Anda di halaman 1dari 15

BAB III LAPORAN AKTIVITAS HARIAN

1.1 Proses Bisnis PT Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan tambang batu bara kelas dunia yang terus meningkatkan kapasitas produksi per tahunnya untuk memenuhi permintaan energi dunia. Adapun penjabaran bisnis proses yang ada di PT KPC mengikuti urutan sebagaimana berikut : a. Exploration survey Hal pertama yang dilakukan sebelum membuka pit adalah melakukan survey lahan yang diprediksi mempunyai kandungan cadangan batu bara. b. Exploration drill Pengeboran dilakukan untuk membuktikan hasil survey dan mengetahui seberapa banyak kandungan batu bara yang ada di dalamnya. c. Geological modeling Setelah mengetahui seberapa banyak kandungan batu bara di dalamnya maka dilakukan

pemodelan geologi berdasarkan struktur, kontur, dan luas area yang ada kandungan batu baranya. d. Design pit and disposal Setelah dilakukan pemodelan, kemudian mendesain pit yang akan dibuka, tempat pembuangan dan penyimpanan sementara tanah lapisan atas. e. Land clearing top soil removal Lahan yang akan dibuka untuk area penambangan dibersihkan dari pohon pohon yang ada. Setelah pohon ditebang, tanah lapisan atas (top soil) yang kaya akan kandungan unsur hara dipindahkan ke tempat pembuangan sementara. Top soil harus disimpan agar nantinya setelah kandungan batu bara di pit tersebut sudah habis akan digunakan kembali untuk menutup bekas tambang supaya rehabilitasi hutan bisa dilakukan. f. Overburden drilling and blasting Lapisan di bawah top soil (overburden) kemudian di ledakkan agar lebih mudah untuk dipindahkan. g. Overburden removal

Overburden hasil peledakan dipindahkan dan disimpan untuk dipakai kembali setelah pit tidak lagi beroperasi. h. Coal mining Setelah top soil dan overburden dipindahkan, barulah batu bara bisa ditambang menggunakan alat berat. i. Coal preparation Hasil penambangan batu bara diangkut oleh dump truck untuk dibawa ke Coal Processing Plant (CPP) untuk diproses berdasarkan jenis kualitas batu baranya. Batu bara yang sudah selesai diproses akan ditumpuk di stockpile atau bisa juga langsung dikirim ke coal terminal. j. Overland conveyor Overland conveyor digunakan untuk mengirim batu bara dari stockpile di CPP ke coal terminal. k. Port stockpile Batu bara yang dikirim melalui overland conveyor ditumpuk di port stockpile yang berada di coal terminal sebelum dikapalkan. l. Ship load out

Proses shipping dilakukan untuk mengirim batu bara kepada customer. Disini bagian marketing berperan besar untuk mencari customer yang akan membeli batu bara yang diproduksi KPC. Bagian marketing pula yang mengatur kapan akan dijadwalkan proses shipping. 1.2 Sistem Produksi Sistem produksi batu bara terdapat di Coal Processing Plant (CPP) dimana saya ditempatkan. Proses produksi batu bara bisa digambarkan melalui input process output seperti dibawah ini :
Process : Coal Crushing 1. Feeder Breaker / Plate Feeder 2. Double Roll Crusher 3. Coal Washing Plant (Station #5)

Input : Batu bara berdiameter besar

Output : Batu bara berdiameter 50 mm

Gambar 3.1 Input proses output sistem produksi

Dari hasil penambangan batu bara yang diangkut oleh dump truck akan diproses di enam crushing station yang ada di CPP. a. Input Input yang masuk ke crushing station adalah batu bara hasil tambang yang berdiameter masih besar.

b. Proses Aliran proses produksi batu bara di crushing station adalah hopper feeder breaker (plate feeder pada crushing station #5) double roll crusher stacking conveyor washing plant (crushing station #5 saja) stockpile.

Tabel 3.1 Mesin penyusun pada crushing station

Mesin Penyusun Hopper

Fungsi Sebagai tempat penampung batu bara sebelum dihancurkan. Sebagai penghancur batu bara pertama kali dengan ukuran batu bara -250 mm setelah dihancurkan. Sebagai penghancur batu bara kedua agar menjadi ukuran yang lebih kecil lagi. Terdiri dari primary crusher dan secondary crusher dengan ukuran

Feeder breaker

Double roll crusher

produk -50 mm. Stacking conveyor Sebagai alat pengangkut batu bara yang sudah dihancurkan sampai -50 mm. Tempat menumpuk batu bara sementara sebelum dikirim ke Coal Terminal atau direct shipping ke kapal. Sebagai tempat pencucian batu bara kotor (dirty coal) untuk dipisahkan dari kotoran kotoran yang tidak diinginkan seperti tanah sebelum dikirim ke stockpile melalui stacking conveyor. Tempat untuk menampung kotoran dari pencucian batu bara sebelum dibuang oleh truck ke mine disposal area.

Stockpile

Washing Plant

Discard bin

c. Output Output yang dihasilkandari hasil penghancuran batu bara adalah ukuran batu bara yang lebih seragam berdiameter + 50 mm yang ditumpuk pada stockpile sebelum dikirim ke coal terminal melalui overland conveyor.

1.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi di KPC menggunakan struktur fungsional yang mengelompokkan berdasarkan disiplin ilmu di bidangnya masing masing. Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.3 departemen CPP berada pada divisi Processing and Infrastructure Division (PID). Divisi PID ini membawahi beberapa departemen yaitu Coal Processing Plant, Coal Terminal OLC & Power, dan Marine. Setiap departemen tersebut mempunyai fungsi masing masing. a. Departemen Coal Processing Plant Departemen ini bertanggung jawab pada semua yang berhubungan dengan proses produksi batu

bara. Departemen ini juga berhubungan dengan departemen marketing karena departemen marketing yang memutuskan harus memproduksi batu bara dengan kualitas yang diminta oleh customer. b. Departemen Coal Terminal, OLC & Power Departemen ini yang mengontrol segala aktivitas yang ada di coal terminal, overland conveyor (OLC) dan power plant. Coal Terminal digunakan untuk menumpuk batu bara yang dikirim melalui OLC sebelum dilakukan proses shipping. Sedangkan power plant berguna untuk memasok listrik operasi yang ada di tambang maupun kantor PT KPC. Sedangkan untuk para kontraktor kebutuhan listriknya disuplai oleh PLN. Power plant ini menggunakan batu bara yang dibakar hingga mencapai +1600o C, uap yang dihasilkan akan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. c. Departemen Marine Departemen ini yang memandu dan mengatur keluar masuknya kapal pengangkut batu bara di port. 1.4 Aliran Informasi Maintenance

Sistem informasi di departemen Coal Processing Plant Maintenance (CPPM) menggunakan ellips. Ellips merupakan Computer Maintenance Management System (CMMS) yang mengatur aliran informasi yang ada di perusahaan. Sistem informasi ini tidak hanya digunakan pada departemen CPPM saja tetapi juga lintas departemen. Menu menu yang bisa diakses ada beberapa macam dan hak aksesnya pun berbeda beda tergantung keperluan dan kepentingan. Menu menu yang ada di dalam Ellips antara lain : Equipment / E.G.I. / Component Di dalam menu ini memuat daftar equipment dan komponen apa saja yang ada di CPP. Apabila terdapat modifikasi pada equipment maka akan diupdate melalui menu ini. WO / APL / Standard Job Kumpulan Work Order maupun standard job tersimpan di menu ini. Apabila ingin mengeluarkan maupun mengubah isi work order maka menu inilah yang dipakai. Fuel and Oil Menu yang berkaitan dengan kebutuhan konsumsi fuel dan oil. Condition Monitoring Salah satu strategi maintenance yang diterapkan pada CPPM untuk melihat kondisi

komponen komponen yang ada pada tiap equipment. Vibration test, oil pressure test, dan thermal test berikut hasil analisisnya disimpan pada menu ini untuk mempermudah langkah maintenance yang akan diambil. Operating Statistics Menu yang berkaitan dengan statistik operasional. Drawing Index Menu drawing index ini memuat semua gambar teknik equipment equipment yang ada. Project Control Menu ini mengatur project project yang dipegang oleh sub kontraktor. Mulai dari proses tender hingga pengerjaan project yang ditenderkan. Maintenance Scheduling / Shutdown Menu ini berkaitan dengan jadwal maintenance apa saja yang akan dilakukan, jenisnya, alokasi teknisi, waktu pelaksanaan dan apa saja yang harus dikerjakan. Sebelum diproses di sistem harus dilakukan preliminary meeting untuk membahas teknisnya lebih mendetail. Supply Related System Menu ini terhubung dengan departemen logistik yang mengurus spare part yang

dipasok oleh supplier yang dibutuhkan oleh departemen CPPM . Karena stock spare part yang ada tidak boleh kosong di saat diperlukan. Karena proses order ke supplier sampai barang datang membutuhkan waktu yang relatif lama dan bisa menyebabkan berhentinya proses produksi, sehingga dengan bantuan sistem informasi ini stock spare part yang ada bisa dikelola dengan baik. Finance Related System Menu ini berhubungan dengan budget yang dianggarkan untuk masing masing departemen. Segala hal yang berkaitan dengan pemasukan maupun pengeluaran terekam secara mendetail di sistem. System Related Menu MT L/H & Supervisor Menu Common Reports Advance Contract Administration

Gambar 3.2 Interface ellips

1.5 Monitoring Process, Improvement, dan Strategi Maintenance Selama KP saya diajak berkeliling ke crushing station maupun control room untuk melihat bagaimana operasi selama 24 jam per hari dilakukan dan dipantau. Control room berfungsi sebagai tempat monitoring semua kegiatan yang ada di area CPP. Disana bisa dimonitor bagaimana mesin bekerja apakah running well atau tidak, peralatan apa saja yang mungkin terjadi masalah, komunikasi dengan petugas lapangan, merekam data kapasitas batu bara yang diproduksi, kapasitas

pengangkutan conveyor, dan lain lain. Dari hasil monitoring maka bagian control room membuat shift report yang terbagi menjadi tiga shift, sehingga per harinya terdapat tiga shift report. Shift report berisi jenis kualitas dan jumlah batu bara yang diproduksi saat itu, delay yang terjadi pada alat (nomor equipment, waktu kejadian delay, jenis delay, nama equipment, keterangan), dan shift yang ke berapa di hari itu. Shift report lalu diberikan kepada Bapak Ramli yang berposisi sebagai statistician untuk dimasukkan ke dalam database dan diolah untuk dibuat production report untuk keperluan eksternal dan stream performance report untuk keperluan internal. Saya sendiri fokus pada aspek internal karena sesuai dengan bidang KP yang saya ambil. Stream performance report berisi data data berupa tanggal, tonase, schedule maintenance, unschedule maintenance, downtime, other downtime, no coal, schedule time, operating %, maintenance availability %, dan productivity. Dari stream performance report diteruskan ke Pak Kurniadi untuk dihitung nilai Mean Time Between Failure (MTBF), Mean Time To Repair (MTTR), availability, dan reliability. Dari sana akan dianalisa bagian mana yang sudah sesuai dengan standar berdasarkan Key Performance Indicator (KPI) dan bagian mana yang perlu diimprove.

Hasil analisis tim reliability dilaporkan kepada bagian maintenance selaku eksekutor di lapangan. Superintendent maintenance dan senior engineer berdiskusi terkait dengan improvement apa yang harus dilakukan menindaklanjuti hasil analisis dari bagian reliabilty agar target KPI terpenuhi. Hal tersebut merupakan salah satu cara penntuan strategi maintenance yang akan diterapkan. Selain itu juga dipengaruhi oleh hasil condition monitoring, budget yang diberikan, maupun permintaan bagian marketing. Bagian maintenance perlu berkoordinasi dengan bagian marketing karena terkadang produksi batu bara tidak bisa dihentikan sementara karena permintaan dari marketing untuk memenuhi permintaan customer yang mendesak. Sebagai contoh hari Selasa, 20 Juli 2010, sudah dijadwalkan shutdown crusher #1 (shutdown crusher merupakan scheduled maintenance yang dilakukan berkala). Ternyata jadwal shutdown harus diundur menjadi hari Rabu keesokan harinya karena target produksi belum terpenuhi dan proses shipping masih terus berlanjut pada hari Selasa tersebut. Strategi maintenance dibuat berdasarkan komponen pada equipment. Beda komponen, beda pula jenis maintenancenya karena terkait dengan efisiensi maintenance juga. Penjelasan lebih detail

terkait strategi maintenance akan dijelaskan di bab 4.

Anda mungkin juga menyukai