Anda di halaman 1dari 3

Contoh Perjanjian Bilateral Perjanjian Ekstradisi antara Indonesia dan Singapure (27 April 2007) Perjanjian ini berisi

si tentang Perjanjian dimana pihak indonesia dapat memulangkan secara paksa para pelaku tindak pidana yang lari atau bersembunyi di singapure, dan pihak singapure mendapat perjanjian kerjasama pertahanan dari pihak Indonesia disebutkan Singapura bisa menggunakan dua wilayah Indonesia, Tanjung Pinang dan Laut Cina Selatan, untuk latihan militernya. Perjanjian ini sudah terjadi penandatanganan oleh Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Singapure, tetapi Indonesia belum melakukan ratifikasi. Perjanjian Ekstradisi ini sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kovensi Wina 1969

Perjanjian Multilateral :
Perjanjian Asia Tenggara Bebas Senjata Nuklir

Dalam perjanjian ini negara-negara anggota berkewajiban untuk tidak mengembangkan, memproduksi, atapun membeli, mempunyai atau menguasai senjata nuklir, pangkalan senjata nuklir, ataupun melakukan uji coba atau menggunakan senjata nuklir dimanapun juga baik di dalam maupun diluar kawasan Asia Tenggara; tidak meminta ataupun menerima bantuan berkenan dengan nuklir; tidak melakukan segala suatu kegiatan pemberian bantuan ataupun menyokong pembuatan ataupun pengambil alihan peralatan nuklir apapun juga oleh negara manapun juga; tidak menyediakan sumber daya atau material khusus ataupun perlengkapan kepada negara persenjataan non nuklir dimanapun juga (non nuclear weapon state-NNWS), atapun negara persenjataan nuklir terkecuali negara tersebut telah memenuhi perjanjian keselamatan dengan the International Atomic Energy Agency; untuk mencegah operasi atau penggelaran senjata nuklir di wilayah-wilayah anggotanya dan mencegah pula dilakukannya uji coba nuklir; serta mencegah wilayah laut kawasan Asia Tenggara dari pembuangan sampah radioaktif dan ataupun bahan-bahan radioaktif lainnya oleh siapapun juga. Perjanjian ini telah di ratifikasi Indonesia kedalam undang-undang nomor 9 tahun 1997 Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kovensi Wina tahun 1969

Perjanjian International Atomic Energy Agency/IAEA dengan WHO pada 28 Mei 1959 Tujuan utama IAEA berdasarkan statutanya adalah untuk mempercepat dan memperluas kontribusi energi nuklir bagi perdamaian, kesehatan dan kesejahteraan ke seluruh dunia. Perjanjian IAEA/WHO menyatakan bahwa setiap kali masing-masing pihak ingin melakukan program atau aktifitas mengenai sesuatu hal dimana pihak lainnya memiliki atau mungkin memiliki kepentingan yang substansial, pihak pertama akan berkonsultasi dengan pihak kedua dengan maksud untuk menyesuaikan masalahnya dengan cara kesepakatan bersama. Perjanjian ini telah di ratifikasi oleh Indonesia ke dalam Undang-undang nomor 6 tahun 1978 Perjanjian ini juga sudah sesuai dengan Konvensi Wina tahun 1969

TUGAS HUKUM PERJANJIAN INTERNATIONAL

Oleh : Ardes Bonaventura 2009-50-130

Anda mungkin juga menyukai