin ditemukan dalam sel sel darah merah, diffusivitas hemoglobin dan oxyhemoglobin sama dengan diffusivitas sel sel darah merah. Diffusivitas sel sel darah merah secara signifikan ditingkatkan dengan rotasi dan deformasi sel sel, yang merupakan fungsi dari laaju geser. Laju geser meningkat demikian juga diffusivitas sel sel darah merah maka faktor tambahan transfer massa yang diberikan Persamaan 23.44. Akibatnya, desain yang memaksimalkan diffusivitas sel sel darah merah akan menampilkan laju transfer gas yang lebih tinggi.

23

Faktor tambahan diberikan dalam Persamaan 23.44 mengasumsikan teori film. Faktor faktor tambahan juga telah digambarkan. Sebagai contoh, Shimizu dan Yoshida mengusulkan persamaan berikut untuk menghitung faktor tambahan: ( )

*(

*(

+}

Dalam darah, oksigen hadir dalam bentuk baik terlarut dan reaksi kimia. Oleh karena itu, konsentrasi oksigen dalam darah diberikan oleh: ( Dimana : jumlah maksimum oksigen yang dikombinasikan dengan satuan volume hemoglobin Cc dan Cp: konsentrasi oksigen yang terikat pada hemoglobin dan terlarut dalam plasma, masing masing S : tingkat saturasi oksigen (saturasi oksihemoglobin), yang diberikan dengan rasio [Hb(O2)n]/[Hb]t dimana [Hb]t adalah konsentrasi total hemoglobin (oksigen dan nonoxygenated) hadir Tingkat saturasi oksigen sering digambarkan oleh Persamaan Hill: ( [ [ ( ] ( Dimana dan ) ) ] ) ( ) ) ( )

adalah tekanan oksigen parsial dan tekanan oksigen

parsial masing masing pada saturasi hemoglobin 50%. Dengan menggabungkan Persamaan 23.46, Persamaan 23.2 dapat ditulis kembali sebagai berikut: ( ) [ ( ( ) ) ] ( )

24

Dimana Cp,I dan Cp,O adalah konsentrasi oksigen terlarut dalam plasma dalam aliran inlet dan outlet masing masing dengan menggunakan tekanan oksigen parsial untuk menggantikan konsentrasi oksigen terlarut. ( Dimana ,I ( ,O dan )( ) ) ( )

adalah inlet dan outlet tekanan oksigen

parsial yang akan berada dalam kesetimbangan dengan oksigen dalam darah dan tekanan oksigen parsial dalam fase gas masing masing. dS/d dengan menurunkan Persamaan 23.47. Akhirnya, rata rata koefisien transfer massa keseluruhan dengan tidak adanya reaksi antara oksigen dan hemoglobin dapat dihitung dari: ( ( )( ) ) ( ) dapat diperoleh

Wickramasinghe et al. menggunakan darah sapi untuk mengevaluasi Cobe Duo dan Cobe optima XP BOs (Cobe Cardiovascular). Dengan menggunakan K0 untuk menghitung bilangan Sherwood serta bilangan Reynolds dan Schmidt untuk hukum cairan, Wickramasinghe et al. menemukan bahwa hasil untuk darah sapa tidak sama dengan kurva seperti hasil untuk cairan darah Newtonian dan nonNewtonian. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 23.12 dan 23.13. Matsuda dan Sakai mengusulkan korelasi transfer massa dari hollow fiber BOs:

Namun, kisaran bilangan Reynolds yang diuji sangat kecil antar 2-20.

3.4 NILAI PENDEKATAN PARAMETER Tabel 23.4 merangkum beberapa korelasi literatur. Seperti dapat dilihat sebagian besar korelasi tersebut dikembangkan dengan menggunakan analogi cairan darah Newtonianseperti solusi untuk air dan larutan gliserol. Korelasi ini dapat digunakan untuk membantu membimbing desain BO lebih baik. Tabel 23.4

25

menunjukkan bahwa korelasi yang diperoleh oleh peneliti menggunakan modul yang berbeda tidak selalu sama. Jadi perlu diperhatikan ketika menggunakan korelasi ini untuk memastikan kondisi operasi yang berlaku sedang

dipertimbangkan.

26

27

BAB IV METODE CFD DALAM BOs


4.1 APLIKASI CFD PADA BO Baru-baru ini, model komputasi dinamika fluida (CFD) telah

dikembangkan untuk memandu pengembangan desain baru BO. Baker dan kawan-kawan mengembangkan model dua dimensi perbedaan-terbatas untuk menyelesaikan persamaan Navier-Stokes dan untuk memprediksi transfer gas ke dalam darah pada membran mikroskopus BO 685 yang mengalir di luar hollow fiber. Menggunakan model ini, Baker dkk. menghitung profil saturasi oksigen dan profil kecepatan sepanjang modul membran. Selanjutnya mereka

membandingkan hasil simulasi mereka dengan data eksperimen untuk darah sapi dan manusia. Mereka memperoleh hasil yang wajar.

Gage dkk. mengembangkan model tiga-dimensi CFD untuk memprediksi pressure drop di membran BO. Mereka memodifikasi membran komersial BO untuk memungkinkan pengukuran tekanan sepanjang bundel serat di semua sumbu kardinal. Hasil yang mirip diperoleh antara pressure drop eksperimental dan simulasi pada laju alir yang lebih rendah. Namun, pressure drop simulasi lebih rendah dari hasil eksperimen pada laju alir yang lebih tinggi.

28

Funakubo dkk. menggunakan model CFD untuk mengevaluasi paru-paru 10 implan buatan. Penelitian mereka difokuskan pada terjadinya thrombogenesis. Mereka membangun prototipe untuk memverifikasi prediksi CFD mereka. Mereka menemukan korelasi antara wilayah prediksi laju alir yang rendah dan pembentukan trombus. Selanjutnya, meskipun kondisi laju alir rendah yang hampir identik ada pada kedua sisi inlet dan outlet, pembentukan trombus hanya terjadi di dekat sisi outlet, yang sesuai dengan analisis vectorial rinci. Gartner dkk. juga menggunakan pendekatan CFD untuk model efek aliran pada deposisi trombotik pada membran BO.

4.2 KEKURANGAN Meskipun CFD telah banyak digunakan untuk model pemompaan darah dan proses membran lainnya, penerapannya dalam membran BO sangat terbatas. Pengembangan model CFD membutuhkan asumsi penyederhanaan. Pada model mereka, Baker dkk. mengasumsikan darah yang secara statistik homogen; reaksi antara oksigen dan hemoglobin cepat, difusi gas aksial diabaikan; konsumsi oksigen metabolik oleh darah diabaikan; semua komponen aliran yang sejajar dengan sumbu fiber; fiber paralel tanpa penyilangan serat; penampang distribusi serat adalah array segitiga seragam, serta aliran darah dan gas sepenuhnya dikembangkan [62]. Studi CFD lainnya menggunakan asumsi yang sama. Jelas, akurasi model tergantung pada validitas dari asumsi yang dibuat.

29

Prediksi CFD bergantung pada akurasi dari berbagai parameter. Sebagai contoh, dalam model CFD yang dikembangkan oleh Gage dkk. [63], permeabilitas bundel fiber ditentukan dari data pressure drop eksperimen yang diperoleh dari air perfusi pengujian. Sementara model-model CFD membantu, sejumlah besar penelitian eksperimental masih diperlukan. Akurasi dari model CFD perlu diverifikasi dengan cara melakukan eksperimen. Seperti perangkat lunak yang tersedia secara komersial CFD menjadi lebih canggih, simulasi ini akan menyediakan alat yang ampuh untuk membantu merancang membran BO yang lebih baik.

30

BAB V TREN MASA DEPAN


Pada tahun 2002, dari 709.000 operasi jantung terbuka dilakukan di Amerika Serikat, terdapat 368.000 pasien di atas 65 tahun, 261.000 lainnya adalah pasien yang berusia antara 45 dan 64 tahun, sementara 41.000 pasien berusia antara 15 dan 44 tahun usia. saat ini membran BOS sangat efisien dalam hal kecepatan transfer gas. Luas permukaan membran total sekitar 2m2. Selama operasi, ketebalan lapisan darah yang efektif (ditunjukkan dalam Gambar 23.11) adalah sekitar 100 mm. Dengan meningkatkan laju perpindahan gas, permukaan membran total mungkin menurun. Hal ini akan mengurangi volume priming serta biaya BOS. Karena tahanan transfer massa yang dominan untuk BO adalah sisi lapisan batas konsentrasi darah, peningkatan efisiensi pertukaran gas kemungkinan besar akan dicapai dengan menggunakan desain modul baru yang melibatkan aliran darah augmentasi. Sebagai contoh, aliran darah sentrifugal telah diteliti. Meskipun desain ini belum dikomersialkan, pengembangan peralatan tambahan baru untuk desain ini dapat meningkatkan kelangsungan hidup komersial mereka. Faktor utama kegagalan pada membran BO adalah kebocoran plasma melalui pori-pori membran hidrofobik [69]. Kebocoran ini akan menyebabkan penurunan efisiensi transfer gas. BO paling komersial dirancang untuk beroperasi tanpa kebocoran plasma selama minimal 6 jam. Kebocoran plasma dapat diminimalkan dengan menggunakan ukuran pori membran lebih kecil atau lapisan pori-pori membran dengan film tipis. Namun, ini akan menyebabkan peningkatan resistensi membran untuk mentransfer gas. Selama cardiopulmonary bypass, karena kontak antara darah dan permukaan membran, hematologi pasien ' dan sistem kekebalan tubuh mungkin akan terpengaruh. Jadi pengembangan membran BO hemocompatible lebih jauh tetap merupakan sebuah tantangan. Karena

deposisi dan aktivasi trombosit, leukosit, dan protein dianggap respon utama yang terjadi ketika darah kontak permukaan membran BO, hemocompatibility BO

31

dapat ditingkatkan dengan mengembangkan bahan-bahan yang menekan adsorpsi komponen darah.

32

DAFTAR PUSTAKA
Pabby, Anil K., Membrane Separations Chemical, Pharmaceutical, Food, and Biotechnological Applications, Taylor&Francis Group, 2009, pp.671-688

Anda mungkin juga menyukai