Anda di halaman 1dari 13

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Definisi Ada beberapa pendapat tentang pengertian Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999). Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004) Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232) Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu dan biasanya sangat mengganggu aktivitas bahkan berdampak pada kondisi umum kesehatan ibu hamil.

B. Etiologi Penyebab Hiperemesis Gravidarum Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain akibat inanisi Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :

1. faktor predisposisi : a. Primigravida b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa 2. Faktor organik : a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal b. Perubahan metabolik akibat hamil c. resistensi yang menurun dari pihak ibu. d. Alergi 3. faktor psikologis : a. Rumah tangga yang retak b. Kehamilan yang tidak diinginkan c. Ketakutan terhadap kehamilan dan persalinan d. Ketakutan terhadap tanggung jawab sebagai ibu e. Kehilangan pekerjaan

C. Patofisiologi Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh

psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. 1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. 2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang 3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan 4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma MalloryWeiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

D. Tanda dan Gejala Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:

1. Tingkatan I (Ringan) a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan : 1) Dehidrasi : turgor kulit turun 2) Nafsu makan berkurang 3) Berat badan turun 4) Mata cekung dan lidah kering b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit e. Tampak lemah dan lemas 2. Tingkatan II (Sedang) a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya : 1) Turgor kulit makin turun 2) Lidah kering dan kotor 3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris b. Kardiovaskuler 1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit 2) Nadi kecil karena volume darah turun 3) Suhu badan meningkat 4) Tekanan darah turun

c. Liver Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus d. Ginjal Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan : 1) Oliguria 2) Anuria 3) Terdapat timbunan benda keton aseton Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan e. Kadang kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss. 3. Tingkatan 3 (Berat) a. Keadaan umum lebih parah b. Muntah berhenti c. Sindrom mallory weiss d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma e. Terdapat ensefalopati werniche : 1) Nistagmus 2) Diplopia 3) Gangguan mental f. Kardiovaskuler Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

g. Gastrointestinal 1) Ikterus semakin berat 2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam h. Ginjal Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

E. Pemeriksaan Diagnostik Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Beberapa Pemeriksaan Diagnostik yang mungkin dilakukan: a) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta. b) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN. c) Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

F. Penatalaksanaan Medis Langkah untuk mengatasi Hiperemesis Gravidarum diawali dengan tahap pencegahan gejala emesis yang biasanya terjadi diawal kehamilan tetap dalam kondisi yang fisiologis dan tidak mengganggu kestabilan fisiologis. Langkah pencegahan yang bisa dilakukan yaitu:

1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik 2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering 4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat. 5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan 6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin 7. Defekasi teratur 8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. Tetapi apabila langkah pencegahan tidak berhasil dilakukan dan emesis berlanjut menjadi hiperemesis yang mengganggu fisiologis tubuh maka diperlukan penatalaksanaan untuk hiperemesis. Antara lain: 1. Obat obatan a. Sedativa : phenobarbital b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks c. Anti histamin : Dramamin, avomin d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin

Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit. 2. Isolasi a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. b. Catat cairan yang keluar masuk. c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 3. Terapi psikologik a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik 4. Cairan parenteral a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari) b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C) c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair

Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik 5. Menghentikan kehamilan Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.

G. Pengkajian Keperawatan 1. Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). 2. Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan. 3. Eliminasi Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine. 4. Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering. 5. Pernafasan Frekuensi pernapasan meningkat. 6. Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

7. Seksualitas Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. 8. Interaksi sosial Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

H. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan. 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan 3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

I. Intervensi 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan Intervensi Rasionalisasi

Batasi intake oral hingga muntah berhenti Memelihara keseimbangan cairan elektolit dan mencegah muntah selanjutnya Catat intake dan output Menentukan hidrasi cairan dan

pengeluaran melului muntah Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi Dapat mencukupi asupan nutrisi yang sering dibutuhkan tubuh

Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan Kolaborasi pemberian obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.

Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan Intervensi Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah Rasionalisasi Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester pertama Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur 3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.

Intervensi Kaji tingkat fungsi psikologis klien Berikan Support Psikologis

Rasionalisasi Untuk menjaga integritas psikologis Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya

Berikan penguatan positif

Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan

Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal

Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Intervensi Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup. Rasionalisasi Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus Anjurkan klien menghindari mengangkat beban berat Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko. Bantu klien beraktivitas secara bertahap Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi

DAFTAR PUSTAKA 1. Dongoes, MarylnE.2001.Rencana perawatan Maternal/bayi, Jakarta : EGC 2. Hamilton, Persis Mary.1995.Dasar-dasar keperawatan maternitas edisi 6.Jakarta: EGC 3. Teber, Ben-Zian.2002.kapita Selekta Kedokteran obstetric dan

ginekologi.Jakarta: EGC 4. Mochtar, Rustam.1998.SinopsisObstetri jilid 1. Jakarta: EGC 5. Arif, Mansjoer, dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran edisi 3 jilid 1.Jakarta : Media Acculapius

Anda mungkin juga menyukai