untuk mengobati skizofrenia tetapi juga efektif untuk psikotik lainnya, seperti
Obat
antipsikosis = neroleptics karena memiliki beberapa efek samping yang memberi gambaran seperti gangguan neurologis yang disebut pseuodoneurologis juga istilah major tranquilizer karena adanya efek sedasi atau mengantuk yang berat.
Dikenal
KLASIFIKASI
Psychotics)
Obat
Anti-Psikosis Tipikal
NO Golongan
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Anjuran
1.
(Meprofarm)
-Cepezet (Mersifarma)
Ampul 50
mg/2cc
jam
Perphenazine
-Perphenazine
(Indofarma) -Trilafon (Schering)
Tab 4 mg
Tab 2-4-8 mg
12-24
mg/h
Trifluoperazine Stelazine (Glaxo- Tab 1-5 mg 10-15 Smith-Kline) Fluphenazine Anatensol (B-M Tab 2,5-5 mg/h 10-15
Fluphenazine
decanoate
Squibb)
Modecate (B-M Squibb)
mg
Vial 25 mg/cc
mg/h
25 mg (im) setiap 24 minggu
Thioridazine
2.
Pharmacial)
-Haldol (Janssen) -Govotil (Guardian Pharmatama) -Lodomer (Mesifarma) -Haldol Decanoas
(Janssen)
3. Diphenylbuthylpiperedine Pimozide Orap Forte (janssen) Tab 4 mg 2-4 mg/h
Obat
Anti-Psikosis Atipikal
NO
Golongan
Nama Generik
Nama Dagang
Sediaan
Dosis Anjuran
1.
Benzamide Sulpiride
Dogmatil Forte
Amp 100
3-6 amp/h
(Delagrange)
mg/2cc
Tab 200 mg
2.
(Meprofarm)
Olanzapine Quetiapine Zyprexa (Eli Lily) Seroquel (Astra Zeneca) Tab 5-10 mg 10-20 mg/h
Zotepine
Lodopin (Kalbe
farma)
Tab 25-50 mg
75-100
mg/h
3.
(janssen)
-Risperdal Consta -Neripros (Pharos) -Persidal
50 mg/cc
Tab 1-2-3 mg Tab 1-2-3 mg Tab 1-2-3 mg
2 minggu
(Mersifarma)
-Rizodal (Guardian Pharmatama) -Zofredal (Kalbe
Tab 1-2-3 mg
Farma)
Ariprazole Abilify (Otsuka) Tab 10-15 mg 10-15 mg/h
FARMAKODINAMIK
Obat-obat
antipsikotik terutama bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak. Sistem Dopamin yang terlibat yaitu sistem nigrostrial, sistem mesolimbokortikal, dan sistem tuberoinfundibulumer.
Bila
hambatan berlebihan pada sistem nigrostriatal berlebihan gangguan aktivitas motorik Sistem mesolimbokortikal mempengaruhi fungsi kognitif Sistem tuberoinfundibulum mempengaruhi fungsi endokrin terganggu
Mengurangi
halusinasi
dan
agitasi
dari
fisik spontan.
Tidak
menekan
fungsi
intelektual
dan
Gejala
parkinson,
akatisia
(kegelisahan
motorik) dan diskinesia tardif (postur leher, badan atau ekstremitas yang tidak benar) terjadi pada pengobatan kronis.
Kecuali dengan tioridazin, umumnya obat neuroleptika mempunyai efek antiemetik melalui dopaminergik penghambatan D2 di reseptor daerah picu
kemoreseptor medula.
Penglihatan kabur, mulut kering, sedasi, bingung dan penghambatan gerakan otot polos pencernaan dan kandung kemih, sehingga terjadi konstipasi dan retensi urin.
reseptor -adrenergik menyebabkan hipotensi statik dan pusing. Perubahan mekanisme pengaturan suhu dan dapat menghasilkan poikilothermia (suhu tubuh berubah sesuai lingkungan). Dalam hipofisis, neuroleptika menghambat D2, sehingga pelepasan prolaktin meningkat.
Penghambatan
INTERAKSI OBAT
Antipsikosis
+ Antipsiokosis lain = potensiasi efek samping obat dan tidak ada bukti lebih efektif. Antipsikosis + Antidepresan trisiklik = efek samping antikolinergik meningkat. Antipsikosis + Antiansietas = dianjurkan tidak memberikan obat antipsikosis pada pagi hari sebelum dilakukan ECT angka mortalitas tinggi.
Antpsikosis
+ Antikonvulsan = ambang konvulsi menurun, kemungkinan serangankejang meningkat, oleh karena itu dosis antikonvulsan harus lebih besar. Yang paling minimal menurunkan ambang kejang adalah : haloperidol. Antipsikosis + Antasida = efektifitas obat antipsikosis menurun disebakan gangguan absorbsi.
Suatu kondisi penderita berupa perasaan tidak nyaman, gelisah, dan merasa harus selalu menggerak-gerakan tungkai terutama kaki. Peningkatan kegelisahan yang terjadi setelah mendapat antipsikotik tipikal.
Terjadi
kekakuan dan konraksi otot secara tiba-tiba, biasanya mengenai otot leher, lidah, muka dan punggung. Mungkin juga terjadi krisis occuloguric atau opistotonus. Biasanya terjadi pada pengobatan dengan antipsikotik tipikal.
Efek
menghambat
neuron
dopaminergik
biasanya diimbangi oleh kerja eksitasi neuron kolinergik. Penghambat reseptor dopamin
mengganggu dan
keseimbangan efek
ini
yang motor
menyebabkan
ekstrapiramidal.
a. Efek obat antikolinergik. Jika aktivitas kolinergik juga dihambat, keseimbangan tercapai dan efek ekstrapiramidal berkurang. Ini dapat diperoleh
b.
Klozapin
dan
risperidon.
Obat-obat
ini
mempunyai potensi rendah untuk menimbulkan gejala ekstrapiramidal dan merendahkan risiko
Gejala
utama berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan sistem saraf otonom dan delirium. Gejala biasanya berkembang dalam periode waktu beberapa jam sampai beberapa hari setelah pemberian antipsikotik. Febris tinggi dapat mencapai 410C atau lebih Dapat terjadi hipertensi atau hipotensi, takikardia, diaphoresis dan pallor. Kesadaran berfluktuasi dapat sampai delirium, bahkan kejang dan koma.
Pasien memperlihatkan gerakan tak terkendali, termasuk gerakan rahang ke lateral dan gerakan
Gangguan
Endokrin,
Metabolik
dan
Hematologik
Mengantuk
Mulut
hilangnya akomodasi.
Pemberian Dosis
obat
: 1-2 x perhari
Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran, dinaikkan setiap 2-3 hari sampai
Untuk pasien dengan sindrom psikosis yang Multi episode terapi pemeliharaan paling
sedikit
selama
tahun,
hal
ini
dapat
sama sekali