Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH BERMAIN TERHADAP PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK AKHIR Dewi Khomisah*

Abstrak: Bermain merupakan salah satu kebutuhan pada masa kanak-kanak akhir. Bermain tidak hanya memiliki dampak negatif yang dapat menyebabkan anak malas, tetapi juga dapat meningkatkan kreatifitas serta kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Hal ini tergantung bagaimana anak dapat mengendalikan dan mengarahkan dirinya saat bermain. Selain itu, pengawasan dan bimbingan dari orang tua maupun guru juga sangat dibutuhkan agar kegiatan bermain lebih terarah dan bermanfaat. Katakunci: masa kanak-kanak akhir, bermain, perkembangan

Masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Ciri-ciri masa kanak-kanak akhir dapat dilihat dari sebutansebutan yang diberikan oleh orang tua, pendidik dan psikolog. Salah satu sebutan yang diberikan oleh psikolog pada masa kanak-kanak akhir adalah usia bermain, hal ini bukan disebabkan karena anak memiliki waktu yang banyak untuk bermain, melainkan karena minat anak yang tinggi untuk bermain. Selain itu, bermain juga merupakan salah satu kebutuhan bagi anak, karena dengan bermain anak dapat mengembangkan fisik serta psikisnya dengan cara yang mereka senangi. Dengan bermain, anak dilatih untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Anak laki-laki cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih luas dibandingkan dengan anak perempuan, karena anak laki-laki lebih suka bermain dengan teman-teman kelompok dalam jumlah yang besar, berbeda dengan anak perempuan yang lebih suka bermain dengan satu atau dua teman saja. Pada masa ini, baik anak laki-laki maupun perempuan lebih memilih untuk bermain permainan yang sesuai dengan jenis kelamin atau kelompoknya. Misalnya, anak perempuan lebih memilih untuk bermain rumah-rumahan daripada bermain perang-perangan seperti anak laki-laki. Oleh karena, itu baik anak laki-laki maupun perempuan cenderung untuk menghindari kegiatan bermain yang tidak sesuai dengan kelompoknya tanpa menghiraukan kesenangan pribadi mereka sendiri. Hal ini mereka lakukan agar tidak dikucilkan dari kelompoknya.

Kegiatan bermain anak yang lebih besar dan banyaknya waktu yang digunakan untuk kegiatan ini bergantung pada popularitas dan apakah anak tersebut diterima dalam kelompkok. Anak yang tidak diterima dalam kelompok terpaksa melakukan kegiatan bermainnya sendiri dengan cara membentuk sesuatu, membaca atau menonton televisi. Namun, ada juga sebagian anak yang lebih memilih untuk meluangkan waktu bermainnya sendiri daripada berkelompok dengan teman-teman sebayanya atau bermain yang bersifat sosial. Pada umumnya, anak yang memiliki sifat tersebut adalah anak-anak yang cerdas. Selain itu, mereka juga sedikit melakukan kegiatan bermain yang melibatkan fisik yang berat. Pemilihan permainan yang dilakukan oleh anak sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Sebagian besar anak memilih permainan yang dapat membuat mereka merasa bahagia atau tertawa tanpa memikirkan manfaatnya. Padahal terkadang permainan yang mereka senangi tanpa sadar menyebabkan mereka dapat berpikir lebih cepat atau cerdas. Ada banyak sekali macam permainan yang dapat dilakukan oleh anak-anak, adapun permainannya adalah sebagai berikut: 1. Bermain konstruktif Bermain konstruktif merupakan bermain dengan cara membentuk sesuatu. Misalnya, membentuk sesuatu dari kayu bagi anak laki-laki dan menjahit, menggambar, melukis, membentuk tanah liat serta membentuk perhiasan bagi anak perempuan. Sebagian besar anak lebih menyukai melakukan permainan ini di rumah, karena mereka cenderung menghindari kritikan dari orang-orang di sekitarnya. Pada masa ini, membentuk sesuatu hanya dilakukan untuk bersenang-senang tanpa memikirkan manfaatnya. Namun, dengan arahan dan bimbingan dari orang tua dan guru permainan ini dapat berkembang menjadi permainan yang sangat bermanfaat. Dengan permainan ini, anak dapat lebih mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan bakatnya. 2. Menjelajah Pada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan untuk memuaskan rasa ingintahunya itulah anak sering melakukan penjelajahan terhadap hal-hal baru yang tidak diketahuinya, serperti menjelajahi rumah tua atau rumah yang baru dibangun. Kegiatan ini biasanya lebih sering dilakukan dengan cara berkelompok. Hal ini terutama berlaku bagi anak laki-laki, karena anak perempuan biasanya dibatasi ke mana ia boleh pergi dan apa yang

dapat dilakukan. Permainan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan sosial anak, dengan menjelajah mereka dapat memperoleh informasi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui, permainan ini juga dapat melatih kekompakan atau cara anak berkomunikasi dengan teman-temannya dalam kelompok atau lingkungan sosialnya. Selain itu, kegiatan menjelajah ini juga banyak menimbulkan kegiatan-kegiatan rekreasi dari kelompok-kelompok yang terorganisasi, seperti pramuka dan kelompok gereja. Namun, kegiatan ini dapat berdampak negatif bila anak tidak diberikan arahan dan bimbingan oleh orang tua atau guru mereka, karena anak dapat menjadi terlalu bebas dan mengetahui hal-hal yang seharusnya belum boleh mereka ketahui. Misalnya, hubungan bebas antara laki-laki dan perempuan yang seringkali dapat mereka lihat di lingkungan sekitar mereka. 3. Mengumpulkan Mengumpulkan juga merupakan bentuk bermain. Pada masa ini, anak biasanya mengumpulkan barang-barang yang menarik perhatian mereka, seperti kerang, tutup botol, kartu-kartu baseball dan lain sebagainya. Namun, terlepas dari minat dan kesenangan pribadi, anak lebih memilih untuk mengumpulkan barang-barang yang dapat menambah rasa percaya diri dan gengsi mereka di hadapan teman-teman sebayanya. Hal ini dapat berdampak buruk bagi perkembangan sifat anak, karena dapat mengakibatkan sifat iri dan benci bila tidak dapat mengumpulkan barang-barang yang lebih bagus daripada temannya. Namun, bila anak dapat mengendalikan perasaan gengsi di dalam dirinya, maka kegiatan ini dapat sangat bermanfaat untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam mengumpulkan atau mendapatkan barang-barang yang disenaginya. 4. Permainan dan olahraga Pada masa kanak-kanak akhir, sebagian besar anak yang termasuk dalam kelompok biasanya melakukan permainan di dalam rumah bila cuaca terlalu buruk untuk dapat bermain di luar rumah, seperti bermain kartu. Selain itu, pada masa ini anak memiliki keinginan untuk bermain olahraga yang sering dimainkan oleh orang dewasa, seperti bola basket, sepak bola, bulu tangkis, voli, baseball dan hoki. Olahraga yang dipilih biasanya adalah permainan yang bersifat persaingan, dengan pokok perhatian pada keterampilan dan keunggulan dan tidak semata-mata pada kegembiraan. Pada masa ini, permainan dan olahraga ditekankan pada kesesuaian jenis

kelamin. Lever dalam buku Psikologi Perkembangan mengungkapkan bahwa ada 6 pokok perbedaan dalam permainan berdasarkan kelompok seks atau jenis kelaminnya. Pertama, anak laki-laki lebih banyak bermain di luar daripada anak perempuan, sebagian karena minat yang lebih besar dalam olah raga. Kedua, anak laki-laki bermain dalam kelompok yang lebih besar daripada anak perempuan. Ketiga, permainan anak laki-laki terjadi dalam kelompok yang terdiri dari berbagai usia sedangkan anak perempuan terjadi dalam kelompok anak yang usianya sama. Keempat, anak perempuan lebih sering memainkan permainan anak laki-laki daripada anak laki-laki memainkan permainan anak perempuan. Kelima anak laki-laki lebih banyak memainkan permainan yang bersifat pertandingan daripada anak perempuan. Keenam, permainan anak laki-laki berlangsung lebih lama daripada anak perempuan. Perbedaan-perbedaan pokok dalam bermain tersebut akan menghasilkan keterampilan sosial yang berbeda pula. Keterampilan sosial anak laki-laki cenderung lebih baik daripada anak perempuan, hal ini didasarkan pada proses bermain anak laki-laki yang lebih luas. 5. Hiburan Bila tidak sedang bersama kelompoknya, biasanya anak mengisi waktu luangnya dengan cara menghibur diri, seperti menonton televisi, mendengarkan radio, melamun, atau membaca komik. Sebagian besar hiburan merupakan kegiatan bermain sendiri, hal ini menyebabkan pilihan individual lebih terlihat daripada saat bermain bersama kelompok. Disinilah anak dapat menunjukkan dirinya yang sesungguhnya, karena anak dapat menentukan apa yang disukainya tanpa takut mendapatkan kritikan dari teman kelompoknya. Biasanya anak yang berasal dari kelompok sosial ekonomi rendah tidak banyak menonton televisi dan sedikit membaca daripada anak yang berasal dari kelompok sosial ekonomi menengah ke atas. Selain itu, perbedaan usia juga menentukan dalam pemilihan hiburan. Misalnya, melamun atau berkhayal menjadi lebih digemari dengan berlangsungnya masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, semakin besar anak semakin sedikit pula tenaga yang tersedia untuk melakukan hiburan yang membutuhkan tenaga karena banyaknya tugas, sehingga melamun merupakan pilihan yang tepat. Kedua, dengan bertambahnya informasi tentang bermacam-macam hal, anak yang lebih besar memiliki dasar

yang lebih banyak untuk membuat lamunan. Akibatnya anak akan menjadi malas dan terlalu percaya dengan lamunannya sendiri tanpa memikirkan kenyataan disekitarnya. Televisi seringkali tidak diminati oleh anak seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena sebagian besar acara yang ditayangkan hanya dirancang untuk anakanak prasekolah dan orang dewasa saja, sehingga hanya sedikit yang dapat menjadi hiburan bagi masa kanak-kanak akhir. Selain itu, sebagian besar anak juga tidak dapat melakukan tugasnya sambil menonton televisi, oleh karena itu radio lebih diminati oleh anak pada usia ini. Anak dapat melakukan tugasnya sambil mendengarkan acara-acara hiburan di radio, seperti acara musik dan cerita-cerita rakyat. Namun, hiburan-hiburan semacam ini juga tetap tidak boleh lepas dari pengawasan orang tua. Orang tua harus memberikan pengertian pada anaknya mana yang baik dan mana yang jelek serta mana yang boleh ditiru atau tidak. Karena bila tidak mendapat pengawasan, anak dapat meniru hal-hal buruk yang dipertontonkan atau disiarkan di media tersebut, seperti berkelahi, menggunakan kata-kata kotor, bahkan menggunakan narkoba. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan anak. Hal ini tergantung bagaimana anak tersebut dapat mengendalikan dan mengarahkan dirinya saat bermain. Bila anak dapat mengendalikan dan mengarahkan dirinya saat bermain, maka selain anak memperoleh kegembiraan, ia juga akan memperoleh manfaat dari kegiatannya tersebut, seperti memperoleh pengetahuan melalui menjelajah, meningkatkan kreatifitasnya dengan bermain konstruktif dan mengumpulkan barang-barang yang menarik, serta dapat mengembangkan bakat dan potensi dirinya melalui olahraga dan permainan-permainan lainnya. Sebaliknya, bila anak tidak dapat mengendalikan dan mengarahkan dirinya saat bermain, maka ia akan menjadi malas dan hanya ingin bersenang-senang dengan bermain dan meninggalkan semua tugas dan tanggung jawabnya untuk sekolah dan mengerjakan tugas rumahnya. Oleh karena itu, dalam bermain pengawasan dan bimbingan dari orang tua maupun guru sangat dibutuhkan agar anak terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk bermain dan menjadikan kegiatan tersebut lebih bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai