Anda di halaman 1dari 19

TAHUKAH ANDA ?

BAHWA GURUN PASIR DI MESIR ADALAH SAMUDRA

'Sepetak gurun di Mesir yang dulu adalah samudra menyimpan rahasia tentang salah satu transformasi evolusi yang paling luar biasa.'

Tiga puluh tujuh juta tahun silam di samudra prasejarah Tethys, seekor binatang sepanjang 15 meter yang gerakannya lentur dengan rahang mencangah, dan gigi gergaji mati dan tenggelam ke dasar laut. Lalu selama ribuan milenium selimut sedimen kian menebal, menutupi tulang-tulang si gergasi . Laut kemudian surut dan dasar laut berganti menjadi gurun pasir, angin mulai mengetam batu pasir dan serpihan batu di atas tulang-tulang tersebut. Perlahan dunia berubah. Pergeseran kerak bumi mendorong India ke dalam Asia, mendesak naik Pegunungan Himalaya. Di Afrika, nenek moyang pertama manusia menegakkan tubuh dan berjalan dengan kaki belakang mereka. Kemudian para firaun membangun piramida. Kekaisaran Romawi bangkit, lalu runtuh. Di sepanjang perjalanan waktu tersebut, angin melanjutkan penggaliannya yang sabar. Lalu pada suatu hari Philip Gingerich datang untuk menuntaskan pekerjaan sang angin. Saat Matahari terbenam di suatu malam bulan November tahun silam, Gingerich yang ahli paleontologi vertebrata University of Michigan merebahkan badan di samping tulang punggung makhluk yang disebut Basilosaurus itu. Kami berada di satu lokasi di Wadi Hitan, sebuah gurun Mesir. Fosil gigi hiu, duri landak laut, dan tulang ikan lele raksasa berserakan di atas pasir di sekeliling Gingerich. 'Aku menghabiskan begitu banyak waktu di antara makhluk-makhluk laut ini sehingga segera saja aku hidup di dunia mereka,' katanya sambil menyodok-nyodok satu ruas tulang

belakang sebesar batang kayu dengan kuas. 'Saat aku memandang gurun pasir ini, lautan yang kulihat.' Gingerich sedang mencari bagian penting dari anatomi makhluk itu, dan ia diburu waktu. Hari kian temaram, dia harus kembali ke perkemahan sebelum membuat rekan-rekannya khawatir. Wadi Hitan merupakan tempat yang indah, tetapi tak kenal ampun. Selain tulang-tulang monster laut prasejarah, Gingerich menemukan sisa jasad-jasad manusia yang naas.

Gingerich beringsut ke arah ekor tulang, memeriksa setiap ruas tulang punggung dengan gagang kuas. Lalu, dia berhenti dan meletakkan kuasnya. 'Ini dia harta karunnya,' katanya. Sambil membersihkan pasir dengan jemarinya secara hati-hati, Gingerich menyingkap sebatang tulang ramping, panjangnya tak lebih dari 20 sentimeter. 'Jarangjarang kita bisa melihat kaki paus,' katanya sambil mengangkat tulang itu dengan kedua tangan secara takzim.

Basilosaurus jelas seekor paus, tetapi paus yang punya dua kaki belakang kecil yang mencuat dari panggulnya, masing-masing sebesar kaki anak perempuan tiga tahun. Kaki kecil nan elok ituterbentuk sempurna meski tak berguna, setidaknya untuk berjalanadalah petunjuk penting untuk memahami bagaimana paus modern yang telah begitu sukses beradaptasi sebagai mesin renang diturunkan dari mamalia darat yang pernah berjalan dengan empat kaki. Gingerich telah mengabdikan sebagian besar kariernya untuk menjelaskan metamorfosis yang boleh dibilang merupakan yang terbesar dalam dunia satwa. Dalam perjalanan itu, ia telah menunjukkan bahwa paus, yang dulu diagulkan kaum kreasionis sebagai bukti terbaik yang menentang evolusi, justru mungkin merupakan bukti evolusi yang paling elegan.

'Spesimen lengkap seperti Basilosaurus itu ibarat batu Rosetta,' kata Gingerich saat kami berkendara kembali ke perkemahan lapangannya. 'Spesimen lengkap dapat mengungkap cara hidup suatu hewan jauh lebih banyak daripada jasad sepotong-sepotong.'

Wadi Hitan yang secara harfiah berarti 'lembah paus' ternyata sangat kaya akan mutiara semacam itu. Selama 27 tahun terakhir, Gingerich dan rekan-rekannya telah menemukan sisa-sisa dari 1.000 ekor lebih paus di tempat tersebut dan masih banyak lagi yang menunggu untuk ditemukan. Saat kembali ke perkemahan, kami bertemu dengan beberapa anggota tim Gingerich yang juga baru pulang dari kerja lapangan mereka. Tak lama kemudian, kami membahas hasil kerja mereka sambil makan malam berupa daging kambing panggang, ful madammas (kacang dieng tumbuk), dan roti canai. Mohammed Sameh, kepala pengawas kawasan konservasi Wadi Hitan telah mencari paus lebih jauh ke arah timur dan melaporkan beberapa tumpuk tulang yang barumenjadi petunjuk segar bagi teka-teki terbesar dalam sejarah alam. Mahasiswa pascadoktoral Yordania Iyad Zalmout dan mahasiswa pascasarjana Ryan Bebej tengah menggali moncong paus yang mencuat dari sisi tebing. 'Kami menduga sisa tubuhnya ada di dalam,' kata Zalmout.

Nenek moyang paus dan semua hewan darat lainnya adalah tetrapoda berkepala pipih, berbentuk seperti salamander yang menyeret tubuhnya keluar dari laut ke pantai berlumpur sekitar 360 juta tahun lampau. Pada keturunannya, paru-paru primitif berangsur-angsur memperbaiki fungsinya, sirip gelambir pun berubah menjadi kaki, dan sendi rahang tersusun agar mampu mendengar di udara, bukan di air. Mamalia lalu menjadi salah satu pencinta daratan yang paling sukses; pada 60 juta tahun yang lalu mamalia telah mendominasi Bumi. Paus termasuk segelintir mamalia yang berevolusi kembali ke laut, merombak pola tubuh daratannya agar dapat mengindra, makan, bergerak, dan kawin di dalam air.

Cara paus menuntaskan transformasi besar seperti itu membuat bingung ilmuwan yang paling genius sekalipun. Karena sadar bahwa teka-teki tersebut merupakan salah satu tantangan besar bagi teorinya tentang evolusi oleh seleksi alam, Charles Darwin mencoba menjelaskan teka-teki paus dalam Origin of Species edisi pertama. Ia mencatat bahwa beruang hitam pernah terlihat berenang di permukaan danau dengan mulut terbuka selama berjamjam, melahap serangga yang mengapung. 'Saya melihat, tidak ada sulitnya ras beruang diubah oleh seleksi alam, sehingga struktur dan kebiasaannya semakin sesuai dengan kehidupan air, dengan mulut yang kian besar,' tulis Darwin menyimpulkan, 'sampai terbentuk makhluk sebesar paus.' Namun, para pengkritiknya mengolok-olok gambaran itu dengan lantang dan geli, sehingga pada akhirnya Darwin menghapus bagian tersebut dari edisi-edisi bukunya yang berikut.

Hampir seabad kemudian, ahli paleontologi terkemuka di abad ke-20 George Gaylord Simpson masih juga bingung dalam menentukan letak yang tepat bagi paus dalam pohon evolusi mamalianya yang tertata. 'Secara keseluruhan, cetacea adalah mamalia yang paling aneh dan menyimpang,' komentar simpson dengan kesal. 'Tidak ada tempat yang tepat bagi mereka dalam scala naturae. Seolah-olah mereka menjauh ke dimensi yang berbeda dengan ordo atau bangsa yang mirip dengannya.'

Adapun para penganut paham antievolusi berpendapat, jika ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan transformasi paus, mungkin karena transformasi tersebut memang tidak pernah terjadi. Mereka berpendapat bahwa hewan daratan yang mulai beradaptasi dengan kehidupan air akan segera menjadi hewan yang setengah-setengah, tak mampu bertahan hidup di air maupun daratan. Dan jika paus benar-benar pernah menempuh transisi besar ini, di mana bukti fosilnya? 'Perbedaan anatomi antara paus dan mamalia daratan begitu besar, sehingga tentunya ada banyak tahap antara di mana makhluk itu pernah mengayuh dan berenang di laut purba sebelum paus seperti yang kita kenal muncul,' tulis para penulis Of Pandas and People, buku teks kreasionis populer yang pertama diterbitkan pada 1989. 'Sejauh ini bentuk peralihan ini belum ditemukan.'

Tanpa disasari, Philip Gingerich menerima tantangan tersebut pada pertengahan 1970-an. Setelah meraih gelar Ph.D di Yale, dia memulai penggalian di Daerah Aliran Sungai Clarks Fork di Wyoming untuk mendokumentasikan lonjakan populasi mamalia pada awal kala Eosen, setelah kepunahan dinosaurus sepuluh juta tahun sebelumnya. Pada 1975 dengan harapan dapat melacak migrasi mamalia dari Asia ke Amerika Utara, Gingerich memulai kerja lapangan di daerah formasi fosil Eosen tengah di Provinsi Punjab dan North-West Frontier (sekarang disebut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa) Pakistan. Dia kecewa saat menemukan bahwa sedimen berusia 50 juta tahun yang diincarnya bukanlah daratan kering melainkan dasar laut dari tepi timur Samudra Tethys. Ketika timnya menemukan beberapa tulang panggul pada 1977, dengan bercanda mereka menyebutnya dengan 'paus berjalan'gagasan yang tidak masuk akal. Pada saat itu fosil paus yang paling terkenal pun dianggap mirip dengan paus modern, dengan mekanisme yang canggih untuk mendengar di dalam air, ekor kuat dengan sirip lebar, dan tanpa kaki belakang yang keluar dari tubuh.

Lalu pada 1979, seorang anggota tim Gingerich di Pakistan menemukan tengkorak sebesar tengkorak serigala, tetapi memiliki tulang mirip layar yang menonjoldan sangat tidak mirip serigaladi bagian atas dan samping untuk mendukung otot leher dan rahang yang kuat. Lebih aneh lagi, rongga otaknya sedikit lebih besar dari kenari. Kemudian pada bulan yang sama, Gingerich menemukan beberapa spesimen paus purba dalam sejumlah museum di Lucknow dan Kolkata, India. 'Saat itulah rongga otak yang kecil itu mulai masuk akal karena paus awal memiliki tengkorak besar dan otak relatif kecil,' kata Gingerich mengenang. 'Aku mulai berpikir bahwa satwa berotak kecil ini mungkin paus yang sangat awal.'

Ketika Gingerich membebaskan tengkorak itu dari bungkusnya yang berupa batu merah nan keras di laboratoriumnya di Michigan, ia menemukan segumpal tulang padat sebesar buah anggur di dasarnya yang disebut bula pendengaran, dengan tulang puncak berbentuk S yang disebut cuaran sigmoiddua fitur anatomi yang khas pada paus dan membantunya mendengar di dalam air. Namun, tengkorak tersebut tidak memiliki beberapa adaptasi lain yang digunakan paus modern untuk mendengar secara terarah di bawah gelombang. Ia menyimpulkan bahwa binatang tersebut mungkin semiakuatik, menghabiskan waktu cukup lama di perairan dangkal, tetapi kembali ke darat untuk beristirahat dan berbiak.

enemuan paus yang sepanjang diketahui paling primitif tersebutGingerich menamainya Pakicetus, membuat Gingerich melihat paus dengan cara baru. 'Aku mulai semakin memikirkan transisi lingkungan besar-besaran yang dialami paus,' katanya mengenang. 'Makhluk ini berawal sebagai hewan darat dan berubah menjadi hewan air. Sejak itu, aku tenggelam dalam mencari berbagai bentuk transisi pada lompatan besar ini, dari daratan kembali lautani. Aku ingin menemukan semuanya.'

Pada 1980-an Gingerich mengalihkan perhatian ke Wadi Hitan. Bersama istrinya B. Holly Smith yang juga ahli paleontologi dan rekan mereka dari Michigan, William Sanders, dia mulai mencari paus dalam formasi fosil yang berusia sekitar 10 juta tahun lebih muda dari dasar laut tempat dia menemukan Pakicetus. Trio itu menggali kerangka parsial dari paus yang sepenuhnya akuatik seperti Basilosaurus dan Dorudon yang lebih kecil, panjangnya lima meter. Kedua jenis tersebut punya bula pendengaran yang besar dan adaptasi lain untuk pendengaran bawah air; tubuh panjang dan strimlain dengan tulang punggung yang panjang; juga ekor berotot untuk menggerakkan tubuh di air dengan ayunan vertikal yang kuat. Kawasan itu penuh dengan tengkorak kedua jenis paus itu. 'Setelah berada di Wadi Hitan sebentar saja, orang tentu merasa melihat paus di mana-mana,' kata Smith. 'Dan tak lama setelahnya, orang menyadari bahwa memang begitu adanya. Kami segera memahami bahwa kami tidak mungkin mampu mengumpulkan semuanya, jadi kami mulai memetakannya dan hanya menggali spesimen-spesimen yang paling menjanjikan.'

Namun demikian, baru pada 1989 tim tersebut menemukan mata rantai yang mereka cari untuk menghubungkan paus ke nenek-moyang daratannya, penemuan yang hampir tak sengaja. Menjelang akhir ekspedisi, Gingerich sedang menggarap kerangka Basilosaurus ketika menemukan lutut pausyang pertama diketemukan dan diketahuipada kaki yang terletak di tulang punggung binatang itu pada posisi yang jauh lebih ke bawah daripada yang ia duga. Karena kini para peneliti sudah tahu letak kaki itu, mereka memeriksa lagi sejumlah paus yang sudah dipetakan dan segera menemukan tulang paha, tulang kering, dan tulang betis, serta benjolan tulang yang membentuk kaki dan pergelangan kaki paus. Pada hari terakhir ekspedisi, Smith menemukan satu set lengkap jari kaki nan ramping sepanjang 2,5 sentimeter. Melihat tulang-tulang kecil membuat air matanya berlinang. 'Mengetahui bahwa hewan air yang begitu besar itu masih memiliki tungkai, kaki, dan jari kaki yang berfungsi, menyadari apa makna hal ini bagi evolusi pausitu luar biasa,' ia mengenang.

Meskipun tak mampu menopang bobot tubuh Basilosaurus di darat, kaki-kaki itu masih ada fungsinya. Kaki itu dapat ditempeli otot yang kuat, juga memiliki sendi pergelangan yang berfungsi dan mekanisme penguncian yang rumit di lutut. Gingerich berspekulasi bahwa kaki paus berperan sebagai perangsang atau pemandu saat kopulasi. 'Pasti sulit mengendalikan apa yang terjadi di bawah, pada tubuh panjang mirip ular itu, begitu jauh dari otak,' katanya.

Apa pun kegunaan kaki kecil itu bagi Basilosaurus, penemuannya menegaskan bahwa leluhur paus pernah berjalan, berjingkik, dan berlari di darat. Namun, identitas leluhur tersebut tetap belum jelas. Beberapa fitur kerangka paus purba, terutama gigi pipinya yang besar dan berbentuk segi tiga tampak sangat mirip dengan gigi mesonychia, sekelompok karnivora berkuku dari kala Eosen. (Andrewsarchus yang besar dan mirip dubuk, yang mungkin mamalia karnivora terbesar yang pernah hidup di darat, mungkin termasuk golongan mesonychia.) Pada 1950-an para ahli imunologi menemukan ciri-ciri pada darah paus yang menyiratkan bahwa paus adalah keturunan artiodaktil, yaitu ordo mamalia yang mencakup babi, rusa, unta, dan binatang berkuku genap lainnya. Pada 1990-an para ahli biologi

molekuler yang mempelajari kode genetis cetacea telah menyimpulkan bahwa kerabat modern yang paling dekat dengan paus adalah satu binatang ungulate tertentu, yaitu kuda nil.

Gingerich dan banyak ahli paleontologi lainnya lebih yakin pada bukti nyata di tulang daripada perbandingan molekul satwa modern. Mereka percaya paus adalah keturunan mesonychia. Namun untuk menguji teori tersebut, Gingerich perlu menemukan satu tulang tertentu. Tulang pergelangan kaki atau astragalus adalah unsur paling khas pada kerangka artiodaktil karena berbentuk katrol-ganda yang tidak lazim dengan galur yang jelas di bagian atas dan bawah tulang, seperti galur pada roda katrol yang menyangga tali. Dengan bentuk seperti itu, artiodaktil memiliki daya pegas dan kelenturan yang lebih besar daripada bentuk katrol tunggal yang ditemukan pada satwa berkaki empat lainnya (paus modern tentu saja tidak membantu karena sama sekali tidak punya tulang pergelangan kaki).

Kembali ke Pakistan pada 2000, Gingerich akhirnya melihat pergelangan kaki paus untuk pertama kalinya. Mahasiswa pascasarjana di timnya Iyad Zalmout menemukan sebuah tulang bergalur di tengah sisa-sisa seekor paus berumur 47 juta tahun yang baru ditemukan, yang kemudian dinamai Artiocetus. Beberapa menit kemudian ahli geologi Pakistan Munir ul-Haq menemukan tulang yang serupa di situs yang sama. Pada mulanya Gingerich mengira kedua tulang itu adalah astragalus katrol tunggal dari kaki kanan dan kiri si pausbukti bahwa dia benar tentang asal-usul paus. Namun ketika tulang itu dipegangnya berdampingan, dia bingung karena bentuknya sedikit asimetris. Saat ia merenungkan hal itu sambil memutar-mutar kedua tulang itu ibarat pemain teka-teki memosisikan dua keping teka-teki yang bermasalah, tiba-tiba kedua tulang itu terpasang dengan cocok, membentuk astragalus katrol ganda yang sempurna. Ternyata para ilmuwan laboratorium memang benar.

Sambil berjalan kembali ke perkemahan malam itu, Gingerich dan timnya melewati sekelompok anak desa yang bermain dadu dengan astragalus kambing. (Sudah beribu-ribu tahun orang di berbagai budaya menggunakan tulang pergelangan kaki artiodaktil domestik dalam permainan dan ilmu ramal.) Zalmout meminjam satu dan memberikannya kepada Gingerich, lalu menyaksikan dengan geli sementara profesornya itu menghabiskan sisa malam itu menatap pergelangan kaki paus di satu tangan dan pergelangan kaki kambing di tangan lain secara bergantian, memperhatikan kemiripan yang tak bisa disangkal. 'Itu temuan besar, tetapi pemikiran saya jadi dijungkirbalikkan,' kata Gingerich sambil tersenyum kecut. 'Namun, kini kita tahu pasti dari mana asal-usul paus dan bahwa teori kuda nil tidak seluruhnya khayalan belaka.'

Sejak itu Gingerich dan sejumlah ahli paleontologi yang lain melengkapi kisah paus awal itu, gigi demi gigi, jari kaki demi jari kaki. Gingerich yakin bahwa cetacea pertama mungkin mirip antrakoteres, binatang perambah ramping mirip kuda nil yang menghuni dataran rendah berawa-rawa pada kala Eosen. (Ada teori alternatif yang diajukan ahli paleontologi Hans Thewissen, yaitu paus adalah keturunan dari hewan yang mirip dengan Indohyus, yaitu artiodaktil prasejarah yang mirip rusa, sebesar rakun yang hidup sebagian di air.) Apa pun bentuk dan ukurannya, paus paling

awal muncul sekitar 55 juta tahun lalu, seperti semua ordo mamalia modern yang lain, selama lonjakan suhu dunia pada awal kala Eosen. Berbagai mamalia itu tinggal di sepanjang pantai timur Samudra Tethys yang perairannya memiliki daya tarik evolusi yang kuat: hangat, asin, kaya kehidupan laut, bebas dari dinosaurus air yang telah punah sepuluh juta tahun lebih dulu. Dengan masuk ke perairan semakin dalam untuk mengejar berbagai jenis sumber makanan baru, para perandai awal ini perlahan berkembang dengan moncong lebih panjang dan gigi lebih tajam yang lebih cocok untuk menyambar ikan. Pada 50 juta tahun lalu, mereka telah mencapai tahap yang dicontohkan oleh Pakicetus: perenang berkaki empat yang mahir, yang masih berkeliaran di daratan.

Lewat adaptasi dengan air, paus awal memperoleh akses ke lingkungan yang tak terjangkau oleh sebagian besar mamalia lain, lingkungan yang kaya pakan dan tempat tinggal, serta sedikit pesaing dan pemangsakondisi yang sempurna untuk ledakan evolusi. Yang terjadi selanjutnya adalah ledakan berbagai eksperimen aneh untuk menjadi paus, yang sebagian besar berakhir pada kepunahan jauh sebelum zaman modern. Ada Ambulocetus raksasa seberat 725 kilogram, pemburu penyergap dengan kaki pendek dan rahang pelahap raksasa yang mirip buaya air asin yang berbulu; Dalanistes, dengan leher jenjang dan kepala seperti burung bangau; dan Makaracetus yang berbelalai pendek, melengkung, dan berotot, yang mungkin digunakan untuk makan moluska.

Sekitar 45 juta tahun lalu, lingkungan air yang menguntungkan akhirnya menarik paus semakin jauh ke laut, lehernya menjadi mampat dan kaku agar dapat menyeruak di air dengan lebih efisien, sementara wajah memanjang dan menajam seperti haluan kapal. Kaki belakang menebal menjadi piston; kuku merenggang dan memiliki selaput sehingga mirip kaki bebek raksasa dengan ujung berupa kuku kecil yang diwarisi dari leluhur binatang berkaki. Metode berenangnya pun semakin baik:?Ekor yang tebal dan kuat berkembang pada sebagian paus yang melesat maju dengan gerakan tubuh mengombak naik-turun dengan kuat. Tekanan seleksi alam untuk gaya gerak yang efisien tersebut lebih cocok bagi tulang punggung yang lebih panjang dan lentur. Hidung meluncur mundur dari moncong ke arah ubun-ubun kepala, menjadi lubang sembur. Seiring waktu, seiring dengan kemampuan paus menyelam lebih dalam, mata pun mulai berpindah dari atas ke sisi kepala agar dapat lebih baik melihat dalam air secara lateral. Telinga paus juga semakin peka terhadap suara di bawah air, dibantu oleh bantalan lemak yang mengalir di saluran di sepanjang rahang, guna mengumpulkan getaran bagai antena bawah air dan menyalurkannya ke telinga bagian tengah.

Meski sudah sesuai dengan air, paus berumur 45 juta tahun itu masih harus terseok-seok ke pantai dengan jari dan kaki berselaputnya, mencari air tawar untuk minum, untuk kawin, atau tempat yang aman untuk beranak. Namun dalam tempo beberapa juta tahun, paus tidak dapat berbalik lagi: Basilosaurus, Dorudon, dan kerabat-kerabatnya tak pernah menginjakkan kaki di darat, berenang dengan mantap di laut lepas dan bahkan menyeberangi Samudra Atlantik sampai ke pesisir yang kini menjadi Peru dan Amerika Serikat selatan. Tubuh satwa-satwa itu sudah sepenuhnya beradaptasi dengan gaya hidup di air, kaki depan memendek dan menjadi kaku sehingga menjadi sirip

untuk meluncur, ekor melebar di ujungnya menjadi candit horizontal dan membentuk hidrofoil. Panggul terpisahkan dengan tulang belakang, sehingga ekor memiliki kisaran gerakan vertikal yang lebih luas. Namun, bagaikan jimat dari kehidupan darat yang sudah lama terlupakan, kaki belakangnya tetap ada, lengkap dengan lutut, telapak kaki, pergelangan kaki, dan jari yang semuanya mungil, yang tidak lagi berguna untuk berjalan tetapi mungkin bermanfaat untuk kawin.

Transisi terakhir dari Basilosaurus ke paus modern dimulai 34 juta tahun lalu, pada fase iklim dingin yang mendadak, yang mengakhiri kala Eosen. Penurunan suhu air di dekat kedua kutub bumi, pergeseran arus laut, dan pembalikan massa air laut yang kaya gizi di sepanjang pantai barat Afrika dan Eropa menarik paus ke dalam ceruk lingkungan yang benar-benar baru dan memacu adaptasi yang lainotak besar, ekolokasi, lemak penyekat, dan pada beberapa spesies, tulang penyaring alih-alih gigi untuk meregangkan krillyang ada pada cetacea zaman sekarang.

Terutama berkat Philip Gingerich, catatan fosil paus kini menyajikan salah satu peragaan evolusi Darwin yang paling menakjubkan, bukan menentangnya. Ironis, Gingerich sendiri tumbuh dalam lingkungan Kristen yang berprinsip tegas, dalam keluarga Mennonite Amish di Iowa timur. (Kakeknya petani dan pengkhotbah awam.) Namun, pada saat itu, ia tidak merasa bahwa agama dan sains bertentangan. 'Kakekku berpikiran terbuka tentang umur bumi,' katanya, 'dan tidak pernah menyebut-nyebut evolusi. Jangan lupa, orang-orang ini sangat rendah hati, hanya mengungkapkan pendapat tentang hal-hal yang mereka kuasai.'

Gingerich masih heran bahwa banyak orang masih merasa bahwa agama dan sains bertentangan. Pada malam terakhir saya di Wadi Hitan, kami berjalan agak jauh dari perkemahan di bawah kubah bintang yang cemerlang. 'Mungkin aku memang tidak pernah terlalu taat beragama,' katanya. 'Tetapi, aku menganggap pekerjaanku sangat spiritual. Bayangkanlah paus-paus itu berenang di sekitar ini, bagaimana mereka hidup dan mati, bagaimana dunia telah berubahsemua ini membuatku merasa menyentuh sesuatu yang jauh lebih besar dari diriku sendiri, komunitasku, atau keberadaanku sehari-hari.' Dia membentangkan kedua tangannya, menyertakan cakrawala yang gelap dan gurun pasir serta batu pasir yang terukir angin dan paus bisu yang tak terhitung jumlahnya. 'Di sini ada tempat untuk agama sebanyak yang kauinginkan.'

klikunic.com

Label: Fakta, unik Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Search

? X
RECOMMENDED FOR YOU

Dengan Membaca Tulisan Ini 60 Detik, Bisa Mengubah Hidupmu 10 Tahun Kedepan

ARSIP BLOG
2012 (767) o Juni (14) o Mei (74) o April (137) o Maret (251) 5 Kota Para Desainer Kreatif Grafitti Fakta Unik Seputar Aroma Khas yang Turun di Saat H... Fakta Unik Tentang Permen Karet 15 Lukisan Imajinasi yang Kreatif iCEO, Boneka Steve Jobs yang Inspiratif 7 Band Indonesia Dengan Bayaran Tertinggi Inilah Asal Usul Seputar Patung Liberty 11 Pekerjaan Terunik di Google 9 Kejadian Super Konyol saat Komputer Pertama Kali... Nggak suka Air Putih, Atasi Dehidrasi Dengan Ini 10 Buku yang Mampu Mengubah Dunia Inilah Prototipe Kereta yang Bisa Terbang 10 Phobia Super Aneh Di Dunia Poveglia, Pulau Mayat yang Mengerikan di Italia 65 Fakta Unik Seputar Buah-Buahan 20 Foto yang Paling Banyak Dilihat Flickr Mau CariKeberadaan UFO ? Kesini aja. 23 Fakta Kucing yang Jarang Diketahui

20 Produk Barat yang Super Kreatif 27 Lukisan Mural yang Kreatif Wah, Raja Tawon Dunia Ditemukan Di Indonesia Ternyata Tomcat Memiliki Cara Terbang yang Unik 100 Tahun Titanic, James Cameron Berhasil Menakluk... Karya Da Vinci Berada di Balik Tembok Inilah Bioskop Tertua di Indonesia Di Titan, Hujan 1000 Tahun Sekali Beginilah Keindahan Ubur ubur di Dasar Lautan Inilah Hotel ES di Swedia Ludwig Mies Van Der Rohe, Bapak Arsitektur Modern ... 6 Kombinasi Desain Rumah Ter-Keren di Dunia Beginilah Jadinya Jika Anak TK Merasakan 'Jatuh Ci... Wah, Ternyata Semut Bisa Mencium Bau Kematian Kera Unik Ini Gemar Minum Whisky Ternyata Mandi Dikamar Mandi Itu Sehat Garasi Kecil Ini Diubah Menjadi Rumah yang Supet N... 12 CEO dengan Hobi yang Super Unik Wow, Karakter Murdoch Dalam Film Titanic Ternyata ... Inilah Fakta dan Foto Super aneh Tentang Suku Murs... Hukuman Teraneh Seputar Sepak Bola 10 Sifat Semut yang Harus Kita Ikuti Cara Ngebedain Setan Beneran dengan Setan Gadungan... Bocah 2 Tahun Ini Harus Menjalani Operasi Hingga ... Tahukah Anda ? Tidak Mencuci Jeans Selama 3 Bulan ... Hah ? Rudal Korut Diarahkan ke Indonesia, Philipin... Joshua, Bocah Malang yang Dapat Kehilangan Nyawa J... Inilah Hummer Terpanjang Di Dunia Inilah Pasangan Berjodoh Sejak Di lahirkan

10 Kegiatan Unik yang Dilakukan Dibawah Air Jenidri, Buah Paling Mahal di Dunia 10 Film Hollywood yang Paling Ditunggu Tahun 2012 Inilah Pulau Kecil yang Indah yang Mengalami 4 Mus... Kolam Renang Transparan Dari Negara Australia Wanita Ini Memakan Sabun Dan Spon Tiap Harinya Minyak Zaitun, Rahasia Kecantikan Para Bintang Rumah Dari Styrofoam Anti Gempa Dan Bisa Mengapung... 10 Negara Dengan Harga Bensin Ter-Murah Di Dunia Mengapa Ingus Berwarna Hijau ? 100+ Foto Crop Circle yang Menggempar Dunia Apa yang Terjadi Bila Ada Gajah Mati di Zimbabwe ?... Apa yang Terjadi Tidak Ada Bila Steve Jobs ? Siapa yang ga tau youtube? rasanya semua penggun... Kisah Menyedihkan Para Pemenang Lotre Jutaan Dolla... 20 Fakta Konyol Seputar Sepak Bola Indonesia Hukuman Mati Dengan RollerCoaster Euthanasia Cara Buat Jalan Di Belanda Ponsel Unik Yang Memakai Baterai AA Ada Apa Dengan Mimpi ? Flash Disk Unik Yang Membuat Kamu Lapar Makan Tanah Bisa Membuat Otak Anak Pintar? 4 Kelakuan Mahasiswa Jika Bertemu Dosen Inilah Peninggalan Kereta Kuda yang Berumur 3000 T... 5 Daftar Propinsi di Indonesia Dengan Gaji Terting... Waspada, China Membuat Telur Palsu Inilah Manusia Pemburu Badai Tornado 10 Makanan Termahal Sepanjang Masa Hah, Listrik Dunia Mati Di Tahun 2013

Inilah Tarian Break Dance Alis yang Lagi Marak di ... 10 Produk Kecantikan yang Unik dan Aneh Dari Jepan... Kisah Persahabatan Gorila dan Kelinci 10 Hotel Paling Unik dan Keren di Prancis Benarkah Ditahun 2045 Manusia Jadi Makhluk Yang Ab... 6 Fakta Mengejutkan Tentang Babi Alasan Mengapa Tidak Boleh Meniup Makanan Di Saat ... Inilah 7 Inovasi yang Unik dan Keren Inilah Kostum Kaca Yang Unik Jalan Jalan Ngeliat Teratai Terbesar Di Dunia yuk Inilah Hewan Yang Mampu Mengatasi Masalah Pencemar... Siapa Kakek Yang Ada Pada Logo KFC? Inilah Guru Dengan Hukumuan Tersadis Di Dunia Inilah Orang Indonesia Pertama Yang Mempunyai Mobi... Efek Mengerikan Dari Gula Pernah lihat Kuda Nil Kentut? 10 Hal Menarik Yang Jarang Diketahui Di Dunia F1 Gambar Muka Semut Yang Dilihat Melalui Mikroskop, ... 'Ryugyong' Hotel Yang Tidak Pernah Selesai Rumah Unik Di Balik Tumpukan Kayu 10 Ide Romantis Saat HoneyMoon Karena Berat 285 Kg, Wanita Ini Tidak Keluar Rumah... Inilah 10 Alasan Daging Babi Dilarang Oleh Islam Ternyata Guinness World Record Terinspirasi Dari B... 10 Pemenang Konsep Skyscraper Terbaik Tahun 2012 Inilah 14 Negara Yang Paling Gagal Di Dunia Kisah Seorang Veteran Indonesia Yang Menjadi Petug... Inilah 7 Anjing yang Memiliki Predikat Rekor Dunia... 5 Twit Yang Sangat Merugikan Di Dunia

Memakai Baju Lab Ternyata Mampu Membuatmu Lebih Pi... Di Amerika, Orang Gendut lah yang Orang Miskin Kenapa ya? ,bule itu lebih keren daripada kamu? "Pesan dalam Botol" dari Rusia Ditemukan di Austra... Penyebab SuperHero Tidak Mau Datang Ke Indonesia Pesan Da Vinci Terungkap Setelah Terkubur Selama 4... Fakta Teraneh Tentang Revolusi Manusia Yoda, Anjing Pemegang Predikat Terjelek Di Dunia T... Mengapa manusia berjalan dengan dua kaki? Ilmuwan Menemukan Gigi Berusia Ratusan Tahun Inilah OSHasil Karya Anak Bangsa 4 Keuntungan Mempunyai Bos yang Galak 10 Orang Luar Biasa Tanpa Lengan 10 KodeYang Belum Terpecahkan Sampai Sekarang Jika Anjing Berkuasa di Dunia Pengemis Ini Bekerja Sebagai Hacker Inilah Jembatan Yang Menghubungkan 3 Kota Sekaligu... Wah, China Membuat Beras Plastik Inilah Satu-Satunya Game Yang Bisa Membuat Anda Te... Tumpukan Ban Ini Terlihat Dari Google Map Inilah Tukang Kentut Paling Professional Di Dunia Inilah Tempat Parkir Otomatis Yang Paling Menakubk... Inilah Orang Paling Kaya Di Arab yang Mempunyai 10... Inilah Penjual Sate Pada Masa Kolonial Belanda Video : Goal Bunuh Diri Paling Spektakuler Wah, Restoran Dengan Pelayanan Ninja Tau Gak Kalau Nyamuk Itu Kencing Saat Menghisap Da... 6 Manfaat Mendengar Musik Tiap Hari Penampkan Gedung Misterius McDonald Dipulau Yang T...

Foto Kehidupan Nyata Rowan Atkinson/Mr.Bean Palung Mariana, Titik Terdalam Di Dunia Senter LED Bazooka, Sinarnya Bisa Membuat Anda But... Google Serbu Domain Yang Beakhiran 'Play" Prediksi Masa Depan Pada Kartu Pos Tahun 1900 Carlos Slim Dinobatkan Sebagai Orang Terkaya Di Du... Inilah Jenis Hiu yang Tidak Bisa Hidup Di Perairan... Foto Mayat di puncak Mount Everest.. Lucunya Suporter Bola Cilik Italia Ini ! Kakek 100 Tahun Pelari Maraton Tertua Inilah Raja Judi Termuda Saat Ini ! Bocah Bermata Kucing di China Bisa Melihat Didalam... Cewek 29 Tahun Menjelajah Seluruh Jawa Menggunakan... Mengapa Lantai Masjidil Haram Tidak Terasa Panas Menikmati Sensasi Berjalan di Atas Kaca Transparan... Minum Air Putih Ternyata Berbahaya [Studi] Ternyata Papua 8 Kali Lebih Kaya Daripada Seluruh ... 22 Rekor Guiness World Record Yang Dipecahkan Di I... Mahaja Express Kereta Api Termewah Dunia 10 Alergi Paling Unik Yang Bisa Diderita Manusia Inilah Game Show Tergila dan Terfavorit Di Rusia Burung Namdur, Disainer Sarang Terhebat Di Dunia Marco Calasan, Pakar Microsoft Termuda Di Dunia Assassins, Ninja Pembunuh Ketika Zaman Perang Sali... Wah, Ilmuwan Berhasil Cipatakan Semut Monster 5 Fakta Unik Dalam Sejarah Musik Seluruh Dunia Inilah satu satunya Hotel Yang Selamat Bila Bumi T... 10 Negara dengan Teknik Mencuri yang Sangat Gila 7 Whisky Asli Buatan Indonesia Yang Sangat Gila

20 Fakta Menakjubkan Tentang El Classico 10 Kisah Paling Aneh dan Unik Di Facebook Rahasia Singkatan YKK yang Ada Di Restsleting 10 Eksekutor Tendangan Bebas Terbaik Brasil Inilah Sepatu Bola Termahal Di Dunia Inilah Sekolah Para Shaolin Soccer Wah, Ternyata Ada Mentega Berumur Satu Abad Yang D... Jutaan Laba Laba Merubah Kota Ini Menjadi Kota Han... Nasa Ungkap Tornado Bawah Laut Mengerikan Kisah Seorang Wanita Jatuh Cinta Pada Patung Liber... 10 Hal Yang Jadi Idaman Para Pecinta Teknologi Mencoba Untuk Memecahkan Rekor Dunia, Pria Ini Tew... Wah, Pangeran Harry Taklukkan Pelari Tercepat Di D... Inilah Nenek Yang Mempunyai Kecepatan Internet 40 ... Mobil Dengan Teknologi Transparan Telah Tercipta Ritual Unik Bintang Sepak Bola Hotel Bintang 5 yang Mengambang Di Tengah Amazon Inilah MacBook Pro Termahal Berlapis Emas Murni Angry Bird Akan Dijadikan Taman Bermain Sekretaris Tercepat di Dunia - 100 Stamps dalam 20... Video 'Reload' Tercepat Di Dunia 50 Kebiasaan Buruk Penduduk Indonesia Inilah yang Terjadi Bila Spesies Nyamuk Punah 10 Selebriti Yang Pernah Bermasalah di Pesawat Ternyata Roti Bakar Bikin Cepat Tua 10 Gunung Suci Dari Berbagai Dunia 10 Kecelakaan Formula 1 Yang Menghebohkan Dunia Niatnya Bercanda, Ternyata Berujung Kematian Foto Pulau Pribadi Michael Schumacher

Ilmuwan Temukan Robot Berusia 2000 Tahun Proses Suntik Mati Euthanasia Proses Pembuatan Kapal Selam Nuklir Di Cambria Ing... Perjalanan Sebuah Botol Yang Melintasi Samudra Atl... 6 Kembaran Obama Dari Berbagai Negara 10 Orang Yang Menelepon 911 Dengan Alasan Terkonyo... Aneh, Orang Buta Yang Dituntun Anjing Buta Inilah Robot Penghancur Kanker Masa Depan Ilmuwan Berhasil Ciptakan Otak Buatan Dalam Ukuran... Lift Putar Unutk Mengangkut Kapal Laut Pulau Tropis yang Satu Ini Bisa Membuat Anda Berla... 10 Objek TerunikYang Pernah Dikirim Keluar Angkasa... Awas Buka SMS, Pulsa Hilang 2 Ribu Wii U : 50% Lebih Bertenaga Dibanding Ps3 Waspadai Kram Jantung Saat Berolahraga Keras 10 Perusahaan Paling 'Mematikan' Di Dunia 10 Kendaraan Terbang Modern Paling Unik 12 Fakta Gak Penting Tapi Dengan Membaca Tulisan Ini 60 Detik, Bisa Mengubah... 8 Pemain Sepak Bola Dengan FreeKick Terbaik 6 Hal yang Tidak Dilakukan Orang Sukses Inilah Tuntutan Hukum yang Paling Gak Masuk Akal Kisah Pemuda yang Pernah Ditolak Bekerja di Micros... Inilah Produk Apple Yang 'Mengubah Dunia' Mengapa 1 Jam = 60 Menit Inilah Ambulan Terpanjang di Dunia Ternyata Indonesia Pernah Menang Melawan Arsenal Seni Kreatif dari Logo Apple Waah !! Ternyata Mario Teguh Kalahkan Justin Biebe...

Fakta Menakjubkan Dibalik Kesempurnaan Unta Jadwal Lengkap F1 2012 Haah?, Ditemukan Plaza Berusia 5500 Tahun LILYPAD, Pulau Buatan Terbesar yang Berkonsep Go G... Tebing Tebing Terindah di Norwegia Zhang Lijun Berhasil Melatih Tim Sepakbola Ayam Pr... Inilah Salad Asli Indonesia 10 Kota dengan Arsitektur Terbaik di Dunia Konsep Hotel Helix Abu Dhabi Yang Sangat Futuristi... Nenek Umur 102 Tahun Jadi Murid SD Tertua Di Dunia... Inilah Isi Toko Permen Terbesar di Dunia Misteri Jabal Magnet Di Arab Saudi Tahukah Anda ? Bahwa Gurun Pasir di Mesir Adalah S... Para Pesepak Bola Muslim di Eropa : Berpuasakah Di... 9 Gedung Berarsitektur Masa Depan Terbaik, Indones... 8 Penyakit Paling Memalukan Di Dunia Mengapa Kurma Menjadi Andalan Buka Puasa 5 Taman Bunga Dunia Terindah di Eropa Bahaya Minum Sambil Berdiri Inilah Konsep Cafe Masa Depan Yang Sangat Canggih Caboodle Ranch, Sebuah Kota Besar Khusus Unutk Kuc... Bir Tertua di Dunia Ditemukan Di Dasar Laut Baltik... Penyebab dan Gangguan yang Disebabkan Oleh KRAM & ... 8 Kado Terindah Dan Tak Ternilai Inilah Gaya Hidup Seorang Presiden Iran Mahmoud Ah... Teknologi Kecanggihan Awan Penyejuk Robot pada Pia... Foto Foto Pesawat yang 'Tidak Niat' Sewaktu Terban... Fotografi Serangga yang Menakjubkan di Tangan Para... Tampilan Fujitsu Lifebook 2013 Yang Sangat Dinamis...

11 Orang Luar Biasa Yang Mengubah Dunia o Februari (253) o Januari (38) 2011 (214)

ENTRI POPULER

23 Fakta Kucing yang Jarang Diketahui Alasan Mengapa Tidak Boleh Meniup Makanan Di Saat Panas Ternyata Papua 8 Kali Lebih Kaya Daripada Seluruh Indonesia Mengapa Air Bekas Rebus Mie Dibuang ? Inilah Toilet Paling Mengerikan Di Dunia Inilah 10 Undangan Perkawinan Terunik Di Indonesia Bukti Indonesia Merupakan Negara Terkaya di Dunia Tahukah Anda ? Bahwa Gurun Pasir di Mesir Adalah Samudra Ilmuwan Temukan Robot Berusia 2000 Tahun Mengapa Semut Berhenti Jika Bertemu Semut Lainnya ?

POPULER MINGGU INI


Waktu yang Tepat Nyatakan 'I LOVE U' Fakta Luar Biasa Dibalik Film Spiderman 3 10 Kostum Tim Sepak Bola Teraneh Di Dunia 10 Bandara Tersibuk di Dunia Inilah 10 Gempa Terdahsyat Di Dunia

RECENT POSTS

Afi Ihsanul Arief


AfiArief
AfiArief I7 hours ago reply retweet favorite

AfiArief Prancis gak seharusnya kalah !yesterday reply retweet favorite

Pogue And a new MacBook Pro model: .7 in thick, crazy sharp Retina display (5.1 million pixels), reduced glare, 15" screen.yesterday reply retweet favorite

AfiArief Hahaha RT @M_RizkiUtama: OK, skalian kasih tau gimana apps nya..yesterday reply retweet favorite

MotivasiIlmu Takaran air di Bumi tak pernah berubah sejak berjuta juta tahun lalu. Tapi kualitasnya berkuirang dari tahun ke tahun..yesterday reply retweet favorite

Join the conversation

Diberdayakan oleh Blogger.


Share

Sumber : http://blog.carboonj.com/2012/03/tahukah-anda-bahwa-gurun-pasir-di-mesir.html#ixzz1xfA1c6LO

Anda mungkin juga menyukai