Anda di halaman 1dari 60

Presentasi Seminar Tugas Akhir Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

PERHITUNGAN KAPASITAS TOTAL DAYA PADA SISTEM LOADING FACILITY OVERLAND CONVEYOR BATU BARA DI SUNGAI PUTTING RANTAU KALIMANTAN SELATAN
Nama : Langgeng Pangestu NRP : 2207 100 508 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Vita Lystianingrum BP, ST, M. Sc.
Page 1

Jurusan Teknik Elektro-ITS

PENDAHULUAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 2

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Loading facility overland conveyor merupakan sistem tidak permanen digunakan sebagai media pendistribusian material batu bara. Pendistribusian material batu bara dilakukan dari lokasi stock pile hingga menuju dermaga. Kebutuhan daya sepenuhnya dipikul oleh generator dengan 3 pembangkitan yang terbagi pada 3 lokasi yang berbeda yang sistem kontrolnya motor digerakkan secara interlocking oleh sistem PLC.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 3

PENDAHULUAN
PERMASALAHAN Perencanaan Sistem Loading facility overland conveyor berdasarkan desain yang telah ada. Bagaimanakah menentukan pemilihan daya motor dengan mempertimbangkan faktor-faktor mekanis. Menentukan total pemakaian daya generator pada masingmasing pembangkitan saat starting dan saat kondisi normal.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 4

PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH
Sistem conveyor yang digunakan adalah looading facility overland conveyor di sungai putting-Kalimantan selatan. Tipe motor yang digunakan adalah tipe out door water proof dengan merk Mareli, Sistem koneksi pada terminal motor terhubung delta dengan tegangan suplai 400 Volt 50 Hz. Tugas akhir ini hanya membahas perkiraan daya total pada generator yang dibutuhkan motor saat starting dan saat beban normal (steady state) tanpa membahas secara detail desain sistem mekanik conveyor. Saat starting motor sistem pengoperasian diasumsikan dalam keadaan berjalan normal, tidak mengalami gangguan operasional.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 5

PENDAHULUAN
TUJUAN Mengetahui pemilihan daya motor induksi yang dipakai agar didapat pembebanan yang aman, serta penentuan kapasitas total daya listrik yang dibutuhkan generator untuk menggerakkan belt conveyor. Memaksimalkan pemakaian dari generator pada masingmasing pembangkitan.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 6

TEORI PENUNJANG
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 7

TEORI PENUNJANG
Bagian bagian utama belt conveyor :
Kerangka
Merupakan bagian utama dari conveyor yang secara langsung menerima semua beban material batu bara, terdiri dari susunan dari banyak frame dan tiang penyangga (standart deck) yang dirangkai dan disambung sesuai dengan desain., proses penyambungan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan bolt dan nut ataupun dengan metode pengelasan.

Gambar bagian frame yang telah dirangkai

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 8

TEORI PENUNJANG
Drive pulley
Merupakan pulley yang berhubungan langsung dengan motor Induksi penggerak . Pada bagian poros dari drive pulley terhubungkan oleh shaft yang tergandeng dengan poros dari reducer (gear box

Gambar. Drive pulley


Page 9

Jurusan Teknik Elektro-ITS

TEORI PENUNJANG
Belt
Merupakan sabuk yang terbuat dari rubber dan berputar melingkar sepanjang conveyor hingga melingkar pada drum / pulley dan sepanjang lintasannya belt ditumpu oleh idler. Pada bagian ujung tail pulley kekencangan belt dapat diatur dengan ditambahkan oleh bagian take up gravity.

Gambar Lapisan pada belt tipe sintetic polyester. Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 10

Tabel 2.1. Ukuran lapisan pada belt [1]

TEORI PENUNJANG
Jumlah minimum dan maksimum lapisan belt (recommended) didasarkan lebar belt (B) adalah : (i) yang dianjurkan

Tabel Ukuran lapisan pada belt B (mm) I 300 3-4 400 3-5 500 3-6 650 3-7 800 4-8 1000 5-10 1200 6-12 1400 7-12 1600 8-12

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 11

TEORI PENUNJANG
Idler roller Berupa sebuah silinder yang dapat berputar pada porosnya yang berfungsi untuk menumpu (supported) belt dan beban material. Idler terutama dipakai pada belt conveyor yang difungsikan untuk memindahkan material bentuk curah. Ditinjau dari letaknya, idler dibedakan mejadi idler atas (carrying idler) yang dipakai untuk menumpu belt dan beban dan idler bawah (return idler) untuk menumpu belt tanpa beban.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 12

TEORI PENUNJANG
Take up Adalah sistem yang difungsikan sebagai tarikan awal pada belt saat berputar. Saat belt berputar baik ada beban material maupun tanpa beban tarikan awal mengakibatkan take up menjadi naik dan kemudian level dari belt akan turun secara perlahan-lahan (smooth) sehingga kondisi belt tidak mengalami hentakan yang terlalu kasar,dikarenakan penurunan belt disebabkan oleh impact dari gaya tarik yang ditimbulkan oleh putaran belt saat belt berputar.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 13

TEORI PENUNJANG
Gambar take up

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 14

TEORI PENUNJANG
Motor Induksi Pada prinsipnya motor induksi merupakan alat listrik yang mengkonversi energi dari energi listrik dirubah menjadi energi mekanik/putar untuk menggerakkan drive pulley pada belt. Pada loading facility overland conveyor disini menggunakan motor induksi tipe squirrel cage (sangkar bajing).

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 15

TEORI PENUNJANG
Starting Motor Pada sistem loading facility overland conveyor disini metode starting motor menggunakan metode current limit ( soft starter ).
Kurva karakateristik current limiting ( Soft starter ).

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 16

TEORI PENUNJANG
Generator AC Reaksi jangkar Reaksi jangkar adalah pengaruh dari fluk jangkar pada fluk medan utama. Dalam sebuah generator, faktor daya beban sangat mempengaruhi reaksi jangkar. Reaktansi sinkron Dipengaruhi oleh : Drop resistansi jangkar I.Ra Drop reaktansi bocor jangkar I.XL Drop reaksi jangkar I.Xa

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 17

TEORI PENUNJANG
Hukum Newton III Menyatakan bila suatu benda mengerjakan benda lain, maka benda kedua akan melakukan aksi, sebesar gaya yang diterimanya dan arahnya berlawanan. Makin besar F maka makin besar pula gaya gesek statis (fs), sampai akhirnya fs mencapai harga maksimum (fs max), pada waktu benda tepat bergerak. Besar gaya gesekan statis tergantung pada sifat permukaan benda dan bidang yang bersinggungan.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 18

DATA TEKNIS
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 19

DATA TEKNIS
Sistem Overland Conveyor Tabel. Data dari spesifikasi overland conveyor
Spesifikasi Panjang Total Panjang Bagian datar Panjang Inclane 1 Panjang Inclane 2 Panjang Inclane 3 Panjang Inclane 4 Panjang Inclane 5 Sudut Inclane 1 Sudut Inclane 2 Overland 1 1309,7 meter 1187,9 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 1 2 Overland 2 1039,4 meter 6830,1 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 1 2 Overland 3 1309,7 meter 1174,9 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 1 2 Overland 4 1260,7 meter 1126,3 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 1 2

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 20

DATA TEKNIS
Tabel. Data dari spesifikasi overland conveyor
Sudut Inclane 3 Sudut Inclane 4 Sudut Inclane 5 Sudut Inclane 6 Sudut Inclane 7 Sudut Idler carrying Panjang idler carrying Panjang return idler Jarak antar frame idler Jarak return idler Tebal belt Panjang belt Density material 3 4 5 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm 2619 meter 0,86 Ton/m3 3 4 3 2 1 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm 2080 meter 0,86 Ton/m3 3 4 5 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm 2619 meter 0,86 Ton/m3 3 4 5 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm 2511 meter 0,86 Ton/m3

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 21

DATA TEKNIS
Tabel . Data penggerak motor overland conveyor
Spesifikasi Type Motor Rated Power Rated Voltage Frequency Nominal Current 551 A Rated Speed IP Insulation Class F Cos Q 0,86 F 0,86 F 0,86 F 0,86 1490 rpm 55 441 A 1490 rpm 55 551 A 1490 rpm 55 551 A 1490 rpm 55 Overland 1 B5C355Lb4 315 KW 400 Volt 50 Hz Overland 2 B5C355La4 250 KW 400 Volt 50 Hz Overland 3 B5C355Lb4 315 KW 400 Volt 50 Hz Overland 4 B5C355Lb4 315 KW 400 Volt 50 Hz

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 22

DATA TEKNIS
Sistem Barge Loading Conveyor Tabel. Data spesifikasi barge loading conveyor.
Specification Panjang Total Panjang Bagian datar Panjang Inclane 1 Panjang Inclane 2 Panjang Inclane 3 Panjang Inclane 4 Sudut Inclane 1 Sudut Inclane 2 Sudut Inclane 3 Sudut Iclane 4 Sudut Iclane 5 Sudut Idler carrying Panjang idler carrying Panjang return idler Jarak antar frame idler Jarak return idler Tebal belt Density material Barge loading conveyor 362,8 meter 239,9 meter 24 meter 24 meter 24 meter 24 meter 1 2 3 4 5 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm 0,86 Ton/m3

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 23

DATA TEKNIK
Tabel . Data penggerak motor barge loading conveyor
Spesifikasi Type Motor Rated Power Rated Voltage Frequency Nominal Current Rated Speed IP Insulation Class Cos Q Barge loading conveyor 315 S4 110 KW 400 Volt 50 Hz 193 A 1480 rpm 55 F 0,86

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 24

DATA TEKNIK
Sistem Radial Stacker Conveyor Tabel . Data spesifikasi radial stacker conveyor
Spesifikasi Panjang Total Panjang Bagian datar Panjang Inclane 1 Sudut Inclane 1 Sudut Idler carrying Panjang idler carrying Panjang return idler Jarak antar frame idler Jarak return idler Tebal belt Radial stacker conveyor 52,0 meter 52,0 meter 15 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 25

DATA TEKNIS
Tabel . Data penggerak motor radial stacker conveyor
Spesifikasi Type Motor Rated Power Rated Voltage Frequency Nominal Current Rated Speed IP Insulation Class Cos Q Radial stacker conveyor B4C315S2 90 KW 400 Volt 50 Hz 157 A 1480 rpm 55 F 0,86

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 26

DATA TEKNIS
Sistem On Ground Feeder.
Tabel . Data bagian On ground feeder
Specification On ground feeder 1 50 meter 15 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm On ground feeder 2 50 meter 15 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm On ground feeder 3 50 meter 15 45 420 mm 1400 mm 1200 mm 2400 mm 10 mm

Panjang bagian tanjakan Sudut tanjakan Sudut Idler carrying Panjang idler carrying Panjang return idler Jarak antar frame idler Jarak return idler Tebal belt

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 27

DATA TEKNIS
Tabel . Data penggerak motor sebagai berikut
Specification Type Motor Rated Power Rated Voltage Frequency Nominal Current Rated Speed 1480 rpm IP Insulation Class Cos Q 55 F 0,86 1480 rpm 55 F 0,86 1480 rpm 55 F 0,86 Page 28 On Ground Feeder 1 B4C315S2 90 KW 400 Volt 50 Hz 193 A On Ground Feeder 2 B4C315S2 90 KW 400 Volt 50 Hz 193 A On Ground Feeder 3 B4C315S2 90 KW 400 Volt 50 Hz 193 A

Jurusan Teknik Elektro-ITS

DATA TEKNIS
Tabel . Data berat Roller
No. 1. 2. Deskripsi Carier Idler Return Idler Berat Kg/meter 135.0 22.5 Perhitungan beban 135 kg/m/2 joint 22.5 kg/m/2 joint Beban kg/joint 67.5 11.3

Tabel . Data faktor tahanan bearing


Kondisi bergerak Favourable Medium Karakteristik saat bergerak Operation in clean, dry premises in the absence of abrasive dust Operation in heated premises in the presence of a limited amount of abrasive dust, normal air humidity Factor w Flat/datar 0,020 0,035 Factor w Troughing/naik 0,025 0,040

Tabel 3.4.4. Koefisien gesek terhadap dan


Tipe pulley dan jenis pulley Terbuat dari baja, suhu kerja kering, berdebu Faktor gesek 0.3 terhadap sudut selimut drum pulley

2.56

3.00

3.51 Page 29

Jurusan Teknik Elektro-ITS

DATA TEKNIS
Tabel . Data generator
Engine Seri number Application Tegangan Output In Frekuensi Putaran Power factor Baterai Cummins c 550 DSE 0095900491 Prime rated power 380 - 400 Volt 500 KVA 760 A 50 Hz 1500 rpm 0,85 24 VDC

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 30

PERHITUNGAN MEKANIS
Page 31

Jurusan Teknik Elektro-ITS

PERHITUNGAN MEKANIS
Luasan Bidang Belt
Luas bidang permukaan didapatkan dengan jalan mengilustrasikan kondisi material curah dalam keadaan beban penuh, ini bertujuan untuk mendapatkan luas bidang maksimum. Akan tetapi kenyatan yang ada dilapangan kondisi luas bidang permukaan tidak semua maksimum.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 32

PERHITUNGAN MEKANIS
ab=

kecepatan dari conveyor

Rugi-rugi belt

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 33

PERHITUNGAN MEKANIS
( 3.12 )

Rugi gesekan akibat roller berbeban

Rugi gesekan akibat roller tak berbeban

Berat beban per meter

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 34

PERHITUNGAN MEKANIS
Tahanan gerak (W) dari belt untuk roller berbeban

Tahanan gerak (W) dari belt untuk roller tanpa berbeban

Tahanan gerak pada belt horizontal.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 35

PERHITUNGAN MEKANIS
( 3.15 )

Tahanan gerak pada belt vertikal

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 36

PERHITUNGAN MEKANIS

Tarikan efektif total dari belt (Wo)

Daya motor conveyor.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 37

ANALISA SIMULASI PROGRAM

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 38

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Tabel. Data daya motor hasil perhitungan
Daya motor hasil perhitungan 218,44 KW 202,20 KW 214,02 KW 205,18 KW 83,74 KW 59,67 KW 57,10 KW 57,10 KW 57,10 KW Pemilihan daya motor disesuaikan kataloq motor 315 KW 250 KW 315 KW 315 KW 110 KW 90 KW 90 KW 90 KW 90 KW Faktor keamanan 1,4 1,2 1,4 1,5 1,3 1,5 1,5 1,5 1,5

No.

Bagian

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Overland Conveyor 1 Overland Conveyor 2 Overland Conveyor 3 Overland Conveyor 4 Barge Loading Conveyor Radial Stacker Conveyor On Ground Feeder 1 On Ground Feeder 2 On Ground Feeder 3

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 39

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Pemodelan Single line diagram pembangkitan

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 40

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Data beban pembangkit an III Sistem Overland 4 Barge loading conveyor Radial conveyor Penerangan Oveland conveyor 4 Penerangan Barge loading conveyor Penerangan Radial conveyor Penerangan area dermaga Penerangan power house Motor 1 unit 1 unit 1 unit 54 unit @ 400 Watt 12 unit @ 400 Watt 6 unit @ 400 Watt 12 Unit @ 1000 Watt 8 unit TL @ 40 Watt Beban lampu Daya 315 KW 110 KW 90 KW 21,6 KW 4,8 KW 2,4 KW 12 KW 0,32 KW

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 41

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Motor current Radial conv. BLC Overland 4 Gen 1 Gen 2 Generator/Grid Current Gen 3

I ( % of FLA )

I ( % of FLA )

Time ( Sec )

Time ( Sec )

Hasil keluaran arus starting motor pada pembangkitan III


Generator/Grid Reactif Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3

Gambar . Hasil keluaran arus generator pada pembangkitan III


Generator/Grid Reactif Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3

M V A R

M W

Time ( Sec )

Gambar . Hasil keluaran daya reaktif generator (MVAR) pada pembangkitan III

Time ( Sec )

Gambar. Hasil keluaran daya reaktif generator (MW) pada pembangkitan III

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 42

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Bus Voltage Radial conv. BLC Overland 4 Gen 1 Gen 2 Generator/Grid Reactif Power Output Gen 3 Vbus ( % of Bus Nominal kV )

PF ( % )

Time ( Sec )

Time ( Sec )

Gambar. Hasil keluaran tegangan pada bus pada pembangkitan III Tabel hasil dari simulasi program arus starting motor .

Gambar. Hasil keluaran Power faktor generator pada pembangkitan III

Pembangkitan III

Motor
Radial stacker Conveyor

Arus Saat starting

Kondisi Normal

567,9 A Barge loading Conveyor Overland conveyor 4 688,0 A 2010,6 A

165,3 A 279,3 A 561,8 A

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 43

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Pemodelan Single line diagram pembangkitan II

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 44

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Data beban pembangkitan II

Sistem Overland 2 Overland 3

Motor 1 unit

Beban lampu

Daya 250 KW

1 unit 315 KW

Penerangan Oveland conveyor 2 Penerangan Oveland conveyor 3 Penerangan power house

54 unit @ 400 Watt 54 unit @ 400 Watt 8 unit TL @ 40 Watt

21.6 KW 21.6 KW 0,32 KW

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 45

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Motor current Generator/Grid current Overland 3 Overland 2 Gen 1 Gen 2 Gen 3

I ( % of FLA )

Time ( Sec )

I ( % of FLA )

Time ( Sec )

Hasil keluaran arus starting motor pada pembangkitan II


Generator/Grid Reactive Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3

Hasil keluaran arus tiap generator pada pembangkitan II


Generator/Grid Real Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3

M V A R

M W

Time ( Sec )

Time ( Sec )

Hasil keluaran daya reaktif generator (MVAR) pada pembangkitan II

Hasil keluaran daya aktif generator (MW) pada

pembangkitan II

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 46

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Generator/Grid Power Factor Bus voltage Gen 1 Overland 3
Vbus ( % of Bus Nominal kV )

Gen 2

Gen 3

Overland 2

Time ( Sec )

PF (%)

Hasil keluaran tegangan bus pada pembangkitan II

Time ( Sec )

Hasil keluaran power faktor generator pada pembangkitan II

Tabel hasil analisa dari simulasi program arus starting motor .

Pembangkitan II Motor Arus Saat starting 2010,6 A 1598.1 A Kondisi Normal 572,0 A 453,5 A Page 47

Overland conveyor 3 Overland conveyor 2

Jurusan Teknik Elektro-ITS

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Pemodelan Single line diagram pembangkitan I

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 48

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Data beban pembangkitan I

Sistem On ground feeder 1

Motor 1 unit

Beban lampu

Daya 90 KW

On ground feeder 2

1 unit

90 KW

On ground feeder 3

1 unit

90 KW

Overland 1

1 unit

315 KW

Penerangan conveyor overland conveyor 1 Penerangan house power

54 unit @ 400Watt

21.6 KW 0,32 KW

8 unit TL @ 40 Watt

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 49

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Motor current Overland 1 OGF 1 Gen 1 Gen 2 Generator/Grid current Gen 3

I ( % of FLA )

Time ( Sec )

I ( % of FLA )

Time ( Sec )

Hasil keluaran arus starting motor pada pembangkitan II

Hasil keluaran arus tiap generator pada pembangkitan I

Generator/Grid Reactif Power Output Gen 1 Gen 2 Gen 3 Gen 1

Generator/Grid Real Power Output Gen 2 Gen 3

MVAR

M W

Time ( Sec )

Time ( Sec )

Hasil keluaran daya generator (MVAR) pada pembangkitan I

Hasil keluaran daya generator (MW) pada pembangkitan I

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 50

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Bus voltage Generator/Grid Power Factor Overland 1 OGF1 Gen 1 Gen 2 Gen 3

Vbus ( % of Bus Nominal kV )

Time ( Sec )

PF ( % )

Time ( Sec )

Hasil keluaran tegangan bus pada pembangkitan I

Hasil keluaran power faktor generator pada pembangkitan I

Tabel hasil dari simulasi program arus starting motor .

Pembangkitan I Motor Arus Saat starting 2053,0 A 628,5 A Kondisi Normal 553,6 A 160,4 A Page 51

Overland conveyor 1 On ground feeder 1

Jurusan Teknik Elektro-ITS

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Pemakaian daya generator saat kondisi starting motor pada masing-masing pembangkitan.
Generator I Pembangkitan III Generator II P Q
MW 0.054 0.095 0.206 MVAR 0.111 0.149 0.365

Motor
MW Radial stacker Conveyor Barge loading Conveyor Overland conveyor 4

Q
MVAR 0.111 0.149 0.365

Generator III P Q
MW 0.054 0.095 0.206 MVA R 0.111 0.149 0.365

0.054 0.095 0.206

Pemakaian daya generator saat normal hasil perhitungan pada pembangkitan III
Generator I

P
( MW) 0.432

Q
( MVAR) 0.197

S
( MVA) 0.474

Cos Q
0.90 lagging

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 52

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Pemakaian daya generator saat kondisi starting motor pada masing-masing pembangkitan.
Pembangkitan II Generator II P Q MW MVAR 0.147 0.221 0.335 0.321

Motor Overland conveyor 3 Overland conveyor 2

Generator I P MW 0.147 0.221 Q MVAR 0.335 0.321

Generator III P Q MW MVAR 0.147 0.221 0.335 0.321

Pemakaian daya generator saat normal hasil perhitungan (beban penuh) pembangkitan II
Generator I P ( MW) 0.250 Q ( MVAR) 0.125 S ( MVA) 0.279 Generator II P
( MW)

Cos Q

0.89 lagging

Q
( MVAR)

S
( MVA)

Cos Q

0.250

0.100

0.269

0.92 lagging

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 53

ANALISA SIMULASI PROGRAM


Pemakaian daya generator saat kondisi starting motor pada masing-masing pembangkitan.
Pembangkitan I Generator II P Q
MW 0.133 MVAR 0.345

Motor
Overland conveyor 1 On ground feeder 1

Generator I P
MW 0.133

Q
MVAR 0.345

Generator III P Q
MW 0.133 MVAR 0.345

0.160

`0.169

0.160

`0.169

0.160

`0.169

Pemakaian daya generator saat normal hasil perhitungan pada pembangkitan I


Generator I P ( MW) Q ( MVAR) S ( MVA) Cos Q

0.431

0.197

0.473

0.90 lagging

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 54

KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 55

KESIMPULAN
KESIMPULAN
Pemilihan daya motor untuk penggerak conveyor didasarkan pada pendekatan-pendekatan perhitungan mekanis dari desain yang ada, kemudian dari hasil perhitungan ditentukan daya motor yang dipilih berdasarkan kataloq motor yang dipakai dengan mempertimbangkan faktor keamanan pada motor terhadap beban yang dipikul. Dari hasil analisa simulasi Etap ditunjukkan bahwa arus saat starting motor mengalami kenaikkan yang sangat tinggi, ini disebabkan karena nilai reaktansi XrLr (reaktansi locked rotor) memiliki harga yang lebih rendah, dibandingkan nilai XrFl (reaktansi Full load) dan nilai RrLr (resistansi locked rotor) yang lebih tinggi dibandingkan nilai RrFl (resistansi Full load). Dari hasil analisa simulasi Etap pengaruh slip pada motor sangat mempengaruhi terhadap nilai arus dan nilai Torsi gerak pada motor. Saat starting untuk motor Overland conveyor diperlukan 3 genset untuk mensuplai kebutuhan daya saat starting, akan tetapi saat kondisi beban sudah normal hanya 1 genset yang dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan operasional untuk pembangkitan III dan pembangkitan I, sedangkan untuk pembangkitan II dibutuhkan 2 unit generator dalam pengopersiannya. Hasil load flow mempresentasikan kondisi beban normal hasil dari perhitungan, akan tetapi dalam pengoperasiaanya beban batu bara yang dipikul oleh motor tidak selamanya dalam kondisi penuh di dalam belt dikarenakan bergantung pada kinerja dari alat berat yang beroperasi di area stock pile.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 56

SARAN
SARAN Diperlukan penambahan UPS pada sistem kontrol guna menjaga kinerja program PLC agar tidak terjadi Blanking program akibat drop tegangan sesaat pada waktu starting motor. Penambahan capasitor bank sangat diperlukan untuk menaikan cos Q saat starting motor overland conveyor.

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 57

TERIMA KASIH
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 58

Gambaran kondisi di lapangan Overland

Jurusan Teknik Elektro-ITS

Page 59

KESIMPULAN

Gambaran sebenarnya di lapangan Jurusan Teknik Elektro-ITS


Page 60

Anda mungkin juga menyukai