Anda di halaman 1dari 9

Proposal Rencana Fasilitasi Dusun Jelatren, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Tugas kelompok guna memenuhi mata kuliah Metode dan Teknik Fasilitasi

Disusun oleh: 1. Reza Manggala Putra 2. Mohamad Anas Adha 3. Andy Kurnia Yuliawan 4. Rachmad Wibawa 5. Ridza Wikramasurya 6. Akbar Bahtiar 08/267206/SP/22808 08/267241/SP/22824 08/267309/SP/22851 08/267423/SP/22896 08/267539/SP/22958 08/267663/SP/23013

Dosen Pengampu: Drs. Adam Tirta Krisdyatmiko S.Sos, M.Si

JURUSAN PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang. Hal tersebut mengakibatkan adanya kesenjangan pembangunan yang berakibat pada munculnya daerah-daerah tertinggal.. Mayoritas daerah tertinggal tersebut terletak jauh dari kota. Aktivitas dan kegiatan pembangunan di kota tidak dapat dilaksanakan di semua wilayah, karena itulah muncul kesenjangan terutama antara desa dan kota. Pembangunan yang dilakukan pemerintah di desa dan di kota sangat timpang. Pembangunan, baik fisik maupun nonfisik, cenderung dipusatkan di perkotaan. Hal tersebut memunculkan anggapan bahwa sarana dan prasarana serta lapangan pekerjaan terpusat di kota. Pada akhirnya, anggapan tersebut mengakibatkan peningkatan laju urbanisasi ke perkotaan. Jenis pembangunan yang merupakan warisan dari sistem sentralisasi menciptakan ketidakseimbangan dalam pembangunan. Maka tak heran bila sistem ini mendapat kritik terutama dari masyarakat pedesaan yang merasa dianaktirikan oleh pemerintah. Karena itulah, muncul wacana sistem desentralisasi yang diharapkan dapat menggantikan sentralisasi. Salah satu bentuk desentralisasi adalah otonomi daerah yang mendelegasikan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur penyelenggaraan pembangunan di daerah masing-masing. Adanya otonomi daerah memungkinkan daerah untuk mengoptimalkan potensi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Realita yang ada di Indonesia, pedesaan umumnya memiliki potensi untuk dikembangkan, seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Jika dikembangkan secara komprehensif, berbagai potensi ini dapat memberdayakan masyarakat serta meningkatkan taraf hidup masyarakat secara siginifikan. Pada dasarnya, pemberdayaan dilakukan untuk mendistribusikan kekuatan dan kekuasaan secara merata agar pihak yang powerless menjadi powerfull tanpa mengurangi power pihak yang telah powerfull. Power ini dimanfaatkan untuk menganalisis sendiri apa yang menjadi masalah dan untuk mencari pemecahan dari masalah tersebut. Pada akhirnya, setiap orang dapat secara mandiri menyelesaikan permasalahan hidupnya, termasuk masalah ekonomi. Dengan demikian, setiap orang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya secara mandiri dan berkelanjutan. Atas pertimbangan itulah, maka Indonesia memerlukan suatu program pemberdayaan masyarakat yang menawarkan suatu proses perencanaan pembangunan dengan memusatkan pada partisipasi, kemampuan, dan juga masyarakat lokal atau daerah itu sendiri. Selain itu, masyarakat dapat dilibatkan pada setiap tahap pelaksanaan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program yang mereka lakukan. Dengan demikian masyarakat ditempatkan sebagai subyek atau aktor pembangunan dan tidak sekadar menjadikan mereka

sebagai penerima pasif pelayanan saja. Pembangunan masyarakat yang berkesinambungan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang disengaja dan terarah, mengutamakan penggunaan atau memanfaatkan potensi dan sumber daya lokal, serta mengutamakan kreatifitas, inisiatif, dan partisipasi dari masyarakat lokal daerah tersebut. Untuk melaksanakan suatu pemberdayaan, khususnya di desa, tentunya kita harus mengenal karakteristik wilayah dan warga yang akan diberdayakan. Hal tersebut penting untuk diketahui mengingat setiap desa memiliki potensi yang berbeda. Seperti di Dusun Jelatren, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah yang akan kami jadikan tempat sasaran untuk menjadi fasilitator. Desa ini memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, namun masih belum banyak yang tersentuh. Desa Jogotirto merupakan salah satu desa di Kabupaten Sleman yang terletak di Kecamatan Berbah. Desa ini terdiri dari 10 Padukuhan yang terbagi menjadi 32 Rukun Warga (RW) dan 76 Rukun Tetangga (RT). Letak desa ini berada di ujung tenggara kabupaten Sleman yang berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul. Walaupun desa ini dilintasi oleh jalur utama Prambanan-Wonosari, akan tetapi kondisi Geografis daerahnya sebagian besar masih daerah pertanian dengan kurang lebih 65% penduduknya adalah petani. Salah satu tugas dari mata kuliah Metode dan Teknik Fasilitasi adalah praktek langsung terjun ke Masyarakat untuk latihan sebagai fasilitator. Lokasi praktek tersebut berada di Desa Jogotirto ini. Dan kelompok kami bertempatan di dusun Jelatren. Dukuh Jelatren merupakan salah satu dari 10 Padukuhan Di Desa Jogotirto. Dukuh ini berbatasan dengan Desa Sumberharjo di sebelah utara dan timur, sebelah selatan berbatasan dengan Dukuh Bulu, dan sebelah barat berbatasan dengan Bikit sento Rejo. Lokasi dukuh ini terbagi menjadi 2 oleh jalur PrambananWonosari, sebelah barat jalan disebut Jelatren Kulon dan timur jalan disebut Jelatren Wetan. Seperti daerah Jogotirto lainnya, sebagian besar wagra Jelatren adalah petani. Daerah ini juga banyak terdapat peternak sapi. Tingkat pendidikan warga Jelatren paling banyak adalah sebatas lulus SMA, yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dapat dihitung jari. Kebanyakan setelah setelah lulus mereka langsung bekerja. Di sini orientasi warga akan pendidikan masih rendah. Mereka lebih membeli sapi daripada untuk investasi pendidikan.

B. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi oleh Dusun Jelatren adalah :

a. Belum lengkapnya pendataan jumlah penduduk yang mennyebabkan data penduduk di Desa Jogotirto tidak terbarui. b. Pendidikan masyarakat yang masih rendah. Di sini masyarakat lebih memilih untuk membeli sapi daripada untuk biaya pendidikan. c. Generasi muda kurang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. d. Materi pengajaran PAUD masih minim.

C. Fokus Fasilitasi Fokus kegiatan fasilitasi ini adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kelompok kami mengangkat kegiatan tentang PAUD guna semakin memperkaya wawasan dan teknik pengajaran para tenaga pengajar PAUD serta memberikan penyegaran atau suasana baru bagi peserta didik PAUD di Dusun Jelatren. D. Kerangka Acuan Salah satu tujuan dari tugas mata kuliah Metode dan Teknik Fasilitasi ini adalah membatu memfasilitasi masyarakat dalam pembangunan daerahnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), terdapat tiga varian asal-muasal dari kata pembangunan, yaitu (1) bangun yang berarti bentuk (bulat, segi empat, dsb); cara menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur; (2) membangun: (bersifat) memperbaiki, membina, mendirikan (mengadakan gedung, dsb); dan pembangunan yang bermakna sebagai proses, perbuatan, dan cara membangun. Arti pembangunan diatas merupakan kata kunci untuk memahami secara esensial maksud dari pembangunan itu sendiri. Menurut konsepnya, pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai kondisi dan situasi yang lebih baik. Upaya perubahan tersebut direncanakan secara sistematik, dan dilaksanakan secara bertahap di semua bidang. Konsekuensinya, upaya perubahan yang disebut pembangunan ini dikatakan menjadi tanggung jawab dan menuntut peran serta dari semua warga, dan hasilnya pun harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat secara merata. Dalam pengertian itulah, pembangunan harus memulai langkah dari realitas kehidupan masyarakatnya. Hal ini penting, agar masyarakat tidak mengalami kegagapan dalam menjalani pembangunan yang tengah berlangsung. Masyarakat sebagai subjek dan objek

Pendekatan yang akan digunakan dalam proses fasilitasi ini mengarah pada pendekatan yang berorientasi pada proses. Pendekatan proses ini lebih memungkinkan pelaksanaan pembangunan yang berkualitas, karena yang penting bukan bagaimana hasil secara material bisa tercapai namun bagaimana prosesnya sehingga hasil tersebut bisa tercapai, apakah sudah melibatkan masyarakat dalam keseluruhan proses guna melihat kapasitas masyarakat yang bersangkutan. Dalam pandangan ini, keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan bukan karena mobilisasi melainkan sebagai bentuk partisipasi yang dilandasi oleh determinasi dan kesadaran yang memotivasi diri mereka untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, dimana dalam proses pembangunan masyarakat tidak sekedar diperlakukan sebagai objek saja tapi juga sebagai subjek dan pelaku (Soetomo : 2006). E. Metode Fasilitasi Tujuan 1. Program ini dilaksanakan untuk memperkaya materi bagi tenaga pengajar PAUD. 2. Memberikan suasana baru dan penyegaran bagi peserta didik PAUD. 3. Meningkatkan minat orang tua untuk memasukan buah hatinya ke PAUD. Jenis

Terjun langsung dan memberikan materi ke peserta PAUD dan pengajarnya. Materi

Kita akan memberikan materi tambahan dengan terjun langsung mengajar ke peserta didik dan memberikan materi kepada tenaga pengajar PAUD. Materi yang kami rencanakan akan berikan adalah pembuatan plastisin yang aman untuk anak-anak. Seperti kita ketahui bahwa anakanak mudah sekali memasukan barang-barang ke mulutnya entah itu makanan atau bukan. Mainan anak PAUD seperti plastisin terbuat dari bahan kimia. Tentu saja apabila bahan kimia itu masuk ke tubuh anak-anak akan berbahaya. Untuk itu kami akan memberikan cara pembuatan plastisin dari bahan-bahan yang tidak berbahaya bagi anak-anak. Program yang kedua adalah teknik menetralisir kapur tulis untuk menghilangkan kandungan zat kimia dalam kapur. Selanjutnya adalah teknik seni menggambar dengan menggunakan lilin dan pewarna makanan. II. PEMETAAN SOSIAL

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Permasalahan Tidak adanya plang penunjuk untuk perangkat dusun Tingginya angka menikah usia muda Tingkat partisipasi dan kegiatan organisasi pemuda yang masih rendah Tidak berjalannya kegiatan TPA Kemampuan tenaga pengajar PAUD yang masih kurang Kurangnya kegiatan untuk ibu-ibu rumah tangga Kurangnya tingkat pendidikan warga Iventarisasi tingkat dusun yang kurang lengkap Kurangnya kesadaran akan keamanan berkendara Kurangnya pengoptimalan pemanfaatan kotoran sapi Lokasi Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Dusun Jelatren Sumber Observasi lapangan Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun Observasi lapangan Observasi lapangan dan Kepala Dusun

PRORITAS PEMILIHAN PERMASALAHAN No Permasalahan 1 Kemampuan tenaga pengajar PAUD yang masih kurang 2 Tidak adanya inventarisasi tingkat dusun Alasan Pemilihan PAUD menjadi salah satu tempat untuk menumbuhkan kreatifitas anak-anak sehingga kualitas tenaga pengajar harus ditingkatkan Inventarisasi sangat penting untuk pendataan di setiap daerah, sehingga inventarisasi tidak hanya dilakukan di tingkat desa saja, namun sebaiknya ditingkat dusun juga ada inventarisasi agar data penduduk lebih terperinci

RENCANA PROGRAM FASILITASI

No 1 2 3

Nama Program Pelatihan pengajar PAUD Memberikan materi pada anak didik PAUD Pembuatan PETA dusun

III. PROSES FASILITASI A. Persiapan 1. Pelatihan pengajar PAUD Tujuan Peserta : Memberikan tambahan wawasan terhadap para pengajar PAUD di Dusun Jelatren tentang materi pengajaran PAUD : Tenaga pengajar PAUD Dusun Jelatren 08/267206/SP/22808 08/267241/SP/22824

Fasilitator : Reza Manggala Putra Mohamad Anas Adha Lokasi Waktu Metode Alat : Rumah Kepala Dusun

: Selasa 6 Desember 2011 dan Kamis 8 Desember 2011 : FGD : Laptop, kertas HVS, dan alat tulis

2. Memberikan materi pada anak didik PAUD Tujuan Peserta : Memberikan suasana baru atau penyegaran kepada anak didik PAUD Dusun Jelatren : Peserta didik PAUD Dusun Jelatren 08/267423/SP/22896 08/267539/SP/22958

Fasilitator : Rachmad Wibawa Ridza Wikramasurya Lokasi Waktu Metode Alat : Rumah Kepala Dusun

: Selasa 13 Desember 2011 dan Kamis 15 Desember 2011 : Pemberian materi : lilin, kertas minyak/roti, pewarna kue, kuas

3. Pembuatan Peta Dusun Tujuan Peserta : Mempermudah administratif Dusun Jelatren : Perangkat dusun 08/267309/SP/22851 08/267663/SP/23013

Fasilitator : Andy Kurnia Yuliawan Akbar Bahtiar Lokasi Waktu Metode Alat : Rumah Kepala Dusun : 24 November 2011 - selesai : Teknik Desain Grafis

: Laptop, kertas A3, dan alat tulis, peta lama

Referensi : Soetomo. 2006, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. http://www.kanisiusmedia.com/resensi_detail.php?idresensi=102 diunduh 21 november 2011 Slide power poin mata kuliah Metode dan Teknik Fasilitasi

Anda mungkin juga menyukai