Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Nama : Nur Aini Tumakaka Program studi : Ilmu Komunikasi Judul : Resistensi Pekerja Perempuan Terhadap Dominasi Pekerja Laki-Laki Dalam Film North Country Penelitian ini membahas tentang resistensi pekerja perempuan terhadap dominasi pekerja laki-laki dalam film North Country. Dengan berlandaskan paradigma kritis, penelitian ini menggunakan teori feminisme liberal, wacana kekuasaan Foucault dan semiotika dari Christian Metz bertujuan untuk memahami dan menggambarkan perjuangan pekerja perempuan pertambangan di Amerika Serikat tahun 1980an di tengah tatanan masyarakat patriarki. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana ideologi patriarki berperan dalam menentukan identitas serta mitos kehidupan perempuan pekerja yang muncul dalam tanda dan bahasa dalam film. Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis Norman Fairclough yang menghubungkan teks mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Untuk menganalisis teks mikro, peneliti menggunakan metode semiotika Christian Metz yang membahas tentang isi dari film North Country. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam analisis mikro pekerja perempuan mengalami ketidakadilan gender seperti kekerasan dalam rumah tangga, streotipe, marginalisasi serta pelecehan seksual. Gugatan class action yang dilakukan oleh pekerja perempuan merupakan proses negosiasi pekerja perempuan terhadap konstruksi sosial terhadap pekerja perempuan. Pada level meso terlihat bahwa industri Holywood bukan hanya mewacanakan tentang persamaan hak antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan, tetapi juga Hollywood sebagai media sosialisasi mengenai masa depan ekonomi tanpa batas dalam sistem kapitalisme. Pada level makro, diskriminasi terhadap kesetaraan perempuan dalam pekerjaan disebabkan karena peran biologis dan peran masyarakat yang dilekatkan kepada perempuan. Penilaian peran yang berbeda diantara laki-laki dan perempuan tidak terlepas dari masalah relasi kekuasaan yang timpang antara laki-laki yang dianggap sebagai kelompok superior dan perempuan yang dianggap sebagai kelompok inferior. Relasi kekuasaan yang timpang ini kemudian dikukuhkan dalam sebuah tatanan sosial (budaya) melalui oposisi biner.

Anda mungkin juga menyukai