Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hal yang dapat membedakan wacana atau bukan, teks lengkap dan tidak lengkap adalah adanya kesatuan, baik struktur maupun teksturnya. Istilah struktur dan tekstur dapat dipahami sebagai kohesi dan koherensi. Elemen-elemen struktur wacana antara lain (menurut Van Dijk), Tematik (apa yang dikatakan), Skematik (bagaimana pendapat disusun dan dirangkai), Semantik (makna yang ingin ditekankan), sintaksis (bagaimana pendapat disampaikan), stilistika (pilihan kata apa yang dipakai), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Melalui berbagai karyanya, Van Dijk (dikutip Eriyanto, 2001:227-229; Sobur, 2001:73-84) mencetuskan kerangka analisis wacana yang terdiri atas tiga struktur utama yaitu : struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro (macro structure, superstructure, and micro structure ) Struktur makro menunjuk pada makna keseluruhan (global meaning) yang dapat dicermati dari tema atau topik yang diangkat oleh suatu wacana. Superstruktur menunjuk pada kerangka suatu wacana atau skematika, seperti kelaziman percakapan atau tulisan yang dimulai dari pendahuluan, dilanjutkan dengan isi pokok, diikuti oleh kesimpulan, dan diakhiri dengan penutup. Bagian mana yang didahulukan, serta bagian mana yang dikemudiankan, akan diatur demi kepentingan pembuat wacana. Struktur mikro menunjuk pada makna setempat (local meaning) suatu wacana. Ini dapat digali dari aspek semantik, sintaksis, stilistika, dan retorika. Aspek semantik suatu wacana mencakup latar, rincian, maksud, pengandaian, serta nominalisasi. Pada tingkatan superstruktur, misalnya seorang penulis ataupun pembicara dalam menyampaikan pesannya kepada pendengar atau pembaca akan memikirkan cara dan bentuk yang dianggapnya paling tepat agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Seorang penutur akan memilih metode yang dianggap paling sesuai dalam menyampaikam imformasi atau gagasan yang ada di dalam benaknya kepada lawan bicara sehigga komunikasi tidak mengalami kendala. Ia memilih informasi-informasi apa saja yang akan disampaikan. Baik di awal, di tengah, dan di akhir sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan struktur informasi ? 2. Sebutkan Jenis-jenis struktur informasi ? 3. Sebutkan struktur informasi : intonasi, sintaksis yang mempengaruhi bahasa ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan struktur informasi 2. Untuk mengetahui jenis-jenis struktur informasi 3. Untuk mengetahui struktur informasi seperti intonasi, sintaksis yang mempengaruhi bahasa indonesia

BAB II PEMBAHASAN A. Pendahuluan


Dalam bahasa teks, kita sering menemukan ungkapan untuk memberi penekanan atau untuk menurunkan penekanan yang disebut dengan struktur informasi. Tidak seperti sintaksis dan semantik yang berbasis pada aspek kalimat, struktur informasi mempersyaratkan pertimbangan wacanadalam suatu rangkaian kalimat bukan kalimat terpisah. Sintaksis dan semantik bukanlah satu-satunya aturan dalam struktur kalimat. Kalimat yang secara tata bahasa dan semantik memiliki bentuk yang baik, tetapi bisa saja menunjukkan masalah ketika digunakan dalam konteks tertentu. Untuk lebih jelasnya, kita dapat membandingkan dua versi berita local. Berita 1 Pukul 3 pagi hari , pada minggu lalu, Pemadam Kebakaran mengevakuasi dua buah bangunan apartemen di sudut perempatan sukorame. Telah ditemukan bahwa terjadi kebocoran tungku minyak di ruangan bawah tanah pada salah satu bangunan apartemen. Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan kimia di atas minyak untuk beberapa jam. pada pukul 8 pagi situasi dapat dikendalikan. kemungkinan terjadinya bahaya ledakan /kebakaran dapat dihindari petugas pemadam, dan kebocoran minyak pun telah berhasil diperbaiki kembali. para penghuni dua bangunan apartemen tersebut diberikan tempat penampungan sementara dan mereka kembali keapartemen mereka lagi pukul 5 sore Berita 1 Pemadam kebakaran mengevakuasi dua buah bangunan apertemen di sudut perempatan sukorame pukul 3 pagi pada hari minggu lalu. Di ruang bawah tanah salah satu bangunan apartemen, petugas pemadam kebakaran menemukan tungku minyak yang bocor. Minyak yang mengalir dari tungku yang bocor disemprot cairan oleh petugas dengan cairan kimia selama beberapa jam. Hingga pukul 8 pagi situasi telah terkendali. petugas pemadam kebakaran berhasil menghindari bahaya ledakan/kebakaran dan sukses memperbaiki kebocoran tungku minyak . para penghuni dapat kembali ke apartemen mereka lagi pada pukul 5 sore setelah sebelumnya menampung di tempat penampungan sementara Kata yang sama digunakan dalam dua versi tersebut, dan setiap kalimat dalam dua versi tersebut secara tata bahasa dan semantik adalah benar. Tetapi tetap saja terdapat sesuatu yang ganjil secara mendasar dari dua versi tersebut. Hal ini berkaitan dengan harapan kita tentang bagaimana semestinya informasi itu dihadirkan dalam suatu teks. Meskipun benar secara tata bahasa, versi 2 nampak tidak tepat.

Persoalan pada Versi 2 adalah dalam hal bagaimana potongan informasi itu menandai signifikansi atau titik penting secara relatif. Dalam setiap rangkaian kalimat, penting kiranya untuk menandai bagian mana yang kurang lebih penting. Pembicara dan penulis bertanggungjawab dalam membawa bagian tertentu di
2

depan (foreground) dan yang lian di belakang (background). Persis seperti pelukis yang menggunakan warna, bentuk dan letak untuk menekankan detil tertentu. Makalah ini akan memaparkan jenis-jenis struktur informasi, lalu mengkaji struktur informasi kaitannya dengan intonasi, morfologi dan sintaksis, dan dilanjutkan dengan pembahasan tentang hubungan antara kalimat dan wacana.

B. Jenis-jenis/Struktur-struktur Informasi
Untuk menggambarkan perbedaan antara alternatif bahasa dalam mengatakan hal yang sama, kita perlu mengidentifikasi jenis-jenis dasar dari struktur informasi. Dengan kategorisasi seperti ini, kita dapat menjelaskan bagaimana wacana dibangun dalam bahasa. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara konstruksi sintaksis dan struktur informasi. Adanya konstruksi sintaksis tertentu itu berbeda dari bahasa satu ke bahasa yang lain. misalnya, beberapa bahasa memiliki konstruksi pasif, tetapi bahasa lain mungkin tidak memilikinya. Sedangkan struktur informasi tidak bergantung pada bahasa tetapi lebih cenderung menjelaskan bagimana komponen yang berbeda dari pikiran manusia (seperti ingatan, perhatian, dan logika) bekerja dan berinteraksi satu sama lain. 1. Informasi yang sudah ada dan informasi baru Kategori pertama dari struktur informasi adalah pembedaan antara informasi yang yang telah diberikan dan yang baru. Informasi yang telah diberikan (given information) merupakan informasi yang telah ditunjukkan sebelumnya, sedangkan informasi baru (new information) merupakan informasi yang baru saja diperkenalkan dalam wacana. Perhatikan dialog berikut: Alice: Siapa yang memakan pizza? Dimas: Erin memakan the pizza. Kata Erin menunjukkan informasi baru karena baru saja ditunjukkan dalam wacana, sebaliknya kata the pizza merupakan contoh given information karena ditunjukkan sebelumnya dalam pikiran Alice. Membedakan antara informasi yang telah diberikan dengan informasi baru adalah penting dalam menandai fungsi pada beberapa konstruksi bahasa Indonesia maupun bahasa lain. 2. Topik Topik dari suatu kalimat adalah dapat didefinisikan sebagai pusat perhatian tentang apakah kalimat tersebut, atau titik berangkat (point of departure) suatu kalimat. (given information) merupakan bagian kalimat tentang apa yang kita bicarakan. itulah topik. Sedangkan (new information) mengungkap tentang topic. itulah komentar. Dengan demikian, jika Erin memakan pizza dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apa yang dilakukan erin?, yang menjadi topik adalah Erin (given information) dan sebagai komentar adalah ate the pizza (new information). Topik kalimat kadang-kadang dapat difrasakan sebagai berikut: Membicarakan erin -- erin memakan pizza Sebagai erin erin memakan pizza
3

Menandai topik dianggap lebih penting dalam bahasa lain. Bahasa Korea misalnya memiliki kata-kata fungsi yang memiliki tujuan tunggal yaitu menandai sebuah frasa benda sebagai topik. Hal ini juga berlaku dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa China dan bahasa-bahasa yang lain, tidak ada kata-kata fungsi khusus sebagai penanda topik, tetapi ditandai dengan susunan kata. Dalam bahasa Korea, Jepang, dan China, frasa kata benda yang ditandai sebagai topik terlihat sangat sering dipakai. Dengan demikian, topik merupakan istilah yang penting untuk dibedakan dari kategori yang lain dalam struktur informasi. 3. Kontras Rasa benda dikatakan sebagai kontrastif ketika digunakan secara berlawanan terhadap frasa benda dalam sebuah wacana. Contohnya Reni dalam jawaban Beth dikontraskan dengan Matt dalam pertanyaan Alan. Alan: benarkah matt melihat hantu? Beth: reni tidak melihatnya. Contoh lain dari frasa benda yang ditandai secara kontras adalah: Dari setiap orang yang ada sekarang, hanya Reni yang tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya. Bandingkan dengan kalimat berikut, dimana Reni tidak ditandai sebagai kontrastif. Pambudi tahu apa yang sedang terjadi dan dan begitu pula dengan reni juga 4. Ungkapan Definit Pembicara menandai frasa benda sebagai sesuatu yang jelas atau definit (definite) jika diasumsikan bahwa orang yang diajak bicara dapat mengidentifikasi acuannya. Jika tidak dapat menemukannya, frasa benda tersebut ditandai sebagai indefinite. Dalam contoh berikut, frasa benda definit kucing hitam pada jawaban Bundy mengandung anggapan bahwa Andrea dapat menentukan kucing hitam mana yang dibicarakan Bundy. Andrea: kucing hitam milik siapakah di depan pintu itu? Bundy: kucing hitam itu milik Pak Murdiman Definiteness harus dibedakan dari givennes karena frasa benda bisa jadi indefinite dan new, definite dan new, indefinite dan given, atau definite dan given, dengan kombinasi pertama dan terakhir yang paling sering dipakai. Perhatikan contoh ungkapan berikut: Last night, we went to the Hayden Planetarium for a lecture, and the lecturer fainted. The kitchen faucet is leaking; wed better call the plumber.
4

I ate the hamburger for luncha hamburger, I might add, that was the worst Ive ever eaten Jelasnya, definiteness dan giveness adalah jenis yang berbeda dalam struktur informasi. 5. Ungkapan Referensial Frasa benda menjadi referensial ketika mengacu pada entitas khusus atau tertentu. Pada contoh pertama berikut, ungkapan seorang perempuan Madura dengan ciri mata kebiruan tidak mengacu pada seseorang secara khusus sehingga disebut nonreferensial. Sebaliknya, contoh ungkapan kedua memiliki acuan tertentu dan disebut referensial. Jojon ingin menikahi seorang perempuan Madura dengan ciri mata kebiruan, tetapi dia belum pernah menemukannya Jojon ingin menikahi seorang perempuan Madura dengan ciri mata kebiruan, namanya Siti Maemunah 6. Ungkapan Generik dan Spesifik Frasa benda bisa generik ataupun spesifik tergantung apakah frasa benda itu mengacu pada jenis atau anggota tertentu dari suatu kategori. Pada contoh pertama berikut, Jerapah adalah umum atau generik karena mengacu pada semua hewan jerapah; tetapi ungkapan yang kedua, Jerapah tentu mengacu pada hewan tertentu atau khusus. Jerapah memiliki leher yang panjang Jerapah itu memiliki kaki yang terluka Pada kalimat pertama, Jerapah adalah generik dan definite, sedangkan leher yang panjang adalah generik dan indefinit. Pada kalimat kedua, Jerapah spesifik/definite, dan kaki yang terluka juga spesifik/indefinit. Dengan demikian, istilah generik/spesifik berbeda dari definit/indefinit.

C. Struktur Informasi : Intonasi, Sintaksis


Di dalam berbagai bahasa, intonasi digunakan untuk menandai kontras. Intonasi menjadi alat yang penting untuk menandai struktur informasi dalam bahasa 1. Penekanan Informasi Baru Dalam Bahasa Ingris dan bahasabahasa lainnya, intonasi merupakan piranti yang penting untuk menandai informasi. Secara umum, frasa benda yang mewakili informasi baru akan mendapat penekanan yang lebih kuat daripada yang mewakili informasi lama. Informasi baru diujarkan dengan tekanan suara lebih tinggi daripada bagian yang lain dalam kalimat. Hal ini disebut penekanan informasi baru (new-information stress). Araon: jejak kaki siapa yang ada di sofa ini? Bianca: itu jejak kaki Bryan

Penutur asli bahasa Indonesia juga menggunakan penekanan untuk menandai kontras. Araon: benarkan ini jejak kakimu yang ada di sofa ? Bianca: Bukan. Itu bukan jejakku. Itu jejak Bryan Secara fonetik, new-information stress dan contrastive stress adalah serupa, tapi fungsi mereka berbeda. Bahasa Indonesia menggunakan stress dengan cara yang komplek seperti contoh, begitu juga bahasa lain seperti Bahasa prancis dan China. 2. Fronting Diantara beberapa operasi sintaksis untuk menandai struktur informasi adalah fronting. Fronting, atau meletakkan di depan, dipakai dalam banyak bahasa sekalipun ada variasi fungsi dari bahasa satu ke bahasa yang lain. Aku tidak dapat memaafkanmu Ren Ren, aku tidak dapat memaafkanmu Sebuah frasa benda dapat diletakkan di depan jika acuannya merupakan bagian dari satu rangkaian yang telah disebut sebelumnya dalam wacana, meskipun acuannya itu sendiri tidak disebut sebelumnya.

3. Left-Dislocation Left-dislocation merupakan sebuah operasi yang dilakukan seperti pada kalimat 1 yang tetap memiliki struktur yang sama dengan kalimat 2 Reni, aku tidak bisa memegang dia aku tidak bisa memegang Reni Left-dislocation secara semantik mirip dengan fronting, namun keduanya memiliki beberapa perbedaan. Frasa benda yang difrontasikan tidak membutuhkan kata ganti dalam kalimat. Rudi, aku tidak bisa memegang (Fronting) Rudi, aku tidak bisa memegang dia (left-dislocation) Berbeda dengan frasa benda yang difrontasikan, frasa benda yang mengalami left-dislocation memiliki jeda singkat dari bagian yang lain dalam kalimat, direpresentasikan dalam tulisan dengan tanda baca koma. Leftdislocation itu sama dalam bentuk kata dasar dan fungsinya dengan rightdislocation, yang memindahkan frasa benda di sebelah kanan kalimat. Rudi, aku tidak bisa memegang dia Beberapa bahasa menggunakan left-dislocation lebih sering daripada Bahasa Inggris.

4. Pasive Sebagaimana bahasa-bahasa lain yang memiliki konstruksi pasif, pilihan antara kalimat aktif dan bentuk pasifnya dapat dipakai dalam Bahasa Indonesia untuk menandai struktur imformasi. Bandingkan kalimat berikut ini: Pemerintah telah menetapkan kebijakan-kebijakan yang merugikan warga miskin. (Aktif) Kebijakan-kebijakan yang merugikan warga miskin telah ditetapkan pemerintah. (Pasif) Kebijakan-kebijakan yang merugikan warga miskin telah ditetapkan (pasif) Ketiga kalimat ini dapat merepresentasikan situasi yang sama. Kalimat 1 adalah aktif, sedangkan dua yang lain adalah pasif. Pada kalimat 2, pelaku disebutkan (pemerintah), dan struktur tersebut dinamakan konstruksi passive agent. Akan tetapi tidak ada agent yang diungkap pada kalimat 3, oleh karena itu disebut agentless passive.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Penulis atau penutur memiliki pilihan yang dapat menjadi dasar dalam memilih atau menyajikan informasi yang ingin disampaikan dengan urutan tertentu berdasarkan pendangannya sendiri dalam unit-unit terkecil yang merupakan bagian dari teks atau wacana secara keseluruhan hal ini terkait dengan bagaimana informasi-informasi dirumuskan dengan kata-kata, frase, klausa, atau kalimatkalimat yang saling berkaitan. Dari pembahasan tersebut, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

Pragmatik berkaitan dengan pemahaman struktur informasi yang


memperhatikan hubungan kalimat dengan lingkungan wacananya.

Kategori relasional mencakup giveness (apakah sebagian informasi itu


adalah new atau given dalam konteks wacananya), topic (pusat perhatian), dan contrast (apakah sebagian imformasi dikontraskan dengan bagian yang lainnya).

Kategori nonrelational mencakup definiteness (apakah acuan dari frasa


benda dapat diidentifikasi atau tidak) dan referentiality ( apakah frasa benda itu memiliki acuan atau tidak).

Beberapa operasi sintaksis dilakukan dengan menandai bagian-bagian


kalimat untuk kategori pragmatik. Dalam bahasa Indonesia, fronting, leftdislocation, dan pasivisasi frasa benda tertentu sebagai topik kalimat atau sebagai given information atau new information.

Kontras ditandai dengan penekanan kalimat dan fungsi sekunder dari


operasi tertentu seperti fronting.

Daftar Pustaka
Bolinger, Dwight L. 1986. Intonation and Its Parts: Melody in Spoken English (Stanford: Stanford University Press). Chafe, Wallace L. 1994. Discourse, Consciousness, and time: the Flow and Displacement of Conscious Experience in Speaking and Writing (Chicago: University of Chicago press). Finegan, Edward. 2004. Language: Its Structure and Use. (Boston: Thomson Wadsworth). Halliday, M.A.K., & Ruqaiya Hasan. 1976. Cohesion in English (London: Longman). Lambrecht, Knud. 1994. Information Structure and Sentence Form: Topic, Focus, and the mental Representation of Discourse Referents (Cambridge: Cambridge University Press) Lyons, Christopher. 1991. Definiteness (Cambridge: Cambridge University Press).

Anda mungkin juga menyukai