Anda di halaman 1dari 17

Polivinil chlorida

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Sejarah Proses Senyawa vinil klorida yang memiliki rumus molekul C2H3Cl merupakan salah satu

produk senyawa Petrokimia yang memiliki aplikasi secara komersil yang cukup luas di dunia terlebih di Amerika Serikat. Jika dilihat dari sejarah penemuannya, senyawa vinil klorida ini ditemukan oleh seorang kimiawan berkebangsaan Jerman yang bernama Justus Von Liebig dari Universitas Giessen karena pada sekitar tahun 1835 dialah orang pertama yang mensintesis senyawa vinil klorida ini. Pada mulanya Justus Von Liebig mereaksikan Dikloroetana yang sering disebut minyak oleh kimiawan Belanda dengan alkohol untuk membuat Vinyl Chlorida. Dalam penelitiannya ia dibantu oleh muridnya yang bernama Victor Regnault yang pada akhirnya mereka berdua mempublikasikannya pada tahun 1835. Pada tahun 1872, E. Baumann menemukan bahwa hujan serpihan putih akan terjadi jika senyawa vinil klorida lama disinari cahaya matahari pada tabung yang tertutup. Ketika itu E. Baumann menemukan adanya padatan putih dari vinil klorida ketika terkena sinar matahari. Padatan putih ini bersifat sangat kuat karena tahan terhadap senyawa KOH atau air dan baru dapat meleleh dengan proses degradasi pada temperatur diatas 130C. Pada awal tahun 1926 senyawa vinil klorida mulai diproduksi secara besarbesaran untuk membentuk PVC yang beberapa tahun sebelumnya Fritz Klatte menemukan proses pembuatan vinil klorida dengan mereaksikan HCl dengan Asetilena menggunakan katalis Merkuri Klorida (HgCl) yang memperoleh hak paten pada tahun 1912. Melalui penemuan Klatte inilah industri vinil klorida pertama kali menjadi popular hingga saat ini.

I.2

Spesifikasi Bahan Baku

Bahan yang digunakan untuk menghasilkan resin PVC ada 2 macam yaitu : a. Bahan baku utama : 1. VCM (Vinyl Chlorida Monomer)

Sifat kimia : a) Rumus molekul : CH2=CHCl b) Kelarutan : 0,1 gr/100 ml air pada 25 0C c) Vinil chloride dihasilkan dari proses cracking atau pemecahan molekul etilena diklorida. Reaksinya : CH2=CH2 + Cl2 CH2Cl CH2Cl etilena Etilena diklorida CH2Cl CH2Cl CH2=CHCl + HCl 2. Etilena Diklorida Vinil Klorida Etilena diklorida Vinil klorida Sifat fisika : a. Bentuk : gas atau cair tak berwarna b. Density relatif : 0,9 gr/ml c. Titik lebur : -154 0C d. Titik didih : -13 0C e. Tekanan uap : 346 Kpa pada suhu 25 0C f. Bau : bau manis g. Titik nyala : gas mudah menyala h. Kondisi yang dihindari: sumber udara, O2, matahari, dan semua penyebab kebakaran (sumber panas dan sumber nyala ( Perry , 1984 )

3. Minyak Bumi Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat, termasuk etilena ( C2H4 ) 4. Garam Dapur Sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2)

b. Bahan pembantu 1. Katalis Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses polimerisasi di dalam reaktor. Terdapat 2 macam katalis yang digunakan, yaitu :

a) CT 2 Sifat Kimia : 1) Nama kimia : Di-(2 - Ethylhexyl) Peroxy Dicarbonate. 2) Rumus bangun : O C2H5 C O CH2 CH CH2 CH2 CH3 O O C O - CH2 CH CH2 CH2 CH3 O C2H5 3) Kelarutan : sedikit larut dalam alifatik dan aromatik, tidak larut dalam air.

Sifat Fisika : 1) Bentuk : cairan bening. 2) Bau : khas. 3) Density : 944 kg/m3 pada suhu -10 0C 4) Titik Nyala : 63oC. 5) Titik Lebur : di bawah 30 oC. 6) Komposisi : O2 Aktif (3,4 - 5%), Peroxide 75%, Hidrokarbon alifatik 25 %. 7) Viscositas : 26 mPa.S pada suhu -10 0C b) CT 3 Sifat Kimia : 1) Nama kimia : Cumyl Peroxy Neodecanoate. 2) Rumus bangun : R1 CH3 R1 C C O O C C R2 O CH3 3) Kestabilan : tidak stabil bila terkena panas matahari. 4) Kelarutan dalam air : tidak larut

Sifat Fisika :

1) Tekanan uap : 0,07 Pascal pada suhu 20 0C. 2) Bentuk : cairan bening. 3) Komposisi : O2 aktif 3,87 %, peroxide 75 %, HC-alifatik 25%. 4) Density : 960 kg/m3 pada suhu -10 0C 5) Viscositas : 52 mPa.S pada suhu -10 0C ( Perry , 1984 ) 2. Suspending Agent SA merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai pengontrol ukuran dan porositas partikel yang berupa : S1 dan S4. Sifat Kimia : a) Nama kimia : Poly(vinyl alkohol). b) Rumus molekul : c) Kelarutan : larut dalam air atau air panas. Sifat Fisika : a) Bentuk : butiran. b) Warna : putih kekuning-kuningan. c) Bau : Mild (ringan ). d) Berat jenis : 350-700 kg/m3. e) PH : 5 - 7. ( Perry , 1984 ) 3. T-32 T-32 merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai Terminator untuk menghentikan reaksi dalam proses polimerisasi. Sifat Kimia : a) Nama kimia : Methyl Phenol (C15H24O) b) Kelarutan dalam air : tidak larut. c) Rumus bangun : OH CH3 Sifat Fisika : a) Bentuk dan warna : cairan putih.

b) Bau : sedikit berbau. c) Titik didih : 100 oC. d) Titik leleh : 0oC. e) Specific gravity : 0,9 1,1.

4. TBC (tert Buthyl Catechol) Berfungsi sama seperti T-32 namun bedanya TBC hanya digunakan pada saat -saat tertentu saja (emergency only). Sifat Kimia : a) Kelarutan dalam air : 0,2 gr/100gr (TBC / H2O) pada 25 0C Sifat Fisika : a) Bentuk : cairan. b) Warna : kuning jernih. c) Bau : seperti phenol. d) Titik didih : 100 oC. e) Specific gravity : 1,063 - 1,069 pada suhu 25 oC. f) Tekanan uap : 15 cmHg pada suhu 25 oC. g) Komposisi : 4-Tert-Buthyl-Catechol = 84-86 %,H2O = 14-16 %. ( Perry , 1984 )

5. Na2CO3 (Natrium Carbonat) Merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai buffer agent untuk mengatur pH dalam proses polimerisasi. Adapun sifat-sifatnya : Sifat Kimia : a) Rumus Molekul : Na2CO3. b) Kelarutan : 21 gr/100 gr H2O pada suhu 20 OC. ( Vogel , 1990 )

Sifat Fisika : a) Bentuk : serbuk putih. b) Titik leleh : 851 oC. c) Specific gravity : 2,53.

6. NaOH NaOH digunakan dalam VCM recovery tank sebagai larutan alkali untuk mengatur pH sekitar 7 - 8. Sifat Kimia : a) Rumus Molekul : NaOH b) Kelarutan di air : larut c) Pada pemanasan terurai : NaOH Na2+ OH-

( Underwood , 2002 )

Sifat Fisika : a) Bentuk : larutan jernih. b) Warna : tidak berwarna. c) Bau : tidak berbau. d) Titik Didih : 13900C e) Titik Leleh : 318,40C f) Spesifik gravity : 2,13 ( Perry , 1984 )

7. NS NS merupakan bahan tambahan yang berfungsi sebagai anti fouling agent di dalam reaktor , sehingga pada saat reaksi polimerisasi slurry tidak menempel pada dinding reaktor. Sifat fisika : a) Bentuk : cairan. b) Warna : kuning transparan c) Kelarutan : tidak larut dalam air. d) Viscositas : < 10 cp pada 20 0C ( Perry , 1984 )

I.3

Spesifikasi Produk

I.3.1. KARAKTERISTIK FISIK PVC Senyawa PVC ini dapat berwujud padatan dalam cairan dengan perbandingan 50 % yang tersuspensi yang umumnya digunakan dalam bahan eksperimen dan penelitian, juga seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, wujudnya juga dapat berupa bubuk putih atau padatan krim yang berwarna. PVC memiliki range berat molekul dari 60000 hingga 140000 gram/mol. Jika ditinjau dari segi kestabilan, senyawa ini sangat stabil karena berbentuk polimer sehingga fasanya berbentuk padatan yang keras sehingga hampir tidak berpengaruh (tak bereaksi) terhadap kehadiran oksidator kuat. Dari segi safety, senyawa ini hampir tidak berbahaya dan mengganggu lingkungan karen tidak berpotensi mencemari udara, air maupun tanah. Selain itu, senyawa ini juga bersifat mudah terbakar. PVC memiliki beberapa karakteristik dalam morfologi (bentuk) sebagai sebuah polimer. Morfologi yang terbentuk selama polimerisasi akan mempengaruhi kemampuan prosesnya (processability) dan properti fisik yang dihasilkan. Dibawah ini disajikan tabel mengenai beberapa bentuk dari PVC:

Tabel Morfologi PVC Bentuk PVC Ukuran Deskripsi Terjadi karena adanya droplet 30-150 m pendispersian monomer selama polimerisasi suspense Membran pada lapisan membran 0,01-0,02 m (ketebalan) monomer air dalam suspensi PVC (biasanya pada Poly Vinyl Alkohol)

Sesudah polimerisasi, freeflowing powder grains 100-200 m (diameter) biasanya membuat droplet menjadi teraglomerasi pada polimerisasi massa Adanya shell pada grains akan membuat skins 0,5-5 m (ketebalan) PVC yang terdeposit dalam membran selama proses polimerisasi suspense Terbentuk sebagai tempat polimerisasi tunggal pada kedua suspensi Partikel utama (primary particles) 1 m (diameter) dan polimerisasi massa oleh presipitasi polimer dari monomernya yang menjadikan lebih dari milyaran jumlah molekul Terbentuk selama Aglomerasi dari partikel utama 3 10 m (diameter) polimerisasi dari penggabungan partikel utama Terbentuk pada kondisi tertentu yaitu pada 0,1 m (diameter) temperatur cair yang tinggi (205C) dan pada temperatur kerja mekanis yang rendah (140 150C) microdomains 0,01 m Spacing yang terkristalisasi

domains

Kristalinitas yang terbentuk Secondary criystallinity 0,01 m (spacing) dari amorphous melt dan berfungsi untuk penggabungan menjadi gelatine

I.3.2. KARAKTERISTIK KIMIA PVC PVC yang pembentukannya didasari pada reaksi polimerisasi kinetik massa dan suspensi dari PVC yang terjadi secara bersamasama karena sebuah droplet monomer dalam polimerisasi suspensi bisa dianggap menjadi polimerisasi massa dalam sebuah reaktor yang kecil. Selama proses polimerisasi, polimer akan mengendap dari monomernya ketika ukuran rantainya mencapai 10 20 unit rantai. Reaksi polimerisasi ini yang melibatkan dua fasa yaitu monomer dengan fasa cair dan polimer dengan fasa gel, akan membentuk basis untuk deskripsi kinetik dari polimerisasi PVC. Karena adanya laju polimerisasi yang lebih rendah pada monomer yang berfasa cair jika dibandingkan dengan polimer berfasa gel maka akan menghasilkan efisiensi pada tahap terminasi yang lebih besar. Rantai transfer ke monomer merupakan reaksi utama pada polimerisasi yang mengontrol berat molekul dan distribusinya. Pada suhu 30C rantai transfer ke monomer terjadi sekali setiap reaksi propagasi 1600 monomer, sedangkan Pada suhu 70C rantai transfer ke monomer terjadi sekali setiap 420 monomer adisi. Dari sini suhu dari proses polimerisasi sangat berpengaruh pada berat molekul yang dimiliki PVC tersebut yaitu berat molekul PVC akan semakin besar pada suhu polimerisasi yang lebih rendah.

I.4.

Penggunaan Produk

Produk PVC amat beragam. Namun secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu unplasticised PVC (uPVC atau PVC-U) yang bersifat rigid dan plasticised PVC yang bersifat fleksibel.

Aplikasi PVC Rigid PVC Rigid itu keras dan kaku. Salah satu penggunaan uPVC yang paling besar adalah untuk frame jendela (profil). Material ini mudah untuk dilas dan ditempelkan, bahkan dengan

formulasi tertentu aman untuk digunakan pada aplikasi kemasan makanan. Aplikasi uPVC termasuk: Bangunan / Konstruksi: frame jendela, pipa air, lantai, frame pintu, lembaran atap, genteng. Electrical engineering: pipa insulasi, rumah telepon, rumah stop kontak. Mechanical engineering: pipa bertekanan, rumah thermostat, pipa sambungan, ventilasi. Packaging: casing pulpen, botol oli dan makanan, kotak cream, dll.

Aplikasi PVC Fleksibel PVC yang diberi plasticiser lebih fleksibel. Sifat mekanik dari PVC jenis ini bergantung pada tipe dan kuantitas plasticiser yang ditambahkan. Aplikasi PVC fleksibel meliputi: Electrical engineering: insulasi kabel dan kawat, soket, kepala kabel. Mechanical engineering: pipa, komponen mobil dan komputer. Bangunan/kosntruksi: cover lantai, perekat jendela dan pintu. Medis: Tas penyimpan Darah Lain-lain: selang, mainan anak-anak, masker penyelam, sepatu boot, jas hujan, sabuk pengaman, jok sepeda, kemasan makanan, sepatu, cover dinding,dll.

BAB II RANCANGAN PROSES

II.1

REAKSI / MEKANISME REAKSI 1. Proses Klor-Alkali Proses Klor-Alkali, NaOH merupakan produk utama yang dihasilkan,

disamping produk-produk sampingan berupa gas klorin (Cl2), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl). Dalam Proses Klor-Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan serta dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian di elektrolisa. Reaksi: Pada sisi anoda 2Cl Cl2 + 2e Pada sisi katoda 2H2O + 2e H2 + 2OH Overall reaksi 2NaCl + 2H2O Cl2 + H2 + 2NaOH

2. Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat salah satunya etilena Selanjutnya ethylene diklorinasi oleh gas Cl2 yang terbentuk. Hasilnya yaitu Ethylene Dichloride (EDC). EDC ini kemudian dipecah melalui cracking reaction pada suhu 486oC dan menghasilkan Vinyl Chloride Monomer (VCM)

Minyak bumi -----cracking----> C2H4 Klorinasi C2H4 + Cl2 C2H4Cl2

Dengan

besi

(III)

klorida

(sebagai

katalisator),

senyawa

ini

bereaksi

exothermically. Proses ini sangat selektif, sehingga EDC kemurnian tinggi dan hasil yang tinggi. Namun setiap katalis terlarut dan kelembaban harus dilepaskan sebelum EDC memasuki proses produksi VCM.

Cracking Ketika dipanaskan sampai 500 C pada 15-30 atm (1,5 sampai 3 MPa ) tekanan, uap EDC terurai untuk menghasilkan vinil klorida dan HCl anhidrat. C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl Reaksi perengkahan termal sangat endotermik, dan umumnya dilakukan dalam pemanas dipecat. Meskipun tinggal waktu dan suhu dikontrol secara hati-hati, menghasilkan jumlah yang signifikan produk hidrokarbon diklorinasi samping.

3.

Polimerisasi VCM menjadi PVC

Dalam proses yang ketiga, yaitu Proses PVC, vinil klorida (VCM) dipolimerisasi menjadi resin polivinil klorida (PVC) dalam reactor batch. Setelah proses polimerisasi, sisa VCM yang tidak bereaksi dalam proses polimerisasi kemudian dipisahkan dari resin PVC melalui proses stripping. Resin PVC kemudian dikeringkan hingga didapat resin PVC berkualitas tinggi dengan tingkat kemurnian tinggi yang memenuhi standard kesehatan dan higienis internasional disamping memenuhi standard teknis untuk tuntutan aplikasi yang tinggi.

II.2.

TINJAUAN THERMODINAMIKA Diketahui: HPVC= 0.00289T 26.174106T 3+8.148109T 4 HPVC= 0.00298(298oK)2-6.174106(298oK)3+8.148109(298oK)4 HPVC= -98.242 kJ/mol H = H produk - H reaktan H = H PVC - Hvynil chloride H = -98.242 kJ/mol (-94,12 KJ/mol) H = -4.122 kJ/mol Karena H bernilai negatif maka reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis. Sehingga dalam reaksi ini panas yang terbentuk perlu diperhatikan agar tidak terjadi akumulasi yang berlebihan.

II.3.

TINJAUAN KINETIKA

GPVC= 0.00289T2+3.0865106T32.716109T4 GPVC= 0.00289(298oK)2+3.0865106(298oK)32.716109(298oK)4 GPVC = -196.382 kJ/mol GVinil Klorida= 42.93 kJ/mol G = G produk - G reaktan G = GPVC - GVinil Klorida
G = -196.382 kJ/mol 42.93KJ/mol G = -239.312 kJ/mol

= -ln K = - ln K

-ln K = -0.0966 => K = 1.10


Karena nilai K > 1 maka reaksi polimerisasi merupakan reaksi Irreversibel atau reaksi searah.

II.4.

KONDISI OPERASI Proses polimerisasi Reaktor shell sirkulasi air air pada 95 C / 203 F Flow: 300-400 m3/h Pressure: 2 bar / 29 psi Pressure drop to atmosphere Pemasukan VCM Medium: VCM gas Pressure: 1 bar / 14,5 psi Temperature: 65 C / 149 F Reaksi Fluida: Uap Temp: 185 C / 365F Tekanan: 10 bar/145 psi

Daur ulang gas VCM PVC in 2 phase flow Flow: 400 m3/h Temp.: 65 C / 149 F Pressure: 1 bar / 14,5 psi Density: 1100 kg/m

Output reaktor PVC dalam 2 tahap arus Flow: 400 m3/ H Temp.: 65 C / 149 F Tekanan: 1 bar / 14.5 psia Kepadatan: 1100 kg / m3

II. 5.

DIAGRAM ALIR

PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan garam dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat, termasuk etilena ( C2H4 ), sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi natrium hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilena kemudian direaksikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida (CH2Cl-CH2Cl). Proses cracking/pemecahan molekul etilena diklorida menghasilkan gas vinil klorida (CHCl=CH2) dan asam klorida (HCl). Akhirnya, melalui proses polimerisasi (penggabungan molekul yang disebut monomer, dalam hal ini vinil klorida) dihasilkan molekul raksasa dengan rantai panjang (polimer): polivinil klorida (PVC), yang berupa bubuk halus berwarna putih. Masih diperlukan satu langkah lagi untuk mengubah resin PVC menjadi berbagai produk akhir yang bermanfaat.

BAB III KESIMPULAN

1.

Polimer polivinil klorida (PVC) yang juga dikenal dengan resin vinyl, didapatkan dari polimerisasi senyawa vinil klorida pada suatu reaksi polimerisasi adisi radikal bebas. Monomer vinil klorida didapatkan dari mereaksikan gas ethylene dengan chlorine untuk membentuk 1,2dichloroethane.1,2dichloroethane kemudian dipecah untuk

menghasilkan senyawa vinil klorida. 2. 3. 4. PVC dibuat dari bahan baku utama minyak bumi dan garam dapur. PVC digunakan sebagai kabel listrik,permipaan,dll PVC dibuat melalui proses C2H4Cl2 C2H3Cl + HCl C2H4 + Cl2 C2H4Cl2 2NaCl + 2H2O Cl2 + H2 + 2NaOH 5. Proses Polimerisasinya dilakukan dalam reactor batch pada kondisi operasi dengan temperature 185 C / 365F dan pada tekanan 10 bar/145 psi 6. Reaksi yang terjadi didalam reactor adalah reaksi searah/bolak-balik yang bersifat eksotermis

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/PVC http://orangerangerz.blogspot.com/2010/01/segala-hal-tentang-pembuatan-pvc-poli.html http://www.asc.co.id/?idm=2&id=0&ids=0&idcat=0&lang=1&chl=1 http://www.lenntech.com/polyvinyl-chloride-pvc.htm http://www.scribd.com/doc/22697029/Polivinil-Klorida

Anda mungkin juga menyukai

  • Slury Padatan
    Slury Padatan
    Dokumen4 halaman
    Slury Padatan
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen12 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    Belum ada peringkat
  • Asam Asetat
    Asam Asetat
    Dokumen42 halaman
    Asam Asetat
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    0% (1)
  • Etil Benzene
    Etil Benzene
    Dokumen13 halaman
    Etil Benzene
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    Belum ada peringkat
  • Hidrolisa Pati
    Hidrolisa Pati
    Dokumen4 halaman
    Hidrolisa Pati
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    Belum ada peringkat
  • Vynil Acetat
    Vynil Acetat
    Dokumen5 halaman
    Vynil Acetat
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    Belum ada peringkat
  • Fenper s1-1
    Fenper s1-1
    Dokumen27 halaman
    Fenper s1-1
    Yanezza Amrullah D-Fenders
    Belum ada peringkat