Anda di halaman 1dari 11

Toxoplasma

Statistik Toxoplasma

http://www.umanitoba.ca/science/zoology/faculty/dick/z346/toxohome.html

Toxoplasma atau Toxoplasma Gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut
protozoa. Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Toxoplasmosis
adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Hampir
semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma, dan otomatis dapat menjadi hewan yang
menularkan toxoplasma. Hewan yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, anjing, hamster,
burung, tikus, domba, kuda, kucing, ayam, babi, dsb dapat terinfeksi toxoplasma, otomatis dapat
menularkannya. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dsb juga dapat terinfeksi
toxoplasma.

Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma, laki-laki dan perempuan, baik muda ataupun tua dapat
terinfeksi toxoplasma. Toxoplasma tersebar luas di seluruh dunia. Setidaknya 1/3 populasi penduduk
dunia pernah terinfeksi toxoplasma walaupun tidak menunjukan gejala terinfeksi toxoplasma. Sekitar
80 % wanita Perancis yang hamil, pernah terinfeksi toxoplasma sebelum kehamilan tersebut terjadi.
Tingginya persentase ini berhubungan dengan gaya hidup orang Perancisyang senang mengkonsumsi
makanan yang dimasak setengah matang. Penularan toxoplasma dari ibu ke janin anak, bisa berakibat
fatal. Di Jerman, sekitar 2500 anak setiap tahun menderita akibat infeksi toxoplasma ini. Berikut ini
adalah frekuensi toxoplasmosis pada beberapa hewan yang pernah diteliti di Hongkong, Taiwan,
Jakarta, dan Kalimantan Selatan. Hewan yang terinfeksi atau pernah terinfeksi toxoplasma akan
menghasilkan antibodi terhadap toxoplasma tersebut. Berikut ini hasil penelitian antibodi terhadap
toxoplasma pada beberapa hewan di Amerika Serikat.

Parasit Toxoplasma Gondii


Oocyst
Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan parasit
pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit
yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Tiga bentuk Toxo yang terdapat dalam siklus hidup toxoplasma, memegang peranan sangat penting
dalam proses infeksi dan penyebaran Toxoplasma. Yaitu Ookista (Oocyst), Bradizoit (Bradyzoite) dan
Takizoit (Tachyzoite). Sebagian besar Toxoplasma berada dalam ketiga bentuk ini. Bradizoit dan
takizoit (keduanya kadang disebut cysts) adalah bentuk toxoplasma yang terdapat dalam tubuh
sebagian besar hewan dan manusia.

Bradizoit
Seperti juga sebagian besar protozoa, Toxoplasma bisa berkembang biak melalui dua cara, yaitu cara
seksual (gametogoni) dan akseksual (endodyogeni). Aseksual artinya, toxoplasma berkembang biak
dengan cara membelah diri. Sedangkan Fase berkembang biak secara seksual hanya terjadi di usus
kucing. Toxoplasma yang terdapat dalam usus kucing berkembang dan menghasilkan dua sel kelamin
berupa makrogamet dan mikrogamet. Kedua sel gamet tersebut melakukan penggabungan inti sel
(pembuahan) dan menghasilkan sporogoni yang kemudian di keluarkan melalui feces kucing. Dalam
waktu 24 jam Sporogoni yang berada di lingkungan, berkembang menjadi bentuk infektif
Ookista. Ookista bisa tahan hingga 6 - 12 bulan di tanah/lingkungan yang lembab dan terlindung dari
sinar matahari.

Ookista yang tertelan oleh hewan seperti anjing, domba, tikus, ayam, kambing, sapi, babi, kucing, dsb,
kemudian berkembang menjadi Takizoit atau bradizoit dalam sel/jaringan. Ookista akan segera
berkembang 18 hari setelah masuk ke dalam tubuh semua mahluk/hewan berdarah panas (sapi, anjing,
ayam, burung, kucing, domba, tikus, babi, dsb) dan manusia.
Takizoit
Hewan pemakan daging dan manusia bisa tertular toxoplasma bila memakan daging yang mengandung
Takizoit atau Bradizoit yang masih aktif/hidup.

Bradizoit dan Takizoit hanya bisa dihasilkan oleh toxoplasma yang hidup di jaringan/daging. Takizoit
akan mulai berkembang 19 hari setelah manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung
Takizoit. Sedangkan Bradizoit lebih cepat. Bradizoit mulai berkembang dalam waktu 3-10 hari sejak
manusia/hewan memakan jaringan/daging yang mengandung bradizoit.

Pada wanita hamil, tachyzoit bisa menginfeksi janin. Tachyzoit menempati jaringan otot dan sistem
syaraf seperti otak, kemudian berubah menjadi bradizoit. Bradizoit dalam daging yang tidak masak,
bila termakan kembali berubah menjadi tachyzoit dan memulai siklus memperbanyak diri lagi.

Siklus hidup dan penularan Toxoplasma Gondii.

Cara Penularan Toxoplasma pada Manusia dan Hewan serta Apa Akibatnya, Bagaimana
Gejalanya ?

Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang sering juga disebut
protozoa. Toxoplasma merupakan parasit yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. Jadi Toxoplasma
bukan virus, melainkan parasit.
Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma
gondii. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan
dari hewan ke manusia.

Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?


Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang
muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.

Hewan apa saja yang dapat menularkan toxoplasma ke manusia ?


Semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toxoplasma kepada manusia. Hewan
yang sering berada di sekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, kucing, ayam, burung,
babi dll juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dll juga
dapat terinfeksi toxoplasma. Bagaimana Manusia dapat Tertular Toxoplasma ? Terdapat 2 cara manusia
dapat tertular Toxoplasma, yaitu :

CARA PENULARAN PERTAMA :

Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia memakan daging yang mengandung
toxoplasma hidup. Yang dimaksud adalah : Manusia tertular toxoplasma akibat memakan daging
mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak dimasak dengan sempurna,dimana daging
tersebut mengandung Toxoplasma. Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna,
minimal dengan suhu 70 derajat celcius.

CARA PENULARAN KEDUA

Cara penularan kedua adalah manusia "tanpa sengaja" menelan/memakan telur/kista toxoplasma. Hal
ini dapat terjadi bila manusia memakan buah-buahan atau sayuran TANPA DICUCI dengan
bersih, dimana pada buah-buahan atau sayuran tersebut menempel telur toxoplasma (biasa disebut
kista toxoplasma). Bisa juga terjadi bila manusia setelah berkebun, tidak mencuci tangannya dengan
bersih, kemudian memakan sesuatu. Padahal ditangannya menempel telur/kista toxoplasma, dan
toxoplasma tersebut menempel di makanan yang dipegangnya. Penularan seperti ini peluangnya relatif
kecil, namun demikian tidak boleh diabaikan. Untuk mencegahnya, tentu saja membiasakan diri untuk
mencuci bersih buah-buahan atau sayuran tersebut sebelum dimakan. Kemudian setelah berkebun,
jangan lupa untuk mencuci tangan dengan bersih.

CARA PENULARAN KETIGA


Cara penularan ketiga adalah melalui transplantasi organ
tubuh manusia. Hal ini dapat terjadi bila organ tubuh yang ditransplantasi terinfeksi parasit toxoplasma
dalam keadaan hidup. Namun sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah terjadi) penularan yang
seperti ini, karena umumnya organ tubuh tersebut telah diperiksa dengan seksama oleh dokter.
Walaupun peluangnya nyaris nol (kecil sekali), tetap tidak boleh diabaikan.

Jadi, secara ringkas bahwa penularan toxoplasma terjadi jika manusia "memakan/menelan"
toxoplasma dalam keadaaan hidup. Terdapat 3 bentuk toxoplasma yang dimaksud, yaitu berupa
Bradizoit (Bradyzoite atau tissue cyst), Takizoit (Tachyzoite), dan kista/telur toxoplasma (Oocyst).

Bagaimana gejala manusia yang terinfeksi toxoplasma ?


Sebagian besar manusia yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali (subklinis). Meskipun
jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan
(limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak, dsb, namun sekali lagi ini jarang terjadi.

Apa akibat toxoplasma pada hewan ?


Sebagian besar infeksi toxoplasma pada hewan bersifat sub klinis (ringan dan tidak menunjukkan gejala
sama sekali). Namun pada infeksi yang parah dapat menyebabkan diare dan cacat pada fetus kucing
atau hewan lainnya.

Bagaimana akibat toxoplasma pada manusia ?


Secara umum akibat toxoplasma jarang sekali, dan hanya terjadi pada infeksi akut toxoplasma. Pada
pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila
berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan kemandulan. Infeksi akut toxoplasma menyebabkan
peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan
bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang
diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.
Pada wanita, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus-menerus dapat menginfeksi saluran telur
wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur
(ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma. Yang paling berbahaya adalah
akibat toxoplasma terhadap Janin/fetus. Kista toxoplasma dapat berada di otak janin yang
menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll).
Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus). Namun
perlu diingat, penyebab hidrocephalus (ukuran kepala yang besar dan berisi cairan) ada banyak sekali,
salah satunya adalah toxoplasma.

Cara Mencegah Toxoplasma


1. Pencegahan secara umum .Segera periksakan diri anda, apakah positif toxoplasma atau
tidak. Terutama para wanita atau wanita yang mempunyai rencana untuk hamil. Tes darah bisa
dilakukan di beberapa laboratorium diagnostik seperti Prodia. Konsultasikan hal ini dengan
dokter anda. Masak daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 derajad celcius. Cuci
tangan dan semua peralatan dengan sabun, setelah anda mengolah (memotong) daging. Cuci
buah-buahan dan sayuran dengan bersih. Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum anda
makan sesuatu. Gunakan sarung tangan pada saat berkebun atau kontak dengan tanah. Tanah
yang terkontaminasi toxoplasma adalah sumber infeksi yang potensial.
2. Pencegahan pada Ibu hamil. Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti
langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin sbb : Binatang/hewan piaraan yang ada di
rumah (anjing, kucing, hamster, domba, dsb)segera bawa ke dokter hewan, untuk mengetahui
apakah binatang peliharaan anda terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif ataukah
tidak. Apabila hewan piaraan tersebut terlihat sakit, mungkin masih dalam masa penularan
selama kurun 6 minggu sebaiknya dititipkan ke tempat penitipan binatang, sampai hewan
tersebut sembuh. Jangan berikan makanan daging mentah atau ikan mentah kepada binatang
peliharaan anda. Itu juga berarti, jangan biarkan binatang peliharaan anda memburu
mangsanya sendiri di luar rumah. Karena anda sedang hamil, maka jangan mengadakan kontak
langsung, baik dengan kandang maupun kotoran hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk
membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri, pakailah sarung tangan, dan
cucilah tangan Anda sampai bersih. Jangan lupa untuk membersihkan kandang kucing setiap
hari. Hindari mengkonsumsi daging mentah maupun daging setengah matang. Hindari minum
susu yang belum disterilkan. Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda
konsumsi. Segeralah konsultasi ke dokter bila Anda kemungkinan terinfeksi parasit
toksoplasma.
3. Pencegahan pada hewan peliharaan. Periksakan hewan peliharaan/kesayangan anda ke
dokter hewan, dan mintalah untuk dites khusus toxoplasma, sehingga mengetahui apakah
hewan peliharaan anda (anjing, kucing, hamster, domba, dsb) terinfeksi parasit toksoplasma
secara aktif ataukah tidak. Hewan yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat. Obat
yang diberikan biasanya berupa antibiotik clyndamicin. Konsultasikan hal ini dengan dokter
hewan anda. Jangan berikan makanan daging mentah atau ikan mentah kepada binatang
peliharaan anda. Itu juga berarti, jangan biarkan binatang peliharaan anda memburu
mangsanya sendiri di luar rumah. Hewan peliharaan yang mengkonsumsi makanan komersial
berupa makanan kering atau kalengan dan selalu berada di dalam rumah, sangat jarang bahkan
tidak akan pernah terinfeksi toxoplasma. Bersihkan kotak litter pasir/kotoran hewan peliharaan
anda setiap hari. Cegah hewan peliharaan anda kontak dengan hewan liar atau hewan lain di
luar rumah anda, kecuali anda sudah mengetahui kesehatan hewan lain tersebut. Selalu jaga
kebersihan dan kesehatan hewan kesayangan anda.
Pemeriksaan Laboratorium Toksoplasma pada Kehamilan
Siapa saja yang dapat terinfeksi toxoplasma ?
Semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Laki-laki dan perempuan, balita, anak-anak, remaja, orang
muda, dewasa, maupun lanjut usia, semuanya dapat terinfeksi toxoplasma.

Siapa saja yang perlu diperiksa Toxoplasma ?


 Wanita yang akan hamil.
 Wanita yang baru hamil atau yang sedang hamil (khususnya bagi yang sebelumnya belum
pernah hamil, atau yang hasil sebelumnya adalah negatif (tidak terinfeksi)).
 Bayi baru lahir yang ibunya positif terinfeksi toksoplasma pada saat hamil.
 Penderita yang diduga terinfeksi toksoplasma.
Bagaimana mengenali Gejala Infeksi Toxoplasma ?
Pada umumnya infeksi ini tidak menunjukkan gejala, kalaupun ada, gejalanya tidak khas/spesifik,
sehingga sering dokter atau yang bersangkutan tidak mengenalinya.

Adakah cara lain untuk mendiagnosa infeksi ini ?


Ada. Diagnosa sangat tergantung pada pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium :
 Pemeriksaan parasit secara langsung : rumit, tidak praktis, butuh waktu lama, mahal.
 Pemeriksaan antibodi spesifik Toxoplasma : IgG, IgM dan IgG affinity.
Apakah IgM dan IgG Toxoplasma ?
 IgM adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi Toxoplasma.
 IgG adalah antibodi yang muncul setelah IgM dan biasanya akan menetap seumur hidup pada
orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi.
Apakah IgG affinity itu ?
Adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgG dengan organisme penyebab infeksi.

Apa manfaat IgG affinity ?


 Pada keadaan IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan IgG avidity untuk memperkirakan
kapan infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada saat hamil
 Infeksi yang terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi primer yang
terjadi pada saat ibu hamil yang berbahaya, khususnya pada TriMester I
 Perlu diketahui kapan pemeriksaan dilakukan pada kehamilan.
Tes toksoplasma apa saja yang perlu dilakukan ?
idealnya :
 Sebelum hamil, tes IgG.
 Saat hamil, sedini mungkin (bila belum pernah atau hasil sebelumnya negatif) IgG dan IgM
Toxoplasma.
 Bila hasil negatif, diperlukan pemantauan setiap 3 bulan pada sisa kehamilan
Bagaimana Interpretasinya (Mengartikannya) ?
a. bila IgG (-) dan IgM (+)
 Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi.
 Harus diperiksa kembali 3 mgg kemudian dilihat apakah IgG berubah jadi (+).
 Bila tidak berubah, maka IgM tidak spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma.
b. bila IgG (-) dan IgM (-)
 Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi.
 Bila sedang hamil, perlu dipantau setiap 3 bulan pada sisa kehamilan (dokter mengetahui
kondisi dan kebutuhan pemeriksaan anda).
 Lakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi.
c. bila IgG (+) dan IgM (+)
 Kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi IgM nya
masih terdeteksi (persisten=lambat hilang).
 Oleh sebab itu perlu dilakukan tes IgG affinity langsung pada serum yang sama untuk
memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil.
d. bila IgG (+) dan IgM (-)
 Pernah terinfeksi sebelumnya.
 Bila pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan, berarti infeksi nya terjadi sudah lama
(sebelum hamil) dan sekarang telah memiliki kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi.
 Bila ada pertimbangan lain, Dr anda akan meminta izin untuk pemeriksaan lanjutan sesuai
kebutuhan.
Toxoplasmosis berbahaya bagi janin bila ibu terinfeksi pada saat hamil, khususnya pada Trimester
I. Gejalanya tidak spesifik' perlu pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan awal kehamilan. Bila IgG &
IgM negatif, hindarilah sumber infeksi yang dapat menyebabkan ibu tertulat dan selanjutnya perlu
dilakukan pemantauan sepanjang kehamilan. Bila IgG dan IgM positif belum tentu terinfeksi ' tes
lanjutan IgG avidity ' dpt memperkirakan kapan infeksi terjadi (sebelum atau pada saat hamil). Dengan
deteksi sedini mungkin dokter dapat segera memberikan pengobatan/ melakukan tindakan yang
diperlukan.

Perkembangan Toxoplasma selama 100 tahun terakhir

Toxoplasma gondii merupakan salah satu parasit yang paling banyak dipelajari, karena pentingnya dari
segi kesehatan manusia dan hewan. Ada ribuan referensi yang memuat berbagai hal mengenai
toxoplasma. Artikel sejarah toxoplasma ini bertujuan memberikan pengenalan dan gambaran
perkembangan toxoplasma selama 100 tahun terakhir. Beberapa sejarah dan penemuan yang penting
dirangkum pada bagian di bawah ini.

Penemuan mengenai agen toxoplasma gondii.


 1908 Protozoa ditemukan dalam hewan pengerat, Ctenodactylus gundi di Tunisia. Protozoa
ditemukan pada seekor kelinci di Brasil
 1909 Nama Toxoplasma gondii diusulkan
 1937 Untuk pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari binatang.
 1939 Pertama kali Toxoplasma gondii bisa diisolasi dari manusia.
 1941 Toxoplasma gondii yang menginfeksi Manusia dan hewan terbukti sama
 1951 Perkembangan penyakit dan cara toxo menyerang dan akibatnya seperti hidrocephalus
mulai diketahui
Bentuk (morfologi) dan Siklus Hidup Toxoplasma gondii:
Tachyzoit (tropozhoite, bentuk proliferatif)
 1973 Istilah tachyzoit diusulkan.
 1954 struktur internal toxoplasma mulai diketahui
 1958 Endodyogeny mulai diketahui dan dideskripsikan. Endodyogeny adalah salah satu cara
protozoa memperbanyak diri dengan cara aseksual
Kista jaringan, Bradyzoit,Cystozoit
 1928 Kista toxoplasma mulai diketahui
 1951 struktur kista dideskripsikan
 1962 struktur internal kista dideskripsikan
 1973 istilah bradyzoit mulai diperkenalkan
 1988 istilah kista jaringan mulai diperkenalkan
 1960 Bradyzoite diketahui tahan terhadap enzim pencernaan
 1976 Perkembangan kista jaringan dan bradyzoit mulai diketahui
 1998 biologi bradyzoites dan kista jaringan diketahui secara lengkap
Fase entroepithelial (pada usus kucing)
 1970 fase Coccidian didokumentasi, morfologi ookista dan ultrastruktur ookista mulai
dideskripsikan
 1972 Lima bentuk aseksual T. gondii (tipe A-E) dietahui
Transmisi/Cara penyebaran toxoplasma
Kongenital (sejak/melalui kandungan)
 1939 penularan saat masih dala kandungan diketahui
 1959 transmisi melalui kandungan bisa berulang pad anak berikutnya
 2008 penularan melali kandungan juga diketahui pada hewan besar seperti rusa ekor putih
Melalui daging (Carnivorism) inang antara (intermediate host)
 1954 muncul ada dugaan penularan toxoplasma melalui daging
 1965 Kasus penularan toxoplasma melalui daging ditemukan pada manusia
Melalui bahan yang tercemar feces kucing yang mengandung ookista(rute fecal-oral)
 1965 Penularan melalui tinja bisa dibuktikan sekaligus menujukkan adanya fase coccidian
(enteroepitel) toxoplasma
 1970 Fase Coccidian terbukti
 1970 inang definitif dan inang antara penyebaran toxoplasma diketahui, termasuk penyebaran
ookista oleh kucing
 1979 wabah toxoplasma akibat ookista yang tertelan melalui mulut dan terhisap bisa dijelaskan
Genetika dan perbedaan genetik strain Toxoplasma gondii
 1980 Persilangan genetik dan rekombinan bisa dihasilkan
 1991 Perbedaan isoenzyme digunakan untuk membedakan strain Toxoplasma gondii.
 1992 Toxoplasma terbagi menjadi 3 tipe
 2006 strain toxoplasma nasional, benua, antar benua dan pandemi bisa dibedakan
 2005 genome toxoplasma gondii didokumentasikan
Kekebalan dan perlindungan terhadap toxoplasma
 1942 Antibodi penetralisir T. gondii ditemukan
 1948 Antibodi diketahui bisa membunuh toxoplasma yang hidup diluar sel, tetapi tidak bisa
membunuh toxoplasma yang berada di dalam sel
 1967 kekebalan bisa ditransfer melalui sel limfoid bukan melalui antibodi
 1988 Gama Interferon merupakan sitokin utama yang berperan dalam kekebalan terhadap
toxoplasma
 1991 Peran CD4+ dan CD8+ dalam perlindungan bisa didefinisikan
Toxoplasmosis pada manusia
Kongenital (sejak kandungan)
 1939 Kasus toksoplasmosis bawaan Pertama terbukti.
 1942 Empat Tanda-tanda klinis khas dijelaskan (hidrosefalus atau microcephalus,
chorioretinitis, kalsifikasi intraserebral)
Dapatan
 1940 Toksoplasmosis fatal pada orang dewasa ditemukan
 1941 Kasus pertama toxoplasma pada anak-anak
 1956 Limfadenopati(pembesaran kelenjar getah bening ) diakui sebagai gejala toxoplasmosis
yang paling sering
 1983 Penderita AIDS rentan terhadap toksoplasmosis.
Infeksi kronis 1946 Kista yang ditemukan pada otopsi, menunjukkan infeksi kronis
Toksoplasmosis pada hewan lain
 1910 Toxoplasmosis ditemukan di hewan domestik, anjing
 1955 Imunosupresif pada anjing yg terserang Canine Distemper Virus dipengaruhi klinis
toksoplasmosis
 1957 Epidemi toksoplasmosis aborsi pada domba ditemukan
 1988 Toksoplasmosis pada hewan ditinjau secara kritis
 2000 Toksoplasmosis ditemukan dalam spesies mamalia laut seperti berang-berang laut
Diagnosa Toxoplasma
 1948 Tes dengan Pewarnaan Novel Sabin-Feldman dye test
 1968 Tes dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM dalam darah tali pusar
 1980 uji aglutinasi langsung, dikembangkan (DAT, MAT)
 1995 validasi tes serologi menggunakan isolasi parasit sebagai standar
 1989 Tes PCR dikembangkan untuk mendeteksi DNA T. gondii
Pengobatan
 1942 Sulfonamides ditemukan efektif terhadap T. gondii
 1953 Ditemukan sinergi Pirimetamin dengan sulfonamides terhadap pembelahan takizoit
 1957 asam folat dan ragi dapat meningkatkan kegiatan sulfadiazin dan pirimetamin
 1957 Spiramisin ditemukan memiliki efek anti-toxoplasmic
 1973 Klindamisin juga diketahui mmpunyai efek anti-toxoplasmic
Pencegahan dan kontrol
 1973 pengobatan profilaksis, dan tes laboratorium wanita hamil dimulai di Austria dan Prancis
untuk mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital
 1972 Menjaga kebersihan & higiene merupakan langkah-langkah yang dianjurkan untuk
mencegah infeksi toxoplasma melalui ookista
 1986 kurva Thermal untuk membunuh T. gondii dalam daging oleh memasak, pembekuan, dan
iradiasi dibangun
 1995 Cara-cara produksi Hewan ternak yang baik dikembangkan untuk mengurangi infeksi T.
gondii pada hewan ternak
Vaksinasi
 1983 Vaksin untuk mengurangi kerugian janin pada domba dikomersialisasikan Wilkins dan
O'Connell
 1984 Ts-4 vaksin untuk inang antara
 1991 T-263 vaksin untuk mencegah penyebaran ookista dari usus kucing
Sumber:
 The History of Toxoplasma gondii - The First 100 Years. JITENDER P. DUBEY1. United States
Department of Agriculture, Agricultural Research Service, Animal and Natural Resources Institute,
Animal Parasitic Diseases Laboratory, Building 1001, Beltsville, Maryland 20705-2350,
 OPPORTUNISTIC INFECTIONS: Toxoplasma, Sarcocystis, and Microsporidia edited by David S.
Lindsay and Louis M. Weiss,
 drh. Neno Waluyo S, 2007,
 Hiswani, Toxoplasmosis penyakit zoonosis yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2003,
 Ressang A.A. Patologi Khusus Veteriner, IFAD Project, Bali 1984,
 Schurrenberger, P.R. dan William, T.H. Dchtisar Zoonosis Penerbit ITB, Bandung, 1991,
 Partodihardjo, S. Ilmu Reproduksi Hewan, Penerbit Mutiara. Jakarta, 1980,
 Priyana, A Oesman P, Kresno SB. Toxoplasmosis Medika No. 12 tahun 14, 1988: 1164-1167,
 Jacquier Patrick. http://www.roche.com,
 Kucingbiz.com,
 http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/Toxoplasmosis.htm,
http://www.microscope-microscope.org,

Anda mungkin juga menyukai