Anda di halaman 1dari 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Objek Penelitian Menurut Arikunto (2005:85), objek penelitian adalah apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian, sedangkan subjek penelitian adalah tempat penelitian melekat. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan (environmental performance) dan kinerja keuangan (financial performance. Dalam hal ini, indikator kinerja lingkungan yang menjadi variabel penelitian terdiri dari PROPER, ISO 14001, dan Firm Size (Total Assets), sedangkan untuk kinerja keuangan indikatornya adalah ROA (Return On Assets) dan NPM (Net Profit Margin). Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah sampel terpilih dari populasi target, yaitu peringkat PROPER dann laporan tahunan serta laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan pertambangan tahun 2008, 2009, dan 2010 yang menjadi populasi target. Kinerja lingkungan yang digunakan diliihat melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang menjadi program tahunan Kementrian Lingkungan Hidup untuk penilaian tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, serta dampak operasinya terhadap lingkungan. Melalui bentuk kepedulian lingkungan yang dimiliki oleh perusahaan yang dalam hal ini dicerminkan keikutsertaan perusahaan dalam sertifikasi ISO 14001, serta diukur pulda dengan karakteristik yang melekat pada industri seperti ukuran perusahaann. Sedangkan kinerja keuangan yang digunakan diwakili dengan menilai pengaruhnya ROA dan Net Profit Margin yang dimiliki perusahaan. Perusahaan pertambangan dipilih oleh penulis karena pertambangan sebagai perusahaan yang memiliki resiko lingkungan yang tinggi akibat proses produksinya yang secara langsung memanfaatkan sumber daya alam. Selain itu

43

44

banyaknyaknya kasus perusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan tambang telah membentuk environmental skepricism, yaitu pandangan yang menganggap perusahaan tambang lebih banyak menimbulkan kerusakan dari pada manfaat. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam menelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Metode deskriptif analitis itu sendiri adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dimana tujuannya adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. Metode ini bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. (Nazir, 2005:54). Sedangkan yang dimaksud dengan metode survey menurut Nazir (2005:56) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Maka, metode survey tersebut akan membedah serta mengenal masalahmasalah serta pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan survey karena alasan berikut: 1. Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang meneliti keadaan atau status kelompok subjek yang telah dipilih, yaitu perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor pertambangan umum. 2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta-fakta dari gejala yang ada dengan jalan mencari keterangan secara faktual. Seperti yang

45

telah diisyaratkan oleh Nazir (2005) mengenai pendekatan survey, penulis melakukan pembedahan masalah yaitu keadaan dan praktek yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif dengan model ekonometrik untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk analisis kuantitatif, penulus menggunakan bantuan software Eviews 5.1. metode penelitian yang dilakukan berupa pengujian terhadap data observasi yang didapatkan dari beberapa sumber data sekunder di Indonesia. Dalam rangka melakukan analisis, tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Menentukan metode penelitian yang akan digunakan sesuai dengan topik yang diteliti. 2. Menentukan variabel bebas dan variabel terkait serta menentukan indikator variabelnya sesuai dengan topik yang sedang diteliti (melakukan operasionalisasi variabel) 3. Menentukan model ekonometrik yang akan digunakan sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. 4. Mendapatkan data yang berkaitan dengan variabel kinerja lingkungan yaitu peringkat kinerja lingkungan perusahaan sampel yang ditetapkan oleh program PROPER, mendapatkan database nasional ISO 14001, untuk melihat kepemilikan sertifikat ISO yang dimiliki perusahaan, serta mendapatkan data yang berkaitan dengan ukuran perusahaan. 5. Mendapatkan data yang berkaitan dengan variabel kinerja keuangan yaitu ROA dan Net Profit Margin yang terdapat di laporan keuangan perusahaan. 6. Melakukan pengujian asumsi klasik atas data yang dihasilkan 7. Melakukan pengujian ekonometrik untuk menguji hipotesis-hipotesis serta mengintepretasikan dan menganalisa hasil pengujian hipotesis.

46

8. Melakukan ekonometrik. 3.2.1

penarikan

kesimpulan

berdasarkan

hasil

pengujian

Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan tipe data kuantitatif, dimana akan dilakukan

dengan suatu teori sebagai titik tolaknya atau verifikasi teori yang melandasi perumusan masalah atau pernyataan pengembangan hipotesis dan pengujian data. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data sekunder menurut Churchill (2005) merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang dilakukan saat ini, tetapi untuk tujuan lain. Data sekunder biasanya merupakan data masa lalu atau historikal. (Wibisono, 2002). Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya yaitu: 1. Data Return On Assets diperoleh dari annual report perusahaan pertambangan umum yang dipublikasikan. Data didapat dari situs perusahaan yang bersangkutan, atau dari pojok bursa Universitas Widyatama. 2. Data Net Profit Margin akan diperoleh dari annual report perusahaan pertambangan umum yang dipublikasikan. Data didapat dari situs perusahaan yang bersangkutan, atau dari pojok bursa Universitas Widyatama. 3. Data peringkat PROPER yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, dapat diperoleh dari situs Kementrian Lingkungan Hidup yaitu www.menlh.go.id 4. Data Firm Size dapat diperoleh dari annual report perusahaan pertambangan umum yang dipublikasikan. Data didapat dari situs perusahaan yang bersangkutan, atau dari pojok bursa Universitas Widyatama.

47

5. Data mengenai ISO 14001 dapat diperoleh dari database nasional sertifikasi ISO 14001 yang dipublikasikan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup untuk tahun 2008, 2009, dan 2010. 3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Perusahaan pertambangan umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan target populasi yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan populasi diatas, dapat ditentukan sampel sebagai objek penelitian. Sampel itu sendiri menurut Sugiyono (2007) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling atau teknik non-probability sampling sering disebut juga non-random sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria pemilihan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan pertambangan umum yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 3 tahun penelitian. 2. Perusahaan pertambangan umum yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PROPER) 3 tahun penelitian. Terdapat 32 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saat ini, namun 23 perusahaan yang terdaftar selama tahun penelitian. Adapun hasil sampling akhir perusahaan terdapat 5 (lima) perusahaan, yaitu:

48

Tabel 3.1: Daftar Perusahaan (Sampel Data) No. 1 2 3 4 5 Nama Perusahaan PT. Adaro Energy Tbk PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk PT. Medco Energy International Tbk PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT. Timah (Persero) Tbk Kode ADRO ANTM MEDC PTBA TINS

Sumber : web BEI, Daftar Peserta PROPER dan diolah sendiri. 3.2.3 Operasionalisasi Variabel Variabel penelitian menurut Sugiyono (2007) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Terdapat dua jenis variabel dan lima proksi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu data untuk variabel terikat (dependent variable) terdapat tiga proksi didalamnya, variabel bebas (variable independent) tetrdapat tiga proksi yang terkait dalam variabel tersebut. Agar menghindari kekeliruan terhadap

setiap variable yang digunakan dalam penelitian ini, maka dapat didefinisikan operasionalisasi variable dependen dan independen sebagai berikut. Tabel 3.2: Operasionalisasi Variabel
Variabel Kinerja Lingkungan Proksi PROPER (X1) Indikator Indeks Peringkat PROPER Hasil Penelitian Sertifikat ISO 14001 Susi Sarumpaet Ordinal Sumber Skala Interval

(Independen) ISO 14001 (X2) Firm Size (X3) Kinerja Keuangan (Dependen) Net Profit Margin (Y2) ROA (Y1)

Total Aset Laba bersih & total aktiva Hasil Penelitian Susi Sarumpaet Hasil Penelitian Laba bersih & penjualan Suratno, Darsono dan Siti

Rasio

Rasio

Rasio

49

3.2.3.1 Variabel Terikat (Dependent) Variabel dependen merupakan suatu variabel terikat atau tidak bebas atau dengan kata lain merupakan variabel yang dipengaruhi oleh varianel independent atau variabel lainnya. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas (independent) yang diberikan dan diukur atau menentukan ada tidaknya pengaruh (kriteria) dari variabel bebas (Arikunto, 2002:102). Dalam penelitian ini variabel terikat diwakili oleh kinerja keuangan dengan indikator-indikator sebagai berikut: 1. ROA (Return on Assets) Variabel terikat yang dinotasikan dengan Y1 ROA (Return on Assets) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. ROA merupakan salah satu tolak ukur untuk menentukan keberhasilan suatu manajemen dalam mengelola aset perusahaan. 2. NPM (Net Profit Margin) Variabel terikat yang dinotasikan dengan Y2 NPM (Net Profit Margin) merupakan rasio yang mengukur presentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya-biaya yang terjadi. Net Profit Margin merupakan salah satu ukuran yang baik untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya.

3.2.3.2 Variabel Bebas (Independent) Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas ini merupakan faktor yang menjadi pokok permaslahan yang ingin diteliti atau penyebab utama suatu gejala (Arikunto, 2002:102). Dlaam penelitian ini variabel bebas yang akan digunakan adalah kinerja lingkungan dengan indikator-indikator sebagai berikut: 1. PROPER Proper adalah variabel bebas yang dinotasikan dengan X1. PROPER merupakan sebuah program tahunan yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup guna Mengukur kinerja lingkungan suuatu

50

perusahaan. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima (5) warna yaitu emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Dari setiap warna akan diberu skor secara berturut-turut dengan nilai tertinggi 5 untuk warna emas, dan terendah 1 untuk warna hitam. 2. ISO 14001 Variabel ini dinotasikan dengan X2, digunakan untuk mengetahui tingkat kepedulian yang ditunjukan oleh perusahaan terhadap lingkungan melalui keikutsertaannya dalam program PROPER. Dalam hal ini diukur melalui berapa lama perusahaan memiliki sertifikat ISO 14001 sampai pada tahun penelitian. 3. Firm Size Variabel bebas yang dinotasikan dengan X3, variabel ini ditunjukkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Tinggi rendahnya kinerja lingkungan dipengaruhi oleh jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan metode Content Analysis, yaitu suatu metode pengumpulan data penelitian dengan menggunakan teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (antara lain: iklan, kontrak kerja, laporan, notulen, rapat, surat, jurnal, makalah, surat kabar, dll). Tujuannya adalah untuk melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematik (Indriyanto dan Supomo, 2002). Content Analysis dilakukan dengan cara melakukan observasi atas laporan keuangan yang sudah diautdit untuk sektor pertambangan yang menjadi sampel penelitian. Observasi dilakukan dengan objek penelitian laporan tahunan selama tahun penelitian, dan laporan hasil penilaian PROPER yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup selama tahun penelitian.

51

3.2.5 Penetapan Hipotesis Null dan Alternatif Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengujian hipotesis yang berkaitan dengan signifikan atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikatnya. Hipotesis null (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap bariabel terikatnya tidak signifikan. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan vhipotesis kerja penulis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terkaitnya. Jika hipotesis null (Ho) ditolak, maka hipotesis alternatif (Ha) tidak dapat ditolak. Perumusan Ho dan Ha untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Terdapat pengaruh interaktif antara kinerja lingkungan dan kinerja perusahaan. Ha : Tidak terdapat pengaruh interaktif antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan.

3.2.6

Pemilihan Metode Statistik Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian sebagaimana telah

diidentifikasi pada bagian identifikasi masalah dan dengan meperhatikan operasionalisasi variabel yang memiliki data kuantitatif, maka penulis menggunakan model persamaan simultan dengan bantuan software Eviews 5.1.

3.2.6.1 Model Persamaan Simultan (Simultaneous Equation Model) Model analisis kuantitatif dilakukan dengan membuat persamaan regresi model ekonometrika dengan metode persamaan simultan. Model persamaan simultan adalah suatu model yang mempunyai hubungan sebab akibat antara variabel dependen dan variabel independennya, sehingga suatu variabel dapat dinyatakan sebagai variabel dependen maupun independen dalam persamaan yang lain. Maka model ini digunakan dalam penelitian penulis karena dapat memperlihatkan efek yang saling mempengaruhi antara variabel endogen. Variabel endogen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel di dalam model. Semetara, variabel eksogen merupakan variabel yang nilainya

52

dipengaruhi di luar model sehingga bukan merupakan variabel skolastik atau variabel random. Dengan menggunakan metode persamaan simultan, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: X3 = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X1 + 1 .......................(3.1) Y1 = 0 + 1Y2 + 2X3 + 2 .................................(3.2) Keterangan: X1 = PROPER X2 = ISO 14001 X3 = Firm Size Y1 = ROA Y2 0, 0 1...n, 1...n = NPM = Parameter = Koefisien Regresi

3.2.6.2 Identifikasi Persamaan Identifikasi dilakukan intuk mengetahui syarat-syarat apakah pembentukan model simultan sudah baik, yaitu memenuhi order condition dan rank condition. Jika hal ini sudah dilakukan maka persamaan tersebut dapat diidentifikasi baik secara tepat (identified) atau secara berlebih (over identified). Jika hal ini tidak dapat dilakukan, maka persamaan tersebut tidak dapat diidentifikasikan (unidentified) atau kurang diidentifikasi (under identified).

Untuk melakukan suatu persamaan simultan, dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu rank condition dan dan order condition serta teknik persamaan bentuk turunan (reduce form). Dijelaskan sebagai berikut:

1. Order Condition Suatu kondisi yang perlu, tetapi tidak cukup diidentifikasi saja, dikenal sebagai order condition. Dalam identifikasi dan pengujian model digunakan persamaan struktural berdasarkan order condition dengan kriteria identifikasi sebagai berikut:

53

Tabel 3.3: Kriteria Order Condition


Order Condition (K-k) > (m-l) (K-k) = (m-l) (K-k) (m-l) (K-k) < (m-l) Identifikasi Over Indentified Identified Under Identified Unidentified Metode yang dihunakan Two-Stafe Least Squares (2SLS) Ordinaru Least Square (OLS) Indirect Least Squares (ILS) -

Dimana : K = Jumlah variabel eksogen di dalam model simultan k = Jumlah variabel eksogen di dalam persamaan tertentu m = Jumlah variabel endogen di dalam persamaan tertentu 2. Rank Condition Kondisi Rank merupakan pelengkap dari kondisi order. Kondisis rank dapat dinyatakan bahwa suatu model terdiri dari M persamaan dengan M variabel endogen, maka persamaan tersebut diidentifikasi jika, dan hanya jika, paling sedikit terdapat satu determinan ordo rank (M-1)(M-1) yang tidak sama dengan nol dari koefisiensi-koefisiensi di luar persamaan tersebut tetapi ada dalam persamaan lain dalam model tersebut: |
( )( )|

Prinsip perhitungan determinan matriks dengan menggunakan cofactor dapat membuktikan bahwa matriks tersebut memiliki determinan yang tidak sama dengan nol untuk matriks yang berukuran (M-1)(M-1), maka setiap persamaan dalam model simultan tersebut memenuhi setiap persyaratan rank.

3.2.7 3.2.7.1

Pengujian Statistik Uji Asumsi Klasik

3.2.7.1.1 Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa data residual pada model regresi terdistribusi secara normal sehingga dapat digunakan

54

distribusi normal sebagai alat uji hipotesis. Data yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam uji Jarque-Bers (JB), jika residual terdistribusi secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan nol. Jika nilai probabilitas p dari statistik JB besar atau dengan kata lain jika nilai statistik dari JB tidak signifikan maka menerima hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistik JB mendekati nol. Dengan pengujian hipotesis: Ho : Data Berdistribusi normal Ha : Data tidak Berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah: 1. Ho ditolak dan Ha diterima, jika P Value < 5% 2. Ha diterima dan Ha ditolak, jika P Value > 5% Jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal, dapat diterapkan beberapa cara, antara lain: (a) jika sampel besat dampaknya menghilangkan nilai outlier dari data: (b) melakukan transformasu data; dan (c) menggunakan alat analisis non-parametrik. 3.2.7.1.2 Multikolinearitas Menurut Ghozali (2002) multikolinearitas mempunyai pengertian bahwa ada hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen (variabel yang menjelaskan) dari model regresi. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Salah satu munculnya multikolinearitas adalah R

55

sangat tinggi dan tidak satupun koefisien regresi yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadapvariabel tidak bebas secara skolastik. Multikolinieritas dideteksi dengan menghitung nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dari setiap variabel bebas. Apabila nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi. 3.2.7.1.3 Heteroskedastisitas Suatu asumsi pokok dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi adalah homoskedastisitas, yaitu semua gangguan tadi mempunyai varian yang sama. Secara sistematis asumsi ini dituliskan sebagai berikut: ( )

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varial dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Adapun dasar pengujian ada atau tidaknya situasi

heteroskedastisitas pada model analisis dapat terlihat dari diagram pencar data, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterrplot. Secara ringkas walaupun terdapat heteroskedastisitas maka penaksir OLS (Ordinary Least Square) tetap tidak bias dan konsisten tetapi penaksir tadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar (yaitu asimtotik). Menurut Gujarati (2003) bahwa masalah heteroskedastisitas nampaknya menjadi lebih biasa dalam data cross section dibandingkan dengan data time series. Uji yang akan digunakan penulis untuk penelitian ini adalah uji white, dengan kriteria sebagai berikut: Prob Obs * R2 < (0.05), maka terdapat heterokedastisitas Prob Obs * R2 > (0.05), maka tidak terdapat heterokedastisitas

56

3.2.7.1.4 Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar serangkaian anggota observasi yang di urutkan menurut waktu. Penyebab timbulnya kondisi gangguan korelasi adalah: 1. Kondisi waktu yang dipengaruhi oleh waktu sebelumnya 2. Terdapat salah satu atau lebih variabel yang tidak benar, sehingga dapat menyebabkan bias spesifikasi 3. Penggunaan bentuk fungsional yang tidak benar sehingga dapat menyebabkan bias spesifikasi. 4. Manipulasi data Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dilakukan uji DurbinWatson dengan menghitung angka. Menurut Gujarati (2003:215), DurbinWatson (DW) dihitung dengan rumus berikut: ( )

Dimana: DW i = nilai D-W hitung = residual dari persamaan regresi periode i, sama dengan nilai Yi Yi2 atau deviasi nilai observasi dari nilai peramalan. i-1 = residual dari persamaan regresi i 1, sebelum periode i.

Nilai d-stat dapat diperoleh juga dari hasil regresi yang dihitung dengan menggunakan Program Eviews 7. Pada tabel d-stat terdapat nilai d maksimal (du)dan d minimal (dL) untuk model regresi dengan jumlah sampel tertentu (N) dan jumlah variabel bebas tertentu (tidak termasuk konstanta). Hipotesis nol menuuatakan bahwa suatu model tidak mengandung autokorelasi positif, sedangkan hipotesa alternatif sebaliknya.

57

Dalam setiap penelitian sudah lazim ditetapkan bahwa dU ditetapkan sebagai batas vertikal, maka agar suatu d-stat menjadi tanda adanya autokorelasi di antara error terms, d-stat hendaknya lebih besar dari pada dU atau lebih kecil daripada 4-dU. Tabel berikut menunjukkan keberadaan korelasional di antara disturbance terms dalam konteks hipotesa-hipotesa di atas:

Tabel 3.4: Kriteria signifikansi uji Durbin Watson Ho : Hipotesis Nol Tidak ada korelasi positif Tidak ada korelasi positif Hasil Perhitungan 0 < d < dL dL < d < dU Keputusan Ditolak Tidak ada keputusan Ditolak Tidak ada keputusan Tidak ditolak

Tidak ada korelasi negatif 4-dL < d < 4 Tidak ada korelasi negatif 4-dL < d < 4 < dL Tidak ada autokorelasi dU < d < 4 - dU positif maupun negatif
Sumber: Gujarati, 2009

Namun, uji Durbin-Watson memili kelemahan-kelemahan yang pada akhirnya dikembangkan oleh Broesh dan Godfrey yang mengemukakan uji atokorelasi yang lebih umum. Uji ini dikenal dengan uji Lagrange Multiplier (LM). Dengan bantuan Eviews 7.0, kita dapat memperoleh nilai Obs R 2 dan probabilitasnya. Kriteria untuk berikut : Prob Obs * R2 (0.05), maka terjadi autokorelasi Prob Obs * R2 > (0.05), maka tidak terjadi autokorelasi uji Lagrange Multiplier (LM) adalah sebagai

58

3.2.7.2 Uji Hausman Untuk Masalah Simultanis Estimator Ordinary Least Square (OLS) akan menghasilkan estimator yang konsisten dan efisien jika tidak ada persamaan simultan di dalam sebuah model. Dengan menggunakan Two-Stage Least Square, maka kita akan menghasilkan estimator yang konsisten dan efisien untuk model simultan. Masalah simultanis di dalam persamaan regresi muncul karena beberapa variabel endogen berhubungan dengan variabel gangguan. Dengan demikian ada tidaknya masalah simultanis di dalam sebuah persamaan dapat diketahui dengan melihat apakah variabel endogen berhubungan dengan variabel gangguan. Salah satu metode uji simultan dikemukakan oleh Hausman. Untuk persamaan dalam penelitian ini, variabel endogen adalah variabel PROPER dan ROA. Sementara variabel eksogen adalah ISO 14001, Firm Size dan Net Profit Margin. Masalah simultan akan terjadi jika ROA dan nilai residual saling berhubunganm dan sebaliknya, jika nilai residual tidak saling berhubungan, maka tidak terjadi masalah simultanis. Prosedur uji Hausman untuk membuktikan masalah simultanis dilakukan dengan mencari persamaan reduce form untuk persamaan (3.1) dan (3.2) adalah sebagai berikut: a. Persamaan Pertama X3 = 0 + 1X1 + 2X2 + 3Y1 + 1.........(3.1) Tahap-tahap reduce form: 1. X3 = 0 +1X1 + 2X2 + 3(0 + 1Y2 + 2X3 + 2) 1 2. X3 = 0 + 1X1 + 2X2 + 30 + (31)Y2 + (32)X3 + 32 + 1 3. (1- 32) X3 = 0 + 1X1 + 2X2 + 30 + (31)Y2 + 32 + 1 4. X3 = 5. X3 = ( ) ( ) ( ) ( )

59

b. Persamaan Kedua Y1 = 0 + 1Y2 + 2X3 + 2 ...........(3.2) Tahap-tahap reduce form: 1. Y1 = 0 + 1Y2 + 2(0 + 1X1 + 2X2 + 3Y1 + 1) + 2 2. Y1 = 0 + 1Y2 + 20 + (21)X1 + (22)X2 + (23)Y1 + 21+ 2 3. (1 - 23)Y1 = 0 + 1Y2 + 20 + (21)X1 + (22)X2 + 21+ 2 4. 5. Y1 = ( ) ( ) ( ) ( )

Berdasarkan hasil reduce form diatas kita dapat membuktikan ada tidaknya masalah simultanis. Hipotesis nol tidak ada masalah simultanis jika tidak ada korelasi antara 1 dan 2. jika kita melakukan regresi persamaan dan mendapatkan nilai koefisien 1 secara statistik tidak signifikan, maka tida terdapat masalah simultan. Dengan bantuan Eviews 7.0, regresikan variabel endogen terhadap variabel endogen yang lain untuk memperoleh nilai residual dan nilai variabel endogen forecast. Jika nilai dari residual secara statistik signifikan melalui uji-t, maka dapat menolak hipotesis nol yang berarti terdapat simultanitas. Sebaliknya, jika tidak signifikan maka menerima hipotesis nol yang berarti tidak terdapat simultanitas. 3.2.7.3 Uji Koefesien Determinasi Uji koefisien determinasi merupakan pengukuran goodness of fit, yaitu uji yang mampu menunjukkan besarnya kemampuan variasi dari variabel terikat yang dapat diterangkan oleh variabel bebas. Besarnya koefisien determinasi (R2) berkisar antara nol sampai dengan satu. Dimana, semakin mendekati satu, maka semakin baik kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi dari variabel terikat.

60

3.2.7.4 Uji Parsial (uji t-stat) Pengujian statistik ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel non-independennya. Hasil uji statistik untuk tiap-tiap variabel bebas dan konstanta dapat dilihat pada tabel koefisien dengan hipotesa sebagai berikut: H0 : Bi = 0, (Tidak ada pengaruh signifikan variabel independen ke-i pada variabel dependennya) H1 : Bi 0, (Terdapat pengaruh signifikan variabel independen ke-i pada variabel dependennya) Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah dua arah (2-tailed significant level) dengan demikian berlaku pengujian sebagai berikut: Jika -ttabel thitung ttabel, maka Ho diterima Jika thitung < -ttabel < thitung, maka Ho ditolak

3.2.7.5 Uji F-stat Dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: Ho H1 : 1 = 2 = 3 = n = 0 : 1 = 2 = 3 = n 0 Ho artinya semua variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan variabel dependennya. Oleh karena itu uji F kadang juga disebut pengujian signifikansi untuk R2. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, sehingga pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependennya adalah signifikan.

61

Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima, sehingga pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependennya adalah tidak signifikan.

3.2.8

Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hipotesis yang telah ditetapkan diatas, penulis dapat menarik

kesimpulan apakah variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakan Ho atau penerimaan hipotesis alternatif (H1).

Anda mungkin juga menyukai