Anda di halaman 1dari 18

Proses Terjadinya Transport Sedimen Disertai Studi Kasus Mengenai Transport Sedimen

Komaria Fahmi M. Husni Maulana Tiara Asmika Sari

K2E009011 K2E009014 K2E009019

BAB I PENDAHULUAN
Transport dan pengendapan sedimen dari sumber ke daerah pengendapannya merupakan suatu sistem dari berbagai mekanisme, bahkan bukan hanyabersifat mekanis, tetapi juga bersifat kimiawi (Koesoemadinata, 1981). Startigrafi merupakan ilmu mengenai strata atau urutan batuan berlapis dalam hal ini batuan sedimen, mengenai pengelompokan dan pengurutan kelompok atau tubuh batuan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA


2.1 PERGERAKAN SEDIMEN PANTAI Bambang Triatmodjo (1999) menjelaskan bahwa definisi dari transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Di kawasan pantai terdapat dua arah transport sedimen. Yang pertama adalah pergerakan sedimen tegak lurus pantai (cross-shore transport) atau boleh juga disebut dengan pergerakan sedimen menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport). Yang kedua, pergerakan sedimen sepanjang pantai atau sejajar pantai yang biasa diistilahkan dengan longshore transport.

2.2 TRANSPORT SEDIMENTASI Hasil pelapukan batuan dibawa oleh suatu media (berupa cairan, angin dan es) ke tempat lain dimana kemudian diendapkan. Sifat-sifat transportasi sedimen berpengaruh terhadap sedimen itu sendiri yaitu mempengaruhi pembentukan struktur sedimen yang terbentuk. Karena struktur sedimen merupakan suatu catatan (record) tentang proses yang terjadi sewaktu sedimen tersebut diendapkan Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media

2.3 TRANSPORT SEDIMEN TEGAK LURUS PANTAI Di daerah surf zone, kecepatan partikel air hanya bergerak searah penjalaran gelombangnya. Di swash zone, gelombang yang memecah pantai menyebabkan massa air bergerak ke atas dan kemudian turun kembali pada permukaan pantai. Gerak massa air tersebut disertai dengan terangkutnya sedimen.

Skema gambar pergerakan sedimen tegak lurus pantai

Sebagai contoh di negara kita yang dipengaruhi angin muson, biasanya pada saat bertiup angin timur, gelombang laut akan bersifat konstruktif yaitu membawa sedimen menuju pantai. Demikian juga yang terjadi pada kawasan pantai saat angin tenang atau musim panas (summer time). Gambaran kondisi pantai cenderung seperti pada gambar di bawah ini.

Potongan melintang profil pantai saat angin tenang

Sebaliknya bila bertiup angin barat, saat bertiup angin badai (storm), ataupun saat musim dingin (wintertime), maka gelombang laut akan bersifat merusak pantai (destruktif) karena massa air akan mengangkut sebagian besar sedimen menuju tengah laut. Sedimen itu kemudian teronggok di daerah surf zone membentuk bukit pasir (sand-bar). Gambaran kondisi pantai seperti ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Potongan melintang profil pantai saat angin badai

MEKANISME TRANSPORTASI SEDIMEN


Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Supensi : Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang buruk Bedload transport : Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi: endapan arus traksi endapan arus pekat (density current) dan endapan suspensi.

MEKANISME GERAKAN SEDIMEN


Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti Gambar III.2.

Media: Cairan
Ada 2 persamaan penting yang mempengaruhi aliran suatu cairan, yakni : a. bilangan Reynold

b. bilangan Froud

Media: Gravity
Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3 macam sedimen :
Debris flows (umumnya mud flows) Grain flows Fluidized flows

BAB III STUDI KASUS


Gelombang di Perairan dangkal
Ketika gelombang laut masuk ke perairan pesisir, amplitudo dan arahnya akan dipengaruhi oleh batas kedalaman perairan. Fenomena gelombang berubah ke arah longitudinal (yakni, dalam arah propagasi) karena variasi kecepatan (group) kelompok dalam arah yang disebut shoaling. Di dekat pantai, umumnya menghasilkan peningkatan tinggi gelombang. Fenomena arah gelombang berubah karena variasi kedalaman yang disebabkan dalam kecepatan fase dalam arah lateral (yaitu, di sepanjang puncak gelombang) disebut pembiasan atau refraksi (refraction) (Gambar 1). Ternyata arah gelombang menuju perairan dangkal dan menghasilkan peningkatan atau penurunan tinggi gelombang, tergantung pada perubahan aktual dari arah gelombang (Holthuijsen 2007).

Proses refraksi gelombang tersebut sampai ke garis pantai dengan sudut tertentu, sehingga dapat mengakibatkan longshorecurrent atau arus sejajar pantai. Angin yg bertiup secara terus menerus di sepanjang pantai juga dapat mengakibatkan longshore current.

Gambar 1. Perubahan arah gelombang ketika memasuki perairan dangkal (refraksi) (Holthuijsen 2007).

Proses Sedimentasi
Sedimen didefinisikan sebagai material-material yang berasal dari perombakan batuan yang lebih tua atau material yang berasal dari proses weathering batuan dan ditranportasikan oleh air, udara dan es, atau material yang diendapkan oleh proses-proses yang terjadi secara alami seperti precipitasi secara kimia atau sekresi oleh organisme, kemudian membentuk suatu lapisan pada permukaan bumi. Proses sedimentasi adalah pengendapan butiran sedimen dari kolam air ke dasar perairan. Di perairan proses ini meliputi pelepasan (detachment) dalam bentuk tersuspensi (suspension), melompat (saltasion), berputar (rolling) dan menggelinding (sliding). Selanjutnya butiran-butiran tersebut akan mengendap bila aliran air tidak dapat mempertahankan gerakannya (Rifardi, 2008).

Akibat dan Penanggulangan Longshore drift Longshore drift yang disebabkan oleh longshore current dapat mengakibatkan abrasi di daerah pantai. Yang mana nantinya akan mengakibatkan terjadinya kemunduran garis pantai dan terjadinya sedimentasi. Penanggulangan untuk menghambat atau mengurangi laju dari abrasi dan sedimentasi yang terjadi dapat dilakukan dengan proses fisik yaitu antara lain berupa pembangunan dinding pantai (revetment), groin, jetty dan break water (Shuhen dry 2004).

BAB IV PENGEMBANGAN TEORI DARI REFERENSI


Hitungan Transpor Sedimen Hitungan transpor sedimen dilakukan untuk mengetahui kapasitas sedimen yang tererosi dan waktu yang diperlukan untuk membersihkan muara dari endapan. Untuk maksud tersebut pertama kali dihitung kecepatan aliran di muara berdasarkan hidrograf debit awal musim hujan. Dalam hitungan ini dianggap bahwa di muara terdapat endapan setinggi 1,0 m; 2,0 m dan 3,0 m. Hasil hitungan diberikan dalam gambar 9.20 dan 9.21.; yang berupa profil muka air di sepanjang sungai dan kecepatan aliran di mulut sungai untuk ketiga tinggi endapan.

BAB V PENUTUP
Kesimpulan
1. laju sedimentasi pantai sangat dipengaruhi oleh gelombang dan arus. 2. untuk menghambat dan mengurangi laju abrasi dan sedimentasi disuatu perairan dapat dilakukan dengan membangun jetty, groin dan breakwater. 3. perhitungan transpor sedimen sangat perlu dilakukan untuk mengurangi endapan yang terjadi di muara sungai

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo, 2008, Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta. http://faiqun.edublogs.org/category/transportsedimen/ diunduh 14-05-2012 jam 17.30 http://jurnalgeologi.blogspot.com/2010/02/transportasisedimen_23.html diunduh 14-05-2012 jam 17.40 http://splipb.blogspot.com/2012/01/transporsedimen-sepanjang-pantai.html diunduh 14-052012 jam 19.20

Anda mungkin juga menyukai