Anda di halaman 1dari 27

Visi & Misi

Visi
Terwujudnya Sistem Pendidikan Masyarakat Sumatera Utara yang Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia

Misi

Meningkatnya Akses dan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Memantapkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan standard mutu yang ditetapkan; Menghasilkan lulusan sekolah menengah yang mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke Perguuruan Tinggi dan Mengisi lapangan kerja; Menghasilkan lulusan kejuruan yang memiliki daya saing; Menghasilkan lulusan Pendidikan Tinggi yang mempunyai daya saing dan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri; Meningkatkan profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan; Memutakhirkan kurikulum untuk merespon kebutuhan global rasional dan regional; Meningkatkan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan; Menata dan membina penyelenggaraan pendidikan luar sekolah; Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan.

Kebijakan & Sasaran


Kebijakan

Perluasan dan pemerataan akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkesetaraan Gender serta mengakomidir semua kebutuhan anak di Kabupaten/Kota. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Dasar Universal Bermutu dan berkesetaraan Gender di Kabupaten/Kota. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendididikan Menengah Bermutu, Berkesetaraan Gender dan relevan dengan pemerataan Masyarakat di Kabupaten/Kota. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendididikan Khusus dan Pendidiakn Layanan Khusus, Berkesetaraan Gender dan relevan dengan pemerataan Masyarakat di Kabupaten/Kota. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendididikan Tinggi yang bermutu, berdaya saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan relevan dengan kebutuhan Bangsa dan Negara. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendididikan Nonformal Berbasis Pendidikan Kecakapan Hidup yang bermutu dan berdaya saing. Penguatan Tata Kelola, Sistem Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengawasan Intern.

Sasaran

Peningkatan pendidikan bagi anak usia dini yang merata dan berkesetaraan Gender agar seluruh potensi anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat usianya sehingga mereka memilih kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Peningkatan perluasan dan pemerataan pelayanan Pendidikan Dasar Universal yang berkualitas dan berkesetaraan Gender sebagai bentuk pemenuhan hak warga negara untuk mengikuti Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peningkatan Perluasan dan Pemerataan Pendidikan Menengah baik umum maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak keberhasilan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Penyediaan tenaga kerja lulusan pendidikan menengah yang berkualitas. Pemberian Perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung menjangkau layanan pendidikan sesuai potensi dan kebutuhannya. Peningkatan kualitas dan relevansi semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan, untuk memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual, kecakapan spiritual, kecakapan emosi, dan kecakapan vokasional untuk bekerja dan usaha mandiri sesuai kebutuhan peserta didik dan pembangunan. Pengembangan Pendidikan multikultural yang terintegrasi ke dalam kompetensi materi pelajaran dan proses pembelajaran yang relevan untuk memantapkan wawasan kebangsaan dan memperkuat pemahaman nilai-nilai pluralis, toleransi dan inklusif guna meningkatkan daya rekat sosial masyarakat Indonesia yang majemuk dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Penciptaan institusi pendidikan yang sehat yang didukung oleh penerapan sistem kontrol dan jaminan kualitas pendidikan dan penilaian kinerja di tingkat satuan pendidikan melalui pelaksanaan evaluasi, akreditasi, sertifikasi dan pengawasan. Penyusunan berbagai upaya peningkatan kemampuan adaptif dan kompetitif satuan pendidikan dalam menghadapi era informasi dan ekonomi berbasis Pengetahuan. Pengembangan tenaga pendidik yang bermutu dan berkopetensi, serta menyebar merata sesuai dengan kebutuhan dan didukung dengan peningkatan kesejahteraannya. Pelaksanaan desentralisasi dan demokratisasi pembangunan sumberdaya manusia. Pelaksanaan desentralisasi dan demokratisasi pembangunan sumberdaya manusia. Peningkatan pembiayaan pembangunan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan sosial dasar.

Struktur Organisasi

Tim Jardiknas Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara


Alamat: Jl. T. Cik Ditiro No. 1 D, Medan, Sumatera Utara Telepon: +62-(0)61-4156550 / 4156650 Email: Email. disdik@sumutprov.go.id

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS SEKOLAH


Posted on 18 Oktober 2009 by gloriasuter PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS ( Acuan Inmendiknas No : 1/U/2002 )

I. RASIONAL Banyak cara dalam penyusunan rencana strategik sebuah lembaga sesuai dengan konsep yang dikembangkan para ahli manajemen, akan tetapi bila sebuah lembaga telah memiliki acuan yang telah ditetapkan sebaiknya acuan tersebut sebagai rujukan utama. Teori dan konsep rencana strategi sebagian besar lahir dari konsep bisnis, misalnya: IE (Internal-Eksternal) matrik, SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) matrik, Grand Strategy matrik, TOWS matrik dan BCG, dan sebagai penetapan alternative strategi dapat menggunakan QSPM (Quantitative Strategies Planning Matriks) . Diantara konsep-konsep tersebut yang tidak menggunakan parameter bisnis adalah: Matrik TOWS. Sehingga dalam penyusunan renacana strategis yang akan dibahas akan mengambil rujukan Inmendiknas No: 1/U/2002 yang menggunakan konsep TOWS matrik. Dengan mempelajari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disusul dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor :589/IX/6/Y/99 tentang penjelasan teknis penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, juga merujuk pada Instruksi Mendiknas No. 1/U/2002 tentang Pelaksanaan Akuntabilitas di lingkungan Depdiknas, maka penyusunan Rencana Strategi sekolah sebaiknya, menggunakan referen peraturan tersebut, agar memudahkan para Manajemen maupun Pelaksana dalam menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Pengembangan sistematika penulisan rencana strategi dimungkinkan untuk dikembangkan lebih rinci maupun lebih komprehensif, hal tersebut sangat tergantung pada kesiapan tim penyusun renstra lembaga yang bersangkutan. Dalam dokumen rencana strategik perlu dilampiri Renstra dalam bentuk matrik yang mengikuti format PS yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Dalam matrik tersebut telah tersusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam bentuk LAKIP. Penyusunan rencana strategi sebuah lembaga yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kaitan yang erat antara Renstra dan LAKIP, sehingga petugas penyusun laporan akuntabilitas akan dengan mudah melihat keterkaitan antara keduanya. Dengan logika demikian maka dapat disimpulkan bahwa laporan akuntabilitas tersebut merupakan satu tolok ukur keberhasilan dari renstra lembaga tersebut. Semoga penjelasan teknis penyusunan dokumen renstra ini dapat membantu tim penyusun renstra lembaga untuk memahami langkah-langkah penyusunan. Akhirnya dengan harapan semoga penyusunan renstra di masing-masing lembaga memiliki persepsi yang sama dan tidak menutup kemungkinan setiap lembaga untuk mengembangkan sesuai dengan dinamika yang terjadi di lingkungan masing-masing. II. KONSEP RENCANA STRATEGIS 1. Pengertian.

Rencana strategis dalam teori manajemen dikenal dengan istilah manajemen strategis. Konsep manajemen strategis sering digunakan dalam dunia bisnis. Dan dalam sistem manajemen modern mengimplementasikan konsep tersebut dalam sebuah organisasi lebih sering disebut dengan istilah Rencana Strategis atau merupakan Strategi yang direncanakan atau disesain sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Berikut beberapa ahli manajemen mendiskripsikan pengertian strategi: a. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaftif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Argyris : 1985 , Mintzberg : 1979 , Steiner dan Miner : 1977 ). b. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Porter : 1985). c. Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan lain-lain, baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan (Andrews : 1980 , Chaffe : 1985). d. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Hamel dan Prahalad : 1995). e. Strategic management can be defined as the art and science of formulating, implementing, and evaluating cross-functionals that enable an organization to achieve its objective (Fred R. David ; 2003) Dari beberapa pengertian yang diutarakan para ahli manajemen tersebut pada dasarnya menjelaskan bahwa strategi mengandung pengertian-penertian sebagai berikut: a. Merupakan tujuan jangka panjang untuk mencapai keunggulan bersaing. b. Merupakan respon jang adaftif terhadap kondisi yang akan datang. c. Merupakan kegiatan terus menerus yang senantiasa meningkat. d. Yang selalu berorientasi pada pelanggan/ kastemer. e. Merupakan kekuatan motivasi bagi penyelenggara dan masyarakat f. Selalu bertitik tolak dari peluang dan ancaman, kekuatan dan kelemahan g. Selalu berangkat dari apa yang dapat terjadi dan bukan apa yang terjadi h. Merupakan paduan konsep dan seni dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi Perencanaan. a. Penerjemah kebijakan Umum: kebijakan umum ditetapkan oleh pimpinan, perlu diterjemahkan secara konkrit, jelas, komprehensi dan bertahap. b. Perkiraan yang bersifat ramalan: perkiraan masa depan yang dianalisis secara ilmiah berdasarkan fakta dan data masa lalu dan sekarang c. Berfungsi ekonomi: sumber daya yang terbatas, maka pemanfaatannya perlu perencanaan yang matang sesuai dengan kebutuhan d. Memastikan suatu kegiatan: rencana yang mengatur hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta wewenang mereka, sehingga staf akan bekerja dengan penuh kepastian. e. Alat koordinasi: koordinasi merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan fungsi manajemen dalam mencapai tujuan, kaitan pekerjaan satu dgn yang lain, kapan dan bagaimana pelaksanaan, sehingga menjadi terpadu dan harmonis f. Alat/sarana pengawasan: manajer untuk mengetahui apakah suatu kegiatan telah dilakukan dengan hasil memuaskan, realisasi sesuai/tidak. 3. Macam Perencanaan. a. Dilihat dari sisi waktu : 1) Perencanaan Jangka Panjang: perencanaan masih berbentuk garis-garis besar yang bersifat sangat strategis dan umum, rencana menjangkau waktu 20 30 tahun ke depan. 2) Perencanaan Jangka Menengah: perencanaan jangka panjang dipecah menjadi beberapa tahapan pelaksanaan jangka menengah, setiap tahapan disesuaikan dengan prioritas, dengan rentang waktu 3 5 tahun. 3) Perencanaan Jangka Pendek: kurun waktu paling lama satu tahun, mungkin satu bulan, kwartal, atau tengah tahun. Perencanaan ini lebih konkret, rinci, terukur dan sasaran jelas, penjadwalan, metode dan sumber daya. b. Dilihat dari sisi tingkatan manajemen : 1) Perencanaan Strategis: seni dan ilmu untuk pembuatan, penerapan, dan evaluasi keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan. 2) Perencanaan Operasional: merupakan bagian dari rencana strategis, lebih mengarah pada bidang fungsional, sifatnya spesifik dan jangka pendek. 4. Pendekatan

Pendekatan dalam membuat perencanaan sebuah organisasi menurut (Husein Umar: 2001) ada beberapa pendekatan, yaitu: a. Pendekatan Atas Bawah (Top Down Approach): Perencanaan dibuat pimpinan, unit dibawahnya tinggal melaksanakan. b. Pendekatan Bawah Atas (Bottom Up Approach): Pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi (visi, misi, tujuan sasaran dan sumber daya), memberi kewenangan kepada unit di bawah. c. Pendekatan Campuran (Combination Approach): Pimpinan memberikan petunjuk perencanaan secara garis besar, rencana detail diserahkan kpd kreativitas unit di bawahnya. d. Pendekatan Kelompok (Group Approach): Perencanaan dibuat oleh sekelompok tenaga ahli, biasanya Biro Perencanaan. 5. Tahapan Strategi Menurut (David: 2003) The strategic management process consists of three stages: strategy formulation, strategy implementation, and strategy evaluation. Pada dasarnya proses manajemen strategis mengikuti 3 tahapan tersebut, yaitu: rumusan kebijakaan strategi, strategi pelaksanaan dan strategi evaluasi. Dokumen rencana strategi akan berisi kebijakan strategi dan rancangan strategi pelaksanaan, sedangkan pelaksanaan dan strategi evaluasi dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). The strategic formulation includes developing a vision and mission, identifying an organizations external opportunities and threats, determining internal strengths and weaknesses, establishing long-term objectives, generating alternative strategies, and choosing particular strategies to pursue. Sebagian besar dokumen rencana strategis merupakan uraian tentang strategic formulation secara garis-garis besar dari sebuah lembaga atau organisasi. Strategy implementation requires a firm to establish annual objectives, devise policies, motivate employees, and allocate resources so that formulated strategies can be executed. Strategi implemetasi dapat digunakan sebagai lampiran dokumen rencana strategis dalam bentuk matrik atau format, hal tersebut akan mempermudah dalam penyusunan laporan akuntabilitas. Strategy evaluation is the final stage in strategic management, and three fundamental strategy evaluation activities are: a. Reviewing external and internal factors that are the bases for current strategies b. Measuring performance, and c. Taking corrective actions.

Strategi evaluation akan menjadi bagian penting dari laporan akuntabilitas kinerja sebuah lembaga atau organisasi. 6. Model-model penyusunan rencana strategis. III. STRATEGI PENYUSUNAN RENSTRA. 1. Tim penyusun Tim penyusun renstra disarankan merupakan representasi dari seluruh unit kerja yang ada di lembaga tersebut. Akan lebih efektif bila anggota tim tersebut adalah mereka yang langsung menangani program di setiap unit kerja. Jumlahnya lebih baik tidak lebih dari 5 orang sebagai tim inti. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka tim tersebut dapat melakukan presentasi dihadapan staf pimpinan dan staf lain yang relevan untuk mendapatkan masukan, kritik dan saran-saran. 2. Strategi penyusunan. Strategi penyusunan dapat ditempuh melalui tim kecil penyusunan renstra. Kegiatan menjaring informasi dapat ditempuh melalui brainstorming kemudian disusun dalam satu sistematika yang ditetapkan. Untuk mencari masukan tidak harus melalui pertemuan formal akan tetapi dapat ditempuh dengan cara konsultasi pada pimpinan unit kerja yang di perlukan informasinya dan dianjurkan juga menjaring informasi dari stake holders lainnya, seperti orang tua (komite sekolah), Dinas Pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli terhadap sekolah tersebut. Dalam menyusun kerangka pikir renstra harus selalu memperhitungkan visi, misi, tupoksi lembaga/unit dan kebijakan pimpinan. Penyempurnaan perlu dilakukan terus menerus sejalan dengan kebijakan pimpinan lembaga maupun kebijakan pendidikan nasional. IV. SISTEMATIKA DAN KOMPONEN RENSTRA Penulisan dokumen rencana stratejik menurut Inmendiknas No. 1/U/2002 disarankan dengan struktur penulisan seperti berikut: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Rasional. B. Dasar Hukum C. Tujuan. D. Sasaran.

BAB II : ORGANISASI DAN TATA KERJA. A. Organisasi B. Tugas Pokok dan Fungsi C. Mekanisme Kerja. BAB III : RENCANA STRATEGIS. A. Visi, Misi dan Nilai-nilai. B. Tujuan, Sasaran dan Aktivitas Organisasi. C. Analisa Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE). D. Strategi pendekatan kebijakan. E. Program dan Kegiatan. BAB IV : PENUTUP LAMPIRAN. 1. Matrik Rencana strategis model PS 2. Matrik Jadwal Pentahapan. 3. Matrik Diskripsi Program. V. PENJELASAN TEKNIS PENULISAN Untuk mempermudah dalam penyusunan rencana strategis, berikut diberikan penjelasan teknis sebagaimana aturan dalam mengembangkan penyusunan Renstra. Penggunaan susunan kalimat sepenuhnya diserahkan pada tim penyusun Renstra lembaga yang bersangkutan, selama memenuhi persyaratan : keterbacaan dan mudah dimengerti oleh pembacanya. KATA PENGANTAR : Kata pengantar merupakan pengantar dari Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan dan uraiannya pada umumnya berisi tentang : Pentingnya penyusunan renstra, kebijakan pokok lembaga, keterlibatan seluruh unsur, proses penyusunan dan ucapan terima kasih. DAFTAR ISI

Daftar Isi merupakan petunjuk bagi pembaca untuk mecari halaman berapa yang akan dibaca. Daftar Isi dapat dibuat lebih rinci sesuai dengan rincian yang ditulis. Kata Pengantar dan Daftar Isi diberikan nomor halaman menggunakan romawi kecil (i, ii, iii dst). Sedangkan untuk Bab I sampai Lampiran nomor halaman mengunakan angka (1, 2, 3 dst). BAB I : PENDAHULUAN A. Rasional. Rasional berisi uraian tentang perlunya penyusunan renstra dalam mencapai visi dan misi lembaga, dukungan peraturan dan perundangan yang mewajibkan lembaga menyusun renstra. Kebijakan-kebijakan penting dari pimpinan Departemen maupun Direktorat Jenderal yang dapat dijadikan rujukan akan lebih melengkapi rasional yang akurat. Pendekatan manajemen baik secara konsep maupun pengalaman emperik, penjelasan teknis juga perlu diperhatikan. Uraian rasional cukup singkat, jelas dan mudah dimengerti sehingga pembaca dapat mengikuti alur pemikiran tentang penyusunan renstra. B. Dasar Hukum Dasar hukum memuat daftar urutan UU, PP, Perpres, Inpres, Permendiknas dan Instruksi Menteri maupun SK Dirjen sebagai landasan hukum yang mewajibkan penyusunan renstra atau merupakan suplemen tentang Rencana Strategis. C. Tujuan Penulisan Menjelaskan tujuan penulisan Renstra tersebut, yaitu penyusunan renstra dalam mencapai visi dan misi lembaga. D. Sasaran Penulisan Sasaran yang dimaksud adalah sasaran penulisan atau indikator keberhasilan dari penulisan renstra ini, merupakan pernyataan hasil yang hendak dicapai. BAB II : ORGANISASI DAN TATA KERJA. A. Organisasi Menjelaskan dasar hukum dari struktur organisasi sekolah yang bersangkutan, baik melalui narasi maupun bagan struktur organisasi, atau menggunakan keduanya yaitu narasi dan bagan struktur organisasi. B. Tugas Pokok dan Fungsi Menjelaskan tugas pokok dan fungsi sekolah dari eselon yang paling tinggi sampai eselon yang rendah. Biasanya diambil dari SK Organisasi dan Tata Kerja lembaga tersebut (contoh : untuk Dit.Jen Mutendik dari Permendiknas Nomor: 8 Tahun 2005).

C. Mekanisme Kerja. Menjelaskan mekanisme kerja lembaga baik internal maupun eksternal, dapat diambil dari SK yang berlaku dan dapat dilengkapi atau dijelaskan dengan bagan mekanisme kerja internal dan eksternal. BAB III : RENCANA STRATEGIS. A. Kebijakan Nasional Strategis Dalam kerangka penulisan renstra kebijakan nasional tidak dimasukkan, tetapi akan lebih lengkap bila kebijakan nasional tersebut perlu dimunculkan sebagai acuan penulisan dan pengembangan rencana strategi. Kebijakan Nasional Strategis diambil dari kebijakan tingkat Nasional, biasanya sudah tertuang dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) dan Rencana Strategis yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional atau Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Dari beberapa kebijakan yang ada diambil kebijakan yang sesuai dengan Tupoksi lembaga. B. Visi, Misi dan Nilai-nilai. Menjelaskan visi, misi dan nilai-nilai yang disusun dengan urutan : 1. Visi : diambil dari visi lembaga (kalau sudah ada), kalau belum ada maka perlu disusun terlebih dahulu. 2. Misi : diambil dari misi lembaga (kalau sudah ada) 3. Nilai-nilai : berisi tentang nilai-nilai dasar atau falsafah yang dijunjung tinggi oleh seluruh staf untuk dijadikan landasan operasional dalam mencapai visi dan misi lembaga. C. Tujuan, Sasaran dan Aktivitas Organisasi. 1. Tujuan : menjelaskan tujuan dari setiap misi lembaga, yang dapat diuraikan dalam satu atau beberapa tujuan . 2. Sasaran : menguraikan tentang sasaran setiap tujuan, sebaiknya penulisan sasaran dengan pernyataan kuantitatif yang hendak dicapai dalam jangka panjang. 3. Aktivitas Organisasi : menguraikan daftar kegiatan manajemen mulai dari penyusunan renstra, koordinasi, memfasilitasi, konsolidasi, pengendalian melalui monitor dan evaluasi, tindak lanjut hasil ME dan penulisan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) D. Analisa Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE).

1. Analis Lingkungan Internal (ALI) Menguraikan analisa lingkungan internal terbagi dalam 2 kondisi yaitu : a. Kekuatan : menguraikan tentang potensi yang dimiliki lembaga yang diperkirakan akan mampu memberikan dukungan yang kuat untuk mencapai visi dan misi lembaga. b. Kelemahan : menguraikan tentang kelemahan lembaga yang diperkirakan akan menghambat tetapi dibutuhkan dalam mencapai visi dan misi lembaga. 2. Analisa Lingkungan Eksternal (ALE) Menguraikan hasil analisa lingkungan eksternal yang terbagi dalam 2 kondisi : a. Peluang : menguraikan kondisi peluang yang ada di luar lembaga, yang memungkinkan dapat mendukung tercapainya visi dan misi lembaga. b. Ancaman : menguraikan kondisi di luar lembaga yang merupakan ancaman lembaga atau minimal akan menghambat lembaga dalam mencapai visi dan misi lembaga. E. Strategi pendekatan kebijakan. Menguraikan strategi pendekatan yang perlu di tempuh dengan cara anallisa strategi TOWS, menjadi strategi: S O; S T; W O; dan W T dan rumusan strategi tersebut dapat juga dijadikan kebijakan sekolah. 1. Strategi SO: Optimalkan S dan O sehingga menjadi strategi yang produktif dan efektif. 2. Strategi ST: Optimalkan S dan menekan T sehingga menjadi strategi yang produktif. 3. Strategi WO: Minimalkan W dan optimalkan O sehingga menjadi strategi yang dapat memanfaatkan peluang dalam mencapai visi dan misi. 4. Strategi WT: Minimalkan W dan T atau pertahankan kondisi W dan T kalau bisa di minimize dengan strategi ini. Dalam merumuskan strategi pendekatan matrik TOWS diperlukan kemampuan dan wawasan yang cukup luas khususnya tentang kebijakan lembaga yang bersangkutan, tupoksi lembaga, arah visi dan misi. Strategi yang dihasilkan merupakan kebijakan makro dari sekolah tersebut, oleh karena itu dalam penulisannya memiliki cakupan yang luas. Rumusan kebijakan ini akan menjadi rujukan dalam penetapan program-program lembaga, selanjutnya diuraikan menjadi kegiatan yang lebih terinci, realistis dan terukur. F. Program dan Kegiatan.

Pada dasarnya menguraikan program jangka panjang dalam bentuk kegiatan kegiatan yang harus dilakukan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Program dinyatakan dalam kata benda dan merupakan program dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Program dan kegiatan ini disarankan mengacu pada program dan kegiatan setiap unit kerja atau sub unit kerja, seperti kebijakan yang disebutkan sebelumnya. Dalam dokumen Renstra cukup sampai program-program lembaga.. Program : merupakan pernyataan kumpulan kegiatan yang mengacu pada tujuan dan tupoksi Unit Kerja tersebut (biasanya dalam bentuk kalimat yang dibendakan) Kegiatan : merupakan uraian dari program dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran, sesuai dengan kebijakan lembaga. Penulisan kegiatan dalam bentuk kalimat kerja dan terukur secara kuantitas yang akan dicapai dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penulisan kegiatan bila diuraikan dalam matrik PS-1/2/3/4/5 maka kegiatan tersebut pernyataannya harus sudah terukur. BAB IV : PENUTUP Dalam uraian penutup menjelaskan proses penyusunan yang berhasil dengan baik atas dukungan semua pihak, dan hasilnya akan dapat bermanfaat bagi seluruh pimpinan maupun staf sehingga semua pihak dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Biasanya juga termasuk ungkapan terima kasih. LAMPIRAN. Dalam lampiran dokumen renstra dapat dilampirkan beberapa matrik sebagai ringkasan dokumen renstra. Matrik tersebut antara lain: 1. Matrik Rencana strategis model PS 2. Matrik Pentahapan. 3. Matrik Diskripsi Program. VI. PENUTUP Demikian penjelasan teknis penyusunan rencana strategi sekolah dengan rujukan Inmendiknas Nomor: 1/U/2000. Namun demikian tidak menutup kemungkinan masing-masing sekolah dapat mengembangkan sesuai dengan kebijakan maupun tuntutan sekolah setempat. Yang terpenting adalah dokumen Rencana Strategi dapat diukur untuk diketahui tingkat kinerjanya melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Semoga penjelasan teknis ini dapat membantu tim dalam menyusun rencana strategi lembaga dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP). LAMPIRAN:

1. Format matrik Perencanaan Stratejik (format PS). 2. Format matrik Jadwal Pentahapan 3. Format matrik Diskripsi Program 1.Nilai Religius Indikator Sekolah -Merayakan hari-hari besar keagamaan -Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah -Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. Indikator Kelas -Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran -Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. 2.Nilai Jujur. Indikator Sekolah -Menyediakan tempat untuk temuan barang hilang -Transfaransi laporan keuangan dan penilaian secara berkala -Menyediakan kantin kejujuran -Menyediakan kotak saran dan pengaduan -Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. Indikator Kelas -Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang -Tempat temuan barang temuan atau hilamg. -Transparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala -Larangan menyontek 3.Toleransi Indikator sekolah -Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah,tanpa membedakan suku,agama,ras,golongan,status,usia ekonomi dan kemampuan khas. -Memberikan perlakuan yang sama terhadap stake holder tanpa membedakan suku,agama,ras,golongan,status,usia dan status ekonomi. Indikator Kelas -Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku,agama,ras, golongan status, dan status ekonomi

-0Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus -Bekerja dalam kelompok yang berbeda Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2077369-indikator-keberhasilanpendidikan-budaya-dan/#ixzz1lE0G8EFE

Renja Disdik Th 2011


RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN 2011 DINAS PENDIDIKAN KOTA PRABUMULIH TAHUN 2011 BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan penerbitan Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan Walikota Prabumulih Nomor 16 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, dimana Dinas Pendidikan Kota Prabumulih merupakan salah satu instansi Pemerintah Daerah sesuai dengan bidang tugasnya membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan di bidang Perencanaan dan Pengelolaan Pendidikan di Kota Prabumulih, berkewajiban untuk menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) Dinas Pendidikann Kota Prabumulih. Rencana Kerja ini merupakan suatu program yang disusun dan harus dilaksanakan melalui mekanisme dan proses yang nantinya dapat berdaya guna dalam jangka satu tahun dengan berorientasi pada Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kota Prabumulih selama kurun waktu lima tahunan dari 2009-2013. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 Dinas Pendidikan Kota Prabumulih mempunyai fungsi untuk mempersiapkan bahan perumusan kebijakan dan kebijakan teknis di bidang pendidikan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan daerah yang disusun dalam rangka penyelenggaraan pemerintah Daerah. Perencanaan Pembangunan Daerah dimaksud disusun oleh Pemerintah Daerah yang merupakan tanggung jawab Bappeda dengan melibatkan SKPD sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya masing masing. Berdasarkan pertimbangan diatas guna memberikan arah dan sasaran yang jelas sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja pelaksanaan perencanaan dan pembanguan khususnya bidang Pendidikan, maka dipandang perlu untuk menyusun Rencana Kerja SKPD Dinas Pendidikan Kota Prabumulih. BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN

2.1 Kondisi Umum Pada umumnya kualitas penyelenggaraan pendidikan di Kota Prabumulih terus menerus mengalami peningkatan. Beberapa indikator yang menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi : 1. Meningkatnya intensitas keterlibatan berbagai unsur pemangku kepentingan penyelenggaraan pendidikan antara lain : Pemerintah, DPRD, LSM, Dewan Pendidikan, organisasi profesi, dan sektor swasta, dan masyarakat / wali murid; 2. Meningkatnya kualitas sistem perencanaan pendidikan dengan melibatkan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota dalam menyusun konsep dan kebijakan baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat melalui mekanisme perencanaan partisipatif; 3. Meningkatnya konsistensi antara dokumen perencanaan dengan mekanisme penyusunan anggaran; 4. Meningkatnya intensitas pendampingan perencanaan pendidikan di tingkat Kabupaten / Kota, Propinsi, dan di tingkat pusat oleh Bappeda dan Dinas Pendidikan serta Depdiknas . Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan di bidang pendidikan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas kelembagaan lingkup Dinas Pendidikan Kota Prabumulih meliputi kapasitas SDM, sarana dan prasarana serta sistem perencanaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, meliputi: 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional; 2. Tersedianya hasil-hasil kajian perencanaan pendidikan, meliputi : Rencana Pengembangan Pendidikan Dasar dan Menengah ( RPDK ) data pokok pendidikan ( DATADIK ), dan kajian sektor lainnya sebagai pendukung perencanaan pendidikan; 3. Meningkatnya koordinasi perencanaan pendidikan dalam lingkup SKPD ( Dinas Pendidikan ); 4. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi melalui Jardiknas. Namun demikian peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan ini belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan kualitas produk perencanaan pendidikan. Hal ini disebabkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan pokok antara lain: 1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan; 2. Masih lambatnya informasi dalam hal permintaan RENJA oleh Bappeda sebagai lembaga perencanaan,sementara harus secepatnya diselesaikan dalam kurun waktu yang relatif singkat sedangkan perencanaan sangat diperlukan data yang akurat dengan waktu yang memadaai sehingga tidak terkesan terburu buru; 3. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara SKPD dengan Bappeda; 4. Lemahnya kapasitas kelembagaan pendidikan di tingkat SKPD ( minimnya tenaga yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Tehnik, menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan pendidikan dan berakibat pada tumbuhnya perilaku nerabas (shortcutting); 5. Internal SKPD ( Disdik ): lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar Bidang dalam SKPD dan rendahnya kapasitas serta komitmen masing masing bidang pada proses perencanaan pendidikan; Disamping itu Dinas Pendidikan Kota prabumulih khususnya masih merasakan belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian perencanaan pembangunan di bidang pendidikan.

2.2 Kajian Renstra dan Prioritas Program Renstra Dinas Pendidikan Perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang pendidikan dapat dikatakan berkualitas apabila memenuhi beberapa kriteria, dimana kriteria dimaksud telah dirumuskan kedalam Visi dan Misi Dinas pendidikan yang ditetapkan sebagai berikut : TERWUJUDNYA INSAN BERKWALITAS MENUJU PRABUMULIH PRIMA Dalam kerangka pelaksanaan visi dimaksud Dinas Pendidikan Kota Prabumulih mengambil strategi sebagai berikut : 1. Pemerataan akses 2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing 3. Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik Adapun kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendidikan Kota Prabumulih dalam rangka pelaksanaan strategi adalah melaksanakan pemerataan dan perluasan akses, meningkatan mutu, relefansi dan daya saing, tata kelola dan akuntabilitas serta pencintraan publik PADA JENJANG PENDIDIKAN tk / sd, smp / m Ts, SMA / MA, SMK, SLB, serta pada bidang perencanaan dan sekretariat. 2.3 Evaluasi Pencapaian Program tahun lalu dan perkiraaan Tahun berjalan. Program dan kegiatan yang dievaluasi meliputi semua program dan kegiatan, target capaian menurut rencana strategis Dinas Pendidikan tahun 2009 2013 dengan pencapaian hingga tahun 2009 dan perkiraan tahun berjalan 2010 sebagaimana tabel berikut ini : Pencapaian Kinerja Program Bappeda tahun 2009 dan Perkiraan tahun 2010 KODE PROGRAM TARGET CAPAIAN MENURUT RENSTRA 2009-2013 PENCAPAIAN HINGGA TAHUN 2009 PERKIRAAN TAHUN 2010 SELISIH TARGET KINERJA TARGET KINERJA (dlm ribu) SATUAN TARGET TARGET KINERJA (dlm ribu) SATUAN TARGET TARGET KINERJA (dlm ribu) SATUAN TARGET TARGET KINERJA (dlm ribu) SATUAN TARGET 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 4,337,200,000 Tahun 867.440.000 Tahun 867.440.000 Tahun 2,602,320,000 Tahun 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2,920,000,000 Tahun 584.000.000 Tahun 584.000.000 Tahun 1,752,000,000 Tahun 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1,165,000,000 Tahun 233.000.000 Tahun 233.000.000 Tahun 699,000,000 Tahun 4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja 140,000,000 Tahun 28.000.000 Tahun 28.000.000 Tahun 50,854,800,000 Tahun 5 Program Pendidikan Anak Usia Dini 300,000,000 Tahun 60.000.000 Tahun 60.000.000 Tahun 180,000,000 Tahun

6 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 84,758,000,000 Tahun 16.951.600.000 Tahun 16.951.600.000 Tahun 50,854,800,000 Tahun 7 Program Pendidikan Menengah 48,562,800.000 Tahun 9.712.560.000 Tahun 9.712.560.000 Tahun 29,137,680,000 Tahun 8 Program Pendidikan Non formal 915,000,000 Tahun 183.000.000 Tahun 183.000.000 Tahun 549,000,000 Tahun 9 Program Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan 16,177,000.000 Tahun 3.235.400.000 Tahun 3.235.400.000 Tahun 9,706,200,000 Tahun 10 Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan 865,000,000 Tahun 173.000.000 Tahun 173.000.000 Tahun 519,000,000 Tahun 11 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 1,100,000,000 Tahun 220.000.000 Tahun 220.000.000 Tahun 660,000,000 Tahun REKAPITULASI LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN PROYEK APBD KOTA PRABUMULIH TAHUN ANGGARAN 2009 NO NAMA KEGIATAN DAN VOLUME PLAFON ANGGARAN HARGA SUMBER REALISASI ( Rp ) PENAWARAN DANA FISIK KEUANGAN % Rp % 1 2 4 6 7 8 10 11 12 1 Penambahan RKB SLB Prabumulih 3Lkl+Mobiler 500,000,000 497,500,000 APBD II 100 497,500,000 100 2 Pembangunan gedung/Ktr SDN 83 Jungai 3Lokal+Ktr 480,000,000 477,590,000 APBD II 100 477,590,000 100 3 Pemasangan Conblok Lap Upacara SDN 23 770 m2 77,000,000 76,850,000 APBD II 100 76,850,000 100 4 Pemasangan Conblok Lap SDN 38 770 m2 77,000,000 76,850,000 APBD II 100 76,850,000 100 5 Rehab Gedung dan Pengadaan Sarana Sekolah Dasar ( DAK ) 58 SD 14,500,000,000 14,500,000,000 APBN 100 14,500,000,000 100 6 Pembangunan Ruang Kelas Belajar ( RKB ) SMAN 6 Pbm 4 lkl btk 4 Lokal btk 1,800,000,000 1,773,010,000 APBD II 100 1,773,010,000 100 7 Pembangunan Ruang Kelas Belajar ( RKB ) SMKN 2 4 lkl btk 4 Lokal btk 1,800,000,000 1,774,896,000 APBD II 100 1,774,896,000 100 8 Pembangunan Pagar SMAN 4 Prabumulih 394m2 325,000,000 324,000,000 APBD II 100 324,000,000 100 9 Pembangunan jalan menuju SMAN 4 Pbm 620m2 300,000,000 299,000,000 APBD II 100 299,000,000 100 10 Pembangunan Unit Sekolah Baru ( USB ) 1 Unit 1,104,000,000 1,102,900,000 APBD I 100 1,102,900,000 100 SMAN 6 Prabumulih 11 Pembangunan gedung ( Kantor ) SMAN 6 Prabumulih 1 Unit 201,000,000 203,420,000 APBD I 100 203,420,000 100 12 Rehab gedung ( 3 Lokal ) SMPN 1 Pbm 1 Unit 200,000,000 199,640,000 APBD I 100 199,640,000 100

13 Pengadaan Alat Peraga Edukatif ( Ayunan Jungkilan ) 8 Unit 40,000,000 39,950,000 APBD II 100 39,950,000 100 14 Pengadaan Jardiknas Kota Prabumulih 1 Paket 98,500,000 98,200,000 APBD II 100 98,200,000 100 15 Pengadaan Sarana Kantor ( AC + Kulkas ) 2 Unt+7Unt 23,500,000 23,500,000 APBD II 100 23,500,000 100 16 Pembangunan Lanjutan Gedung ( Lokal Belajar )SMAN 5 Pbm 4 Lokal 700,000,000 698,400,000 APBD II 100 698,400,000 17 Pendataan NUPTK(Laptop+printer+Camera) 1 Paket 20,000,000 19,800,000 APBD II 100 19,800,000 100 18 Pendataan NUPTK(Laptop+printer+Camera+ Hendycam ) 1 Paket 19,000,000 18,750,000 APBD II 100 18,750,000 100 19 Pendataan PTK ( Laptop) 1 Paket 12,500,000 12,400,000 APBD II 100 12,400,000 100 JUMLAH 22,277,500,000 22,216,656,000 22,216,656,000 2.4 Identifikasi Masalah Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah bahwa Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan harus dapat lebih meningkatkan kinerja dalam penyelenggaraan pendidikan baik di bidang pembangunan secara fisik maupun pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan yang baik tercermin dalam system Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ). Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara berkala. Rencana kerja yang di susun Dinas Pendidikan merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat tersebut, yang dalam penyusunannya melaksanakan analisa terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan memperhitungkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada. Rencana ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam perencanaan tahun berjalan, dengan memperhatikan potensi yang ada baik sumber daya manusia maupun kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan. Dalam kenyataannya masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, utamanya Kondisi Kantor yang belum memadai, Struktur Organisasi SKPD yang belum bisa menampung kebijakan Pemerintah Pusat yang pada saat ini terdapat penambahan Dirjend yang baru yaitu Dirjend PMPTK sementara pada Dinas Pendidikan belum ada bidang yang menangani kebijakan dari Dirjend dimaksud. Selain itu dari segi SDM pada Kantor Dinas Pendidikan Kota Prabumulih masih minim pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Tehnik yanng merupakan pendukung perencanaan di bidang pendidikan. BAB III TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Tujuan dan sasaran pembangunan utamanya di lingkungan pendidikan tentunya tidak terlepas dari Visi dan Misi Dinas Pendidikan secara utuh yang akan merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan Kota Prabumulih. Dengan pernyataan visi dan misi dimaksud diharapkan seluruh

anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran instansi pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan khususnya di bidang pendidikan Guna melaksanakan Vissi pada Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, maka dirumuskan Missi sebagai berikut: Oleh karena itu misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Prabumulih dirumuskan sebagai berikut : 1. Meningkatakan sarana prasarana pendidikan yang berbasis teknologi informatika dan kewirausahaan. 2. Meningkatakan kualitas pendidikan yang selaras dengan perkembangan IPTEK dan globalisasi. 3. Meningkatakan mutu penyelengaraan pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang senantiasa berakar pada budi pekerti luhur dan berlandaskan iman dan taqwa. Penjelasan dari masing-masing misi : Misi Kesatu : Dalam menyelenggarakan pendidikan tidak dapat terlepas dengan sarana prasarana yang memadai yang nantinya mampu untuk mendukung program program pendidikan baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan maupun Departemen terkait yang berbasis tehnologi informatika dan kewirausahaan. Misi Kedua : Peningkatan pelayanan pendidikan senantiasa mengupayakan terwujudnya pelayanan prima. Oleh karena itu, institusi penyelenggara pendidikan harus dapat meningkatkan kemampuan menyediakan data atau informasi bidang pendidikan dengan cepat, tepat dan akurat. Seiring dengan perkembangan IPTEK dalam era globalisasi, maka selaku penyelenggara pendidikan tentunya mengupayakanan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan tehnologi ( IPTEK ) Misi Ketiga : Sebagai motor penggerak di bidang pendidikan, SDM penyelenggara pendidikan menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan pendidikan. Kualitas penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada kemampuan dan keahlian para penyelenggara pendidikan secara teknis maupun kemampuan lain yang bersifat intersektoral, multidisipliner, dan berpikir komprehensif. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan peningkatan kapasitas individu Namuun demikian para penyelenggara pendidikan harus tetap berorientasi akar budaya, budi pekerti luhur serta tetap berladaskan iman dan taqwa dalam mengelola pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal. 3.1 Tujuan dan Sasaran Program Jangka Menengah Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (Lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Untuk itu tujuan disusun guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin diraih dari masing-masing misi. MISI TUJUAN No. Misi Tujuan 1. Meningkatakan sarana prasarana pendidikan yang berbasis teknologi informatika dan

kewirausahaan a.Pemerataan dan perluasan akses b. Menopang kegiatan pendidikan yang kualitas dengan SDM perencana pendidikan yang profesional c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja SDM perencanan pendidikan 2. Meningkatakan kualitas pendidikan yang selaras dengan perkembangan IPTEK dan globalisasi. a. Peningkatan mutu, revansi dan daya saing b.Mendukung sistem perencanaan pendidikan yang sesuai dengan kondisi saat ini dalam era globalisasi c. Memantapkan implementasi sistem perencanaan pendidikan 3. Meningkatakan mutu penyelengaraan pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang senantiasa berakar pada budi pekerti luhur dan berlandaskan iman dan taqwa. a. Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik b.Meningkatkan fungsi perencanaan pendidikan 3.2 Sasaran dan Indikator Kinerja Kelompok Sasaran Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. TUJUAN SASARAN 3. MISI KESATU Pemerataan dan perluasan akses Menopang kegiatan pendidikan yang bekualitas dengan SDM perencana pendidikan yang profesional Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja SDM perencanan pendidikan *.Melakukan pembangunan fisik dan non fisik pada setiap bidang dan sekretariat Dinas Pendidikan *.Melakukan pelatihan / workshop baik pada pendidik maupun tenaga kependidikan yang ada di kantor maupun di setiap jenjang pendidikan *.Melakukan kordinasi dalam hal perencanaan pendidikan baik interen Dinas Pendidikan maupun dengan instansi terkait *.Adanya peningkatan prosentase sarana prasarana fisik baik di Dinas Pendidikan maupun di Sekolah *.Adanya peningkatan kualitas pendidikan yang ditandai dengan SDM yang profesional

dan pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan yang baik *.Pelaksanaan peembangunan pendidikan baik fisik maupun non fisik sesuai dengan rencana dan peraturan perundang mundangan yang berlaku MISI KEDUA. Peningkatan mutu,relevansi dan daya saing Mendukung sistem perencanaan pendidikan yang sesuai dengan kondisi saat ini dalam era globalisasi Memantapkan implementasi sistem perencan *.Melakukan upaya peningkatan mutu baik pendidik maupun tenaga kependidikan *.Mengupayakan pengembangan sistem perencanaan pendidikan yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan tehnologi pada era globalisasi *. Berupaya melaksanakan perencanaan pendidikan dengan menerapkan sistem dan mekanisme yang digunakan saat ini *.Tersedianya tenaga pendidik maupun kependidikan minimal S.1 *.Tersedianya dokumen perencanaan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini *. Tersedianya dokumen perencanaan pendidikan yang sesuai dengan mekanisme dan sistem perencanaan yang berlaku pa MISI KETIGA 1.

Tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik * . Meningkatkan sosialisasi terhadap tata kelola, akuntabilitas dan pencintraan publik dalam lingkup Dinas Pendidikan *.Meningkatnya prsentase pelayanan pendidikan terhadap pengguna jasa layanan pendidikan di Dinas PendidikanKota prabumulih. 2. Meningkatkan fungsi perencanaan pendidikan *. Melakukan pemberdayaan terhadap SDM yang ada guna meningkatkan fungsi perencanaan pendidikan *.Adanya keterlibatan seluruh SDM yang bertanggung jawab di bidangnya dalam penyusunan rencana pendidikan baik fisik maupun non fisik BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2011 Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategis dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan kedalam program dan kegiatan indikatif yang mengikuti Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Prabumulih. Salah satu sumber daya yang memiliki peran penting untuk menjaga konsistensi rencana dengan implementasi kebijakan adalah aktifitas serta efisiensi sumber daya dengan memperhatikan efektifitas tujuan yang telah ditetapkan menjadi hal yang teramat penting dalam merancang sistem dan mekanisme alokasi pemanfaatan sumber daya keuangan daerah. Penentuan prioritas Program dan Plafon Anggaran didasarkan pada pertimbangan antara lain : 1. Skala dan Bobot pelayanan berdasarkan urgensi dan jangkauan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. 2. Kemampuan untuk memperlancar/mempercepat pencapaian tingkat pelayanan yang diharapkan dalam kebijakan APBD 3. Ketersediaan sumber daya dan waktu untuk melaksanakan program dan kegiatan. 4.1 Kajian Terhadap Pagu/Plafon Indikatif Sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran disusun dengan tahapan : 1. Menentukan skala prioritas pembangunan daerah 2. Menentukan prioritas program untuk masing-masing urusan 3. Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program/kegiatan. Penetapan plafon anggaran adalah agar SKPD dapat menyusun anggaran belanja secara terkendali dan terkoordinasi, karena diharapkan jumlah anggaran belanja yang diusulkan tidak melebihi plafon anggaran yang ditetapkan, dengan demikian alokasi sumber daya secara strategis perlu dibatasi dengan pagu yang realistis agar tekanan pengeluaran/pembelanjaan tidak mengganggu pencapaian tujuan. Kebijakan daerah yang dituangkan dalam kebijakan Program

dan Kegiatan, akan berkonsekuensi pada keterbatasan sumber daya keuangan, maka penetapan prioritas dan plafon anggaran menjadi sangat penting. Hal ini dilakukan untuk mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber dana, berdasarkan strategi perencanaan pembangunan yang telah disepakati. Plafon anggaran pada dasarnya merupakan batas maksimal alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi kebijakan (baik program maupun kegiatan) berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Adapun pertimbangan yang dijadikan sebagai kriteria penetapannya adalah hasil evaluasi kinerja kebijakan tahun sebelumnya, serta prioritas pembangunan daerah yang terimplementasi ke dalam program-program yang mendukung pencapaian sasaran prioritas pembangunan daerah. Dalam penetapan plafon anggaran, yang perlu diperhatikan adalah kejelasan definisi struktur baik program maupun kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu tujuan dan sasaran program/kegiatan yang telah ditetapkan, karena akan memberi informasi berkenaan dengan bobot pagu. 4.2 Rumusan Usulan Prioritas Program dan Kegiatan, Target Kinerja Capaian dan Kebutuhan Pendanaan. Prioritas adalah suatu proses dimana dalam pembuatan keputusan atau tindakan pada saat tertentu dinilai paling penting dengan dukungan kemitraan untuk melaksanakan keputusan. Penetapan prioritas tidak hanya mencakup keputusan apa yang penting untuk dilaksanakan lebih dahulu dibanding program atau kegiatan yang lain, tetapi perlu juga mempertimbangkan kondisi dan kemampuan sumber daya daerah. Adapun rincian kegiatan-kegiatan yang merupakan implementasi program adalah sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.1. Penyediaan Jasa surat Menyurat 1.2. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik 1.3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan dinas / Operaqsional 1.4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 1.5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 1.6. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 1.7. Penyediaan Alat Tulis kantor 1.8. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 1.9. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor 1.10.Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 1.11.Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan perundang Undangan 1.12.Penyediaan Bahan Logistik Kantor 1.13.Rapat rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 1.14. Rapat rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah 1.15.Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi Teknis / Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 2.1. Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung kantor 2.2. Pemeliharaan Rutin / Berkala Mobil Jabatan 2.3. Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 2.4. Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor 2.5. Pemeliharaan Rutin / Berkala Mobiler . 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

3.1. Pendidikan dan Pelatihan Formal 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 4.1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD 4.2. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Anggaran ( RKA ) SKPD 4.3. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) SKPD 5 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5.1. Pengadaan Alat Praktik dan 5.2. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan 6 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 6.1. Pembangunan Gedung sekolah 6.2. Penambahan Ruang Kelas Sekolah 6.3. Pembangunan Taman Lapangan Upacara dan fasilitas Parkir 6.4. Rehabilitasi Sedang / Berat Banguna sekolah 6.5. Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik 6.6. Pelatihan Kompetensi Siswa Berprestasi 6.7. Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah Tingkat Dasa 7. Program Pendidikan Menengah 7.1. Pembangunan Gedung sekolah 7.2. Pembangunan Taman Lapangan Upacara dan fasilitas Parkir 7.3. Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik 7.4. Pelatihan penyusunan Kurikulum 7.5. Penyediaan Dana bantuan Bebas Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan ( SPP ) 7.6. Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah Tingkat Menengah 8. Program Pendidikan Non formal 8.1. Pengembangan Pendidikan Keaksaraan 8.2. Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal 9. Program Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan 9.1. Pengembangan Sistem Pendataan dan Pemetaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 9.2. Penyediaan Dana Bantuan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 10. Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan 10.1.Pendidikan dan pelatihan Dasar Kepemimpinan 11. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 11.1.Pelaksanaan Identifikasi Bakat dan Potensi Pelajar dalam Olahraga Dinas Pendidikan sebagai institusi penyelenggara pendidikan harus mampu mengkoordinasikan proses perencanaan pendidikan secara intensif dan menyeluruh serta senantiasa melakukan kajian dan analisis dalam rangka mengevaluasi hasil perencanaan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu Dinas Pendidikan juga memiliki dua pendekatan perencanaan sesuai dengan instrumen pembangunan yaitu aspek fisik dan aspek non fisik, dimana orientasinya akan menekankan pada suatu keterpaduan dan keseimbangan kedua pendekatan tersebut. BAB V PENUTUP Demikian Rencana Kerja Bappeda ini dibuat dalam rangka mewujudkan perencanaan berkualitas dengan mengedepankan pendekatan perencanaan partisipatif, dengan meningkatkan kualitas

perencanaan melalui peningkatan kapasitas dan komitmen sumber daya manusia perencanaan. Rencana Kerja ini berpedoman pada Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Prabumulih Tahun 2008-2013 yang merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Bappeda yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Prabumulih. KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PRABUMULIH, H.M.RASYID,S Ag. MM PEMBINA NIP. 196106051983031018 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN 2.1 Kondisi Umum SKPD 2.2 Kajian Renstra dan Prioritas Program Renstra SKPD 2.3 Evaluasi Pencapaian Program tahun lalu dan perkiraaan tahun berjalan 2.4 Identifikasi Masalah (masalah dan tantangan utama bidang SKPD pada tahun rencana) BAB III TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN SKPD 3.1 Tujuan dan sasaran program jangka menengah (Outcome 5 tahun) 3.2 Sasaran dan indikator kinerja kelompok sasaran SKPD (Tahun Rencana) BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN 4.1 Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Rencana serta tolok ukur kinerja sasaran 4.1.1 Hasil analisis dan kondisi masalah 4.1.2 Usulan program dan kegiatan dari masyarakat 4.2 Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan Tahun Lalu 4.3 Identifikasi Program dan Kegiatan Pusat dan Provinsi Tahun Rencana 4.4 Kajian terhadap Pagu/plafon Indikatif Tahun Rencana 4.5 Rumusan Urulan Prioritas Program dan Kegiatan, Target kinerja capaian dan kebutuhan pendanaan BAB V PENUTUP LAMPIRAN: 1. Lampiran 1 ( D.1 ) : Daftar Isi Renja SKPD 2. Lampiran 2 ( D.2 ) : Pencapaian Kinerja Program SKPD Tahun Lalu dan Perkiraan Tahun Berjalan ( 2009 2010 )

3. Lampiran 3 ( D.3 ) : Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2011 (tahun rencana) 4. Lampiran 4 ( D.4 ) : Evaluasi Kinerja Pencapaian Program SKPD Tahun Lalu ( 2009 ) 5. Lampiran 5 ( D.5 ) : Identifikasi Program dan Kegiatan Pusat dan Provinsi Tahun Rencana di Kabupaten / Kota

Anda mungkin juga menyukai