Anda di halaman 1dari 7

ANTIDIABETES

Tujuan

1. Membuktikan efek hipoglikemia suatu bahan obat

2. Memahami mekanisme kerja obat penurun glukosa darah

3. Memahami gejala-gejala dasar farmakologi efek toksik obat penurun glukosa darah

Teori Dasar

Diabetes mellitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula
adalah kelainan metabolis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah ( hiperglikemia).
Diabetes mellitus sangat erat kaitanya dengan mekanisme pengatur gula normal. Pada kondisi
normal, kadar gula darah tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70 -110 mg/dL. Oleh pengaruh
kerja hormone insulin diproduksi oleh kalenjer pancreas.

Diabetes mellitus tipe 1


Diabetes mellitus tipe 1 atau insulin-dependent diabetes mellitus adalah diabetes yang
terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil
insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada
diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas.
Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan
pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.
Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian
insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa
mengakibatkan kematian.
Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 atau non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM )
merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam
sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada
banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin,
resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor
hormon resistinyang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi
gula darah oleh hati.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin,
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi
dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi
produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin
berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai
faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran
dari adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa

Diabetes mellitus tipe 3

Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan
dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–
50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan
kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat
bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan
cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin
dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat
kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi,
paling umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular.
Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat
akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang
berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-


pulauLangerhans di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme
karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga
ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini memiliki
properti anabolik. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.

Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah
melalui transporter glukosaGLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati
dan otot sebagai sumber energi.

Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai
menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes
mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk
keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe
2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan
pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.

Alat Dan Bahan


 Alat

- Alat suntik

- Jarum oral

- Timbangan hewan

- Silet

- Backer glass

 Bahan

- Mencit
- Glukosa

- Nacl 0,9 %

- Insulin

Prosedur Kerja
1. Timbang hewan ( mencit)

2. Berikan larutan glukosa dengan dosis 2 mg/kg bb secara oral menit setelah obat penurun
glukosa darah

3. Darah mencit diambil dengan cara memotong ekor mencit 1 cm keujung, lalu pijit sampai
darah keluar yang langsung diteteskan ke strip pengukur glukosa darah.

4. Ukur kadar glukosa darah pada mencit 15 dan 30 menit setelah pemberian obat.

5. Tabelkan hasil,bahas dan tarik kesimpulan.

Hasil Dan Pembahasan


 Hasil

- Berat badan mencit 29 gram

- Insulin 50 ui/ml

VAO = 1%.BB

= 1 % X 29 = 0,29 ml

VAO glukosa = 0,029 X 2mg/kg BB

0,2 ml

= 0,29 ml

Tabel Pengamatan
Glukosa Darah
NO obat
sebelum 15 menit 30 menit
1 pembanding 70 mg/dl 63 mg/dl 106 mg/dl
insulin 100 ui/ml 119 mg/dl 25 mg/dl
2 insulin 50 ui/ml 104 mg/dl
3 insulin 25 ui/ml 72 mg/ dl
4 kontrol (Na CMC) 93 mg/dl 65 mg/dl 89 mg/dl
Kontrol ( NaCl Fis) 99 mg/ dl 137 mg/dl 124 mg/dl
5 Glibenclamid 2 mg/kg BB 107 mg/dl 83 mg/dl 35 mg/dl
6 Glibenclamid 4 mg/kg BB 64 mg/dl 46 mg/dl 50 mg/dl

 Pembahasan

Pada uji antidiabetes kali ini menggunakan insulin dan obat glibenclamid dengan berbagai
konsentrasi untuk mengukur penururan kadar gula darah dalam mencit. Pengamatan dilakukan
pada 15 menit, dan 30 menit. Terlebih dahulu kadar gula darah mencit diukur sebelum dilakukan
perlakuan.

Selanjutya baru disuntikan obat untuk masing-masing kelompok menggunakan obat yang
berbeda. Pada data pengamatan terlihat jelas bahwa pada mencit yang diberikan insulin kadar
glukosa pada mencit menurun seiring pengamatan waktunya. Konsentrasi insulin yang tinggi akan
mempercepat penururan glukosa dalam darah, begitu juga sebaliknya.

Begitu juga dengan obat glibenclamid yang merupakan obat untuk menangani hiperglikemia,
pada data pengamatan menunjukkan kadar glukosa dalam darah semakin menurun. Penggunaan
glibenclamid ini diduga karena terganggunya produksi insulin dalam tubuh.

Pada praktikum kali ini didapat kesalahan dalam penyuntikan obat, yang seharusnya
menggunkan metode penyuntikan dengan IM, tetapi malah menggunakan metode penyuntikan
dengan IP. Maka mencit percobaan menjadi kejang-kejang dan akhirnya mati. Maka , kesalah
dalam penyuntikan sangat membahayakan dan berakibat fatal pada mencit.

Untuk mengetahui kadar gula darah Anda, perlu pemeriksaan dengan menggunakan alat (stick
pemeriksaan gula darah).

Kesimpulan
• Diabetes mellitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula
adalah kelainan metabolis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah
( hiperglikemia).

• Pada kondisi normal, kadar gula darah tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70 -110
mg/dL. Oleh pengaruh kerja hormone insulin diproduksi oleh kalenjer pancreas.

• Diabetes terbagi pada tiga tipe, yaitu diabetes mellitus tipe 1,2 dan 3

• Insulin adalah adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil
bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini memiliki
properti anabolik

• Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai
menggunakan lemak sebagai sumber energi.

• Kelebihan insulin atau obat glibenclamid dapat berakibat hipoglikemia.

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Insulin

http://biojannagarut.wordpress.com/

http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=33235

http://adiatmo.wordpress.com/2010/06/10/xanthone-dan-diabetes-mellitus-part-ii/

http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/glibenclamide.html#axzz1uSD5HUDf

Anda mungkin juga menyukai