Anda di halaman 1dari 7

Makalah Hipofungsi Kelenjar Hipofisis (Hipopituitarisme)

15:09 renaldazwari-delmi BlogThis! No comments

Tulisan di sini copas dari makalah kelompok saya di mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM.

Hipopituitarisme adalah suatu gambaran penyakit akibat insufisiensi kelenjar hipofisis, terutama bagian anterior. Gangguan ini menyebabkan munculnya masalah dan manifestasi klinis yang berkaitan dengandefisiensi hormon-hormon yang dihasilkannya. Hipopituitarisme adalah insupisiensi hipofisis akibat kerusakan mudos anterior kelenjar hipofise. Panhipopituitarisme (penyakit simmod) adalah tidak terdapatnya sekresi semua hipofisis secara total dan merupakan kondisi yang jarang terjadi. Nekrosis hipofisis post partum (sindrom Sheehan) adalah penyebab tidak umum dari gagal hipofisis anterior. Kondisi lebih sering terjadi pada wanita dengan kelainan darah hebat, hipovolemia, dan hipotennsi saat melahirkan. Hipopituitarisme merupakan komplikasi radiasi pada kepala dan leher. Kerusakan kelenjar hipofise total oleh trauma, tomur atau lesi vaskuler menghilangkan semua stimuli yang normmalnya diterima oleh tiroid, kelenjar gonad, dan kelenjar adrenal.

Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar sendiri ataupada hipotalamus. (Robbins Cotran Kumar. Hipopitutarisme is pituitary insuffisienency from destruction of the anterior lobe of the pituitary gland. (DianeC. Baughman. Hipopituitarisme mengacu kepada keadaan sekresi beberapa hormon hipofisis anterior yang sangat rendah. (Elizabeth C Erorwin). Hipopituitarisme adalah hiposekresi satu atau lebih hormon hipofise anterior. (Barbara C. Long).Hipopituitarisme adalah disebabkanoleh macam-macam kelainan antara lain nekrosis, hipofisis post partum(penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain-lain (KapitaSelekta Edisi:2) Kelenjar Hipofisis atau nama lainnya adalah kelenjar pituitary merupakan kelenjar yang sebesar kelereng namun mempunyai makna fisiologis yang sangat penting bagi kelangsungan dan homeostasis tubuhmanusia. Selain itu hipofisis, terutama bagian anterior, memiliki

kemampuan dalam mengatur kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar ini diberi nama Master of Gland. Pituitary adalah kelenjar majemuk sekresi internal yang terletak di dalam sel tursika, yakni suatu lekukan di dalam tulang sfenoid hipopituitarisme dapat desebabkan oleh macammacam kelainan kelamin antara lain nekrosis, hipofisis postpartura (penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis, trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain-lain. Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela tursika,di ronggadinding tulang sphenoid. Kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis. Pada manusia lobus Intermedia terdapatmenyatu dengan lobus anterior. Suatu struktur vaskular, yaitu sistem portal hipotalamus-hipofisis, juga menghubungkan hipotalamusdengan bagian anterior kelenjar hipofisis. Melalui sistem vaskular ini hormon pelepasan dari hipotalamus dapat mencapai kelenjar hipofisis untuk mempermudah pelepasan hormon. Kelenjar hipofisis terbentuk sejak awal perkembangan embrional dari penyatuan dua tonjolan ektodermal yang berongga. Kantung rathke, suatu invaginasi dari atap daerah mulut primitif yang meluas ke atas menuju dasar otak dan bersatu dengan tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi neurohipofisis. Fungsi-Fungsi hormon Hipofisis GH Gowth hormon atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik utama, baik pada anak-anakmaupun pada orang dewasa. Pada anak-anak, hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Padaorang dewasa berfungsi untuk mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga berperan dalampengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan. GH disintesis di sel somatrotop padakelenjar hipofisis anterior. Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan otot dan tulangskelet. Kerjanya dapat dibagi menjadi kerja direk dan indirek. Kerja indirek hormon pertumbuhan GH bekerja pada untuk menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 peptida yang menstimulasipertumbuhan. Pada sel lemak, IGF-1 menstimulasi lipolisis dan pada otot hormon ini menstimulasisintesis protein. Reseptor GH fungsional juga terdapat di tulang, menstimulasi produksi lokal IGF-1 padakondrosit proliferatif. Kerja direk hormon pertumbuhan GH bersifat diabetogenik karena kerja hormon ini berlawanan dengan insulin dan bersifat lipolitik di sellemak dan glukoneogenik di sel otot. Kadar GH normal : -setelah diberi glukosa < 2 mU/L -stress > 20 mU/L MSH MSH atau melanocortin stimulating hormone merupakan suatu unsur pokok dari propiomelanokortin.Hormon ini mengingkatkan pigmentasi kulit dan merangsang dispersi granula-granula melanin dalam melanositm.Sekresi MSH diatur oleh CRH (corticotrophin releasing hormone) dari hipotalamus dan dihambat oleh pengeluaran kortisol. Prolaktin Merupakan salah satu kelompok hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan payudara dan sekresi susu. Pelepasan prolaktin berada dibawah pengaruh penghambatan

tonik oleh hipotalamus melaluidopamin, yang disekresi oleh sistem neuron dopaminergik tuberohipofiseal. Jika faktor-faktorpenghambat ini tidak ada maka sekresi prolaktin akan meningkat dan dapat terjadi laktasi. Thyrotropin-releasing hormone (TRH) merangsang sekresi prolaktin. Kadar prolaktin normal: 50-400 mU/L ACTH Adrenocorticotropin hormone (ADH) merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal, merupakansuatu faktor yang sangat penting pada pengaturan produksi kortisol. CRH (corticotrophin releasinghormone) dan arginine-vasopresin (AVP) bekerja secara sinergis untuk merangsang sekresi ACTH. Kadar ACTH normal : - jam 09:00 = 10-80 ng/L. TSH Merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar thyroid. TSH menyebabkan pelepasan tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), Kadar TSH normal : 0,3-4,0 mU/L T4 bebas : 9-26 pmol/L T3 bebas : 3,0-8,8 pmol/L Hipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis. Definisi hormon hipofisis depan dapat terjadi dari 3 jalur : 1. Kelainan di dalam kelenjar yang dapat merusak sel-sel sekretorik. 2. Kelainan di dalam atau yang berdekatan dengan tangkai hipofise dimana dapat menyebabkan penghentian penyebaran faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus. 3. Kelainan di dalam hipotalamus sendiri dimana dapat merusak pelepasan bahan pengatur pada hipofise depan. Enam hormon yang sangat penting ditambah beberapa yang kurang disekresi oleh hipofise anterior dan dua hormon yang penting disekresi oleh hipofise posterior. Hormon hormon hipofisis anterior memegang peranan utama mengatur fungsi metaboliosme di seluruh tubuh, Growth Hormon meningaktkan pertumbuhan binatang dengan mempengaruhi banyak fungsi metabolisme di seluruh tubuh, khususnya pembentukan n. Adrenokortikotropin mengatur sekresi beberapa hormon korteks adrenal yang selanjutnya mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak. Hormon perangsang tiroid mengatur kecepatan sekresi tiroksin oleh kelenjar tiroid, mengatur kecepatan sekresi tiroksin oleh kelenjar tiroid dan tiroksin selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi-reaksi kimia seluruh tubuh.Prolaktin meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan susu dan dua hormon gonadotropin. Hormon perangsang folikel dan Hormon luteinisasi mengatur pertumbuhan gonad serta aktivitas reproduksinya. Dua hormon yang disekresi oleh hipofise posterior memegang peranan lain: 1. Hormon antideuretik mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urina dan dengan cara ini membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh. 2. Oksitosin Mengkonsentrasikan alveolus payudara, sehingga mambantu mengalirkan susu dari kelenjar mammae ke puting susu salama penghisapan dan mengkonsentrasikan uterus jadi membantu melahirkan bayi kehamilan. 2.2 KLASIFIKASI (1) HIPOFISIS ANTERIOR (Adenohipofisis) Merupakan kelenjar yang sangat vaskuler dengan sinus - sinus kapiler yang luas diantara sel sel kelenjar, 0,6 gr dan diameternya sekitar 1 cm sekresi hipofisis anterior diatur oleh hormon yang dinamakan releasing dan inhibitory hormones (atau factor) hipotalamus yang

disekresi dalam hipotalamus sendiri dan kemudian dihantarkan kehipofisis anterior melalui pembuluh darah kecil yang dinamakan pembuluh partal hipotalamik hipofisial. Kelenjar hipofisis anterior terdiri atas beberapa jenis sel. Pada umumnya terdapat satu jenis sel untuk setiap jenis hormon yang dibentuk pada kelenjar ini, dengan teknik pewarnaan khusus berbagai jenis sel ini dapat dibedakan satu sama lain. Satu-satunya kemungkinan pengecualiannya adalah sel dari jenis yang sama mungkin menyekresi hormon iuteinisasi dan hormon perangsang folikel. Berdasarkan ciri ciri pewarnaannya, sel-sel hipofise anterior dibedakan ke dalam 3 kelompok klasik: Kromofobik (tanpa granul), Eosinofilik, dan Basofilik. Sel-sel eosinfilik dianggap bertanggung jawab untuk sekresi ACTH, TSH, LH serta FSH. a. ACTH (Adrenocorticotropic Hormon) merangsang biosintesis dan pelepasan kortisol oleh korteks adrenal. b. Hormon perangsang tiroid / TSH (Thyroid-Stimulating Hormon : tirotropin) merangsang uptake yodida dan sintesis serta pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. c. Hormon perangsang folikel / FSH (Follicte-Stimulating Hormon) merangsang perkembangan folikel de graaf dan sekresi hormon esterogen dan ovarium serta spermatogenesis pada testis. d. Hormon Luteinisasi (LH) mendorong ovulasi dan luteinasi folikel yang sudah masak di dalam ovarium. Pada laki laki hormon ini, yang dahulunya disebut hormon perangsang sel interstisialis (ICSH=Interfisial Cell Stimulating Hormon), merangsang produksi dan pelepasan testosteron oleh sel sel leydig di testis. e. Prolaktrin (PRL) merangsang sekresi air susu oleh payudara ibu setelah melahirkan. f. Pengendalian sekresi hipofisis anterior. Sistem rangkap (dual system) yang mengendalikan sekresi hormon hipofise anterior melalui 2 mekanisme kontrol antara lain : a. Umpan Balik negatif, dimana hormon dari kelenjar sasaran yang bekerja pada tingakat hipofise/hipotalamus menghambat sekresi hormon trofiknya. b. Pengendalian Oleh hormon hormon hipotalamus yang berasal dari sel-sel neuronai di dalam atau di dekat eminensia medialis dan disekresikan ke sirkulasi partai hipofise.

(2) HIPOFISIS POSTERIOR (Neurohipofisis) Kelenjar hipofisis posterior terutama terdiri atas sel-sel glia yang disebut pituisit. Namun, pituisit ini tidak mensekresi hormon, sel ini hanya bekerja sebagai struktur penunjang bagi banyak sekali ujung-ujung serat saraf dan bagian terminal akhir serat dari jaras saraf yang berasal dari nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikel hipotalamus. Jaras saraf ini berjalan menuju ke neurohipofisis melalui tangkai hipofisis, bagian akhir saraf ini merupakan knop bulat yang mengandung banyak granula-granula sekretonik, yang terletak pada permukaan kapiler tempat granula-granula tersebut mensekresikan hormon hipofisis posterior berikut: Hormon antidiuretik (ADH) yang juga disebut sebagai vasopresin yaitu senyawa oktapeptida yang merupakan produk utama hipofise posterior. Memainkan peranan fisiologik yang penting dalam pengaturan metabolisme air. Hormon antidiuretik (ADH) dalam jumlah sedikit sekali, sekecil 2 nanogram, bila disuntukkan ke orang dapat menyebabkan anti diuresis yaitu penurunan ekskresi air oleh ginjal. Stimulus yang lazim menimbulkan ekskresi ADH adalah peningkatan osmolaritas plasma. Dalam keadaan normal osmolaritas plasma dipertahankan secara ketat sebesar 280 mOsm/kg plasma. Kalau terjadi kehilangan air ekstraselular, osmolaritas plasma akan meningkat shingga mengaktifkan osmoreseptor, kemudian sinyal untuk pelepasan ADH,

peningkatan osmolaritas plasma juga merangsang pusat rasa haus yang secara anatomis berdekatan / berhubungan dengan nukleus supraoptikus. Kerja ADH untuk mempertahankan jumlah air tubuh terutama terjadi pada sel sel ductus colligens ginjal. ADH mengerahkan kemampuannya yang baik untuk mengubah permeabilitas membran sel epitel sehingga meningkatkan keluarnya air dari tubulus ke dalam cairan hipertonik diruang pertibuler/interstisial. Aktifitas ADH dan rasa haus yang saling terintigritas itu sangat efektif untuk mempertahankan osmolaritas cairan tubuh dalam batas batas yang sangat sempit. (3) HIPOFISIS PARS INTERMEDUS Berasal dari bagian dorsal kantong Rathke yang menjadi satu dengan hipofisis posterior. Pars intermedus mengeluarkan hormon MSH (melanocyte stimulating hormon) melanotropin =intermedian. MSH terdiri dari sub unit alfa dan sub untui beta, beta MHS lebih menentukan khasiat hormon tersebut. Pada manusia, pars intermedus sangat rudimeter sehingga pada orang dewasa tidak ada bukti bahwa MSH dihasilkan oleh bagian ini. Beta MSH memiliki struktur kimia yang mirip dengan ACTH (adrenocortico tropic hormon), sehingga ACTH memiliki khasiat seperti MSH. 2.3 ETIOLOGI Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya menyangkut: 1. Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri piogenik. 2. Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid autoimun) 3. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semau hormon lain. 4. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai malfungsi. Misalnya, akan terjadi penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit mengeluarkan HT dalam kadar yang berlebihan. 5. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi dapat merusak sebagian atausemua sel penghasil hormon. Salah satunya sindrom sheecan, yang terjadi setelah perdarahan maternal. 2.4 MANIFESTASI KLINIS 1. Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial yang meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor menyita ruangan yang cukup besar. 2. Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali (tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi dan artralgia (nyeri sendi). 3. Hiperprolaktinemia : amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada wanita, impotensi pada pria. 4. Sindrom Chusing : obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus, osteoporosis. 5. Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada anak-anak. 6. Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok pada pria, amenore pada wanita. 7. Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium dari hipertiroidism. 8. Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran laboratorium dari penurunan fungsi adrenal.

9. Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin. 2.5 PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi :Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukur BB dan TB, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axila dan pubis pada klien pria amati pula pertumbuhan rambut wajah (jenggot dan kumis) b. Palpasi: Palpasi kulit, pada wanitabiasanya menjadi kering dan kasar.Tergantung pada penyebab hipopituitarisme, perlu juga dikaji data lain sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi serebrum dan fungsi nervus kranialis dan adanya keluhan nyeri kepala. 2. Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 3. Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti: a. Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika. b. Pemeriksaan serum darah : LH dan FSH GH, prolaktin, alsdosteron, testosteron, kartisol, androgen, test stimulasi yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid releasing hormon. 2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Laboratorik ditemukan Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun. 2. Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis ditemukan Sella Tursika a. Foto polos kepala b. Poliomografi berbagai arah (multi direksional) c. Pneumoensefalografi d. CTScan e. Angiografi serebral 3. Pemeriksaan Lapang Pandang a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan b. Adanya tumor hipofisis yang menekankiasma optik 4. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteron b. Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LH c. Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan melakukan pengukuran efeknya terhadap kadar hormon serum. d. Tes provokatif. 2.7 KOMPLIKASI 1. Kardiovaskuler. a. Hipertensi. b. Tromboflebitis. c. Tromboembolisme. d. Percepatan uterosklerosis. 2. Imunologi. Peningkatan resiko infeksi danpenyamaran tanda tanda infeksi. 3. Perubahan mata. a. Glaukoma. b. Lesi kornea. 4. Muskuloskeletal.

a. Pelisutan otot. b. Kesembuhan luka yang jelek. c. Osteoporis dengan fraktur kompresi vertebra, fraktur patologik tulang panjang, nekrosis aseptik kaput femoris. 5. Metabolik. Perubahan pada metabolisme glukosa sindrome penghentian steroid. 6. Perubahan penampakan. a. Muka seperti bulan (moon face). b. Pertambahan berat badan. c. Jerawat. 2.8 DIAGNOSA BANDING 1. Gangguan hipotalamus. 2. Penyakit organ target seperti gagal tiroid primer, penyakit addison atau gagal gonadal rimer. 3. Penyebab sindrom chusing lain termasuk tumor adrenal, sindrome ACTH ektopik. 4. Diabetes insipiduspsikogenik atau nefrogenik. 5. Syndrom parkinson 2.9 PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Kausal. Bila disebabkan oleh tumor, umumnya dilakukan radiasi. Bila gejala gejala tekanan oleh tumor progresif dilakukan operasi. 2. Terapi Substitusi a. Hidrokortison antara 20 30 mg sehari diberikan peros, umumnya disesuaikan dengan siklus harian sekresi steroid yaitu 10 15 mg waktu pagi, 10 mg waktu malam. Prednison dan deksametason tidak diberikan karena kurang menyebabkan retensi garam dan air, bila terdapat stres (infeksi, operasi dan lain - lain), dosis oral dinaikkan atau diberikan parenteral. Bila terjadi krisis adrenal atasi syok segera dengan pemberian cairan per-infus NaCl glukosa, steroid dan vasopreses. b. Puluis tiroid / tiroksin diberikan setelah terapi dengan hidrokortison. c. Testosteron pada penderita laki laki berikan suntikan testosteron enantot atau testosteron siprionat 200 mg intramuskuler tiap 2 minggu. Dapat juga diberikan fluoxymestron 10 mg per-os tiap hari. d. Esterogen diberikan pada wanita secara siklik untuk mempertahankan siklus haid. Berikan juga androgen dosis setengah dosis pada laki laki hentikan bila ada gejala virilisasi growth hormone bila terdapat dwarfisme. 3. Tumor hipofisis, diobati dengan pembedahan radioterapi atau obat (misal : akromegali dan hiperprolaktinemia dengan hymocriptine). 4. Beberapa cara pengobatan sering dilakukan. 5. Defisiensi hormon hos diobati sebagai berikut : penggantian GH untuk defisiensi GH pada anak anak, tiroksin dan kortison untuk defisiensi TSH dan ACTH, penggantian androgen atau esterogen untuk defisiensi gonadotropin sendiri (isolated) dapat diobati dengan penyuntikan FSH atau HCG. 6. Desmopressin dengan insuflasi masal dalam dosis terukur.

Anda mungkin juga menyukai