Anda di halaman 1dari 2

Presiden: Gunakan Anggaran Pendidikan 20% Tepat Sasaran,

Efisien, Efektif, dan Bebas Penyimpangan

Jakarta, Selasa (2 Desember 2008) -- Presiden RI, Susilo Bambang


Yudhoyono meminta agar menggunakan anggaran pendidikan sebanyak 20
persen dari APBN dan APBD dengan sebaik - baiknya dalam arti tepat
sasaran, efisien, efektif, dan bebas dari penyimpangan. Presiden SBY juga
mengimbau agar anggaran pendidikan itu untuk benar-benar meningkatkan
kemampuan atau kapabilitas dan profesionalitas dari para guru.

"Gunakan anggaran dengan tepat, bebaskan atau ringankan beban biaya


pendidikan bagi saudara-saudara kita yang masih miskin melalui Program BOS,
program beasiswa, dan lain - lain. Bantu dan berikan dukungan kepada para
guru," kata Presiden SBY pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional (HGN)
2008 dan HUT PGRI Ke-63 di Stadion Tenis Gelora, Senayan, Jakarta,
Selasa(2/12/2008).

Hadir pada acara Menkominfo M. Nuh, Mendagri Mardiyanto, Seskab Sudi


Silalahi, Mensesneg Hatta Rajasa, Juru Bicara Presiden, Andi A. Mallarange,
Mendiknas Bambang Sudibyo, serta sebanyak 3.500 guru, dan sejumlah
gubernur, walikota, dan bupati penerima penghargaan Satyalancana
Pembangunan di Bidang Pendidikan Tahun 2008. Hadir pula sejumlah guru,
kepala sekolah, dan pengawas sekolah penerima penghargaan Satyalancana
Pendidikan Tahun 2008.

Presiden SBY mengatakan, pada tahun 2005 yang lalu beliau menyatakan
bahwa pemerintah memiliki program besar untuk mengangkat pegawai negeri
sipil (PNS) dalam jumlah yang besar termasuk mengangkat para guru bantu.
"Realisasinya dari sebanyak 901.607 orang atau hampir 1 juta sampai akhir
2008 ini, Alhamdulillah telah dapat kita angkat sebanyak 738.042 orang.
Masih tersisa 163.565 orang. Insya Allah dan menjadi tugas pemerintah
untuk menuntaskannya tahun 2009 mendatang. Pemerintah ingin memberikan
bukti bukan janji," katanya.

Ketua Pengurus Besar PGRI, Sulistyo, menyampaikan, tema utama peringatan


HGN 2008 dan HUT PGRI Ke-63 ini adalah guru profesional, bermartabat,
sejahtera, dan terlindungi menuju pendiidkan bermutu. "Kami para guru
mendukung sepenuhnya apa yang Bapak Presiden kemukakan dalam berbagai
kesempatan bahwa kita harus jadi bangsa terhormat dan bermartabat. Untuk
mewujudkan itu semua diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Oleh karena itu, PGRI serta segenap guru dan tenaga kependidikan saat ini
siap bekerjasama menjadi mitra strategis untuk mewujudkan cita - cita
tersebut," ujarnya.

Presiden SBY menyatakan, pada minggu ini, akan mengeluarkan Peraturan


Pemerintah (PP) tentang Guru. Pada PP ini, kata Presiden SBY, diatur
sejumlah tunjangan sebagai bagian dalam peningkatan kesejahteraan guru.
"Dalam PP tentang guru itu mari kita jalankan dan sukseskan semua amanat
yang ada dalam Undang - Undang dan sejumlah peraturan pemerintah,"
katanya.

Mendiknas menyampaikan, pemerintah tidak pernah berhenti berupaya


meningkatkan profesional guru dan kesejahteraan secara bertahap dan
berkesinambungan. Mulai tahun 2006 s.d 2014,pemerintah, kata Mendiknas,
terus menerus melaksanakan peningkatan kualifikasi dan melakukan
sertifikasi guru secara bertahap sebagaimana diamanatkan oleh Undang -
Undang (UU) No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. "Bagi mereka yang
sudah memiliki sertifikat profesi, pemerintah memberikan tunjangan profesi
sebesar gaji pokok PNS," katanya.

Sementara, lanjut Mendiknas, untuk guru non-PNS akan dicari formula


kesetaraannya, sehingga baik guru PNS maupun guru non-PNS yang telah
memenuhi ketentuan UU tentang Guru dan Dosen, maka kesejahteraannya
akan setara dengan dua kali lipat dari kesetaraan PNS pada umumnya.
"Marilah Hari Guru Nasional Tahun 2008 ini kita jadikan momentum untuk
menjadikan pendidikan sebagai pilar utama dalam mencapai kemajuan dan
kejayaan bangsa. Di mana guru memegang peranan strategis dan penting di
dalamnya. Tujuan ini dapat dicapai melalui perjuangan Bapak - bapak dan Ibu
Guru sekalian dalam mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas dan
berdaya saing," ujarnya.***

Anda mungkin juga menyukai