Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI

A. PENGERTIAN Halusinasi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan Skizofrenia. Dari seluruh klien Skizoprenia 70 % diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan maniak, depresif, dan delirium. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsang internal pikiran dan rangsang eksternal ( dunia luar ). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana lmempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penyerapan panca indera tanpa ada rangsagan dari luar ( Maramis, 1998 ). Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu ( Lubis, 1993 ). B. RENTANG RESPON HALUSINASI Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi ( Stuart dan Larota, 2001 ). Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat,mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasiyang diterima melalui panca indera, klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada. Rentang respon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : C. JENIS-JENIS HALUSINASI Stuart dan larota, 1998 membagi halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu : halusinasi pendengaran ( auditory ), halusinasi ppenglihatan ( visual ), halusinasi penghidu ( olfaktory ), halusinasi pengecap ( gustatory ), halusinasi perabaan ( tactile ), halusinasi cenestetic, dan halusinasi kinesthetic KARAKTERISTIK HALUSINASI DENGAR a. Mendengar suara-suara atau bisingan, paling sering suara orang b. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. c. Pikirang yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu, kdang-kadang da[at membahayakan. ( Stuart dan Larota, 2001 hal 409 ). D. FASE-FASE HALUSINASI

Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda intensitas dan keparahannya. Stuart dan Larota, 2001, membagi fase halusinasi menjadi 4 fase berdasarkan tingakt ansietas yang dialami dan kemampuan klien mengendalikan diri, dibagi menjadi : FASE-FASE HALUSINASI FASE HALUSINASI KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN Fase 1 : Comforting Ansietas Klien mengatakan perasaan Tersenyum atau tertawa yang tak sedang, menyenangkan halusinasi mendalam seperti ansietas, sesuai. Menggerakkan bibir kesepian, rasa bersalah, san akut tanpa suara, pergerakan mata dan mencoba untuk berfokus yang cepat. Respon verbal yang pada untuk Individu pikiran menyenangkan lambat jika sedang asyik. Dia ansietas. dan asyik sendiri. bahwa meredakan mengenali

pikiran-pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kendali kesadaran jika ansietas dapat ditangani. Fase 2 : NONPSIKOTIK Pengalaman sensori menjijikan Meningkatnya lepas kendali danmungkin ansietas seperti darah. menyempit. tanda-tanda peningkatn Rentang Asyik

dan menakutkan. Klien mulai sistem syaraf otonom akibat mencoba untuk mengambil jarak denyut jantung, pernafasan, dan dirinya dengan sumber yang tekanan dipersepsikan. Klien mungkin perhatian pengalaman sensori dan menarik kehilangan diri dari orang lain. membedakan PSIKOTIK RINGAN realita. Fase 3 : Controling, ansietas Klien berhenti mengehntikan Kemauan berat. sensorimenjadi berkuasa

mengalami dipermalukan dan dengan pengalaman sensori dan kemampuan halusinasi dan

yang

dikendalikan

Pengalaman perlawanan terhadap halusinasi halusinasi akan lebih diikuti dan menyerah pada halusinasi kesukaran berhubungan dengan tersebut. Isi halusinasi menjadi orang lain. Rentang perhatian menarik. Klien mungkin hanya beberapa detik atau menit. tanda-tanda berat takmampu fisik ansietas tremor, perintah. berkeringat, mematuhi mengalami pengalaman kesepian Adanya jika sensori halusinasi berhenti. PSIKOTIK

Fase

CONQUERING Pengalaman

sensori

menjadi Perilaku

teror kuat

akibat suicide isi

panik. atau fisik

PANIK.

Umumnya

menjadi mengancam jika klien mengikuti Potensi perintah halusinasi. Halusinasi homicide.

melebur dalam halusinasinya

Aktivitas perilaku menarik Tidak Tidak

berakhir dari beebrapa jam atau merefleksikan hari jika tidak ada intervensi seperti terapeutik. PSIKOTIK BERAT agitasi, katatonia. komplek.

halusinasi kekerasan, diri, atau mampu mampu

berespon terhadap perintah yang berespon lebih dari satu orang.

E. PENGKAJIAN KLIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR 1. Faktor Predisposisi 1. Faktor Genetis Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan melalui kromosom tertentu. Diduga letak gen skizofrenia ada di kromosom nomor 6 dengan kontribusi gen tambahan no. 4, 8, 15, dan 22 ( Buchanan dan Charpenter, 2000 ). Anak kembar identik mungkin mengalami skizofrenia 50 %, jika saudara kembar mengalaminya. 2. Faktor Neurologi Ditemukan pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang normal. Neurotransmiter juga ditemukan tak normal, khususnya dopamin, serotonin dan glutamat. 3. Studi Neurotransmiter Dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin. 4. Teori Visus Paparan visus influensinya pada trimester ke-3 kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi. 5. Psikologis Antara lain anak yang diperlakukan ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tak berperasaan, ayah yang mengambil jarak dengan anaknya. 2. Faktor Presipitasi Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis : a. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu b. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku. 3. Mekanisme Koping Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi : a. Regresi, menjadi malas beraktivitas sehari-hari b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda. c. Menarik diri, sulit mencari orang lain dan asyik denga stimulus internal

d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien. 4. Perilaku Halusinasi benar-benar riil dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi saat tidur.memfasiltasi pasien halusinasi, klien perlu dibuat nyaman ntuk menceritakan perihal halusinasinya. Kita ( perawat ) perlu memvalidasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan : a. Isi halusinasi yang dialami oleh klien. Dikaji dengan suara siapa yang didengar, berkata apa bila halusinasi datang b. Waktu dan frekuensi halusinasi Dikaji dengan kapan halusinasi muncul, setiap apa ( pagi, siang, malam ), berapa kali sehari, sebulan, setahun. Informasi ini penting untuk mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan bilamana klien perlu diperhatikabn saat mengalami halusinasi. c. Situasi pencetus halusinasi Mengkaji peristiwa apa yang dialami sebelum halusinasi muncul. Selain itu perawat juga bisa mengobservasi apa yang dialami klien menjelang muncul halusinasi untuk memvalidasi pernyataan klien. d. Respon klien Menetukan sejauh mana halusinasi telah memepengaruhi klien. Bisa dikaji dengan menanyakan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi. Apakah klien masih bisa mengontrol stimulus atau sudah tidak berdaya lagi terhadap halusinasi. F. DIAGNOSA KPEERAWATAN Klien dengan halusinasi fase ke-IV mengalami panik dan perilakunya diendalikan isi halusinasinya. Dimana klien ini dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Karena halusinasinya, klien mengalami masalah keperawatan, abtara lain harga diri rendah dan isolasi sosial. Sehingga dapat disusun pohon masalah.

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar ( masalah utama ) Isolasi sosial : menarik diri Ganguan konsep diri : harga diri rendah Sehingga diagnosa keperawatannya : 1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sehubungan dengan halusinasi dengar 2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar sehubungan dnegan menarik diri 3. Isolasi sosial : menarik diri sehubungan dengan harga diri rendah.

G. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN Tujuannya antara lain : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya b. Klien mengenal halusinasi yang dialaminya c. Keperawatan dapat mengontrol halusinasi d. Keperawatan mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi e. Keperawatan dapat memanfaatkan obat untuk mengatasi halusinasi H. TINDAKAN KEPERAWATAN Adapun cara yang bisa dilatihkan kepada klien untuk mengatasi halusinasi meliputi : 1. Menghardik halusinasi 2. Berinteraksi dengan orang lain 3. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian 4. Menggunakan obat I. EVALUASI Berhasil jika klien dapat menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi dengan cara yang efektif yang dipilihnya. Disamping itu keluarga klien menunjukkan kemampuan menjadi sistem pendukung yang efektif untuk klien mengatasi masalah gangguan jiwanya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, I. J. ( 1995 ). Handbook of Nursing Diagnosis. Ed. 6. Philadelphia : J. B. Lippincot Company Stuart, G. W. dan Loraina, M. T. ( 2001 ). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed. 7. St Louis : Mosby Stuart, G. W. dan Loraira, M. T. ( 1998 ). Principles and Practice of PsyChiatric Nursing. Ed. 6. St Louis : Morby Stuart, G. W. dan Jundeen, S. J. ( 1995 ). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih bahasa oleh Achir Yani S. Ed. 3. Jakarta : EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien : klien diam, duduksiatas tempat tidur 2. Diagnosa keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri, sehubungan dengan halusinasi dengar 3. Tujuan khusus : a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat b. Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya 5. Tindakan keperawatan a. Bina hubungan saling percaya dengan teknik komuikasi terapeutik b. Diskusikan dengan klien tentang halusinasi yang dialaminya B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ORIENTASI 1. Salam terapeutik : selamat sore mas, kami adalah perawat disini yang selama 3 hari ini akan merawat mas disini . 2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana perasaan mas hari ini ? Kontrak : ( Topik, waktu, dan tempat ) Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang maslaah yang mas hadapi sekarang, berapa lama kita akan berbincang-bincang, bagaimana kalau 30 menit, kita berbincang-bincang disini saja ya mas, setuju ? Kerja : ( Langkah-langkah tindakan keperawatan ) Selamat sore mas, perkenalkan nama kami : saya Eka, ini mbak Ida, ini mas Agus, gimana nama mas siapa ? Mas, apakah mas pernah mendengar suara-suara yang orang lain tidak mendengar Diwaktu kapankah suara-suara itu datang Berapa kali biasanya suara-suara itu datang dalam 1 hari Suara-suara yang mas dengar tersebut mengatakan apa ? Saat mendengar suara-suara itu apakah yang mas rasakan Terminasi 3. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan ( subyektif san obyektif ) S : Saya senang mas sudah menceritakan suara-suara yang mas dengar selama ini. Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang ?

O : Jadi seperti yang mas katakan tadi, suara yang mas dengar adalah suara manusia dan benda, suara itu muncul pada saat malam hari. Dia sering mendengar suara-suara tersebut. Dan yang mas rasakan dan lakukan setelah mendengar suara tersebut adalah ketakutan 2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan ) : Kalau mas mendengar suara-suara it lagi, tolong mas panggil perawat agar dibantu 3. Kontrak yang akan datang ( topik, waktu, dan tempat ) Terima kasih atas informais mas, gimana mas besuk kita akan berbincang-bincang lagi tentang bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan suara-suara itu. Besok kita ngobrol berapa lama, gmana kalau 30 menit, mau ngobrol dimana mas ?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE I

A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien : klien diam, duduk diatas tempat tidur 3. diagnosa keperawatan: Perubahan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) berhubungan dengan koping individu tidak efektif 3. Tujuan khusus : a. Klien mampu membina hubungan saling percaya denga perawat b. Klien mampu menceritakan masalahnya yang selama ini dipendamnya 4. Tindakan Keperawatan : a. Bina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik c. Diskusikan dengan klien tentang masalah yang dialaminya 3. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ORIENTASI 1. Salam Terapeutik : Selamat sore mas, kami adalah perawat disini yang selama tiga hari ini : Bagaimana perasaan mas saat ini ?. : ( topik, waktu, dan tempat ) : Bagaimana kalau sekarag kita berbincang-bincang tentang masalah yang mas hadapi sekarang. Berapa lama kta akan berbincang-bincang, bagaimana, 30 menit kita berbincang-bincang, disini saja atau diluar, atau dimana ?, mas setuju ? KERJA ( Langkah-langkan tindakan keperawatan ) Selamat sore mas, perkenalkan nama kami , saya Eka, ini mbak Ida, ini mas Agus. Kami mahasiswa dari Program Studi Keperawatan Malang. Kalau nama mas siapa ? Mas kalau boleh saya tahu, sebenarnya sekarang ini mas memilk masala apa ? apakah as memendam suatu masalah yang tak terselesaikan, dengan keluarga, dengan teman, atau dengan saudara mas mungkin, maukah mas menceritakan pada kami masalah tersebut TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (subyektif dan obyektif) S : Saya senang mas sudah mau menceritakan tentang masalah yang mas hadapi saat ini. Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang ? 3. : Jadi seperti yang mas katakan tadi, mas marah dengan adik sepupu mas karena dia selalu mengatakan hal yang tidak menyenangkan pada mas akan merawat mas disini . 2. Evaluasi ( Validasi kontak ) Kontrak

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan ) Kalau mas ingin menceritakan unek-unek mas lagi, tolong panggil ibu atau orang-orang terdekat dengan mas, mas juga bisa memanggil perawat 3. Kontrak yang akan datang ( topik, waktu, tempat ) Besok kita bercakap-cakap lagi ya mas, kita akan mendiskusikan bagaimana cara mengatasi masalah mas tersebut, dengan cara yang sehat. Bagaimana besuk kita berbincang-bincang disini atau di tempat lain, setuju mas ?

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 2

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien : Klien duudk di depan kamarnya, sendirian , tampak rapi dan segar, sehabis mandi. 2. Diagnosa keperawatan : Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan koping individu tidak efektif 3. Tujuan Khusus : Klien mampu mengerti cara mengatasi masalah yang dihadapinya 4. Tindakan Keperawatan : Diskusikan dengan klien tentang bagaimana caramengatasi masalah yang dialaminya B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ORIENTASI 1. Salam Terapeutik : Selamat sore mas, gimana kabarnya mas hari ini, baik khan ? 2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana perasaan mas hari ini ? KONTRAK ( Topik, waktu, dan tempat ) Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang meneruskan yang kemarin, bahwa kita akan mendiskusikan bagaimana cara mengungkapkan marah secara sehat, berapa lama kita akan berbincang bincang, bagaimana kalau 30 menit, mau disini atau di kamar mas ? KERJA : ( topik, waktu, dan tempat ) Selamat sore mas N, gimana kabarnya dan perasaan mas hari ini, kemarin kita sudah berbincang-bincang tentang maskaah yang mas hadapi, dan ternyata mas memiliki masalah dengan saudara sepupu mas N, benar khan ? . Apakah mas pernah membicarakan masalah ini dengan keluarga mas Apakah mas tahu bagaimana mengungkapkan marah dengan cara yang sehat TERMINASI 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan ( Subyektif dan obyektif ) S : Saya kira hari ini sudah bagus sekali, mas sudah mengerti bagaimana cara mengungkapkan marah dengan sehat ?

O : Jadi menurut mas, marah yang baik untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menyatakan dengan kalimat yang baik sehingga lawan bicara dapat menyatakan kemarahan dengan tidak menyakiti orang lain 2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan ) : Kalau mas membutuhkan bantuan orang untuk menyelesaikan masalah yang mas hadapi, mas bisa minta tolong orang terdekat, sama ibu misalnya 3. Kontrak yang akan datang ( topik, waktu, dan tempat ) Terima kasih mas, besok kita bercakap-cakap lagi tentang unek-unek yang mas pendam selama ini, gimana mas setuju, dimana mas ?

PERTEMUAN II

1. Kondisi klien : Klien duduk diam, duduk diatas tempat tidur 2. Diagnosis keperawatan : Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan sehubungan dengan halusinasi dengar 3. Tujuan : Klien dapat mengontrol halusinasinya 4. Tindakan keperawatan : a. Diskusikan dengan klien cara yang dilakukan selama ini untuk mengontrol halusinasi b. Diskusikan manfaat dan kerugian cara yang selama ini dilakukan c. Diskusikan dengan klien cara baru mengontrol halusinasi 5. Strategi komunikasi : a. Orientasi : Salam terapeutik : Selamat sore mas, masih ingat saya ? nah ini teman saya Susi, Fery dan Erlin. Evaluasi : Bagaimana perasaan mas hari ini ? Apa mas masih mendengar suara-suara seperti yang mas ceritakan kemarin ? Kontrak : Seperti yang saya katakan kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang bagaimana suara-suara yang mas dengar dapat dikendalikan. Mas mau berapa menit ? Diman enaknya kita mengobrol ? b. Kerja : Kalau mas mendengar suara-suara yang kata mas kemarin sangat mengganggu, apa yang mas lakukan ? Bagaimana perasaa mas ketika mendengar suara-suara itu ? Apakah dengan cara yang mas lakukan, suara yang mas dengar dapat berkurang ? Cara yang mas sebutkan tadi sudah bagus. Saya punya beberapa alternatif untuk mengendalikan suara-suara yang mas dengar. Caranya adalah pertama, kalau mas mendengar suara itu, langsung mas katakan dalam hati saya tidak mau dengar pergi pergi. Coba mas ulangi seperti yang saya ucapkan tadi ! bagus, seperti itu car ayang pertama. Cara kedua adalah mas langsung pergi ke perawat, katakan kepada perawat bahwa mas mendengar suara-suara. Perawat akan mengajak mas ngobrol sehingga suara itu akan hilang degan sendirinya. Cara ketiga adalah mas menyibukkan diri

dengan kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun. Ini saya bawakan daftar aktivitas yang mas bisa isi. Ayo coba mas diisi, nanti saya bantu. Mulai bangun pagi sampai tidur malam. Nah, jadwal ini harus ditepati ya mas ! Cara keempat adalah dengan minum obat secara teratur. Nanti mas bisa minta obat kepada perawat. Dari cara yang sudah saya sampaikan, mana yang akan mas coba dulu ? bagus . c. Terminasi Evaluasi subyektif : Bagaimana perasaan mas setelahberbincang-bincang ? Evaluasi Obyektif : Jadi ada 4 cara untuk mengendalikan suara suara itu ya mas. Pertama mengahrdik suara-suara itu, kedua berbincang-bincang dengan orang lain, ketiga mengatur aktivitas sehingga tidak ada waktu luang dan keempat minum obat secara teratur Tindak Lanjut : Mas, kalau suara-suara itu muncul, langsung mas coba cara yang mas pilih tadi Kontrak yang akan datang : Besuk kita bercakap-cakap lagi ya mas. Kita akan diskusikan obat yang akan mas minum untuk mengatasi suara-suara yan mas dengar. Besuk kita bercakap-cakap dimana ?

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN TNDAKAN KEPERAWATAN HARI KE III

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Klien duduk di luar kamar, sendiri, pakaian rapi, tenang 2.Diagnosa keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri sehubungan dengan halusinasi dengar. 3. Tujuan : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik 4. Tindakan Keperawatan : a. Mendiskusikan klien tentang dosis, frekuensi, dan manfaat obat yang diminumnya b. Menganjurkan klien untuk minum obat c. Mendiskusikan akibat berhenti minum obat B. STRATEGI KOMUNIKASI a. Orientasi : Salam terapeutik : Selamat sore mas ? Evaluasi / Validasi : Mas tampak segar sore ini, bagaimana perasaan mas ? apakah suara-suara itu masih terdengar lagi, gimana cara yang kita bicarakan kemarin, sudah dicoba ? berhasil ? baguslah kalau begitu Kontrak : Seperti janji saya kemarin, hari ini saya akan menjelaskan kepada mas obat-obatan yang mas minum, yag bisamengatasi suara-suara yng mengganggu mas. Dimana kita bisa bercakapcakap ? bagaimana kalau disini ? cukup 20 menit saja 1 b. Kerja Ini lho mas obat-obatan yang diminum oleh mas. Yang putih ini namanya trihexyphenidyl, ini diminum 3 x sehari. Yang ini Stelazin, diminum 3x sehari juga. Trus yang ini noprenia,

diminum 2 x sehari. Masing-masing obat diminum satu tablet,janganlebih atau kurang. Perawat akan memonitor mas dengan mengukur tensi 3 x sehari. Mas sudah jelas ? Jika mas merasa badanya tidak enak atau yang lainnya, tolong mas hubungi perawat. Jangam hentikan obat walaupun mas sudah merasa sehat, kecuali atas instruksi dokter dan mas harus terus konsultasi dengan kami. Kalau mas mengehntikan obat secara sepihak, gejala-gejala seperti yang mas rasakan sekarang akan muncul lagi. c. Terminasi Evaluasi Subyektif : Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang ? sudah paham apa belum ? Evaluasi Obyektif : Coba mas sebutkan jenis obat yang mas minum Tindak lanjut : Karena mas sudah paham tentang obat-obatan yang mas minum, mas dapat langsung minta obat jika waktu pemberian obaet telah tiba Kontrak yang akan datang : Besuk kitya ketemu lagi ya mas, kit akaan bahas tentang masalah dengan keluarga mas. Kita ketemu jam 10.00 saja, bagaimana? Dimana enaknya kita ketemu ? PERTEMUAN KE III

1. Kondisi Klien :

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan sehubungan dengan halusinasi dengar 3. Tujuan : Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengatasi halusinasinya 4. Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan keluarga tentang : a. Gejala halusinasi b. Cara yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi c. Cara merawat di rumah d. Follow up care 5. Strategi komunikasi a. Salam terapeutik : selamat sore bu ! perkenalkan saya Eka, ini temen saya Agus, Feri, Ida, Erlin, dan Susi Evaluasi / Validasi : bagaimana perasaan ibu dengan dirawatnya putra ibu disini ? Kontrak : Sore ini saya akan menjelaskan masalah yang dialami oleh putra ibu, dan bagaimana cara penanganan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi masalah putra ibu. Bagaimana kalau kita mengobrol di luar ruangan ? Sepuluh menit saja kok b. Kerja : Putra ibu ini mengalami gangguan jiwa yaitu halusinasi. Halusinasi adalah gangguan yang dialami oleh seseorang dimana orangtersebut mendengar atau melihat sesuatu yang

sebetulnya tidak ada suara atau bendanya. Orang lain tidak mendengar apa yang di dengar olehh putra ibu. Karena itu putra ibu sering diam melamun. Nah, untuk mengatasinya , bila putra ibu kelihatan sedang melamun,tanyakan dia sedang berpikir apa. Ajak dia berbincang-bincang. Bantu dia melakukan kegiatan terarah dan jangan lupa bantu untuk minum obatnya secara teratur. Bagaimana bu, apakah sudah jelas ? Ada yang perlu ditanyakan ? c. Terminasi : Evaluasi subyektif : Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap ? Evaluasi Obyektif : Jadi jika halusinasi putra ibu muncul, yang bisa ibu lakukan adalah mengajak ngobrol, bantu aktivitas dan bantu minum obat secara teratur Tindak lanjut : Jika ibu butuh informasi lebih lanjut, ibu bisa menghubungi saya di ruangan ini. Silakan ibu mencoba apa yang saya sarankan tadi ! Kontrak yang akan datang : terima kasih ibu, mungkin besuk kita bisa mengobrol lagi tentang obat obat yang diterima mas N selama ini. Besok kita bisa bicara berapa lama bu ? Gimana kalau 30 menit saja . Gimana, ibu bersedia ? DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN ( berdasarkan prioritas ) Ruang : 23 RSSA MALANG

Nama Pasien : An. N No. Register : No. Dx 1 Tanggal Muncul 24 Mei 2004 Diagnosa Keperawatan Resiko mencederai diri sehubungan dengan halusinasi 2 24 Mei 2004 dengar Perubahan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) berhubungan dengan koping individu tidak efektif Tanggal Teratasi Tanda Tangan

ANALISA DATA NO DATA Data Subyektif : a. Klien mengatakan bahwa ia takut apabila mendengar suara aneh b. Klien merasa cemas akan dibunuh oleh seseorang Data Obyektif : a. Klien ketakutan b. Klien tidur Data Subyektif : sepupunya yang ingin membunuhnya b. Klien mengatakan mendengar suara asahan pedang Data Obyektif : Klien ketakutan Data Subyektif : Data Obyektif : a. Klien menjawab pertanyaan agak lambat denga suara yang pelan b. Klien diam Data Subyektif : telah memukul temannya Data Obyektif : Data Subyektif : a. Klien mengatakan jarang ngobrol dengan teman sebelahnya Data Obyektif : a. Klien kooperatif b. Klien jarang ngobrol dengan pasien lain c. Kontak mata saat komunikasi kurang Data Subyektif : a. Klien mengatakan tidak tahu ini tempat apa dan dimana Data Obyektif Disorientasi Kerusakan interaksi sosial Perubahan proses pikir Perubahan arus pikir Perubahan persepsi sensori MASALAH Ansietas

a. Klien mengatakan sering mendengar suara ( halusinasi dengar )

a. Klien mengatakan bahwa ia merasa bersalah ( isi pikir ) waham

Anda mungkin juga menyukai