Anda di halaman 1dari 11

TABLET

2.1. PengertianTablet

Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Kebanyakan dari tablet
digunakan pada pemberian peroral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan
penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan lapisan berbagai jenis.

Penggunaan kata tablet sendiri secara umum merujuk pada tablet obat. Tablet obat juga
sering disebut pil. Produk lain yang juga diproduksi dalam bentuk tablet yang akan larut
antara lain adalah produk produk pembersih dan penghilang bau.

Tablet dibuat dengan cara kompresi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang
dibuat dengan cara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan
berbentuk serbuk dan granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran
die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari alat berat dari berbagai kapasitas
dipilih sesuai dengan dasar dan jenis tablet yang dibuat serta produksi yang diinginkan.
Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara
menekan tablet dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang dibentuk dikeluarkan dari
cetakan dan dibiarkan sampai kering.

2.2. Jenis Jenis Tablet

1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

a. Tablet Konvensional Biasa

Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri
dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti :

• Pengisi (memberi bentuk) : laktosa


o Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran
pencernaan): musilago amili, amilum
• Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda

Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai
tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak
tersatukan)

c. Tablet Lepas Lambat

Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.

e. Tablet Lepas Terkendali

Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.

f. Tablet Salut Gula

Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak.

Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutup rasa dan
bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.

g. Tablet Salut Film

Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer
yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu
berkali-kali.

h. Tablet Efervesen

Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan
CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.

i. Tablet Kunyah

Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum
ditelan.

2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

a. Tablet Bukal

Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya
keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut
dalam waktu yang lama (secara perlahan).

b. Tablet Sublingual

Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin.
Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris)
sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh
selaput lendir di bawah lidah.
c. Tablet Hisap/Lozenges

Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan
untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.

d. Dental Cones (Kerucut Gigi)

Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar
gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum
digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino.

3. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh

1. a. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.

b. Tablet Vaginal

Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.

4. Tablet Kempa untuk Implantasi

a. Tablet Implantasi/Pelet

Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk
implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).

5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain

a. Tablet Triturat untuk Dispensing

Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. Tablet
kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan
jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat. Digunakan sebagai tablet
sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.

b. Tablet Hipodermik

Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril.
c. Tablet Dispensing

Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli
farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi
tertentu.

2.3. Evalusi Tablet Kompresi

1. Sifat dan kualitas

Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang digunakan mengkompresi
(menekan) tablet. Bila punchnya kurang cembung maka tablet yang dihasilkan lebih
datar, sebaliknya semakin cekung punch semakin cembung tablet yang dihasilkan.
Dibagi dua atau empat bagian sehingga mudah dipotong potong secara tepat untuk
klien.

Ketebalan tablet dipengaruhi oleh ketebalan obat yang dapat diisikan dalam cetakan
dalam jumlah tekanan waktu diwaktukan kompresi. Termasuk dalam hal ini, belah
tablet, tebal tablet, kekerasan tablet, daya hancur tablet, keseragaman dan isi/kandungan
dan untuk beberapa tablet dan kelarutan tablet. Faktor faktor ini harus diperiksa dan
diproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu batch produksi kebatch
produksi berikutnya untuk menjamin keseragaman bukan hanya penampilan saja tapi
efek terapinya.

1. Berat tablet

Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan dimasukan akan ditekan
menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk)
yang mungkin masuk dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang
diharapkan.

Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat
bahan yang diisikan tapi juga tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada
bahan yang diisikan waktu ditekan (kompresi).

1. Ketebalan tablet

Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebalnya selama produksi dan diantara
produksi untuk formula yang sama, harus dilakukan pengawasan supaya volume bahan
yang diisikan dan tekanan yang diberikan. Tablet diukur dengan jangka lengkung
selama proses produksi, supaya yakin ketebalanya sudah selesai. Maka berbeda
bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yang dapat
dimasukan dari pada oleh tekanan yang diberikan.

1. Kekerasan tablet

Tidak jarang tablet kompresi menggunakan tekanan lebih kecil dari 3000 dan lebih
besar 40000 pound dalam produksi. Umumnya semakin besar tekanan semakin keras
tablet yang dihasilkan, walaupun sifat dari granul menentukan kekerasan tablet. Pada
umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim dengan
kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup lunak untuk
melarut akan menghancur dengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipertahankan
diantara jari jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakaianya.

Dalam bidang industry kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4
kg. Penentuan kekerasan tablet ditetapkan waktu produksi supaya penyesuaian tekanan
yang dibutuhkan dapat diatur pada peralatanya. Alat lain untuk menentukan kekerasan
tablet ini dengan memakai sebuah friabilator. Ketahanan terhadap kehilangan bera,
menunjukan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan ringan/kerusakan dan
penaganan, pengemasan dan penglepasan.

1. Daya hancur tablet

Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran


pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh
untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan
obat (seperti antasida dan antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi
lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam hal ini daya hancur tablet
memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam
tubuh.

1. Disolusi tablet

Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing masing
monografi obat. Pengujiaan merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat
disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan
obat berada dalam tubuh dan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut,
karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang
memuaskan.

Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya


bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada pendahuluan dari
sistem yang sempurna bagi analisis dan pengujian disolusi tablet.

2.4. Pembuatan Tablet Secara Umum

Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa :

1. Zat pengisi (diluent) dimasukan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya


digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii phospas, Calcii
carbonas dan zat lain yang cocok.
2. Zat pengikat (binder) dimasukan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat. Biasanya digunakan mucilage 10 20% (panas, solutio,
methylcellulosum 5%).
3. Zat penghancur (disintegrator) dimasukan agar tablet dapat hancur dalam perut.
Biasanya digunakan amylum manihot kering, glatinum, agar agar, natrium
alginate.
4. Zat pelican (lubrikan) dimasukan agar tablet tidak melekat pada cetakan.
Biasanya digunakan, magnesium stearat, acidum stearicum.
Dalam pembuatan tablet, zat bekhasiat, zat zat lain, kecuali zat pelican dibuat granul,
karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet, maka dibuat granul agar mudah
mengalir, mengisi cetakan serta agar tablet tidak retak.

2.6. Metode Tablet Cetak Langsung

Prinsip pembuatan tablet dengan cetak langsung yaitu menambahkan zat aktif dengan
eksipien yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Metode ini
ditunjukan untuk zat aktif dengan dosis yang relativ kecil.

Salah satu eksipien yang banyak digunakan dalam proses cetak langsung adalah
mikokristalin selulosa, karena mempunyai daya ikat tablet yang sangat baik dan waktu
hancur tablet relative singkat. Mikrokristalin selulosa yang beredar dipasaran adalah
produk impor yang mahal, sehingga berakibat pada mahalnya produk tablet yang
dihasilkan. Mikrokristalin selulosa adalah hasil olahan dari selulosa alami yang dapat
diperoleh dari berbagai sumber baik dari tumbuhan atau hasil fermentasi. Nata de Coco
merupakan sumber selulosa yang diproduksi sebagai hasil fermentasi Acetobacter
xylinum dalam subtrat air kelapa. Selulosa bakteri identik dengan selulosa yang berasal
dari tumbuhan. Kelebihan selulosa yang berasal dari nata de coco dibandingkan sumber
selulosa lain, karena tidak bercampur dengan lignin dan hemiselulosa. Untuk
menghasilkan Mikrokristalin selulosa dengan harga murah, maka dilakukan
pemanfaatan selulosa nata de coco menjadi Mikrokristalin selulosa.

Isolasi dengan metode ekstraksi menggunakan natrium hidroksida 18% menghasilkan


selulosa dengan rendemen sebesar 93,48%, kemudian hidrolisa selulosa menggunakan
Asam Klorida 2,5 N menghasilkan Mikrokristalin selulosa dibanding dengan Avicel®
pH 102 mempunyai spectrum inframerah dan sinar x yang mirip serta rumus kimia
yang sama yaitu C6H10O5.

Disarankan untuk membuat uji coba dalam skala produk untuk mengetahui konsistensi
dan efisiensi proses produksi agar bisa diterapkan untuk skala industri kecil atau
menengah.

2.7. Keuntungan dan Kerugiaan Metode Cetak langsung

1. Keuntungan metode cetak langsung

1. Ekonomis,karena terjadi reduksi waktu pelaksanaan proses percetakan, ongkos


produksi, tahap pembuatan, jenis alat, ruang yang dibutuhkan dan jumlah tenaga
kerja yang melakukan proses tersebut.
2. Adanya eliminasi panas dan lembab yang sangat bermanfaat untuk mencetak zat
aktif yang peka terhadap panas dan lembab.
3. Mempercepat disolusi yang merupakan suatu proses optimasi disintegrasi tablet.
4. Stabil
5. Ukuran partikel seragam
6. Teknologi
7. Untuk zat aktif
1. i. Dosis rendah < 50 mg

1. Kerugian metode cetak langsung


Keseragaman distribusi obat akan menjadi, kemungkinan tidak tercampur dengan bahan
tambahan atau terjadi pemisahan selama proses pencetakan.

1. ii. Dosis tinggi

Senyawa senyawa dengan bulk volume besar, kompresibilitas rendah dan aliran buruk
tidak mungkin dicetak dengan metode cetak langsung.

1. Pemilihan zat tambahan sangat kritis dimana pengisi dan pengikat harus
mempunyai kompresibilitas dan sifat alir yang baik.
2. Dapat terjadi pemisahan setelah proses pencampuran dengan berkurang lembab
dapat meningkatkan muatan elektrostatik sehingga dapat menyebabkan
pemisahan.

FORMULASI

3.1. Formulasi Cetak Langsung

Bahan Kelompok C
Vitamin C 100 mg

Pharmatose DCL Qs

Avicel 101 Qs

HPC LM 4%

Amilum 5%

Aerosil 0,25%

Talk 1,5%

Mg Stearat 1%

2.7. Uraian Bahan

1. Acidum Ascorbium

1) Sinonim : Asam Askorbat, Vitamin C

2) Fungsi : Antiskorbut

3) Pemerian : Serbuk atau hablur putih atau agak kuning, tidak berbau
rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering,
mantap diudara, dalam larutan cepat teroksidasi.

4) Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.
5) Dosis : DL : 1h = 75 mg 1 g biasanya 500 mg

Dosis pemeliharaan sehari 60 mg.

1. Amilum (Ph. Excipient)

1) Sinonim : Strach, Amidon, Amilo, Pure Gel

2) Fungsi : Glidant, Binder, tablet dan kapsul Disintegrant

3) Pemerian : Tidak berbau dan tidak berasa, serbuk berwarna putih


dengan ukuran yang bervariasi.

4) Konsentrasi : Binder = 5 25%

Tablet Disintegrant = 3 15%

1. Avicel 101 (Ph. Excipient)

1) Sinonim : Cellulosa gel, fibrocel, tabulose, vivapur

2) Fungsi : Tablet disintegrant, diluent tablet dan kapsul

3) Pemerian : Serbuk putih bersih, tidak berbau, tidak berasa, campuran


serbuk kristal dan partikel berpori. Dipasarkan dalam ukuran yang berbeda dan ukuran
kelembutan disesuaikan dengan penggunaan yang berbeda pula.

4) Konsentrasi : Anti adherent = 5 20%

Tablet Disintegrant = 5 15%

Tablet Binder/Diluent = 20 90%

1. Talk (FI III)

1) Sinonim : Talcum, steatite, E 5536, Altalc

2) Fungsi : Glidant, tablet dan kapsul diluent, tablet dan kapsul


lubrikan.

3) Pemerian : Sebuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit,
bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu.

4) Konsentrasi : Lubricant = 5 10%

1. Mg Staearat (FI III)

1) Sinonim : Magnesii stearas

2) Fungsi : Lubricant (pelican)


3) Pemerian : Serbuk putih, halus, licin, dan mudah melekat pada kulit,
bau khas lemah.

4) Konsentrasi : 0,5 2%

1. Aerosil (Ph. Excipient)

1) Sinonim : Colloidal Silicon Dioxide, Cabosil, colloidal silica, Cabosil


M 5P

2) Fungsi : Glidant, tablet disintegrant

3) Pemerian : Berbentuk silica submikroskopik dengan ukuran partikel ±


15 nm, berwarna mengkilat, berbentuk hablur, warna putih, tidak berbau, tidak berasa,
serbuk amorf.

4) Konsentrasi : Glidant = 0,1 0,5%

1. Hydroxipropyl cellulose, Low substituted (HPC LM)

1) Sinonim : Hydroproluse, low substituted

2) Fungsi : Pada tablet dan kapsul sebagai disintegrant, pada tablet


sebagai binder.

3) Pemerian : Serbuk putih atau granul, putih hingga kekuningan, agak


berbau,agak berasa.

4) Konsentrasi : 5 25%

3.3. Penimbangan Formula

Formula C

Dibuat 200 tablet @300 mg

Berat total = 200 tab x 300 mg = 60 g

Vitamin C = 100 mg x 200 tab = 20 g

HPC-LM = 4 % x 60 g = 2,4 g

Amilum = 5 % x 60 g =3g

Aerosil = 0,25 % x 60 g = 0,15 g

Talk = 1,5 % x 60 g = 0,9 g

Mg Stearat = 1 % x 60 g = 0,6 g
+

27,05 g

Sehingga di dapat Avicel 101 yang diperlukan

= 60 g – 27,05 g = 32,95 g

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Cara Kerja Kempa Langsung

1. Ditimbang semua bahan sesuai dengan formula.


1. Vitamin C ditambahkan Avicel 101, HPC-LM, amilum, aerosil aduk
hingga homogen selama 15 menit, diayak melalui ayakan mesh 40.
2. Ditambahkan talkum dan Magnesium stearat melalui ayakan mesh 40
diaduk hingga homogen selama 5 menit.
3. Dilakukan evaluasi terhadap massa 3, meliputi uji aliran granul dan uji
compressibilitas (bulk density).
4. Dicetak dengan mesin tablet single punch dengan bobot rata-rata tablet
300 mg dan diameter 10 mm.
5. Dilakukan evaluasi terhadap tablet meliputi uji kekerasan, kerenyahan,
waktu hancur, dan keseragaman ukuran (ketebalan dan diameter).
2. Dibuat desain kemasan tablet seperti contoh.

3.4.2. Cara kerja Evaluasi Tablet

a. Keseragaman Bobot

Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu,
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata
rata yang ditetapkan dalam kolom A dan B.

Penyimpangan Bobot rata rata (%)


Bobot rata rata
A B
25 mg atau kurang 15 30

26 mg 150 mg 10 20

151 mg 300 mg 7,5 15

Lebih dari 300 mg 5 10

b. Kekerasan
Ambil 20 tab,et ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan. Hitung rata rata dan
SD nya. Persyaratan ukuran yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2, maksimal 10
kg/cm2.

c. Keseragaman Ukuran

Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalanya menggunakan jangka sorong.


Hitung rata – rata dan SD nya. Persyaratan kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih
dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak
lebih besar dari 50% diameter.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1979.Farmakope Indonesia Ed. III.Depkes RI : Jakarta

Anonim,1995.Farmakope Indonesia Ed IV. Depkes RI : Jakarta

Wade,A & Weller,P.J.1995. Handbook of Pharmacetuical Excipient. Pharmaceutical


Press : London

Lachman L,1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri Ed 2.Gadjah Mada University

: Yogyakarta

Voigt,Rudolf.1995.Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Industri.UI Press : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai