Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Satu dasa warsa telah berlalu, bermula dari era reformasi di Indonesia tahun 1998yang diawali dari munculnya label baru dari suatu era pemerintahan yaitu era reformasi y a n g diperhadapkan untuk mengatasi krisis ya n g melanda kawasan Asia

t e n g g a r a terutama Indonesia. Selain itu juga rezim reformasi ini diperhadapkan kepada tugas-t u g a s u m u m p e m e r i n t a h a n d a n p e m b a n g u n a n t e r u t a m a d a l a m hal mengatasi k r i s i s kepemimpinan nasional dan para elit birokrasi yang kurang memadaiuntuk melaksanakan tugas -tugas umum

kredibilitasnya

pemerintahan dan pembangunan. Reformasi di Indonesia semakin jelas dalam dunia politik yang ditandai dengan munculnya lebih dari40 partai politik peserta pemilu tahun 1999, yang sebelumnya tak pernah tampak hal seperti ini. Rezim pemerintahan dan

kepemimpinan yang dihasilkan pemilu ini mendapattantangan yang maha berat, karena dituntut untuk dapat mengatasi krisis multi dimensi,memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme serta melaksanakan agenda nasional yang maha penting pula yaitu pembangunan nasional yang adil dan merata diseluruh wilayahn u s a n t a r a d a l a m s e g a l a b i d a n g d a n s e k t o r . T u n t u t a n r e f o r m a s i l a i n n ya y a n g s a n g a t menonjol adalah desentralisasi pemerintahan yang semakin meluas yang kadang-kadangm e n g a r a h k e p a d a i s u d i s i n t e g r a s i bangsa. Problem ini semua membuat a s p e k kepemimpinan nasional dan secara

daerah serta hubungan timbal balik diantara keduanya harus b e r l a n g s u n g efektif, profesional dan harmonis. Di

Negara -negara

s e d a n g berkembang termasuk Indonesia, sangat meme rlukan adanya kemantapan manajemeno r g a n i s a s i d a n a d m i n i s t r a s i ya n g d a l a m b a n y a k h a l d i t e n t u k a n

o l e h p e r a n b i r o k r a s i p e m e r i n t a h a n t e r u t a m a n ya d a l a m h a l i n t e r v e n s i d a l a m p e m b u a t a n p e r e n c a n a a n d a n pelaksanaan pembangunan, akibat karena mekanisme pasar belum bisa berfungsi secarao p t i m a l u n t u k m e m e n u h i h a r a p a n m a s y a r a k a t s e c a r a k e s e l u r u h a n s e b a g a i s u a t u konsekwensi basik ekonomi dan sektor swasta yang masih lemah. Rekrutmen elit politik p e m e r i n t a h a n d a n a p a r a t p e l a k s a n a d a l a m pembuatan memenuhi rancangan harapan dan para pelaksanaan p e m b a n g u n a n konstituennya. Karena harus mampu

i t u kepemimpinan dan

pendistribusian kekuasaan haruslah berjalan efektif. Modal yang tak kalah pentingnya yang harus dimiliki oleh suatu rezim kepemimpinan adalah prinsip dankomitmen pemimpin. Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia sejak dari dahulu sampaisekarang dan masa yang akan datang yang selalu menjadi kata kunci adalah sejauhmana prinsip dan komitmen ini mengkristal dan menjadi nilai kepribadian para e l i t d a n segenap aparatur negara bukan hanya segelintir pemimpin elit saja. Ini menjadi pentingk a r e n a pembangunan penyebab adalah a d a n ya perubahan dan kemajuan dalam

k a t a kuncinya disini. Konsistensi diri, integritas dan kreasi

intelektual para elit penyelenggaranegara dalam implementasi regulasi dan kebijakan untuk menangani faktor-faktor atau p r o b l e m i n t e r n a l d a n e k s t e r n a l d a l a m p e n g e l o l a a n n e g a r a m e n j a d i f a k t o r p e n e n t u keberhasilan yang diharapkan oleh segenap lapisan masyarakat.

1.2 TUJUAN Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan Tantangan Kepemimpinan Aparatur Pemerintahan di Indonesia Era Reformasi

1.3 METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di perpustakaan maupun di internet.

BAB II ABSTRAK
2.1TANTANGAN KEPEMIMPINAN APARATUR PEMERINTAHAN DI

INDONESIAERA REFORMASI Reformasi ya n g dilancarkan kekuasaan di Indonesia tahun dari 1998 ya n g ditandai baru umum sosok

dengan p e r a l i h a n keorde tahun reformasi 1999

pemerintahan

rezim

orde

yangd i l a n j u t k a n langkah sumberdaya

dengan awal yang

pemilihan

sebagai dan

u n t u k menemukan sesuai umum era

kepemimpinan m a s ya r a k a t

nasional untuk

aparatur

dengank e i n g i n a n pemerintahan sampai

melaksanakan Pengalaman

tugas -tugas sejak

dan pembangunan.

Indonesia

reformasi

s e k a r a n g m a s i h diperhadapkan pada masalah umum, baik yang sifatnya internal maupun pengaruh faktor e k s t e r n a l . Faktor internal misalnya; efektivitas

m a n a j e m e n p e m e r i n t a h a n d a n pembangunan, situasi politik sosial d an e k o n o m i , b e r b a g a i m a c a m b e n c a n a a l a m , penegakan hukum, pemberantasan korupsi, Desentralisasi pemerintahan dan otonomi d a e r a h , peningkatan

k u a l i t a s s u m b e r d a y a m a n u s i a a p a r a t u r , m a s a l a h k e s t a b i l a n keamanan

dan

integrasi

nasional

dalam

negara

kesatuan

Republ ik

Indonesia,

p e r a n intervensi pemerintahan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, prinsip dankomitmen kepemimpinan aparatur negara, tantangan internal administrasi pembangunandi daerah-daerah, elit politik kekuasaan dan distribusi kekuasaan dalam

pemerintahan.Pengaruh faktor eksternal yang juga sering menjadi agenda tersendiri ialah misalnyadampak globalisasi, ketenaga kerjaan, fluktuasi harga komoditi luar negeri, jaringankerjasama untuk mendapatkan dana dan investor asing; seluruhnya merupakan isu yang perlu ditangani secara profesional dan kredibel. Key Words; Reformasi

Kepemimpinan, pemerintahan dan pembangunan

2.2 SOROTAN LITERATUR Margono Slamet (2003) menegaskan orang bahwa; banyak. kepemimpinan adalah itu

prosesm e m p e n g a r u h i

perilaku

Kepemimpinan

s e b a g a i k e m a m p u a n mempengaruhi perilaku orang lain, perilaku bukan hanya yang terlihat, tetapi pikirannya, keyakinannya, sikap mentalnya. Kepemimpinan pemerintahan dan pembangunan suatunegara selalu berkaitan erat dengan kewenangan dan keku asaan (authority). Kekuasaanadalah suatu kemungkinan yang membuat seseorang aktor dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya dan yang

menghilangkank e k u a s a a n . K e k u a s a a n s e b a g a i p o t e n s i k e k u a t a n s o s i a l dan juga sebagai berkisar pada : p o t e n s i perubahan sosial (Bass 1981). Sumber kekuasaan itu

Coersive power Legitimate power Ekspert power Connection power Referent power Reward power Information power Untuk konteks Indonesia yang memiliki banyak satuan organisasi birokrasi karena terdiridari banyak wilayah pemerintahan daerah serta ratusan daerah otonom mengisyaratkan perlunya distribusi kekuasaan melalui : Pembentukan organisasi Sharing dalam pengambilan keputusan Dasar menggerakkan potensi manusiaPostner (1999) mengisyaratkan pula lima pokok kepemimpinan untuk berbagi kekuasaanyaitu: Memastikan kepemimpinan pribadi Memberikan pilihan Mengembangkan kecakapan Memberikan tugas penting Menawarkan dukungan yang kelihatanLebih lanjut Postner (1999) menegaskan prinsip kepemimpinan yaitu : Menantang proses Menghadirkan wawasan bersama Memungkinkan orang lain bisa Menjadi penunjuk jalan

Membesarkan hatiAlbert Hirschman dalam Basri Hasanuddin (1994) menegaskan perlunya memiliki danmengembangkan enam Leadership Skill yaitu : Creative Insight Sensitivity Vision Versatility Vocus Implementing Change PatienceP e m i m p i n pemimpin pada yang baik adalah ya n g juga dapat menghasilkan

g e n e r a s i berikutnya; bukan pengikut, karena situasi yang

dihadapi berikutnya belum tentu samadengan situasi saat ini. Bagaimana memimpin secara efektif. Dua kunci penting yangharus dimiliki yaitu : Kepercayaan (trust) dan keyakinan diri (confidence) Komunikasi yang efektif (Syahyuti 2006).Seorang pemimpin mestilah dapat dipercaya serta harus mampu mengkomunikasikanvisinya; artinya ia harus mampu mentransformasi visinya kepada anggota, nilai-nilai yangdianutnya serta integritas dan kepercayaannya.

2.3

HASIL

KAJIAN

TANTANGAN

KEPEMIMPINAN

PEMERINTAHAN

PUSAT DANDAERAH Para ahli administrasi dan manajemen pembangunan khususnya untuk negara n e g a r a d u n i a k e t i g a d i a n t a r a n ya F r e d W . R i g g ( 1 9 8 0 ) b e r p e n d a p a t b a h w a s a l a h s a t u penyebab keterbelakangan negara -negara sedang berkembang adalah kelemahan padafaktor organisasi dan administrasi. Kenyataan menunjukkan bahwa memang di negarasedang berkembang khususnya di Indonesia dengan ciri yang sangat pluralis

dari seluruhaspeknya bahkan disebut sebagai negara kepulauan terbesar didunia, sudah barang tentum e n g h a d a p i pembangunan persoalan yang manajemen apalagi pemerintahan potensi dan dan

s a n g a t kompleks,

sumberdaya

pembangunan yang tersebar tidak meratadiseluruh wilayah nusantara, sementara konsentrasi jumlah penduduk yang terpusat di p u l a u j a w a m e r u p a k a n t a n t a n g a n administrasi negara sepanjang zaman dari r e z i m pemerintahan dahulu,

sekarang dan masa yang akan datang. Mekanisme pasar sebagai b e n t u k a t a u s a l a h s a t u c i r i d a r i d a m p a k g l o b a l i s a s i b e l u m b i s a d i a k s e s s e p e n u h n ya sebagai peluang yang dapat menguntungkan bangsa Indonesia, ini semua karena fondasiekonomi dan sektor swasta kita belum mampu memasuki arena tersebut untuk bermainsecara optimal sehingga kita sering lebih banyak menjadi penonton daripada

menjadi pemain. Upaya percepatan pembangunan dan peningkatan kesejah teraan masyarakatmasih sangat tergantung pada intervensi birokrasi pemerintahan dan inilah merupakan problem bagi pembangunan Indonesia karena kwalitas kinerja, kompetensi, prinsip dank o m i t m e n sangat terbatas kepemimpinan aparatur administrasi negara masih

u p a ya membangun mutu profesionalisme aparat administrasi

negara Indonesia masih terusdigalakkan seiring dengan tuntutan domestik dan tuntutan global. Pentingnya intervensidan peran langsung birokrasi pemerintahan memang terasa penting hal ini disebabkanoleh : Ketidak sempurnaan pasar Mobilisasi dan alokasi sumber Perilaku dan psikologi Bantuan luar negeri ( Dorodjatun Koentjorodjakti 1987)

E m p a t h a l t e r s e b u t d i a t a s m e m e r l u k a n p r a s ya r a t k o n d i s i ya n g m e m a d a i a g a r efektivitas pelaksanaan pembangunan itu menjadi tepat yaitu organisasi dan

manajemenserta administrasi yang mantap, tanpa kesiapan ini, maka kesenjangan dan efektivitas pemanfaatan mengalami sumberdaya pada dan bantuan akan luar negeri akan banyak laju

hambatanyang

akhirnya

menghambat

percepatan

pembangunan.E r a g l o b a l i s a s i s a a t i n i d a p a t m e n d a t a n g k a n m a n f a a t d a n m u d a r a t . U n t u k mendatangkan manfaat diperlukan kesiapan institusi dari seluruh aspek kehidupan yaituaspek sosial, ekonomi, hukum, politik, keamanan, teknologi,

administrasi, budaya dansebagainya. Kepemimpinan nasional di era global sangat dituntut untuk profesional dan p r o a k t i f s e h i n g g a n e g a r a m e n j a d i m e m i l i k i d a ya t a h a n y a n g k u a t t e r h a d a p t e r p a a n gelombang globalisasi dengan ciri adanya perubahan mendadak tanpa dapat diprediksis e b e l u m n y a sinyal yang jelas. Situasi ketidak karena tak mempunyai

p a s t i a n ( Uncertainties ) akan

memaksa para pemimpin negara atau satuan wilayah untuk harusdapat dan mampu untuk melakukan penyesuaian penyesuaian kreatif ( Latitudes ).Fluktuasi harga komoditi dunia, harga BBM, kurs mata uang adalah fenomena global y a n g b i s a langsung berdampak positif dan maupun tingkat negatif terhadap m a s ya r a k a t

p e m b a n g u n a n , perekonomian,

kesejahteraan

d a l a m s u a t u n e g a r a . A m a t a n penulis bahwa kondisi seperti ini belum banyak berdampak positif, malah kita seringkewalahan dan terlambat mengatasi dampak negatifnya.C r e a t i v e I n s i g h t d a n S e n s i t i v i t y p a r a e l i t p o l i t i k d a n b i r o k r a t h a r u s m e n ya d a r i d a n menjadikan gelombang globalisasi itu berdampak positif terhadap kehidupan berbangsad a n bernegara. Hal ini memungkinkan

u n t u k d a p a t d i l a k u k a n j i k a d a l a m t u b u h kepemimpinan aparatur negara ditata secara benar dari awal yaitu : R e c r u t m e n t , replacement, placement dan rasionalisasi kepegawaian

n e g a r a p a d a tingkat elit politik, dan hindari politik dagang sapi. Redefinisi, restrukturisasi, reposisi dan revitalisasi tupoksi kelembagaan negara Apresiasi recognition human resources development yang berkompetensi;

bedakanmasa kerja dengan pengalaman kerjaSecara garis besar dapat diidentifikasi tantangan utama administrasi pembangunan diDaerah dan elit politik dan birokrasi pusat yaitu : Untuk tingkatan daerah masalah yang menonjol yaitu berkisar pada : Membangun kwalitas sumberdaya aparat dan pemimpin daerah mulai dari proses dantahapan seleksinya melalui kombinasi antara kefiguran, keprofesionalan, kompetensiserta background pendidikan dan pengalaman Membangun kepedulian dan kepekaan serta kesadaran seluruh elemen

masyarakatdalam membudidayakan seluruh potensi sumberdaya yang ada di daerah G e j a l a i n M o b i l i s m e , i n C o m p e t e n c e , m a s a a l a h k o o r d i n a s i p e m b a n g u n a n , g e j a l a resistensi elemen tertentu dalam masyarakat, akses informasi dan transfortasi sertafaktor budaya dan lingkungan geografis Untuk tingkatan mikro pedesaan ketajaman visi misi harus menjadi obyek kajiankarena keberhasilan pembangunan masyarakat hakekatnya ada pada pedesaan.Untuk elit politik dan birokrasi pusat diperhadapkan kepada tantangan dan dituntut untuk berperan : Mewirausahakan birokrasi pemerintahan Mendorong / memfasilitasi kerjasama antar daerah dan antar negara

Membuat kebijakan dan regulasi yang peka dan memihak kepada seluruh elemenMasyarakat Memberi jaminan kepastian daerah untuk berkembang secara optimal yang aman,adil, stabil dan sejahtera, melalui dukungan fasilitas yang diperlukan. Menegakkan hukum demi keadilan, memberantas korupsi dan segala bentuk penyim pangan melalui Coersive Power sebagai otoritasnya. Membangun karakter kepemimpinan yang bertanggung jawab, artinya seorang pemimpin/pejabat berupaya optimal sebatas kemampuannya, namun kalau dia belum bisamewujudkan harapan itu untuk kepentingan bangsa dan negara apalagi dia berbuatkesalahan atau terindikasi menyimpang, maka aparat yang bersangkutan harus legowo untuk meletakkan jabatan, bukan justeru mempertahankan p osisinya dengan segalamacam dalih.Mutu kepemimpinan kolektif negara Indonesia yang menganut asas Trias Politicamerupakan tantangan tersendiri yang patut dicermati mengingat kepemimpinan eksekutif n a s i o n a l t i d a k m e s t i h a r u s b e r a s a l d a r i p a r t a i p e s e r t a p e m e n a n g p e m i l u , s e h i n g g a kekentalan sinergi pimpinan eksekutif, legislatif dan yudikatif turut mewarnai jalannyaroda pemerintahan negara. Persoalannya ialah kebijakan eksekutif sering kurang mulusuntuk mendapatkan restu dari legislatif, karena itu sebaiknya tarik menarik kepentingandalam hal ini hendaknya murni didasari kepentingan yang lebih luas untuk rakyat, dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok partai tertentu saja.D a l a m s i s t e m k a b i n e t p r e s i d e n t i l ya n g d i a n u t , distribusi kekuasaan d a l a m pembentukan kabinet pemerintahan sangatlah

ditentukan oleh mutu dan kompetensisumberdaya manusia elit partai yang direkrut oleh presiden terpilih, Banyak hal yangharus menjadi pertimbangan presiden antara

lain referesentasi politik, profesionalisme,geo politik, ya ng keseluruhannya adalah untuk mendapatkan kepemimpinan kolektif pemerintahan yang kuat. Riak dan pro kontra dukungan dalam keseharian pelaksanaan pemerintahan sudah barang tentu biasa terjadi dalam kehidupan bernegara yang sangat pluralis, namun itu semua merupakan ramuan evaluasi kedalam pemerintahan sebagai b u m b u ya n g a k a n memperbaiki dan akan m e n ye m p u r n a k a n n ya di masa ya n g

a k a n datang.S e b e n a r n y a y a n g m e n j a d i t a n t a n g a n u t a m a d a l a m h a l i n i ialah b a g a i m a n a menjadikan proses tahapan demokrasi dan politik itu

berkwalitas; artinya terhindar dari penyimpangan norma dan tatacara yang benar yang dalam hal ini diperlukan partisipasi,k e s a d a r a n k o l e k t i f s e l u r u h e l e m e n b a n g s a , s e r t a p r i n s i p d a n k o m i t m e n ya n g k u a t mengenai filosofi politik dan demokrasi itu sendiri. Pertanyaannya ialah siapa yang harusdan mau memulai pertama kali norma dan tatacara tanpa cacat itu. Semoga elit dan semuaelemen masyarakat mau dengan tulus ihlas mewujudkannya.Pergesera sistem politik pemerintahan dari sentralisasi keotonomi daerah sebagai salahs a t u a u t h o r i t y p e m e r i n t a h d a e r a h s a a t i n i m e l a k u k a n b e r b a g a i k e w e n a n g a n ya n g berkaitan dengan upaya yang semestinya harus dilakukan yaitu antara lain : 1.Pengangkatan pejabat didasari dengan pertimbangan kompetensi d a n urgensinya terhadap keperluan pelayanan publik dan pembangunan dan bukan karena pertimbangan politik yang berlebihan 2.Struktur organisasi dibentuk berdasarkan urgensinya terhadap

t u g a s - t u g a s struktural dan teknis yang nyata diperlukan dan tidak didasari oleh selera pribadi pejabat tertentu

3.Sinergi, koordinasi, kemitraan antar daerah sangat menentukan u n t u k mengatasi kelemahan masing-masing daerah yang memiliki keragaman yang cukuptinggi.Secara bersama-sama tantangan kepemimpinan pemerintah pusat dan daerah adalahmeliputi hal-hal yang berkaitan sbb : 1 . A l o k a s i s u m b e r d a ya p e m b a n g u n a n 2 . D i s t r i b u s i p e n d u d u k ya n g t i d a k m e r a t a 3.Pembangunan Infrastruktur sosial dan ekonomi dalam jumlah yang cukup besar 4.Polarisasi kawasan antara timur dan barat, perkotaan dan pedesaan, industri dan nonindustri.Legitimate power yang dimiliki para elit pemimpin di Indonesia sangatlah legal,agar lebih bermakna dalam kehidupan bernegara maka sumber pengaruh atau sumber k e k u a s a a n l a i n n y a h a r u s m a m p u d i w u j u d k a n , d a n k e m a u a n s e r t a k e p e d u l i a n d a n kesadaran yang tinggi untuk selalu mau peka terhadap isu yang berkembang sekaitandengan kebutuhan rakyat dalam arti luas. Pemerintah pusat nasional sekaitan denganm a s a l a h berbagi kekuasaan kepada otonomi daerah daerah harus mampu

d e n g a n bersama-sama

mengimplentasikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang efektif sehingga d a e r a h daerah provinsi di Indonesia menjadi pilar penyangga kekuatan N e g a r a K e s a t u a n R e p u b l i k I n d o n e s i a . K e s e m p a t a n d a n p e l u a n g m a s ya r a k a t u n t u k d i d e n g a r pendapatnya dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan perlu lebih terbuka lagiagar partisipasi dan dasar untuk menggerakkan potensi manusia lebih terbuka aksesnyasehingga fasilitas yang dipersiapkan oleh negara menjadi lebih bermanfaat dan lebihefektif. Masyarakat marjinal menunggu tindakan dan kebijakan

dari aparat negara agar masalah yang melilit mereka segera dapat diatasi. Masalah masalah itu antara lain : 1.Dalam hal Life Skill 2.Dalam hal akses informasi 3.Dalam hal modal usaha 4.Dalam hal Mind set 5.Dalam hal budaya dan tradisi 6.Dalam hal lingkungan sosial dan natural 7.Dalam hal aspek struktural dan fungsional 8 . D a l a m h a l M o t i v a s i d a n p e n g a t u r a n . Matarantai birokrasi yang masih panjang dan tergolong rumit serta komunikasidengan masyarakat yang masih terbatas harus pula diakui dan disadari oleh semua pihak s e b a g a i s e s u a t u y a n g p e r l u d i b e n a h i agar proyek proyek pembangunan d a n pemberdayaan masyarakat

pedesaan tidak mengalami hambatan yang berarti, terutama jika aspek Local Wisdom serta kekuatan potensi budaya menjadi modal insaniah untuk d a p a t d i p a d u k a n d e n g a n p r o g r a m d a n k e b i j a k a n p e m b a n g u n a n d a n p e m b e r d a ya a a n masyarakat yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

2.4 KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DALAM KONTEKS OTONOMI Undang Undang N0.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah secara garis besar menjelaskan bahwa kewenangan pemerintah pusat hanyalah berkisar pada hal hal yangmenyangkut tentang hubungan luar negeri, pertahanan keamanan negara, pengadilan,agama dan keuangan negara. Hal -hal yang berkaitan langsung dengan

pembangunandaerah dan pemberdayaan masyarakat lebih dominan ditentukan oleh pemerintah daerahkarena itu kewenangan daerah memang sangatlah luas. Persoalan yang sangat menonjolyang dihadapi oleh pemerintah daerah provinsi dan dari kabupaten ialah

:1 . A d m i n i s t r a s i manusia

pembangunan

yang terdiri

Sumb erdaya

a p a r a t u r , kelembagaan, sistem dan prosedur kerja dan fasilitas

penunjang berupa dana, saranadan prasarana. 2.Pembangunan infrastruktur sosial, ekonomi yang beraneka ragam sesuai dengan feltn e e d d a n r e a l n e e d m a s ya r a k a t s e r t a p o t e n s i s u m b e r d a y a a l a m d a n l i n g k u n g a n penunjangnya. 3.Keterbatasan kemampun baik social capital, finangcial capital maupun teknologi ilmu pengretahuan yang akan digunakan. 4.Figur yang terpilih sebagai pemimpin daerah baik provinsi maupun kabupaten masihsulit menemukan sosok yang ideal secara utuh yaitu memiliki kemampuan berupakompetensi untuk mengakses lingkungan eksternal sebagai peluang apalagi banyak d a e r a h di Indonesia yang sangat terpencil tapi potensi

s u m b e r d a y a a l a m d a n lingkungannya sangat memadai 5.Pemimpin yang terpilih di daerah kebanyakan adalah putra daerah meskipun kapasitasintelektualnya sangat terbatas, sementara figur lain yng bukan putra daerah ada yang b e r p o t e n s i d a n b e r k o m p e t e n s i , n a m u n i n i l a h c i r i p r i m o r d i a l k e s u k u a n y a n g a d a ditengah masyarakatP e m i l i h a n k e p a l a d a e r a h d a n d e w a n p e r w a k i l a n r a k ya t daerah secara l a n g s u n g o l e h r a k ya t , maupun pemilihan kepala

n e g a r a d a n d e w a n p e r w a k i l a n r a k ya t p u s a t s e c a r a l a n g s u n g p u l a o l e h r a k ya t m e n g i s ya r a t k a n b a h w a u n t u k m e n d a p a t k a n s o s o k p r i b a d i p e m i m p i n

yang

sesuai

dengan

kebutuhan,

maka

sistem

dan

tatacara

serta

k r i t e r i a pencalonan harus mengarah kepada terpilihnya seorang atau sekelompok orang yang betul-betul berkwalitas.

B AB I I I P E N UT UP
3.1 KESIMPULAN & SARAN Reformasi yang sedang berlangsung di Indonesia saat ini setahap demi setahapmelangkah menuju kepada perbaikan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan sosok p e m i m p i n p e r o r a n g a n m a u p u n p e m i m p i n y a n g s i f a t n y a k o l e k t i f . M a k a l a h i n i menjelaskan bahwa selama satu dasawarsa dari tahun 1998 sampai hari ini Indonesiatelah membangun fondasi demokrasi yang kuat melalui demokrasi politik dengan sistemm u l t i p a r t a i ya n g m e n g h a s i l k a n k e p e m i m p i n a n n a s i o n a l d a n d a e r a h s e s u a i d e n g a n aspirasi rakyat sebagai langkah awal untuk membangun aspek demokrasi yang lainnya.Masih ada elemen masyarakat kita yang masih pessimis namun secara keseluruhan sudah banyak perubahan yang cukup berarti untuk mendapatkan figur pemimpin nasional dandaerah jika kita tengok berapa banyak pilkada yang sudah dilakukan dan Pilpres secaralangsung seluruhnya dapat dikatakan berjalan lancar dan normal. Memang harus diakui pula bahwa prinsip dan komitmen untuk senantiasa mewujudkan janji -janji kampanyesang pemimpin yang terpilih itu masih banyak yang ditunggu-tunggu perwujudannya.Tanggungjawab kepemimpinan dalam negara demokrasi sebenarnya ada ditangan rakyat,a d a d i t a n g a n k i t a s e m u a , k a r e n a i t u p e n u l i s m e n g h i m b a u k e p a d a s e l u r u h r a k y a t Indonesia untuk m e n g g u n a k a n h a k d a n k e w a j i b a n d e m o k r a s i k i t a d e n g a n c a r a ya n g benar yang dapat dipertanggung jawabkan dunia akhirat

DAFTAR PUSTAKA

Gustino Leo, (2005) Politik dan Otonomi Daerah. Serang Banten: Untirta Press Arifin Anwar, (1997) Komunikasi, Globalisasi dan Pembangunan Nasional. UVRI Ujung pandangBass, Bernard, (1989) Stogdills Handbook of Leadership: A Survey Of Theory andResearch, New York.H e i d e r , J o h n ( 2 0 0 0 ) K e p e m i m p i n a n T a o . J a k a r t a P T . P u s t a k a B i n a m a n P r e s s i n d o . Kartodirdjo Sartono, (1986) Kepemimpinan Dalam Dimensi Sosial. LP3ES JakartaKouzes James M, Posner Barry Z. (1999) The Leadership Challenge TaqntanganKepemimpinan. Batam: InteraksaraMahardika Timur, (2001) Pendidikan Politik, Pemberdayaan Desa, Pedoman Politisi Jogyakarta: Lapera Pustaka UtamaSedarmayanti, (2004) Good Governance ( Kepemerintahan yang baik ) Mandar MajuBandungSiagian Sondang P, (1982) Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. PTGunung Agung JakartaS t e e r s R i c h a r d M , ( 1 9 9 6 ) M o t i v a t i o n a n d L e a d e r s h i p a t w o r k . T h e M c G r o w - H i l l Companies Inc.T j i p t o h e r i ya n t o P r i j o n o . ( 1 9 9 9 ) K e s e i m b a n g a n P e n d u d u k , M a n a j e m e n S u m b e r d a ya manusia dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

RESUME
REFORMASI EKONOMI

DI BUAT OLEH : NAMA NIM JURUSAN : L.FIRMAN HARIADI : 9.2.1.115 : ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

Anda mungkin juga menyukai