Anda di halaman 1dari 46

Media Transmisi

Ika Kustanti 105060300111031

Media Transmisi
Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data.
Fungsi media transmisi : Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alat elektronika, seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya.

Karakteristik media transmisi


Karakteristik media transmisi dipengaruhi oleh oleh: Jenis perangkat elektronika Data yang digunakan oleh alat elektronika tersebut Tingkat keefektifan dalam pengiriman data Ukuran data yang dikirimkan

Jenis media transmisi


1. Unguided Transmission Media :
Unguided transmission media atau media transmisi tidak terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem gelombang. Terbagi Atas :
a. Gelombang Mikro Terrestrial (Atmosfir Bumi) b. Gelombang Mikro Satelit c. Radio Broadcast d. Infra Merah

Jenis media transmisi


2. Guided Transmission Media :
Guided transmission media atau media transmisi terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel. Terbagi Atas :
- Twisted Pair Cable : - Coaxial Cable - Fiber Optic

Unguided Transmission Media


Media unguided mentransmisikan gelombang electromagnetic tanpa menggunakan konduktor fisik seperti kabel atau serat optik. Contoh sederhana adalah gelombang radio seperti microwave, wireless mobile dan lain sebagainya. Media ini memerlukan antena untuk transmisi dan penerimaan (transmiter dan receiver) Untuk media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk penerimaan, antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya.

Jenis transmisi Unguided:


Point-to-point (unidirectional) yaitu dimana pancaran terfokus pada satu sasaran Broadcast (omnidirectioanl) yaitu dimana sinyal terpancar ke segala arah dan dapat diterima oleh banyak antena

Wilayah frekuensi Unguided Transmission:


Gelombang mikro (microwave) 2 40 Ghz Gelombang radio 30 Mhz 1 Ghz Gelombang inframerah

Deskripsi Gelombang Mikro Terrestrial


Tipe antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola dish,ukuran diameternya biasanya sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan sinar pendek agar mencapai transmisi garis pandang menuju antena penerima. Antena gelombang mikro biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu diatas tanah untuk memperluas jarak antara antena dan mampu menembus batas.

Untuk mencapai transmisi jarak jauh, diperlukan beberapa menara relay gelombang mikro, dan penghubung gelombang mikro titik ke titik dipasang pada jarak tertentu. sebagai alternative untuk coaxial cable atau serat optic. Fasilitas gelombang mikro memerlukan sedikit amplifier atau repeater daripada coaxial cable pada jarak yang sama, namun masih memerlukan transmisi garis pandang

Gambar 1.0. Transmisi Garis Pandang (Line of Site)

Karakteristik Gelombang Mikro Terrestrial


Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum elektromagnetik. Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan semakin tinggi potensial bandwidth dan berarti pula semakin tinggi rate data-nya. sumber utama kerugian adalah atenuansi (menurunnya level daya sinyal akibat pengaruh jarak transmisi). Atenuansi meningkat saat turun hujan khusunya tercatat diatas 10 GHz.

Sumber gangguan-gangguan yang lain adalah interferensi. Dengan semakin berkembangnya popularitas gelombang mikro, daerah transmisi saling tumpang tindih dan interferensi merupakan suatu ancaman. Karena itu penetapan band frekuensi diatur dengan ketat. Band yang paling umum untuk sistem telekomunikasi long-haul adalah band 4 GHz sampai 6 GHz.

Dengan meningkatkan kongesti (kemacetan) pada frekuensifrekuensi ini, sekarang digunakan band 11 GHz.
Band 12 GHz digunakan sebagai komponen sistem TV kabel.

Aplikasi Gelombang Mikro Terrestrial


Transmisi televisi Transmisi suara. Jalur titik-titik pendek antara gedung Jalur data diantara Local Area Network

Gambar 2.0. Antena sebagai Media Transmisi Mikro Terrestrial

Deskripsi Gelombang Mikro Satelit


Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro. Dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai stasiun bumi atau ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu band frekuensi (uplink), amplifier dan mengulang sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi yang lain (downlink).

Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau singkatnya transponder.

Karakteristik Gelombang Mikro Satelit


Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1 sampai 10 GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam, meliputi derau dari galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan manusia, dari berbagai perangkat elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal akan mengalami atenuansi yang parah akibat penyerapan dan pengendapan di atmosfer.

Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425 GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi 4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink).

Aplikasi Gelombang Mikro Satelit


Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan sama pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit lainnya diantaranya adalah:

Distribusi siaran televisi Transmisi telepon jarak jauh Jaringan bisnis swasta

Gambar 3.0. Proses Pengririman Data Melalui Satelit

Gambar 3.1. Aplikasi Gelombang Mikro Satelit Sebagai Transmisi Telepon Jarak Jauh (lintas negara)

Deskripsi Radio Broadcast


Perbedaan-perbedaan utama diantara siaran radio dan gelombang mikro yaitu, dimana siaran radio bersifat segala arah (broadcast) sedangkan gelombang mikro searah (point-to-point). Karena itu, siaran radio tidak memerlukan antena parabola, dan antena tidak perlu mengarah ke arah persis sumber siaran

Gambar 4.0. Antena Radio Broadcast

Karakteristik Radio Broadcast


Rentang 30 MHz sampai 1 GHz merupakan rentang yang efektif untuk komunikasi broadcast. ionosfer cukup trasparan untuk gelombang radio diatas 30 MHz. jadi transmisi terbatas pada garis pandang, dan jarak transmitter tidak akan mengganggu satu sama lain dalam arti tidak ada pemantulan dari atmosfer. gelombang siaran radio sedikit sensitive terhadap atenuansi saat hujan turun. Karena gelombangnya yang panjang maka, gelombang radio relative lebih sedikit mengalami atenuansi. Sumber gangguan utama untuk siaran radio adalah interferensi multi-jalur. Pantulan dari bumi, air, dan alam atau obyek-obyek buatan manusia dapat menyebabkan terjadinya multi-jalur antar antena. Efek ini nampak jelas saat penerima TV menampilkan gambar ganda saat pesawat terbang melintas.

Aplikasi Radio Broadcast


Radio merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menangkap frekuensi dalam rentang antara 3 kHz sampai 300 GHz. Kita menggunakan istilah yang tidak formal siaran radio untuk band VHF dan sebagian dari band UHF: 30 MHz sampai 1 GHz. Rentang ini juga digunakan untuk sejumlah aplikasi jaringan data.

Gambar 5.0. Antenna Radio Broadcast

Deskripsi Infra merah


Komunikasi infra merah dicapai dengan menggunakan transmitter/receiver (transceiver) yang modulasi cahaya yang koheren. Transceiver harus berada dalam jalur pandang maupun melalui pantulan dari permukaan berwarna terang misalnya langit-langit rumah. Satu perbedaan penting antara transmisi infra merah dan gelombang mikro adalah transmisi infra merah tidak dapat melakukan penetrasi terhadap dinding, sehingga masalah-masalah pengamanan dan interferensi yang ditemui dalam gelombang mikro tidak terjadi.

Selanjutnya, tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan pengalokasian frekuensi dengan infra merah, karena tidak diperlukan lisensi untuk itu. Pada handphone dan PC, media infra merah ini digunakan untuk mentransfer data tetapi dengan suatu standar atau protocol tersendiri yaitu protocol IrDA. Cahaya infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spektruk elektromagnetik dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah.

Gambar 6.0. panjang Gelombang Infra Merah

Guided Transmission Media


Media transmisi yang terpandu maksudnya adalah media yang mampu mentransmisikan besaran-besaran fisik lewat materialnya. Contoh: kabel twistedpair, kabel coaxial dan serat optik.

Definisi Twisted Pair Cable


Sebuah bentuk kabel yang dua konduktornya digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan gangguan elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel pasangan berbelit tak terlindung (UTP cables), dan crosstalk di antara pasangan kabel yang berdekatan. Twisted Pair Cable dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kabel STP dan UTP. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) 2. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

1. Kabel STP (Shielded Twisted Pair)


Satu-satunya perbedaan antara shielded twisted pair (STP) dan unshielded twisted pair (UTP) adalah STP memiliki shield (pelindung) dari aluminium / poliester / metal braid yang dililitkan antara bungkus luar dan kawat, 4-pasang kawat yang dikombinasikan dengan pelindung dan berupa kawat anyaman. Jika pelindung ini dihubungkan ke tanah dgn benar maka pelindung ini akan menangkal interferensi electromagnet memiliki hambatan 150-Ohm, mengurangi terjadinya crosstalk EMI dan RFI, dan dapat menghasilkan proteksi terbesar yang berlawanan dengan semua type interference external dari UTP.

2. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)


Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik. Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.

Kategori 1 (Cat-1). Umumnya menggunakan konduktor padat standar AWG sebanyak 22 atau 24 pin dengan range impedansi yang lebar. Digunakan pada koneksi telepon dan tidak direkomendasikan untuk transmisi data. Kategori 2 (Cat-2). Range impedansi yang lebar, sering digunakan pada sistem PBX dan sistem Alarm. Transmisi data ISDN menggunakan kabel kategori 2, dengan bandwidth maksimum 1 MBps. Kategori 3 (Cat-3). Sering disebut kabel voice grade, menggunakan konduktor padat sebanyak 22 atau 24 pin dengan impedansi 100 dan berfungsi hingga 16 MBps. Dapat digunakan untuk jaringan 10BaseT dan Token Ring dengan bandwidth 4 Mbps. Kategori 4 (Cat-4). Seperti kategori 3 dengan bandwidth 20 MBps, diterapkan pada jaringan Token Ring dengan bandwidth 16 Mbps. Kategori 5 (Cat-5). Merupakan kabel Twisted Pair terbaik (data grade) dengan bandwidth 100 Mbps dan jangkauan transmisi maksimum 100 m.

Gambar 7.0. UTP dan STP Cabel

Definisi Coaxial Cable


Coaxial Cable, sarana penyalur atau pengalirhantar (transmitter) yang
bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyalsinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup mengalirhantar (transmit) kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Coaxial Cable biasanya digunakan untuk saluran antar-setempat (interlocal) yang berjarak cukup dekat yakni, dengan jarak selebihnya 2.000 km.

Konstruksi Coaxial Cable

1. 2. 3. 4. 5.

Center Conductor (konduktor utama) Dieletric (isolasi) Foil Shield (konduktor bagian luar) Braided Shield (penggantung) Outer Jacket (pembungkus luar)

1. Center Conductor (konduktor utama)


Konduktor kabel harus terbuat dari bahan tembaga padat berbentuk silindris tanpa cacat berkonduktivitas tinggi. Untuk diameter dari kabel tidak diperbolehkan melebihi 0,02 mm dan 1,53 mm. Sedangkan untuk tahanan dari konduktor yang letaknya di dalam ( inner conductor) adalah 1/58 per 1 meter.

2. Dieletric (isolasi)
Isolasi kabel terbuat dari bahan polietilena homogen dan melingkari pada konduktor utama. Untuk diameter nominalnya yakni 0,97 mm dan juga tidak diperbolehkan melebihi 0,05 mm.

3. Foil Shield (konduktor bagian luar)


Konduktor terbuat dari pita tembaga yang memiliki tebal 0,25 mm dengan maksimum toleransi 0,2 mm pada posisi memanjang dan sedikit tumpang tindih. Untuk tahanannya adalah sebesar 1/52 per meter. Pada bagian atas pita tembaga ini dibalut secara helikod dengan dua lapis pita baja yang memiliki tebal 0,15 mm yang digunakan sebagai pelindung elektromagnetik.

4. Braided Shield (penggantung)


Penggantung di sini terdiri dari tujuh bual lilit kawat baja dengan ukuran 2 mm dan dengan daya kuat tarik sebesar 3,010 kgf.

5. Outer Jacket (pembungkus luar)


Pembungkus luar kabel terbuat dari polietilena yang dicampur dengan karbon hitam sebanyak 2%. Untuk tebal rata rata pembungkus tidak diperbolehkan melebihi dari

2 mm dan juga tidak boleh kurang dari 1,6 mm. Sementara untuk tebal dari bagian
antara penggantung dengan kabel adalah 3,4 mm dan dengan tinggi 3 4,5 mm.

Kelebihan Coaxial Cable


Kabel jenis ini mempunyai kemampuan dalam menyalurkan sinyal

sinyal listrik yang lebih besar dibandingkan saluran transmisi dari kawat
biasa. Selain itu kabel koaksial memiliki ketahanan arus yang semakin kecil pada frekuensi yang lebih tinggi. Perambatan energi elektromagnetiknya dibatasi dalam pipa dan juga sekat dari pengaruh interfensi atau gangguan percakapan silang luar karena bentuknya yang sedemikan rupa. Pada perkembangannya, pemakaian pesawat telepon yang semakin meningkat menyebabkan adanya keterbatasan penampungan spektrum yang tersedia

pada mikrowave. Hal ini berdampak pada peningkatan penggunaan kabel


koaksial sebagai penunjang jalur mikrowave pada jarak yang pendek.

Kekurangan Coaxial Cable


Walaupun kabel koaksial pada dasarnya memiliki tingkat keandalan yang tinggi dalam proses transmisi, dari sisi ekonomi, sistem penyaluran informasi menggunakan kabel ini memiliki kelemahan yakni dalam hal investasi dan biaya pemeliharaan yang mahal. Lebar bidang frekuensi dalam kabel koaksial hanya terbatas oleh gain ( pengerasan ) yang dikehendaki, yang diperlukan untuk mempertahankan mutu sinyal yang baik. Dalam suatu jarak tertentu, transmisi sinyal sinyal elektromagnetik harus diangkat

dengan serangkaian repeater yang terbuat dari tabung elektron pada jalur tersebut agar
penyampaian komunikasi terjalin lebih baik. Satu kelemahan yang juga melanda kabel koaksial yakni adanya pengaruh yang besar dari variasi temperatur. Hal ini dapat berpengaruh pada mutu dan kualitas dari sistem koaksial tersebut. Masalah kemudian ini ditanggulangi dengan adanya penanaman kabel di dalam tanah dan juga mengandalkan bantuan repeater yang bertugas sebagai penyeimbang tambahan terhadap perubahan variasi temperatur yang terjadi dalam kabel.

Jenis Kabel Coaxial


Ada beberapa jenis kabel coaxial, yaitu :

1.

Thick coax (mempunyai diameter lumayan besar)

Thin coax (dikenal juga sebagai 10 Base 2), Cocok untuk network rumah atau kantor, dengan dua atau tiga komputer. Kabel ini mirip seperti kabel antena TV, harganya tidak terlalu mahal dan mudah pemasangannya. Kabel jenis ini proses pemasangannya menggunakan konektor BNC. Pada jaringan jenis ini untuk menyambung ke masing-masing komputer menggunakan konektor T (T- connector) dan setiap ujungnya menggunakan terminator atau penutup (50 ohm) jika tidak menggunakan HUB.

Gambar 8.0. Thin coax (10 Base 2)

2.

Thin coax (mempunyai diameter lebih kecil)


Thin coaxial cable (kabel koaksial kurus), Kabel coaxial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Jenis yang banyak digunakan RG-8 atau RG-59 dengan impedansi 75 ohm. Jenis kabel untuk televisi juga termasuk j enis coaxial dengan impedansi 75 ohm.

Gambar 9.0. RG-8

Gambar 9.1. RG-59

Definisi Fiber Optic


Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat

dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,
dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi

sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah

dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core
kembali kedalam core lagi. Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan : 1. Berdasarkan mode yang dirambatkan : - Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding selongsong (cladding). - Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding

cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari


serat optik jenis ini.

2. Berdasarkan indeks bias core : - Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang

homogen.

- Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

Jenis-jenis Fiber Optic yg sering digunakan:


Indoor/Outdoor Tight Buffer Indoor/Outdoor Breakout Cable Aerial Cable/Self-Supporting Hybrid & Composite Cable Armored Cable Low Smoke Zero Halogen (LSZH)

Jenis Jenis Fiber Optic

Gambar 10.2. Indoor/Outdoor Breakout Cable

Gambar 10.1. Indoor/Outdoor Tight Buffer

Gambar 10.3. Aerial Cable /Self-Supporting

Jenis Jenis Fiber Optic

Gambar 10.4. Armored Cable

Gambar 10.5. Hybrid & Composite Cable

Gambar 10.6. Low Smoke Zero Halogen (LSZH)

Karakteristik Titik Ke Titik Guided Transmission Media

Perbandingan Jenis kabel

Sekian

Anda mungkin juga menyukai