Anda di halaman 1dari 7

Nama: Ayuda Nur S.

NIM: 112090059

LBM 4

1. Mengapa penderita merasa sakit saat makan ? Karena adanya fraktur pada mandibula, yang menyebabkan terjadinya inflamasi, sehingga akan terasa sakit saat makan. Selain itu, saat makan akan terdapat tekanan pada rahang yang akan menyebabkan rasa nyeri pada pasien. 2. Apa diagnose scenario diatas ? Fraktur mandibula, karena terdapat tanda dan gejala dari fraktur mandibula, selain itu karena adanya riwayat trauma pada pasien. 3. Tindakan awal yang dilakukan ketika menghadapi pasien seperi ini? Gigi avulsi

Gingival dijahit Gigi intrusi Gigi ditarik ke oklusal menggunakan kawat orto. Mengecek perdarahan dan pernafasan (airways,breathing,circulation )
Pemeriksaan dengan lokasi luka, dalamnya luka, panjangnya luka, struktur apa

saja yang terlibat Mengecek gerakan mandibula (deviasi akan terjadi pada sisi yang terdapa fraktur karena pergerakan musculus pterygoid ateral pada sisi yang tidak fraktur tidak bisa diimbang oleh sisi yang fraktur)
Untuk menahan sakitnya diberi analgesic

Adanya laserasi dijahit dulu 4. Penatalaksanaan untuk unstable mandibula? Prinsip dasar: Reduksi Fiksasi: terbagi menjadi open reduction dan closed reduction. Imobilisasi Terapi penunjang

Indikasi closed reduction: a. Grossly comminuted fracture b. Non displaced favorable fracture c. Fracture exposed by significant loss of overlying soft tissue d. Edentulous mandibular fracture e. Pada anak dengan developing dentition f. Fraktur prosesus koronoideus g. Fracture kondil

Indikasi open reduction: a. Unfavorable/ unstable structure b. Prolonged delay in treatment of fracture with interpositional soft tissue c. Complex facial fracture d. Medically compromise e. Pada edentulous mandibula dengan severe displacement of fracture fragments f. Edentulous maxilla opposing mandible fracture
5. Apa tanda2 dan gejala terjadinya fraktur ? Jelaskan masing-masing tanda ?

1. Perubahan oklusi 2. Anestesi, parestesi atau disestesia dari bibir bawah 3. Abnormal mandibular movements 4. Perubahan pada fasial kontur dan bentuk lengkung mandibula 5. Laserasi, hematoma, dan ekimosis 6. Hilangnya gigi dan krepitasi pada palpasi 7. Dolor, tumor, kalor, rubor.

6. Klasifikasi fraktur maksilofacial ? Menurut Kruger: a. Simple / closed: fraktur yang tidak menembus dunia luar b. Compound / open: fraktur yang menembus dunia luar c. Comminuted: tulang yang pecah 7. Jenis Foto rontgen apa dan tanda2 gambaran radiologisnya? a. Panoramic b. Lateral oblique

c. Posteroanterior d. Occlosal e. Periapical f. Reverse Townes g. TMJ, termasuk tomogram h. CT Scan


8. Resep obat apa yang diberikan drg? Apakah perlu diberikan profilaksis tetanus?

Resep yang diberikan adalah antibiotic, analgesic, dan antiinflamasi. Clinical features Age of wound Configuration Depth Mechanism of injury Signs of infection Devitalized tissue Contaminants Denervated / ischemic tissue / both
Tetanus-prone wounds Non TT-prone wounds

>6 jam Stellate wound >1 cm Crush/burn/frostbite + + + +

6 jam Linear wound 1 cm Sharp surface -

9. Bagaimana prognosis yang dilakukan perawatan dokter? Tergantung dari lokasi dan tipe fraktur, lama perawatan, dan keadaan gigi yag mengalami kerusakan. 10. Instruksi pasca perawatan ? Jangan mengkonsumsi makanan yang keras Jangan membuka mulut terlalu lebar Jaga OH Obat diminum teratur 11. Pemeriksaan fraktur? Dengan palpasi dan inspeksi 12. Mengapa terjadi unstable mandibula? Apakah setiap fraktur terjadi unstable ?

Karena fragmen tulang tidak berkintak dengan fragmen yang lain, sehingga tidak semua fraktur terdapat unstable mandibula. 13. Proses penyembuhan tulang dan jaringan lunak ? Penyembuhan jaringan lunak Terdapat 3 tahap yang terjadi secara simultan, yaitu tahap inflamasi, tahap proliferasi, dan tahap maturasi. a. Tahap inflamasi Pada tahap ini terdapat 2 reaksi yang bekerja, yaitu reaksi vaskuler dan reaksi seluler. Pada reaksi vaskuler rerjadi vasokonstriksi yang dilanjutkan dengan vasodilatasi. Pada reaksi seluler, leukositterutama PMNmasuk ke dalam area luka, dan diikuti oleh makrofag. b. Tahap proliferasi Terdapat proses epitelialisasi yang terjadi pada tahap proliferasi ini. Fibroblast berperan penting dengan membentuk kolagen yang diperlukan untuk proses wound repair. Kolagen bisa ditemukan pada hari kedua dari proses penyembuhan luka. Selama proses penyembuhan ini, kolagen tidak hanya diproduksi oleh tubuh, namun juga didegradasi untuk menjaga keseimbangan penyembuhan luka. c. Tahap maturasi Serat kolagen yang dideposisikan pada tahap proliferasi masih berupa susunan yang acak dantidak teratur. Pada taha maturasi, kekuatan luka menjadi lebih besar seiring dengan semakin teraturnya susunan kolagen. Penyembuhan tulang Pada proses penyembuhan tulang, terdapat dua jenis penyembuhan yaitu penyembuhan tulang primer dan sekunder. Perbedaan mendasar dari keduanya adalah pada penyembuhan primer tidak terdapat pembentukan intermediate fibrous tissue. Pada penyembuhan sekunder dari tulang, tahap yang terjadi adalah: a. Initial stage Pada tahap ini terdapat hematom yang sebagai hasil dari rusaknya vaskuler yang terdapat pada endosteum, periosteum, dan system Havers. Hematom ini turut berperan dalam proses penyembuhan karena mengandung sel mesenkim

yang akan berdiferensiai menjadi fibrokartilago, yang nantiny akan berubah menjadi cartilaginous callus. b. Cartilaginous callus Terdapat dua jenis kalus, yaitu kalus internal dan external. Kalus external terdapat di sekeliling area fraktur, sedangkan kalus internal terdapat di antara tulang yang fraktur. Namun pada pembentukan kalus internal, karena banyaknya suplai darah pada daerah tersebut, maka tidak ada intermediate fibrous cartilage yang terbentuk, melainkan langsung terbentuk bony callus. c. Bony callus Kalus yang terbentuk akan mengalami kalsifikasi, sehingga akan terbentuk woven bone. d. Remodeling Woven bone yang terbentuk pada tahap sebelumnya akanmengalami remodeling yang akan membentuk lamellar bone. Factor yang berperan penting dalam mengatur dan memandu jalannya remodeling adalah BMP (bone morphogenetic protein).

Pada tahap penyembuhan tulang secara primer, ada 2 variasi yaitu gap healing dan contact healing. Gap healing terjadi jika ada celah pada fraktur, dengan ukuran 0.3-1 mm. Pada gap healing, pembuluh darah dari endosteum, periosteum, dan system Havers akan menginvasi ke gap dengan membawa mesenkimal osteoblastik precursor. Pada contact healing di mana tidak terdapat celah pada bagian tulang yang fraktur, maka pada awalnya osteoklas akan memotong tulang yang nekrosis sehingga memberikan kesempatan bagi osteoblas dan pembuluh darah untuk menggantikan jaringan yang rusak.

Referensi:
Fonseca et al. Oral and Maxillofacial Trauma. 2nd edition. 1997 Petersons Principles of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd edition. 2004

Andreasen dan Andreasen. Essentials of Traumatic Injuries to The Teeth.

Anda mungkin juga menyukai