Anda di halaman 1dari 3

Tips Budidaya Kuda Laut

Oleh : Wahyu

Foto : Ist Ghiboo.com - Jika anda hobi memelihara kuda laut atau ingin membudidayakannya, berikut ini beberapa tips dalam membudidayakan kuda laut.

Penebaran

Setelah melewati masa karantina dan aklimatisasi induk ditebar di bak pemeliharaan atau pemijahan yang telah dilengkapi dengan tempat bertengger. Kuda laut adakalanya berenang bolak balik melintasi atau mengelilingi bak, oleh karena itu harus diciptakan kondisi yang lapang. Di alam kuda laut tidak hidup berkelompok, oleh karena itu agar tercipta kondisi alami di bak pemeliharaan induk, maka padat tebar tidak terlalu tinggi yaitu berkisar antara 30-40 ekor/m3. Vincent (1995) menyarankan, kepadatan induk tidak lebih dari 4 ekor/100 liter media air. Adapun perbandingan induk jantan dan betina yang dipelihara yaitu 3 : 2. Pemijahan kuda laut berlangsung secara monogami yaitu seekor kuda laut jantan hanya dapat menerima telur dari satu ekor betina dan tidak menerima telur dari betina yang lain sampai anakanaknya keluar dari kantung pengeramannya. Kuda laut betina dapat memijah kembali dalam waktu 4-8 hari.

Penggelondongan

Penggelondongan dalam hal ini dimaksudkan untuk mengintensifkan pemeliharaan terhadap benih-benih kuda laut sampai ke tahap pembesaran dengan tingkat kelangsungan

hidup yang tinggi dan kualitas yang baik. Penggelondongan kuda laut dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode pemeliharaan di bak, di keramba jaring apung atau dikurungan tancap. Benih yang digunakan untuk penggelondongan dapat berasal dari hasil tangkapan di alam ataupun berasal dari hasil pembenihan dengan ukuran 3-3,5 cm/ekor. Hal yang perlu diperhatikan saat penebaran adalah apabila terdapat perbedaan yang menyolok antara media pemeliharaan dengan dan media asal benih (khususnya salinitas dan suhu). Keadaan ini biasanya terjadi bila lokasi penggelondongan terpisah dengan sumber benih, sehingga perlu diadaptasikan terlebih dahulu sebelum ditebar. Padat tebar untuk penggelondongan selama 2 bulan pemeliharaan adalah berkisar antara 300-400 ekor/ton.

Pembesaran

Kegiatan selama pembesaran kuda laut tidak jauh berbeda dengan penggelodongan. Pembesaran ini bertujuan untuk menghasilkan kuda laut yang berukuran lebih besar (diatas 10 cm) atau untuk memproduksi induk kuda laut. Kuda laut yang akan dibesarkan dapat diperoleh dari alam maupun dari hasil penggelondongan. Kuda laut sebaiknya dipilih yang sehat dan lengkap organ tubuhnya, jika kuda laut yang akan dibesarkan warnanya berbeda maka kuda laut yang sama warnanya seperti hitam disatukan dengan yang hitam, sebab jika ada kuda laut yang berwarna kuning dan disatukan dengan yang hitam akan berubah menjadi hitam. Padat penebaran untuk kegiatan pemebesaran adalah 50-100 ekor/ton. Selama kegiatan pemeliharaan pembesaran kuda laut, tidak lagi diberikan berupa artemia dewasa karena tidak diperlukan lagi, cukup diberikan rebon segar atau jembret. Pemberian pakan berupa rebon segar diberikan sebanyak 5-10% dari bobot tubuh perhari dengan frekuensi pemberian 2-3 kali. Jika pakan rebon segar kurang tersedia maka pakan alternatif lain yang bisa diberikan adalah jentik-jentik nyamuk. Setelah tiga bulan pemeliharaan kuda laut dapat mencapai ukuran panjang di atas 10 cm selanjutnya kuda laut dapat dipanen dan dipasarkan. Untuk tahap pembesaran ini dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Pemberian Pakan Kuda laut masih bergantung pada pakan hidup baik hidup maupun mati. Jumlah dan kualitas pakan yang dikonsumsi induk sangat berpengaruh terhadap kematangan gonad maupun kualitas juwana yang dihasilkan. Biasanya dalam sehari kuda laut menghabiskan pakan sekitar 2-5 % dari total berat tubuh. Memberi pakan sedikit tetapi sering lebih baik dari pada memberi pakan banyak sekaligus.

Pakan diberikan pada pagi, siang hari serta 1-2 jam sebelum gelap. 2. Pengelolaan Air Agar kualitas air media tetap baik maka perlu dilakukan penyiponan dan pergantian air sekitar 200 % per hari dengan sistem air mengalir. Kuda laut membutuhkan air yang tenang sehingga dapat bertengger, bergerak untuk menangkap makanan maupun untuk melakukan pemijahan, oleh karena itu aliran air dibuat pelan agar tidak mengganggu aktivitas. Pergantian air secara total dilakukan jika media pemeliharaan terlihat sudah tidak layak atau terlihat kotor

Anda mungkin juga menyukai