Anda di halaman 1dari 2

Peranan Knowledge Management dalam meningkatkan Competitive Advantages.

Terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi suatu organisasi atau perusahaan untuk memenangkan kompetisi yang merupakan ciri utama gelombang ketiga (Third wave : Knowledge based Economy), antara lain kolaborasi, inovasi, adaptasi, penguasaan teknologi dan pasar serta pengelolaan aset-aset intelektual organisasi/perusahaan. Tantangan tersebut mendorong munculnya kebutuhan terhadap penerapan knowledge management (Tobing, 2007). Faktor utama yang menunjang suatu organisasi untuk tetap memimpin dalam persaingan yang semakin kompetitif adalah kolaborasi. Suatu organisasi tidak mungkin lagi hanya mengandalkan kemampuan individu atau unit kerja tertentu untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis. Kolaborasi antar individu, antar unit, antar fungsi maupun antar disiplin ilmu akan memberikan pemikiran yang lebih kreatif karena perbedaan cara pandang (perspektif) dan kemampuan (skill) sehingga akan memberikan hasil yang lebih baik. Peningkatkan daya saing suatu organisasi hanya dapat diperoleh dengan kolaborasi yang efektif yang dihasilkan oleh penerapanKnowledge Management. Tantangan lain yang dihadapi suatu oganisasi untuk menghadapi persaingan adalah kemampuannya untuk lebih inovatif dalam penyediaan produk atau layanan. Kegagalan organisasi dalam aspek inovasi terbaru akan menyebabkan ketertinggalan dari kompetitornya. Penerapan Knowledge Management dapat menunjang suatu organisasi dalam memperoleh inovasi baru serta mempersingkat waktu yang diperlukan untuk penerapan inovasi tersebut dalam kegiatannya. Tantangan ketiga menuntut suatu organisasi untuk lebih adaptatif terhadap segala perubahan yang terjadi disekitarnya. Salah satu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan disekitarnya adalah dengan melakukan penyesuaian pada strategi yang biasanya diikuti dengan perubahan pada struktur organisasi. Sering kali perubahan struktur organisasi disertai masalah kelangkaan sumberdaya manusia yang kompeten untuk mengisi posisi-posisi strategis. Kemampuan yang dibutuhkan biasanya hanya dimiliki oleh beberapa individu tertentu yang memiliki mobilitas tinggi dan berbentuk tacit knowledge. Penerapan Knowledge

Managementdiharapkan mampu menjaga dan mempertahankan tacit knowledge yang hanya dimiliki beberapa individu tertentu dengan mengkonversinya menjadi explicit knowledge yang dapat dipelajari karyawan yang membutuhkan. Penguasaan teknologi dan pasar tidak lagi dapat dikejar hanya dengan faktor pendidikan dan pelatihan formal karena membutuhkan penyediaan waktu dan pendanaan yang tidak sedikit. Penerapan Knowledge Management secara efektif dengan akses dan waktu yang fleksibel akan memberikan kesempatan setiap personil untuk mengembangkan dirinya secara mandiri sesuai kebutuhan, hal tersebut akan mengurangi biaya pelatihan dan waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Pengelolaan yang efektif terhadap aset-aset intelektual suatu organisasi menentukan masa depan organisasi tersebut. Suatu sistem knowledge management yang efektif akan memungkinkan orang untuk belajar dari keputusan masa lalu, baik maupun buruk, sehingga dapat menjadi pembelajaran menghadapi pilihan kompleks dan menentukan masa depan (Tiwana, 2000). Tobing (2007) menjelaskan faktor-faktor penting dalam implementasiknowledge management antara lain: manusia, kepemimpinan (leadership), teknologi, organisasi dan pembelajaran (learning), sedangkan secara umum dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu Organisasi, Proses, dan Teknologi.

link: http://arhad35e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/01/23/knowledge-management/

Anda mungkin juga menyukai