Anda di halaman 1dari 4

4.2 Analisis Fiskal 4.2.

1 Strategi Fiskal Untuk Menyeimbangkan penerimaan APBD Kota Surakarta a) Tahun 2006 Pada tahun 2006, Kota Surakarta menganggarkan besarnya pengeluaran belanja daerah mereka sebesar Rp 470.560.532.279,- dimana telah distrukturkan berdasarkan sector sector yang membutuhkan pembiayaan. Untuk memenuhi seluruh pengeluaran tersebut, Pemerintah Kota Surakarta menargetkan untuk pendapatan daerah sebesar Rp 510.767.192.870,-. Dimana pendapatan tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan. Pada tahun 2006, Kota Surakarta mengalami surplus dalam system anggaran Pemerintah Kota Surakarta, yaitu sebesar Rp 40.206.460.591,-. Namun, pada tahun 2006, Kota Surakarta di wajibkan membayar Pengeluaran Daerah Pemerintah Kota Surakarta yang lain, seperti pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya dengan total sebesar Rp 59.134.211.371,-. Oleh karena itu, dengan besarnya pembiayaan lainnya, terjadi deficit sebesar Rp (18,927,750,780). Namun deficit tersebut dapat ditutup oleh penerimaan daerah yang berasal dari sisa perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan piutang, dan penerimaan dari pihak ketiga sebesar Rp 18,927,750,780. Sehingga pada akhir tahun anggaran, Kota Surakarta tidak mengalami deficit maupun surplus dalam system pembiayaan daerah mereka. b) Tahun 2007 Pada tahun 2007, terjadi peningkatan anggaran pengeluaran belanja dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dimana Pemerintah daerah yang Surakarta Kota

menganggarkan besarnya pengeluaran belanja daerah sebesar Rp 656.247.692.050,-. Pengeluaran derah meningkat sebesar Rp 185.687.159.771,- jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran daerah tersebut telah distrukturkan ke dalam sector - sector yang membutuhkan pembiayaan. Untuk memenuhi seluruh pengeluaran tersebut, Pemerintah Kota Surakarta menargetkan untuk Pendapatan Daerah sebesar Rp 603.158.341.050,-. Dimana pendapatan tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain lain pendapatan daerah yang sah . Pada tahun 2007, Kota Surakarta mengalami defisit dalam system anggaran mereka, yaitu sebesar Rp (53.089.351.000). Defisit ini masih ditambah dengan kewajiban Kota Surakarta untuk membayar Pengeluaran Daerah mereka yang lain, seperti pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya dengan total sebesar Rp 55.038.041.000,-. Besarnya pengeluaran mereka untuk

pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya mengalami penurunan sebesar Rp 4.096.170.371,-. Oleh karena itu, dengan besarnya pembiayaan lainnya, deficit system pembiayaan daerah pun membengkak sebesar Rp (108.127.392.000). Namun deficit tersebut dapat ditutup oleh penerimaan daerah yang berasal dari sisa perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan piutang, penerimaan dari pihak ketiga, dan Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah serta Penerimaan/Penarikan Deposito dengan total sebesar Rp 108,127,392,000 . Sehingga pada akhir tahun anggaran, Kota Surakarta tidak mengalami deficit maupun surplus dalam system pembiayaan daerah mereka. c) Tahun 2008 Pada tahun 2008, terjadi peningkatan anggaran pengeluaran belanja dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dimana Pemerintah daerah yang Surakarta Kota

menganggarkan besarnya pengeluaran belanja daerah sebesar Rp 854.690.595.842,-. Pengeluaran derah meningkat sebesar Rp 198.442.903.792 ,- jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran daerah tersebut telah distrukturkan ke dalam sector - sector yang membutuhkan pembiayaan. Untuk memenuhi seluruh pengeluaran tersebut, Pemerintah Kota Surakarta menargetkan untuk Pendapatan Daerah sebesar Rp 737.622.437.640,-. Dimana pendapatan tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain lain pendapatan daerah yang sah . Pada tahun 2008, Kota Surakarta mengalami defisit dalam system anggaran mereka, yaitu sebesar Rp (122.068.158.202). Defisit ini masih ditambah dengan kewajiban Kota Surakarta untuk membayar Pengeluaran Daerah mereka yang lain, seperti pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya dengan total sebesar Rp 57.808.254.000,-. Besarnya pengeluaran mereka untuk pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya mengalami peningkatan sebesar Rp 2.770.213.000,-. Oleh karena itu, dengan besarnya pembiayaan lainnya, deficit system pembiayaan daerah pun membengkak sebesar (Rp 179.876.412.202). Namun deficit tersebut dapat ditutup oleh penerimaan daerah yang berasal dari sisa perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan piutang, penerimaan dari pihak ketiga, dan Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah serta Penerimaan/Penarikan Deposito dengan total sebesar Rp 179.876.412.202,-. Sehingga pada akhir tahun anggaran, Kota Surakarta tidak mengalami deficit maupun surplus dalam system pembiayaan daerah mereka.

d) Tahun 2009 Pada tahun 2009, terjadi pemangkasan anggaran pengeluaran belanja daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dimana Pemerintah Kota Surakarta hanya menganggarkan pengeluaran belanja daerah sebesar Rp 747.365.470.803,-. Pengeluaran derah disusutkan sebesar Rp 107.325.125.039,- jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran daerah tersebut telah distrukturkan ke dalam sector - sector yang membutuhkan pembiayaan. Untuk memenuhi seluruh pengeluaran tersebut, Pemerintah Kota Surakarta menargetkan untuk Pendapatan Daerah sebesar Rp 728.938.187.952,-. Dimana pendapatan tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain lain pendapatan daerah yang sah . Pada tahun 2009, Kota Surakarta mengalami defisit dalam system anggaran mereka, yaitu sebesar Rp (18.327.282.851,-). Defisit ini masih ditambah dengan kewajiban Kota Surakarta untuk membayar Pengeluaran Daerah mereka yang lain, seperti pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya dengan total sebesar Rp 4.817.459.918,-. Besarnya pengeluaran mereka untuk pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya mengalami penurunan yang signifikan sebesar sebesar Rp pihak Rp 52.990.794.082,-. Pada tahun 2009, Pemerintah Kota Surakarta hanya mengalami deficit (23.144.742.769,-). Namun deficit tersebut dapat ditutup oleh penerimaan daerah dan Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah serta yang berasal dari sisa perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan piutang, penerimaan dari ketiga, Penerimaan/Penarikan Deposito dengan total sebesar Rp 43.101.371.954,-. Sehingga pada akhir tahun anggaran, Pemerintah Kota Surakarta mengalami surplus dalam system pembiayaan daerah mereka sebesar Rp 19.956.619.185,-. e) Tahun 2010 Pada tahun 2010, terjadi peningkatan anggaran pengeluaran belanja dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Dimana Pemerintah daerah yang Surakarta Kota

menganggarkan pengeluaran belanja daerah sebesar Rp 825.858.500.472,-. Pengeluaran daerah meningkat sebesar Rp 78.493.029.669,- jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengeluaran daerah tersebut telah distrukturkan ke dalam sector - sector yang membutuhkan pembiayaan. Untuk memenuhi seluruh pengeluaran tersebut, Pemerintah Kota Surakarta menargetkan untuk Pendapatan Daerah sebesar Rp 858.513.967.371,-. Dimana pendapatan

tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain lain pendapatan daerah yang sah . Pada tahun 2010, Kota Surakarta mengalami surplus dalam system anggaran mereka, yaitu sebesar Rp 32.655.466.899,-. Namun, surplus tersebut masih dikurangi dengan kewajiban Kota Surakarta untuk membayar Pengeluaran Daerah mereka yang lain, seperti pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya dengan total sebesar Rp 9.771.777.066,-. Besarnya pengeluaran mereka untuk pembayaran hutang pokok jatuh tempo, pembayaran hutang belanja, pengembalian pihak ketiga, dan pengeluaran lainnya mengalami peningkatan sebesar Rp 4.954.317.148,-. Pada tahun 2010, Pemerintah Kota Surakarta tidak lagi mengalami deficit dal;am system pembiayaan mereka. Pada tahun 2010, Pemerintah Kota Surakarta, mengalami surplus sebesar Rp 22.883.689.833,-. Surplus yang dialami oleh Pemerintah Kota Surakarta masih di tambah dengan penerimaan daerah yang berasal dari sisa perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan piutang, penerimaan dari pihak ketiga, dan Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah serta Penerimaan/Penarikan Deposito dengan total sebesar Rp 21.076.048.635,-. Sehingga pada akhir tahun anggaran, Pemerintah Kota Surakarta mengalami surplus dalam system pembiayaan daerah mereka sebesar Rp 43.959.738.469,-.

Anda mungkin juga menyukai