Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GEOGRAFI MENGENAI HIDROSFER

DISUSUN OLEH : ADVIONIKA RESY BELLA PUTRI / 01 ALEXANDRA PINAKA ARDANI / 02 ANASTASIA STELLA / 15 ANGELICA HILMAN / 30 XI IPS 1

SMA STELLADUCE 1 YOGYAKARTA

I.

PENGERTIAN HIDROSFER Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Hidrosfer di permukaan bumi meliputidanau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara. ( www.wikipedia.com)

II.

SIKLUS HIDROLOGI Jumlah air di permukaan bumi relatif tetap, hal ini dikarenakan air senantiasa bergerak dalam suatu lingkungan peredaran yang dinamakan siklus (daur). Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air yang berurutan secara terus menerus.

Siklus hidrologi terdiri dari : 1. Siklus Pendek (Kecil) 2. Siklus Sedang 3. Siklus Panjang (Besar)

Siklus Pendek

Siklus pendek adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut : 1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut 2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas 3. Terjadi kondensasi 4. Pembentukan awan 5. Turun hujan 6. Hujan jatuh di permukaan air laut. Siklus pendek menghasilkan hujan di atas permukaan air laut.

Siklus Sedang

Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :

1. Penguapan air laut 2. Kondensasi 3. Angin menggerakkan uap air menuju daratan 4. Pembentukan awan 5. Turun hujan di daerah daratan 6. Air hujan akan mengalir kembali ke laut melalui sungai

Siklus Panjang

Siklus panjang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut : 1. Penguapan 2. Sublimasi 3. Terbentuk awan yang mengandung kristal es 4. Angin menggerakan kristal es ke daratan 5. Turun hujan es ( hujan salju) 6. Pembentukan gletser 7. Gletser yang mencair membentuk aliran sungai 8. Air sungai mengalir menuju daratan. Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2131833-siklus-hidrologi-atausiklus-air/#ixzz1srgpmcma Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses2 yang mengikuti gejala meteorologis dan klimatologis, antara lain :

1. Evaporasi, yaitu penguapan benda2 abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80 % berasal dari penguapan air laut. 2. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh2an melalui stomata atau mulut daun. 3. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi. 4. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan. 5. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar. 6. Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju. 7. Run Off (Aliran Permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. 8. Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah. Sumber : http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/13/hidrosfer/ III. PERAIRAN DARAT Air tanah adalah air yang terdapat di lapisan tanah dibawah permukaan bumi SUNGAI : Sungai adalah aliran air tanah melalui suatu saluran menuju laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Ada bermacam-macam jenis sungai. 1. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

2. Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu : a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal. b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan. c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen. d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen. e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi. Ada berbagai pola aliran sungai, sebagai berikut : 1. Pararel, adalah pola aliran yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradient dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu coastal plain (dataran pantai) yang masih muda yang lereng aslinya miring sekali kea rah laut. 2. Rectangular, adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku2. 3. Angulate, adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku2 tetapi lebih kecil atau lebih besar dari 90o. di sini masih kelihatan bahwa sungai2 masih mengikuti garis2 patahan. 4. Radial Centrifugal, adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng2 pegunungan. 5. Radial Centripetal, adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya, yang pola alirannya menuju ke pusat depresi tersebut. 6. Trellis, adalah pola aliran yang berbentuk seperti trails. Di sini sungai mangalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklin dan sinklin yang pararel. 7. Annular, adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai consequent, subsequent, resequent dan obsequent. 8. Dentritic, adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu2annya homogen, dan lereng2nya tidak begitu terjal, sehingga sungai2nya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.

B. Danau. Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertent, yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai2, serta mata air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, jika sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau periodic. Artinya danau tersebut pada waktu2 tertentu kering. Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut : 1) Danau Air Asin. Pada umumnya danau air asin terdapat di daerah semiarid dan arid, di mana penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran. Kalau danau semacam ini menjadi kering, maka tinggallah lapisan garam di dasar danau tersebut. Danau2 yang bersifat temporer banyak terdapat di daerah arid yang mempunyai kadar garam tinggi.

Danau Air Tawar. Danau air tawar terutama terdapat di daerah2 humid (basah) dimana curah hujan tinggi. Pada umumnya, danau ini mendapatkan air dari curah hujan dan selalu mengalirkan airnya kembali ke laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka. Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut : 1) Danau Vulkanik/Kawah/Maar, yaitu danau yang terjadi karena peletusan gunung

berapi yang menimbulkan kawah luas di puncaknya. Kawah tersebut kemudian terisi oleh air hujan dan terbentuklah danau. Contoh : Danau Kawah Gunung Kelud dan Gunung Batur. 2) Danau Lembah Gletser, setelah zaman es berakhir, daerah2 yang dulunya dilalui

gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah terisi air itu tak berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau. Contohnya: danau Michigan, danau Huron, Superior, Erie, dan danau Ontario. 3) Danau Tektonik, adalah danau yang terjadi karena peristiwa tektonik; yang

mengakibatkan terperosoknya sebagian kulit bumi. Maka terbentuklah cekungan yang cukup besar. Contoh danau tektonik adalah : danau toba, singkarak, kerinci dll. 4) Danau Dolina/Karst, adalah danau yang terjadi karena pelarutan batuan kapur,

sehingga membentuk cekungan2 yang yang bentuknya seperti dolina/karst. Danau ini banyak ditemukan di daerah pegunungan kapur. 5) Danau Hempangan/Bendungan, adalah danau yang terjadi karena aliran sebuah

sungai terbendung oleh lava, sehingga airnya menggenang dan terbentuklah danau. Contohnya danau laut tawar di Aceh dan Tondano. 6) Danau Buatan, adalah danau yang dibendung oleh manusia dengan tujuan untuk

irigasi, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan lain. Contohnya : Danau Siombak di Marelan, Proyek Asahan dll.

C. Rawa Rawa adalah daerah di sekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi. Sumber : http://theosanta.files.wordpress.com/2010/01/hidrosfer.pdf Sumber : http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/13/hidrosfer/ IV. Bentang Alam Akibat Proses Pengendapan (sedimentasi) Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh Air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Berikut ini akan dijelaskan ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya : 1. Pengendapan oleh air Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta. a. Meander Meander merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan.

Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan.Apabila hal itu berlangsung secara terusmenerus akan membentuk meander.

b. Delta Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas. c. Dataran banjir dan tanggul alam Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan bahan yang terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.

2. Pengendapan oleh Air Laut Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. 3. Pengendapan oleh angin Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk pasir. 4. Pengendapan oleh gletser. Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi U.

Sumber : http://theosanta.files.wordpress.com/2010/01/hidrosfer.pdf

Anda mungkin juga menyukai