Anda di halaman 1dari 3

Nama: Dona Meriana NPM: 0906535435

Perbedaan Dan Persamaan Puisi Banka Dari Otomo Tabito Dan Yamanoue Okura

Puisi No. 5-793 oleh tomo Tabito

Yononaka wa munashiki mono to shiru toki shi iyoyo masumasu kanashikari keri

Penjelasan:

adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan dunia tempat tinggal manusia yang hidup berarti sesuatu yang kosong, hampa, atau juga sia sia dimana kanji selain dibaca juga dapat dibaca dan yang berarti kosong dan hampa. berarti saat sadar atau dengan kata lain subjek dalam puisi ini kini menyadari suatu hal yang dulu tidak ia sadari. merupakan gabungan dua kata yaitu yang berarti lebih dan lebih dan yang berarti semakin lebih yang secara keseluruhan dapat diartikan benar benar/ semakin sangat. merupakan gabungan tiga kosakata yaitu yang berarti sedih, yang berati lebih rendah (biasa digunakan dalam yang berarti mencapai daerah bawah sungai) dan yang berarti tendang (seperti didalam kata yang berarti ditendang sampai mati). Dengan kata lain secara harfiah berarti ditendang sedih yang menunjukkan bahwa dia benar benar sedih.

>> Jadi dengan kata lain puisi diatas bisa diartikan sebagai berikut. Sekarang saya sangat menyadari bahwa hidup manusia memang sia-sia, saya diliputi kesedihan lebih dari sebelumnya.

Catatan:

1.

2. 3.

:Buddhism was brought to Japan in the 6th century AD. One of the new religion's main concepts -- the vanity of life -- was expressed by the words of ( "The world is false, only the Buddha is true," which were attributed to Prince Shtoku (574-622). : An intensive adverbial particle. : In the year 728, soon after Tabito arrived in Kyushu to take up his new position, his wife died. He had been familiar with the notion of human life being vain, but now, with the death of his beloved wife, he became acutely aware of what it really meant.

Puisi No. 3-337 oleh Yamanoue Okura Okura ra wa ima wa makaramu ko nakuramu sore sono haha mo a o matsuramu zo

Penjelasan:

merujuk kepada diri Okura sendiri, disini dia tidak menggunakan kata ganti orang tetapi langsung menyebutkan namanya sendiri. berarti aku akan pergi dimana kanji yang berarti pergi/berhenti dan menunjuk kepada dirinya sendiri. berarti anakku menangis. berarti begitu juga ibu mereka. berarti mungkin mereka menungguku.

>> Jadi dengan kata lain puisi diatas bisa diartikan demikian: Aku, Okura, sekarang harus meninggalkanmu. Anakku mungkin menangis. Dan ya, ibu mereka, juga, mungkin menungguku.

Catatan:
1. 1. 2.

3.

or is a suffix of self-disparagement. =to withdraw from the presence of one's superior Okura must have been in his seventies when he composed this poem.This is a type of poem known as "banquet leaving poem," and, as such, need not depict reality.He may have referred to "his children" and their presumably young "mother" all in jest. Note the rhythmical repetition of -ramu.

# PENDAPAT Dalam kedua puisi diatas, baik tomo Tabito dan Yamanoue Okura sama sama menceritakan kesedihan karena kehilangan seseorang. Akan tetapi yang berbeda adalah didalam puisi Tabito yang merasa sedih adalah dirinya yang ditinggal oleh istrinya tercinta. Seperti yang tertulis di catatan, bahwa Tabito yang selama ini biasa menulis puisi mengenai kesia siaan akan kehidupan manusia kini benar benar mengetahui apa yang dimaksud dengan kesia siaan dan kesedihan yang mendalam setelah dirinya kehilangan istrinya. Sedangkan didalam puisi Okura, dia membayangkan bagaimana kesedihan yang akan dirasakan oleh anak dan istrinya akan kepergiaannya. Mungkin puisi Okura ini adalah puisi yang ia tulis untuk menggambarkan keadaan saat ia pergi. Diketahui bahwa puisi tersebut ditulis pada saat umur Okura sekitar 70an, dan Okura sendiri meninggal pada saat umur 74 tahun, yang mungkin menjadi bukti kuat bahwa Okura sudah membayangkan ketika dirinya menginggal nanti. Pada kenyataannya, kedua puisi tersebut sama sama berisi mengenai kesedihan akan ditinggalnya seseorang karena kematian dimana Tobito menjadi subjek yang ditinggalkan dan merasa sedih sedangkan Okura menjadi subjek yang meninggalkan sehingga membuat keluarganya sedih. Perbedaan yang selanjutnya adalah dari cara penulisan mereka, dimana Tobito tidak secara langsung menuliskan Aku sebagai subjek yang sedih ditinggalkan istrinya meninggal, Okura secara gamblang menuliskan dirinya (Okura) yang pergi meninggalkan anak dan istrinya sehingga menangis karena mungkin menunggunya. Akan tetapi kedua penulis puisi tersebut sama sama mengangkat dunia seperti di dalam puisi Tobito yang menggunakan sedangkan Okura menggunakan kanji yang berarti pergi dari hadapan yang mulia yang dia maksudkan adalah pergi dari dunia atau kematian. Jadi keduanya sama sama mengangkat tentang kematian juga.

DAFTAR PUSTAKA
http://home.earthlink.net/~khaitani1/mysx4.htm#5-802

Anda mungkin juga menyukai