Anda di halaman 1dari 6

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No.

1 Januari 2012; 1 - 6

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA TANAH LIAT DAN SOILTREATMENT GARAM
Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos 6199 SMS, Semarang 50329 Telp. 7473417, 7466420 (Hunting), Fax.7472396

Abstrak Semakin kecil nilai tahanan pentanahan maka semakin baik system pentanahannya. Pada kondisi tanah tertentu, nilai tahanan pembumian dipengaruhi oleh kedalaman penanaman dan tahanan jenis tanah. Dalam makalah ini akan memaparkan bagaimana pengaruhnya kedalaman penanaman elektroda pada tanah liat dan campuran garam terhadap nilai tahanan pembumian. Tujuan penelitian adalah untuk mencari nilai tahanan pentanahan yang sesuai dengan kebutuan yang persyaratkan agar sistem kelistrikan aman terhadap gangguan yang terjadi. Dalam penelitian digunakan metode pengukuran tiga titik dengan menggunakan alat digital earth resistance tester. Hasil perhitungan dari data pengujian penurunan rata-rata antara tahanan pentanahan pada tanah liat dan tanah yang soil treatment garam adalah 73,9 % Kata kunci : elektroda, tahanan pentanahan

1 PENDAHULUAN Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang sistem pengamanan pada perumahan. Sistem pengamanan itu berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya. Pemasangan sistem tersebut didasari oleh perhitungan resiko kerusakan akibat sambaran petir terhadap perumahan. Dengan adanya sistem pentanahan ini, semua bagian perumahan dan permukaan tanah diharapkan mempunyai tegangan yang merata, terutama pada saat gangguan ke tanah sehingga tidak membahayakan orang yang berada disekitar tempat itu. Untuk meminimalkan kerusakan akibat sambaran petir pada perumahan, maka perlu dilakukan perhitungan nilai pentanahan yang aman dan menganalisa tempat tertanamnya elektroda pentanahan. Pada proses perencanaan suatu jenis sistem pentanahan pada perumahan, memerlukan suatu pengukuran tahanan pentanahan yang akan menjadi acuan proses perencanaan sistem pentanahan. Hal ini akan bermanfaat dalam perencanaan sistem pentanahan karena arus lebih dialirkan ke tanah dengan cepat pada saat terjadi

sambaran petir karena pentanahan yang kecil.

nilai

tahanan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tahanan dengan elektroda batang tunggal yang tertanam di tanah pada kondisi jenis tanah yang berbeda, untuk mengetahui nilai tahanan jenis tanah dengan elektroda yang tertanam di tanah liat dan tanah yang dicampur garam atau kondisi jenis tanah yang berbeda dan untuk membandingkan nilai tahanan jenis tanah dengan variasi elektroda yang tertanam dalam tanah. Tinjauan Pustaka Arif dermawan, dkk., (2002) analisis penbandingan nilai tahanan pentanahan yang ditanam dalam tanah dan septictank pada perumahan. Penelitian dilakukan dengan menanam batang elektroda dalam tanah dan membuat septictank yang diisi tiga jenis tanah kemudian batang elektroda dipasang dalam tanah tersebut. Dalam penelitian juga mengatur kedalam elektroda yang hasilnya semakin dalam penanaman elektroda kedalam tanah, maka nilai tahanan pentanahan semakin kecil.

Pengaruh Kedalaman Elektroda Batang Tunggal Terhadap

(Wahyono)

Janardana (2005), meneliti tentang perbedaan sistem pentanahan dengan penambah garam dan bentonit untuk mengurangi nilai tahanan pentanahan. Menurut Hutahuruk, 1999, tahanan pentanahan dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara lain : jenis tanah, suhu, kelembanan tanah, lapisan tanah, serta kandungan elektrolit tanah. Kandungan elektrolit tanah dapat menurunkan nilai pentanahan. Kandungan elektrolit tanah dapat dirubah dengan menambah zat aditif pada tanah. Hasil pengukuran dengan penambahan garam dan penambahan bentonit menunjukan perbedaan yang signifikan, sehingga dalam pemasangan eletrotroda pentanahan perlu memperhatikan zat aditif yang digunakan agar didapatkan nilai tahanan pentanahan yang sesuai dengan kebutuhan. Klasifikasi Tanah Janadana (2000) mengatakan klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda, tapi mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok-kelompok atau sub-sub kelompok tertentu. Dari sudut pandang teknis, tanah dapat digolongkan menjadi beberapa pokok yaitu : Batu krikil (gravel), pasir ( Sand), Lanau (Silt), Lempung (Clay). Tahanan Jenis Tanah Faktor keseimbangan antara tahanan dankapasitansi disekelilingnya adalah tahanan jenis tanahyang direpresentasikan dengan . Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas tergantung dari beberapa faktor yaitu : Jenis tanah : tanah liat, berpasir berbatu dan lainlain. Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan berbeda atau uniform. Kelembaban tanah. Temperatur. Untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah sering dicoba dengan memberi air atau dengan membasahi tanah, serta dengan mengubah komposisi kimia tanah dengan 2

memberikan elektroda.

garam

pada

tanah

dekat

Teknik Pengkondisian Tanah Cara untuk menurunkan tahanan jenis tanah ini disebut dengan teknik pengkondisian tanah. Adapun macam-macam teknik pengkondisian tanah yaitu : a. Teknik bentonit. b. Teknik kokas atau arang. c. Teknik tepung logam. d. Teknik garam. e. Teknik semen konduktif. Pemilihan teknik pengkondisian tanah tersebut disesuaikan dengan kondisi lokasi yang tergantung pada : Kemudahan memperoleh bahanbahan. Kemudahan pemasangan. Kemudahan pemeliharaan. Besarnya tahanan jenis tanah efektif yang dapat dicapai. Bahaya karat terhadap elektroda pentanahan. Jenis-jenis Elektroda Pentanahan Beberapa jenis elektroda pentanahan yang biasa digunakan yaitu : a. Elektroda Batang b. Elektroda Pita c. Elektroda Pelat Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Panjang elektroda yang digunakan sesuai dengan pentanahan yang diperlukan. Elektroda batang yang ditanam tegak lurus dengan permukaan tanah disebut pentanahan rod. Bila elektroda elektroda tersebut dialiri arus gangguan ke tanah ketika daerah perumahan terjadi gangguan tanah, maka arus tersebut akan menyebar atau mengalir ke tanah dan akan mengakibatkan naiknya beda potensial pada permukaan tanah.

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 1 - 6

Gambar 2 rangkaian pengukuran dengan sumber AC. (a) (b) (c) Gambar 1. Jenis- jenis elektroda pentahan Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus dekat permukaan tanah (Gambar 1.a), nilai tahanan pentanahannya adalah : Sumber DC yang digunakan pada rangkaian seperti gambar 3 adalah sudah termasuk alat ukur tahanan pentanahan yang disebut Digital Earth Resistsnce Tester.

Dimana : Rd1 = nilai tahanan pentanahan ( ohm), = tahanan jenis tanah ( ohm- metrer ) L = kedalaman penanaman elektroda (m) a = jari-jari elektroda ( cm ) Gambar 3. Rangkaian pengukuran dengan sumber DC. 2. METODOLOGI Cara pengukuran tahanan pentahan dengan metode tiga titik (three-point methode). Bila dimaksudkan untuk mengukur tahanan jenis tanah maka perhitunganya dengan menggunakan rumus 1.1 Metode tiga titik ini adalah menggunakan tiga buah batang pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya hendak diukur dan batangbatang 2 dan 3 sebagai batang pengentanahan pembantu yang juga belum diketahui tahanannya. Diagram rangkaianya ditunjukan seperti pada gambar 2 dibawah dan bila pengukuran dengan sumber DC maka gambar rangkaianya seperti pada gambar 3 Bila alat untuk mengukur tahanan pentanahan ini dipisahkan dengan rangkaian maka seperti pada gambar 4 Peralatan penelitian utama yang diapakai adalah Digital Earth Resistance Tester, Sumber tenaga : 9V DC jenis baterai R6P (SUM-3) x 6, Jenis : Digital Earth Resistance Tester 4105A.

Gambar 4. Digital earth resistance tester Keterangan : LCD penampil nilai ukur. 1. Simbol baterai dalam keadaan lemah. 2. LED indicator (berwarna hijau). 3

Pengaruh Kedalaman Elektroda Batang Tunggal Terhadap

(Wahyono)

3. Tombol uji untuk mengunci dan melihat hasil pengukuran. 4. Selektor swithc untuk memilih batas ukur dan mematikan alat. 5. Terminal pengukuran.
mulai

Tabel 1 Data pengujian pentanahan pada tanah liat( ke 1) dan garam (ke 2) No Kedalaman EL (cm) 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 Rd 1() ke-1 54,7 50,7 42,1 37,9 31,9 27,5 25,0 23,3 20,4 17,1 15,3 13,8 Rd2 () Ke 2 14,9 11,3 9,9 9,4 8,2 7,8 7,4 7,0 6,4 5,2 3,6 2,1

1 2

Menyiapkan bahan dan alat ukur Penanaman elektroda utama

3 4 5 6 7 8

Mengatur jarak elektroda utama , bantu, penyambungan dengan alat

9 10

Melakukan pengukuran dan mencatat tahanan pentanahan

11 12

selesai

Gambar 5 Diagram alir proses pengukuran tahanan pentanahan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran tahanan pentanahan yang dilakukan memdapatkan seperti pada tabel 1 dibawah. Sesuai dengan teori dari buku sistem pentanahan (Hutahuruk, 1999), maka tanah yang dikondisikan dengan bahan yang mudah menghantarkan arus listrik akan menurunkan nilai tahanan pentanahan. Tanahan pentanahan berbanding dengan tanahan jenis tanah, sedangkan tahanan jenis tanah yang diberi garam akan menjadi kecil nilainya.

Tahanan pentanahan rata-rata pada tanah liat dan tanah soiltreatment garam untuk kedalaman 40 cm mengalami penurunan sebesar 39,8 atau 72,7 %, sehingga untuk tahanan pentanahan perumahan agar tericapai dibawah 5 maka elektroda yang harus ditanam dalam tanah adalah 140 cm. Tahanan yang ditanam dalam tanah liat untuk kedalaman 150 cm belum memenuhi syarat karena tahananya baru 13,8 , sehingga harus tambah kedalaman atau ditreatment atau diberi air kemuduan diukur setelah beberapa minggu agar elektroda betul-betul kontak dengan tanah sehingga nilai tahanan pentanahanya bisa kecil. Dari hasil perhitungan penurunan rata-rata antara tahanan pentanahan pada tanah liat dan tanah yang soil treatment garam adalah 73,9 % Dari hasil pengukuran semakin dalam elektroda yang ditanam ke tanah, maka tahanan pentanahan semakin kecil, hal ini

Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 1 - 6

disebabkan karena semakin dalam penanaman elektroda semakin dekat dengan air tanah dan kandungan air pada tanah semakin banyak dan kelembaban tanah semakin tinggi. Hasil perhitungan tahanan jenis tanah pada tabel baris pertama jenis tanah liat sebesar 3615,8 -cm dan hasil perhitungan pada tanah yang sama pada baris ke duabelas sebesar 2531,6 -cm, sehingga ada penurunan nilai tahanan jenis tanah.

tanah pada kedalaman tertentu tergantung pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban, dan pengaruh kandungan kimia Secara teori untuk tanah pada kondisi tanah yang sama, semakin dalam penanaman elekroda, tahanan tanah dan tahanan jenis tanah akan menurun karena semakin dekat dengan air tanah yang berpengaruh dengan kelembaban yang nantinya berpengaruh terhadap konduktivitas.
Tahanan pentanahan ( )

Tahanan pentanahan ()
60 50 40 30 20 10 0 0 50 100 150 200

Series1

Kedalaman (cm)

Kedalaman(cm)

Gambar 6. Grafik antara tahanan pantanahan dengan kedalaman elektroda di tanah liat

Gambar 7. Grafik antara tahanan pantanahan dengan kedalaman elektroda ditanah soiltreatment garam

Dari gambar 6 terlihat bahwa hubungan antara tahanan pentanahan dengan kedalaman elektroda berbanding terbalik artinya semakin dalam penanaman elektroda maka semakin kecil nilai tahanan pentanahanya. Berdasarkan rumus juga terlihat bahwa tahanan tanah sebanding dengan tahanan jenis dan berbanding terbalik dengan kedalaman penanaman elektroda. Hal ini terjadi juga pada semua kondisi tanah yang berbeda-beda. Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem pentanahan yang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacammacam, tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan ataupengelompokan tahanan jenis dari berbagai macam jenis

4. KESIMPULAN 1. Semakin dalam elektroda ditanam maka nilai tahanan pembumiannya akan semakin kecil. 2. Untuk penambahan kedalaman L = 10 cm yang sama ternyata menghasilkan selisih penurunan yang tidak sama. 3. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya.

DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL. 5

Pengaruh Kedalaman Elektroda Batang Tunggal Terhadap

(Wahyono)

Arif Dermawan dkk, 2002, analisis perbandingan tahanan pentanahan ditanam dalam tanah dan septictank pada rumah, undip, semarang Hutauruk, T.S. 1999. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga Dan Pengetanahan Peralatan. Yayasan PUIL. Jakarta : Erlangga. Janardana, (2005), Perbedaan Penambahan Garam Dengan Penambahan Bentonit Terhadap Nilai Tahanan Pentanahan Pada Sistem Pentanahan, vol.4 no.1, 2005, Teknologi Elektro, Universitas Udayana, Bali

Anda mungkin juga menyukai