Anda di halaman 1dari 45

Referat anestesi farmakologi obat anestsei Intravena

DISUSUN OLEH DIKY MARISKA

Obat-Obat Anestesi Intravena

Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang

diberikan melalui jalur intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh otot

A. Propofol Propofol adalah zat subsitusi isopropylphenol (2,6 diisopropylphenol) yang digunakan secara intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif yang terlarut, serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol dan 1,2% purified egg phosphatide.

Penggunaan propofol 1,5 2,5 mg/kgBB (atau setara

dengan thiopental 4-5 mg/kgBB atau methohexital 1,5 mg/kgBB) dengan penyuntikan cepat (< 15 detik) menimbulkan turunnya kesadaran dalam waktu 30 detik Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan obat anestesia lain yang disuntikan secara cepat

Mekanisme kerja

Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor gamma aminobutyric acid (GABA) dan tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya GABA adalah salah satu neurotransmiter penghambat di SSP. Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar klorida transmembran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps.

Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme

oksidatif hepatik oleh cytochrome P-450. Namun, metabolisme tidak hanya dipengaruhi hepatik tetapi juga ekstrahepatik

Dosis penggunaan
Induksi Anestesia Dosis induksi propofol pada pasien dewasa adalah 1,5-2,5 mg/kgBB intravena anak-anak membutuhkan dosis induksi yang lebih besar tiap kilogram berat badannya Pasien lansia membutuhkan dosis induksi yang lebih kecil (25% - 50%)

Sedasi Intravena Dosis sedasinya adalah 25-100g/kgBB/menit secara intravena dapat menimbulkan efek analgesik dan amnestik Maintenance Anestesia Dosis tipikal anestesia 100-300 g/kgBB/menit iv sering dikombinasikan dengan opioid kerja singkat

Efek pada sistem organ


propofol menurunkan prevalensi wheezing setelah

induksi dengan anestesia dan intubasi trakea pada pasien tanpa riwayat asma dan pasien dengan riwayat asma. Pada sistem saraf pusat, propofol menurunkan Cerebral Metabolism Rate terhadap oksigen (CRMO2), aliran darah, serta tekanan intra kranial (TIK)

Efek pada sistem organ


Pada sistem kardiovaskular, propofol lebih

menurunkan tekanan darah Ditemukan bradikardia dan asistol setelah pemberian propofol telah pada pasien dewasa sehat sebagai propilaksis antikolinergik Pada system pernafasan, terdapat risiko apnea sebesar 25-35% pada pasien yang mendapat propofol.

Pada Hepar dan ginjal, propofol tidak menggangu

fungsi hepar dan ginjal yang dinilai dari enzim transamin hati dan konsentrasi kreatinin

B. Etomidate Etomidate merupakan agen anestetik intravena kerja cepat yang digunakan sebagai induksi dan sedasi dalam prosedur operasi singkat. Etomidate merupakan derivat imidazol yang mengalami karboksilasi, dengan potensi anestesi dan amnesi.

Dosis penggunaan
Dosis anestetik induksi rata-rata untuk dewasa

adalah 0,3 mg/Kg intravena dengan dosis tipikal antara 20-40 mg Dosis inisial adalah 0,2 0,6 mg/Kg dengan masa kerja 30-60 menit Dosis inisial adalah 0,2 0,6 mg/Kg dengan masa kerja 30-60 menit

C. Barbiturat Barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat (2,4,4-trioksoheksahidropirimidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum dengan asam malonat Efek utama barbiturat ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hipnosis, koma sampai dengan kematian

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan

secara ekstensif sebagai hipnotik dan sedatif. Namun sekarang, barbiturat telah banyak digantikan dengan benzodiazepine yang lebih aman.

Mekanisme kerja
Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-

nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui GABA sebagai mediator. pada dosis yang lebih tinggi dapat bersifat sebagai agonis GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat

Efek pada sistem organ


Pada pernafasan, barbiturat menyebabkan depresi

nafas yang sebanding dengan besarnya dosis Pada sistem kardiovaskular, barbiturat dosis hipnotik tidak memberikan efek yang nyata. Frekuensi nadi dan tekanan darah sedikit menurun akibat sedasi yang ditimbulkan

Efek pada sistem organ


Pada saluran cerna, Oksibarbiturat cenderung

menurunkan tonus otot usus dan kontraksinya Pada hepar, barbiturat menaikan kadar enzim, protein dan lemak pada retikuloendoplasmik hati Pada ginjal, barbiturat tidak berefek buruk pada ginjal yang sehat

Jenis obat
Tiopental :

Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum. Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka). Sedasi pada analgesik regional Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus

Jenis obat
Fenobarbital :

Untuk menghilangkan ansietas


Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi) Untuk sedatif dan hipnotik

Efek samping
Hangover

Eksitasi paradoksal
Rasa nyeri Alergi

D. Benzodiazepin Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek farmakologi sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, anti konvulsi, relaksasi otot melalui medula spinalis, dan amnesia retrograde Golongan benzodiazepine yang sering digunakan oleh anestesiologi adalah Diazepam (valium), Lorazepam (Ativan) dan Midazolam (Versed)

Mekanisme kerja
Benzodiazepine tidak mengaktifkan reseptor GABA

melainkan meningkatkan kepekaan reseptor GABA terhadap neurotransmitter penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi post sinaptik membran sel dan mendorong post sinaptik membran sel tidak dapat dieksitasi

Contoh Preparat Benzodiazepin

Midazolam11

Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut

air dengan struktur cincin imidazole yang stabil dalam larutan dan metabolisme yang cepat. Waktu paruh midazolam adalah antara 1-4 jam

Sebagai premedikasi midazolam 0,25 mg/kg

diberikan secara oral berupa sirup (2 mg/ml) Midazolam dosis 1-2,5 mg IV (onset 30-60 detik, waktu puncak 3-5 menit, durasi 15-80 menit) efektif sebagai sedasi selama regional anestesi Induksi anestesi dapat diberikan midazolam 0,1-0,2 mg/kg IV selama 30-60 detik

Contoh Preparat Benzodiazepin

Diazepam12

Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut

lemak dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang dibanding midazolam Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan mencapai puncaknya dalam 1 jam (15-30 menit pada anak-anak)

Diazepam pada dosis 0,5-1 mg/kg IV yang diberikan

sebagai induksi anestesi tidak menyebabkan masalah pada tekanan darah, cardiac output dan resistensi perifer pemberian diazepam 0,125-0,5 mg/kg IV yang diikuti dengan injeksi fentanyl 50 g/kg IV akan menyebabkan penurunan resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah sistemik.

Penggunaan diazepam sebagai sedasi pada anestesi

telah digantikan oleh midazolam. Sehingga diazepam lebih banyak digunakan untuk mengatasi kejang

Lorazepam Lorazepam memiliki struktur yang sama dengan oxazepam, hanya berbeda pada adanya klorida ekstra pada posisi orto 5-phenyl moiety Lorazepam lebih kuat dalam sedasi dan amnesia dibanding midazolam dan diazepam sedangkan efek sampingnya sama

Waktu paruhnya lebih lama yaitu 10-20 jam

Namun onset kerja lorazepam lebih lambat

dibanding midazolam dan diazepam karena kelarutan lemaknya lebih rendah.

Lorazepam diserap baik bila diberikan secara oral

dan IM dan mencapai konsentrasi puncak dalam 2-4 jam dan terus bertahan efeknya selama 24-48 jam Sebagai premedikasi, digunakan dosis oral 50g/kg (maks 4 mg) yang akan menimbulkan sedasi yang cukup Lorazepam tidak bermanfaat pada operasi singkat karena durasi kerja yang lama

Oxazepam Oxazepam merupakan metabolit aktif dari diazepam. Durasi kerjanya lebih pendek dibanding diazepam Waktu paruhnya 5-15 jam

Absorbsi oral oxazepam sangat lambat sehingga

tidak bermanfaat pada pengobatan insomnia dengan kesulitan tidur Namun bermanfaat pada insomnia memiliki periode tidur yang pendek atau sering terbangun di malam hari

Alprazolam Alprazolam memiliki efek mengurangi kecemasan pada pasien dengan kecemasan atau serangan panik. Alprazolam merupakan alternatif untuk premedikasi pengganti midazolam

E. Ketamin

Ketamin adalah suatu rapid acting non barbiturat

general anesthethic termasuk golongan fenyl cyclohexylamine dengan rumus kimia 2-(0chlorophenil) 2 (methylamino) cyclohexanone hydrochloride

Ketamin mempuyai efek analgesi yang kuat sekali

akan tetapi efek hipnotiknya kurang (tidur ringan) yang disertai penerimaan keadaan lingkungan yang salah (anestesi disosiasi)

Ketamin juga memiliki efek pada reseptor lain

termasuk reseptor opioid, reseptor muskarinik, reseptor monoaminergik, kanal kalsium tipe L dan natrium sensitif voltase Tidak seperti propofol dan etomidate, katamin memiliki efek lemah pada reseptor GABA

Anestesia ketamin sebagian berantagonis dengan obat antikolinergik. Sebagai kenyataannya, ketamin memiliki efek dengan gejala antikolinergik (delirium emergensi, bronkodilatasi, aksi simpatomimetik)

Konsentrasi puncak ketamin terjadi pada 1 menit

post injeksi ketamin secara intravena dan 5 menit setelah injeksi intramuskular Kelarutan yang tinggi di dalam lemak (5-10 kali lebih tinggi dari pada thiopental) memudahkan ketamin melewati sawar darah di otak

Ketamin juga memiliki efek menurunkan refleks

batuk, laringospasm yang disebabkan ketamine induced salivary secretions Efek analgesia lebih nyata pada nyeri somatik dibandingkan nyeri viseral Pada proses persalinan, ketamin memiliki efek analgesi tanpa mendepresi janin. Penggunaan nya sebagai tatalaksana nyeri kronik tergolong moderate-lemah sehingga tidak direkomendasikan

Dosis yang penggunaan


Intensitas analgesia pada dosis subanestesia yakni

0,2 0,5 mg/kgBB secara intravena Dosis sedasi post operasi pada pasien jantung lansia adalah 2-4 mg/kgBB/jam Induksi ketamin didapatkan dari pemakaian ketamin 1-2 mg/kgBB secara intravena dan 4-8 mg/kgBB pada pemakaian secara intramuskular

Kesadaran hilang 30-60 detik setelah pemakaian

secara intravena dan 2-4 menit pemakaian secara intramuskular Keuntungan penggunaan ketamin adalah mampu memberikan efek analgesia yang baik serta mampu mempertahankan ventilasi spontan

Penggunaan diazepam 0,5mg/kgBB intravena dan

ketamin 0,5 mg/kgBB diikuti infus ketamin 15-30 g/kgBB/menit sering digunakan pada pasien yang memiliki riwayat PJK Kombinasi propofol dan ketamin menimbukan efek hemodinamik yaang lebih stabil

Keuntungan ketamin pada resistensi saluran napas

disebabkan bronkodilatasi yang disebabkan obat sangat berguna pada induksi cepat pasien asma Ketamin harus diperhatikan penggunaannya atau dihindari pada pasien hipertensi pulmonal atau sistemik dan pada pasien dengan peningkatan TIK Nistagmus sering terjadi pada pemakaian ketamin.

The end Terima kasiih

Anda mungkin juga menyukai