Anda di halaman 1dari 5

Kasus Penjualan Dua Unit Tanker VICC PT.

Pertamina
- Pasal yag dilanggr Pasal 19 huruf d UU NO. 5 Tahun 1999, yaitu: pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha alain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: a. Mennolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan. b. Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha lain untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu c. membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar bersangkutan, atau d. Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

- Unsur-unsur pasal: 1. Pelaku usaha dolarang melakukan satu atau beberapa kegiatan 2. Kegiatan tersebut dilakukan baik sendir maupun bersama pelaku usaha lain 3. Mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaiangan usaha tidak sehat - Khusus pasal 19 hurf d: 4. Larangan diskriminasi terhadap pelaku usaha lain

LIHAT PASAL 22

Namun dalam perjalanannya, kasus ini melahirkan beberapa keputusan baik di tingkat KPPU, Pengadilan Negeri, MA maupun Kasasi Di MA. 1. Putusan KPPU NO. 07/KPPU-L/2004 KPPU memutuskan bahwa pertamina terbukti bersalah dengan alasan sebagai berikut: - Pertamina terbukti secaara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 19 huruf d, dalam hal penunjukan langsung Goldman Sachs, Pte Ssebagai Financial Advisor and Arranger ( FAA ) - Pertamina dan Goldman Sachs, Pte. Telah secra sah dan meyakinkan melanggar pasal 19 huruf d, dalam hal penerimaan penawaran harga pada tahap III milik Frontline, Ltd 2. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat NO. 04/KPPU/2005/PN.Jkt.Pst - Majelis Hakim mengalahkan putusan KPPU dan memenangkan pihak Pertamina terkait Pasal 19 huruf d. Majelis Hakim berpendapat: a. Tidak ada diskriminasi yang dilakukan terhadap Essar, OSG (Bidder Lain)

b. c. 3. -

a.

b.

Pihak Frontline melakukan penawaran harga tertinggi dari bidder lainnya Pihak Essar yang sebelumnya ditunjuk sebagai pemenang tender divestasi VLCC ternyata tidak mampu memenuhi syaratyang ditentukan Putusan Mahkamah Agung N0. 04 K/KPPU/2005 MA membatalkan putusan PN yng memenangkan terlapor (pertamina dan Goldman Sachs) dan menguatkan putusan KPPU terkait pasal 19 huruf d. MA berpendapat bahwa: Perjanjian penawaran tender telah ditutup pada tanggal 7 Juni 2004 sehingga penawaran BID III tersebut seharusnya tidak dipertimbangkan lagi. Dengan menerima BID III dan memenangkannya berarti tidak memberi kesempatan kepada bidder lain pesaingnya In Casu seperti Essar dan OSG.

4. Putusan Mahkamah Agung NO. 01 PK/Pdt.SW/2007 tentang Peninjauan Kembali (PK). - Kasus ini berlanjut ke Peninjauan Kembali (PK) di MA. Dimana pihak MA kemudian membatalkan putusan Kasasi dan mengalahkan KPPU serta memenangkan pihak Pertamina dan Goldman Sachs. Dengan pertimbangan sebagai berikut: Bahwa penunjukan langsung Goldman Sachs, Pte. (Singapore) sebagai FAA untuk melaksanakan proses tender penjualan kedua tanker VLCC tersebut, tidak melanggar ketentuan Pasal 19 huruf d UU NO.5 Tahun 1999, karena pelaku usaha adalah penyelenggara berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi (Pasal 1 ayat 5). Ditunjuknya fronline sebgai pemenang tender atas divestasi VLCC tidak melanggar pasal 19 huruf d, karena sebagai penewar tertinggi yaitu sebesar USD$184.000.000, kedua bidder Essar dan OSG ternyata gagal sekalipun kesempatan telah diberikan kepadanya. Penunjukan Frontline sebgai pemenang tidak menimbulkan kerugian, bahkan menimbulkan keuntungan sebesar USD$54.000.000.

Anda mungkin juga menyukai