Bab 5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

V-1

BAB V ANALISA

Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode DMAIC (define-measure-analyze-improve-control) maka didapatkan analisa sebagai berikut :

5.1 Define Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data untuk kategori define, didapati bahwa PT OSI&K sebagai produsen miniatur F-one memiliki permasalahan pada produknya, dimana sebagian besar produknya memiliki masalah pada permukaan hasil pemotongan yang tidak halus sehingga produk dianggap reject. Oleh sebab itu PT OSI&K harus melakukan perbaikan dan pengendalian proses, dengan tujuan mengurangi cacat dominan tersebut. Untuk layout yang dimiliki oleh PT OSI&K adalah berbentuk huruf C terbalik, dimana pada layout ini dirancang sedemikian rupa dengan tujuan untuk mengurutkan proses demi proses, sehingga terbentuk urutan proses yang sistematis dan teratur serta meminimalisir terjadinya back track saat proses berlangsung.

5.2 Measure Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data untuk kategori measure, didapati bahwa untuk setiap produk miniatur F-one yang dibuat adalah 2 unit komponen samping, 1 unit komponen depan, 1 unit komponen belakang, 1 unit rangka, 1 unit as roda depan, 1 unit as roda belakang, 2 unit roda depan dan 2 unit roda belakang. Untuk nilai dari biaya produksi miniatur F-one dengan hasil perhitungan dengan menggunakan biaya tetap dan biaya variabel maka didapatkan biaya sebesar Rp 5.917.700 untuk setiap produk miniatur F-one. Untuk pengolahan data yang berkaitan dengan pemodelan sistem, digunakan software PROMODEL 2001. Untuk mendapatkan jenis distribusi data yang digunakan untuk input dari pemodelan, maka digunakan stat::fit untuk

V-2

mengetahui distribusi apa yang digunakan dari data yang tersedia dan nilai yang akan dimasukkan sebagai input. Dari pengolahan data didapatkan 4 jenis distribusi yaitu distribusi lognormal, normal, triangular dan uniform. Dan hasil dari simulasi model yang dibuat dengan menggunakan standar waktu 25 hari kerja, 2 shift /hari dan setiap shift setara 8 jam kerja, didapat hasil produksi miniatur F-one PT OSI&K sebanyak 125 unit perbulan. Berdasarkan hasil perhitungan six sigma didapati kalau nilai sigma rata-rata yang diperoleh sebesar 3,213, yang menandakan untuk mencapai kepuasan pelanggan akan kesesuaian dengan spesifikasi dimensi yang diinginkan maka PT OSI&K sebaiknya melakukan langkah-langkah perbaikan untuk menaikkan nilai sigma dari hasil proses produksi demi mencapai kepuasan pelanggan. Untuk nilai sigma Nilai Sigma yaitu 6 artinya tidak ada peluang terjadinya cacat.

Berdasarkan nilai rata-rata dari Cpm dan Cpmk dari miniatur F-one maka dapat dianalisis berdasarkan nilai Cpm yang diperoleh sebesar 1,01275 maka proses dapat dikatakan memenuhi spesifikasi namun dengan asumsi bahwa pengendalian proses harus ketat dan adanya inspeksi. Untuk nilai Cpmk yang diperoleh sebesar 0,365875 maka dikatakan proses tidak mampu memenuhi spesifikasi sehingga perlu pemeriksaan yang ketat, inspeksi, pemisahan produk dan rework.

5.3 Analyze Pada Pengendalian menggunakan peta kendali X-bar R, terdapat 5 karateristik yang seluruh data nya didalam batas kendali. Yaitu karateristik tebal rangka, tinggi bodi belakang, panjang bodi samping, lebar bodi depan, dan tebal roda depan. Dan untuk 15 karakteristik lainnya, seluruh data out of control. Hal ini dikarenakan ukuran dari 15 karakteristik komponen tersebut melewati grafik pada saat pengolahan data dengan menggunakan peta Rbar dan Xbar. Pada pengolahan data cacat dengan menggunakan cheek sheet dan diagram Pareto dapat dijelaskan bahwa cacat yang dominan adalah permukaan komponen tidak halus dengan persentasi komparatif sebesar 24,39%, kemudian tapping pelubangan tidak rapih dengan persentasi komparatif sebesar 21,951%, kemudian

V-3

ukuran komponen yang tidak sesuai dengan spesifikasi dengan persentasi komparatif sebesar 19,512%, kemudian rakitan produk tidak kokoh dengan persentasi komparatif sebesar 12,195%, kemudian permukaan komponen tidak rata dengan persentasi komparatif sebesar 12,195% dan penempatan rangka lubang tidak sesuai dengan persentasi komparatif sebesar 9,7575%. Dalam diagram pareto, karena tidak ada cacat yang melebihi 80%, maka cacat harus diakumulasikan untuk mendapatkan hasil kumulatif 80 %, yaitu taping pelubangan tidak rapih, permukaan komponen tidak halus, ukuran komponen yang tidak sesuai spesifikasi, permukaan komponen tidak rata dan rakitan produk tidak kokoh. Dari akumulasi jenis cacat yang dikumpulkan dari proses produksi miniatur F-one berdasarkan penyebab terjadinya cacat. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai UCL = 4,874; LCL = 0 dan nilai control level = 1,367. Dari pengolahan data dengan menggunakan check sheet dan diagram pareto didapati bahwa cacat yang paling dominan dari produk miniatur F-one adalah tingkat kekasaran permukaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Dari penyebab dominan tersebut maka dilakukan identifikasi pada proses, sehingga didapati kalau untuk kategori man penyebab utamanya adalah operator yang kurang terampil, environment penyebab utamanya adalah unit lampu kurang memadai untuk penerangan, machine penyebab utamanya adalah mesin dan alat kuarng perawatannya, methode penyebab utamanya adalah SOP tidak terpasang pada

area kerja dan untuk kategori material penyebab utamanya adalah material terlalu lama disimpan dalam gudang sehingga menyebabkan kualitas bahan baku menurun. Dari hasil pengolahan data mengenai cost of quality didapat untuk faktor external cost memiliki total pengeluaran sebesar Rp 556.000; faktor preventive memiliki total pengeluaran sebesar Rp 2.852.000; apprasial memiliki total pengeluaran sebesar Rp 530.000 dan untu faktor internal failure memiliki total pengeluaran sebesar Rp 9.151.765, sehingga total seluruh pengeluaran untuk CoQ adalah sebesar Rp 13.089.765. Dari data tersebut dapat dijelaskan kalau faktor internal failure memiliki nilai pengeluaran yang paling besar yaitu sebesar Rp 9.151.765 yang bila dipersentase keseluruhan maka nilainya adalah sebesar

V-4

69,92%. Biaya internal failure timbul akibat dari adanya scrap pada proses, adanya penurunan kualitas pada produk dan rusaknya persediaan produk. Dari hasil pengolahan data untuk analisa pemodelan, dapat dijelaskan pada uji kecukupan data yang dilakukan terdapat beberapa data yang belum mencukupi, seperti rangka proses ukur, bodi samping proses ukur, bodi depan proses ukur, potong dan tapserta roda depan proses ukur. Selain data tersebuut, data yang lain telah memenuhi uji kecukupan data dengan k = 2 dan tingkat kepercayaan 95%. Untuk penentuan distribusi dengan menggunakan stat::fit pada program PROMODEL 6, ada beberapa jenis distribusi yang digunakan untuk memproses data, seperti distribusi normal, lognormal, triangular dan uniform. Pada proses pembuatan miniatur F-One ini memerlukan bahan baku untuk membuat komponen-komponen penbentuknya, yaitu terdiri dari plat besi, besi begel, dan besi batangan. Plat besi digunakan untuk membuat komponen rangka, dimulai dari pengukuran dan pemolaan plat besi kemudian pemotongan, pelubangan dan terakhir penghalusan hingga menjadi komponen rangka. Besi begel digunakan untuk membuat komponen as roda dan roda,dimulai dari pembuatan as roda yaitu pembubutan, pelubangan, dan terakhir pengetapan.kemudian alur dari pembuatan roda yaitu pengukuran dan pemolaan besi begel, pemotongan, penghalusan dan terakhir pelubangan. Sedangkan besi batangan digunakan untuk membuat komponen bodi mobil F-One, alur pembuatan komponen body mobil F-One dimulai dari pengukuran dan pemolaan besi batangan, kemudian pemotongan, pelubangan, pengetapan dan terakhir penghalusan. Setelah pembuatan tiap komponen selesai kemudian perakitan yaitu tiap komponen dirakit menjadi mobil F-One. Layout yang dirancang sesuai dengan keadaan pembuatan miniature mobil F-One dimana mesin-mesin yang digunakan sama. Pada layout model simulasi terdapat gudang bahan baku yang dijadikan tempat penyimpanan bahan-bahan baku pembuatan mobil F-One, stasiun pola dan ukur, stasiun pemotongan, stasiun pelubangan, stasiun penghalusan, stasiun pembubutan, stasiun pengetapan, stasiun perakitan, stasiun finishing dan terakhir yaitu gudang produk jadi untuk penyimpanan produk yang telah jadi. Selain itu terdapat buffer tiap stasiun. Hal tersebut ditujukan agar tidak terjadi penumpukkan pada tiap stasiun sehingga komponen-komponen yang berbentuk WIP(Work In Process) mengantri di dalam

V-5

buffer. Dari perhitungan Cost of Quality ( CoQ) Biaya kualitas pada PT. OSI & K Corporation yang bergerak dibidang industry manufaktur penghasil produk miniatur F-One periode Januari-Desember Tahun 2011-2012 berdasarkan persentase dari table CoQ jumlah keseluruhan mulai dari external cost sampai internal failure.

5.4 Improve Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan FMEA didapati faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah dalam pembuatan miniatur F-one adalah pemotongan tidak sesuai yang diakibatkan bahan menjadi terlalu lunak, kurangnya pelatihan pada operator, operator yang kelelahan saat bekerja, tidak adanya jadwal perawatan berkala pada alat dan mesin, kurangnya kalibrasi pada alat ukur dan mesin, serta kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka dilakukan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut : mengurangi waktu penyimpanan bahan baku, melakukan pelatihan training pada operator, melakukan penyesuaian jam kerja operator, membuat jadwal perawatan berkala terhadap mesin dan alat, melakukan kalibrasi pada mesin dan alat dengan jangka waktu tertentu, serta melakukan penambahan lampu untuk penerangan saat bekerja. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan DOE, untuk tahap awal yaitu dengan uji ANOVA didapati keputusan kalau tolah Ho, dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (19,637 > 4,75), kemudian untuk uji normalitas didapati bentuk dan persebaran data yang digunakan untuk perhitungan adalah data yang bersifat normal (homogen), untuk uji independensi diketahui kalau dari data yang digunakan tidak ada yang melegihi batas (out of control) dengan nilai batas 1,154, berdasarkan hasil pengolahan data untuk main effect control dan normal probability plot didapati kalau level pada faktor A dan B memiliki pengaruh signifikan pada cacat yang terjadi pada produk dan pada level C tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada produk. Untuk usulan perbaikan yang diajukan ada 3 opsi, opsi 1 PT OSI&K akan menambah satu unit mesin tap, opsi 2 PT OSI&K akan menambah satu unit mesin gerinda dan opsi 3 PT OSI&K akan memproduksi dengan kondisi normal dan sisa

V-6

dari pesanan akan di subkontrak. Berikut adalah perhhitungan untuk ke 3 opsi diatas : Dari hasil perhitungan opsi 2 didapat modal awal untuk memenuhi order PT X dengan melakukan penambahan 1 unit mesin gerinda didapat pengeluaran sebesar Rp 10.768.700 dan besar pemasukkan sebesar Rp 9.825.000. Dari perhitungan tersebut PT OSI&K akan mengalami defisit sebesar Rp 943.700, untuk opsi ini order yang mampu dipenuhi oleh PT OSI&K adalah sebanyak 131 unit /bulannya (hasil simulasi) dan sisa dari order yang tidak mampu dipenuhi maka akan dioper ke subkontrak. Hasil perhitungan untuk opsi 3 didapati biaya yang dikeluarkan PT OSI&K dalam memenuhi pesanan dari PT X adalah sebesar Rp 8.112.500 dengan memproduksi sebanyak 125 unit (berdasarkan simulasi) dan sisa dari order yang tidak terpenuhi akan di subkontrak. Dan untuk hasil penjualan diperoleh sebesar Rp 9.375.000 dengan begitu keuntungan yang diperoleh oleh PT OSI&K per bulannya adalah sebesar 1.262.500. Dari ketiga opsi diatas opsi 1 adalah opsi yang dipilih, meski biaya yang dikeluarkan paling besar akan tetapi dari opsi ini datang keuntungan yang terbesar dikarenakan memiliki nilai selisih yang paling besar antara penjualan dengan modal yang harus dikeluarkan untuk memenuhi pesanan dari PT X.

5.5 Control Hasil dari six sigma dijadikan bahan untuk evaluasi ke depannya sehingga dalam proses pembuatan miniatur F-one di PT OSI&K menjadi lebih baik lagi. Serta dengan mempertimbangkan kemampuan produksi dari perusahaan akan banyaknya order, untuk memenuhi setiap pemesanan yang ada. Melakukan perawatan pada seluruh mesin secara berkala untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul pada mesin yang dapat menghambat proses produksi miniatur F-one, melakukan pelatihan khusus operator, membuat dan menerapkan SOP dengan efektif. Selain itu untuk menjamin kualitas maka penjadwalan untuk melakukan kalibrasi pada mesin dan alat ukur perlu dilakukan. Bentuk dokumentasi yang dilakukan adalah berupa melakukan penggambaran terhadap apa saja yang terjadi pada proses produksi miniatur F-one. Hal ini PT

V-7

OSI&K lakukan dengan menggambarkan yang terjadi pada proses dalam bentuk peta kontrol (peta kendali C, peta Xbar-R dan sebagainya), membuat check sheet untuk mengetahui penyebab cacat pada miniatur F-one, menggambarkan penyebab cacat dominan pada produk dengan menggambarkannya pada diagram pareto, membuat diagram sebab akibat untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan cacat pada produk, serta menggambarkan proses produksi di PT OSI&K melalui simulasi. Hal tersebut dimaksdukan untuk peningkatan yang berkelanjutan dari PT OSI&K dalam memproduksi miniatur F-one.

Anda mungkin juga menyukai