Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN KELAYAKAN BAGI MASYARAKAT PADA PROSES PENENTUAN HARGA GAS BUMI (Studi Kasus

pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk)

Mahendra Adi Nugraha Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang Abstrak


Ketidakseimbangan antara Kebutuhan dan Ketersediaan mengharuskan manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif yang lebih terjangkau dan efisien. Pemerintah sebagai Regulator telah memberikan alternatif sumberdaya melalui Badan Usahanya yaitu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Namun, sebagai Badan Usaha Milik Negara, proses penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara masih belum tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses penentuan harga gas bumi ditinjau dari fungsi produksi dan kelayakan bagi masyarakat pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi dan Studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan dimulai dari reading, coding, reducing, displaying, dan interpreting. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses penentuan harga gas bumi melalui analisis fungsi produksi, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menetapkan harga sesuai kebutuhan bisnis yang berorientasi keuntungan kepada pelanggan Industri, dari keuntungan tersebut akan disubsidi silang kepada pelanggan Rumah Tangga dengan penetapan harga gas bumi yang terjangkau. Sedangkan pada proses penentuan harga gas bumi melalui analisis kelayakan bagi masyarakat, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menetapkan harga yang lebih terjangkau, karena gas merupakan bahan dasar yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi. Maka, untuk pelanggan Industri, penentuan harga Gas Bumi memang lebih mempertimbangkan kebutuhan bisnis, tetapi keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, yang nantinya digunakan untuk pemerataan kemakmuran masyarakat. Tetapi untuk pelanggan Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, penentuan harga Gas Bumi lebih mempertimbangkan kelayakan dan kemampuan daya beli masyarakat daripada kebutuhan bisnis. Kata Kunci : Penentuan Harga, Gas Bumi, Fungsi Produksi, Kelayakan, BUMN

Pendahuluan Seluruh kalangan masyarakat, baik rumah tangga, instansi/perusahaan, industri, hingga kalangan pemerintah, mengandalkan BBM sebagai sumber energi yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bahan Bakar Minyak atau yang lebih dikenal dengan BBM, selama ini menjadi primadona bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, jika bisa digolongkan, BBM sudah menjadi kelompok barang primer bagi masyarakat. Kini, cadangan BBM menjadi sangat menipis dikarenakan eksploitasi secara besar-besaran oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Ketergantungan masyarakat Indonesia yang tinggi akan sumber energi minyak ini mengharuskan pemerintah Indonesia untuk menghasilkan BBM dengan jumlah yang besar, dengan konsekuensi harga BBM yang mahal karena harus diimpor. Dengan penggunaan yang terus menerus ini, maka terjadi eksploitasi besar-besaran dan menjadikan BBM semakin langka. Kelangkaan ini pun juga memicu kenaikan harga BBM dan menyebabkan penghapusan subsidi atas beberapa jenis BBM. Kelangkaan BBM ini mengharuskan pemerintah dan seluruh masyarakat memikirkan alternatif penggantinya. Melalui PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai BUMN, pemerintah memberikan alternatif sumber energi untuk masyarakat dengan produknya berupa gas bumi yang lebih murah dan efisien. Pada hakikatnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan suatu perusahaan Negara (BUMN) yang membawa misi khusus dari pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat, mulai dari masyarakat umum, komersial, sampai sektor industri yang berdampak tidak langsung pada masyarakat. Akan tetapi sifat sebuah BUMN adalah profit oriented yaitu segala kegiatannya didasari pada mencari keuntungan sebesar-besarnya. Tugas berat BUMN ini juga diperberat dengan adanya pesaing dalam bidang distribusi gas bumi. Pada BUMN yang produknya menguasai hajat hidup orang banyak, terbentuklah pasar oligopoli. Dengan adanya pesaing dari pihak swasta, pemerintah masih bisa menetapkan kebijakan dan harga untuk suatu produk dari perusahaannya dengan tujuan tertentu seperti untuk stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat. Terkadang ada beberapa perusahaan negara yang tidak bisa langsung menetapkan kebijakan dan harga produknya walaupun terjadi perubahan perubahan di lingkungan dan pasar, hal ini dikarenakan harus adanya persetujuan dari pemerintah (negara) agar tidak terjadi masalah dikemudian hari. Dalam hal ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menyiasati dengan penggolongan jenis tarif gas bumi, mulai dari tarif pelanggan golongan rumah tangga dan pelanggan kecil, tarif pelanggan komersial, sampai pada pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik. Untuk pelanggan kecil dan pelanggan rumah tangga PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mematok harga dari keputusan pemerintah yang sebenarnya merugikan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, sedangkan harga untuk pelanggan komersial, industry dan pembangkit listrik adalah harga yang ditetapkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dari Pemasok gas dan disahkan oleh pemerintah pusat yang merupakan sumber keuntungan bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk karena harga yang dipatok adalah harga yang sesuai dengan kebutuhan bisnis gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Untuk mengetahui proses penentuan harga gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk, maka dilakukan metode Analisis produksi. Dan untuk mengetahui besarnya nilai sosial atau nilai ekonomi yang sesungguhnya dari proses penentuan harga gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, maka akan dilakukan metode analis kelayakan.

1 | Adi N.Mahendra.2012

Oleh karena itu, disusun skripsi yang berjudul Analisis fungsi produksi dan kelayakan pada proses penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ini dengan tujuan untuk Untuk mengidentifikasi proses penentuan harga gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ditinjau dari fungsi produksi dan kelayakan bagi masyarakat. Kebutuhan dan Ketersediaan Sumberdaya Malthus, dalam Reksohadipriodjo (1988) mengemukakan pendapatnya bahwa ada kecenderungan betambahnya penduduk lebih cepat dibanding dengan persediaan makanan atau penduduk bertambah secara deret ukur sedang makanan bertambah secara deret hitung, yang secara umum dapat diartikan sebagai kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya yang tidak seimbang. Pemikiran masalah sumber daya alam terus berlanjut dari waktu ke waktu. Kita dapat melihat kegelisahan manusia dalam menghadapi problema sumberdaya terutama yang berkaitan dengan kelangkaan. Terbatasnya persediaan sumberdaya alam khususnya energi dan terus meningkatnya kebutuhan akan energi dapat menyebabkan sumber energi habis, selanjutnya masalah ini akan mengakibatkan kelangkaan dan akhirnya menyebabkan lonjakan harga yang sangat tinggi. Apabila konsumen sumber energi tidak membatasi penggunaannya dan pemerintah tidak segera mengambil tindakan maka yang akan terjadi adalah kelangkaan disusul dengan kenaikan harga sumberdaya energi tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa mendatang. Pemerintah telah mengambil kebijakan melalui upaya peningkatan program penghematan (konservasi) energi, maupun penggunaan sumber energi alternatif (diversifikasi). Sedangkan menurut Reksohadipriodjo (1988), kelangkaan sumberdaya energi dapat dihambat dengan teknologi. Proses subtitusi, eksprorasi, perdagangan, transportasi, daur ulang, dan lain-lain memang membutuhkan teknologi untuk berubah lebih baik dan lebih efisien agar dapat menghemat konsumsi sumber energi. Realita yang terjadi sekarang sudah banyak sumbersumber energi baru yang digunakan untuk kehidupan, seperti penggunaan Gas Bumi sebagai alternatif Bahan Bakar Minyak yang telah populer terlebih dahulu. Begitu pula pernyataan Reksohadipriodjo (1988), bahwa Gas Bumi yang dahulu hanya dibakar dalam kegiatan eksplorasi, sekarang merupakan sumberdaya energi ramah lingkungan dan efisien yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hakikat Perusahaan Negara Dalam suatu Negara diperlukan penggerak dalam perekonomian. Perekonomian sendiri dapat digerakkan dengan berbagai kegiatan ekonomi mulai produksi sampai konsumsi. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Suatu Negara memiliki Badan yang menangani kegiatan-kegiatan tersebut yan biasa disebut Perusahaan Negara. Pengertian Perusahaan Negara atau yang sekarang dikenal dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menurut (Pasal 1 Undang-udang No. 19 Prp 1960), ialah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan negara Republik Indonesia, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. Perusahaan Negara sendiri memiliki tiga bentuk (Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Perseroaan (Persero)). Melihat perkembangan yang demikian, sejak semula terjadi kerancuan aspek hukum BUMN. Walaupun upaya penyederhanaan bentuk, penegasan fungsi ke dalam Perjan, Perum, dan Persero belum cukup. Karena masih

2 | Adi N.Mahendra.2012

banyaknya BUMN yang mempunyai dasar hukum lain dan bentuknya berbeda, seperti PN, PT, PT Campuran, Yayasan, Bulog, dan lainnya. Keanekaragaman aspek hukum masih ditunjukkan dalam proses sejarah sampai sekarang. Perkembangan tiga bentuk BUMN sesuai dengan misinya, hal ini ditandai dengan perubahan-perubahan bentuk perusahaan. Perubahan bentuk mengakibatkan pergeseran fungsi dan makna bidang usaha yang dianggap vital dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Perubahan tersebut mulai tampak tahun 1980-an, seperti pada Perjan dan Perjan menjadi Perum, dari Perum menjadi Persero. Penelusuran lebih lanjut, ada baiknya melihat perkembangan status BUMN. Klasifikasi mana didasarkan kepada pengertian bahwa modal atau sahamnya dimiliki langsung oleh Pemerintah dan usaha patungan yang seluruh sahamnya dimiliki Pemerintah bersama-sama Pemerintah Daerah atau BUMN lainnya tanpa memperhatikan komposisi kepemilikan Pemerintah. Jumlah Persero mengalami kenaikan, sedangkan Perum, Perjan, PN, dan PT Lama semakin berkurang. Bagaimanapun juga, apabila BUMN telah berbentuk Persero, dalam prakteknya BUMN akan melaksanakan multifungsi, yaitu sebagai berikut; Pertama, sebagai agen Pembangunan, artinya bertugas untuk meningkatkan pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Orientasinya menyediakan barang dan jasa dengan harga yang terjangkau, karena barang dan jasa yang bersangkutan mempunyai sifat meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Misalnya pembangunan jalan jembatan, irigasi, dan membuka daerah baru, sehingga peranannya, sebagai berikut; memberikan sumbangan untuk mengembangkan perekonomian negara di samping menambah pendapatan negara, menjadi pioner dalam hal kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, dan melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan. Kedua, Pemerataan Kemakmuran dan Kesejahteraan, seperti bidang transportasi umum dan air bersih, listrik, telekomunikasi, minyak dan gas. Komoditi tersebut menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau ingin meningkatkan kemakmuran dan kesejahteran rakyat secara merata, barang dan jasa harus disediakan dengan harga yang cukup rendah (atau gratis sama sekali), sehingga berperan sebagai; memberikan kemanfaatan umum, baik berupa barang dan jasa kepada masyarakat banyak, melengkapi kegiatan swasta dan koperasi dalam hal penyediaan barang dan jasa, yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan sebagai instrumen Penjaga Harga, BUMN dipertahankan dalam tingkat persaingan yang ketat dengan swasta, karena ingin dipakai sebagai instrumen penjaga harga. Ketika pasar mengendur dan berkembang menuju bentuk monopolistik, maka BUMN bisa dipakai untuk menjual barang dengan harga murah, agar pesaing-pesaing dihambat dalam hal kenaikan harga. Seperti peranan untuk memberikan bimbingan kepada sektor swasta, khususnya pengusaha bermodal kecil dan koperasi. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan Negara (Badan Usaha Milik Negara) yang berbentuk Perusahaan Perseroan Terbatas, Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang dimiliki oleh banyak orang, akan tetapi bentuk perseroan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk belum lepas dari pemerintah karena bidang bisnis pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan sumber daya energi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak.

3 | Adi N.Mahendra.2012

Konsep Pasar pada Perusahaan Negara Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Menurut Mankiw, N. G. (2004), Pasar adalah sekelompok pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa. Sebagai suatu kelompok, para pembeli menentukan seberapa banyak permintaan barang atau jasa tersebut, dan sebagai suatu kelompok yang lain, para penjual menentukan seberapa banyak penawaran barang atau jasa tersebut. Dari strukturnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang memiliki sedikit pesaing berbentuk pasar oligopoli. Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Jenis pasar oligopoli dan monopoli ini juga berpengaruh pada harga yang ditetapkan karena di pasar jenis ini penjual bertindak sebagai price maker dan pembeli bertindak sebagai price taker. Mengingat pasar yang terbentuk dalam perusahaan negara adalah pasar jenis monopoli dan oligopoli, seharusnya harga yang terbentuk dalam perusahaan negara tidak dapat dikendalikan karena penjual di pasar jenis ini sedikit bahkan hanya satu penjual, tetapi disinilah peran pemerintah sebagai penjaga stabilitas perekonomian yang menetapkan patokan harga yang sesuai di masyarakat agar masyarakat semakin sejahtera dan perekonomian semakin berkembang. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2005) metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian digunakan untuk memandu peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi dengan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan studi kasus. Fenomenologi merupakan suatu pengalaman subyektif dan studi tentang kesadaran dari perspektif seseorang, sedangkan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bersifat menerangkan dan dapat dilakukan apabila pengetahuan tentang masalahnya sudah cukup, artinya sudah ada beberapa teori dan penelitian empiris, sehingga terkumpul generalisasi empiris. Sementara itu, penelitian studi

4 | Adi N.Mahendra.2012

kasus menggunakan teori yang sudah ada sebagai acuan untuk menentukan posisi hasil penelitian terhadap teori yang ada tersebut. Posisi teori yang dibangun dalam penelitian studi kasus dapat sekedar bersifat memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan teori yang ada berdasarkan perkembangan dan perubahan fakta terkini. Meskipun demikian, banyak hasil penelitian studi kasus yang berhasil mamatahkan teori yang ada dan menggantikannya dengan teori yang baru. Berdasarkan unit analisis yaitu proses penentuan harga produk gas bumi pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, maka pihak-pihak yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini ; Pertama, Karyawan Kantor Pusat PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (divisi yang terkait langsung dengan proses penentuan harga gas bumi). Kedua,Karyawan Kantor Strategic Bussines Unit PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (divisi yang terkait langsung dengan kegiatan jual beli gas bumi). Teknik analisis data menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2009) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif. Proses analisis data itu sendiri lebih cenderung pada deskripsi data yang diperoleh berupa langkah reading, coding, reducing, displaying, dan interpreting. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pada pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dimana data yang diperoleh sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh para informan. Oleh karena itu informan yang dipilih untuk proses pengambilan data penelitian ini, pertama karyawan dari Kantor pusat PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dimana informan ini telah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang proses penentuan produk gas bumi pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Selain itu juga posisi jabatan struktural informan berkaitan dengan masalah penentuan harga gas sehingga mampu mengungkapkan bagaimana proses penentuan produk gas bumi pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Selain informan kunci, peneliti juga membutuhkan informan pendukung yang berfungsi sebagai uji validitas data, antara lain karyawan Kantor Unit PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Strategic Bussines Unit Distribusi Wilayah II yang menangani penjualan langsung pada pelanggan. Secara rinci informan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1: Nama-nama Informan Penelitian Nama Jabatan Nurul Widhi Agung Nina Wahyu Bagus Manajer Pemasaran PT PGN Pusat Staff Pemasaran PT PGN Pusat Staff Pemasaran PT PGN Pusat Staff Pemasaran PT PGN Pusat Staff Sumberdaya PT PGN Pusat Staff Anggaran PT PGN SBU DW II

5 | Adi N.Mahendra.2012

Boss (disamarkan)

Staff Penjualan PT PGN SBU DW II

Faisal Staff Akuntansi PT PGN SBU DW II Sumber: Penelitian Lapang, 2012 Bidang Bisnis dan Penetapan Harga pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, atau yang biasa disingkat dengan PT PGN, adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Sampai saat ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk masih menjadi perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi terbesar di Indonesia. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai distributor melakukan transaksi baik dengan pemasok gas bumi maupun dengan pelanggan. Dengan pemasok gas bumi , PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk melakukan Gas Sales and Purchase Agreement (GSPA). Hal ini bersifat jangka panjang. Transaksi take-or-pay ini memberlakukan harga dalam US Dollar. Dengan pelanggan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk melakukan Perjanjian Jual Beli Gas bumi (PJBG) yang bersifat jangka pendek Transaksi ini memberlakukan harga dalam US Dollar dan Rupiah sesuai dengan harga minimum kontrak. Sedangkan sebagai transporter, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk bukan sebagai pemilik gas bumi. Namun, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai penyalur gas bumi dari pemilik gas sampai ke tempat tujuan dengan dilengkapi oleh Surat Perjanjian Transportasi Gas bumi dan Kontrak yang bersifat jangka panjang. Transaksi Ship-or-pay ini memberlakukan tarif dalam US Dollar. Gas bumi memiliki nilai keekonomian yang sangat baik. Selain merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, harga gas bumi juga lebih murah dan lebih stabil dibanding harga minyak ataupun sumber energi lain. Dengan keunggulan tersebut, gas bumi memberikan kemampuan bersaing bagi penggunanya terutama sektor industri. Dengan harga yang lebih murah, industri dapat menurunkan biaya produksinya sehingga harga jual industri dapat bersaing terutama untuk pasar ekspor. Gas bumi juga memberikan multiplier effect berupa tumbuhnya industri-industri di sekitar jaringan pipa sehingga mengangkat perekonomian daerah sekitar.Dengan munculnya industri-industri baru, maka lapangan kerja dan kesempatan kerja terbuka bagi penduduk sekitar. Tidak seperti minyak bumi yang memerlukan proses yang kompleks untuk mengubahnya menjadi energi, gas alam hanya menggunakan teknologi yang sederhana setelah dieksploitasi. Proses yang pendek ini menyebabkan harga bahan bakar gas lebih murah daripada bahan bakar minyak. Gas alam juga tidak memerlukan tempat penyimpanan karena sistem pemipaan sendiri sudah berfungsi sebagai penyimpanan gas. Penggunaan sistem pemipaan sangat menguntungkan pelanggan karena tidak ada biaya fasilitas penyimpanan. Harga gas memang tidak sama dengan sumber energi lain, gas ditetapkan menurut variabel-variabel tersendiri yang berbeda penghitungannya dengan sumber energi lain. Seperti yang diungkapkan oleh Widhi, bahwa : ....Gas bumi itu ndak perlu diolah seperti LPG, jadi ndak ada biaya yang ditambahkan dalam harga jualnya. Setelah dari pemasok, gas ini di transmisikan ke SBU dan langsung didistribusikan ke pelangganpelanggan masing-masing SBU. Harga gas bumi sekarang lebih murah dari harga sumber energi lain karena sistem jual beli gas bumi beda dari sember energi lain, yaitu adanya kontrak harga dan volume gas bumi baik sebelum sebelum dieksplorasi, saat dieksprorasi, sampai pada jangka 6 | Adi N.Mahendra.2012

waktu yang ditentukan oleh kontrak dan kontrak ini juga menggunakan harga-harga lama yang tetap mulai dari awal kontrak sampai pada waktu kontrak habis. Jadi ini yang menyebabkan harga gas bumi di PT PGN lebih murah dari harga sumber energi lain. Senada dengan Widhi, Nina menguraikan : ....Ya emang lebih murah sih, biaya produksinya ya, kan paling murah batubara, kalo kita 6,5 dia 4,5 tapi kalo make batu bara kan mreka harus nyediain penampungan kan,makannya ditumpuk2 gitu kan batu baranya sama biaya maintenance nya gede, kan pembakarannya item kan, pembakarannya kurang sempurna, sama kalo buat makanan gak bisa, memang secara banderol batubara memang lebih murah, kalo dibandingin bbm, bbm yang paling sering dipake industri tu kan solar, nah solar tu harganya berubah-ubah yah, tiap bulan ada update dua kali harganya sekarang sekitar 29 US$/mmbtu jadi harga solar 29 US$/mmbtu, harga gas 6,5 US$/mmbtu, harga batubara 4,5 US$/mmbtu tapi keseluruhan yang paling murah gas. Senada dengan Widhi dan Nina, Bagus menguraikan : ....Harga gas dihitung per MMBTU sehingga komposisi gas seperti apapun tidak diperhatikan secara langsung, jadi komposisi gas akan menentukan berapa nilai kalor gas tsb, selanjutnya menentukan harga gas, sementara harga minyak dilihat per barrel, sehingga komposisi minyak menjadi penting, dan akibatnya minyak mentah memiliki harga yg bervariasi tergantung dari komposisinya. Lebih lanjut Bagus menurut Bagus : ....Harga gas cenderung konstan karena sumur gas hanya dapat diekploitasi jika sudah ada pembeli ,ga mungkin buat storage tank untuk gas di permukaan, biarkan saja reservoir di bawah sana menjadi storagenya. Kalau pemasok mengebor sumur-sumur eksplorasi dan menemukan gas, maka langkah selanjutnya melakukan kalkulasi cadangan gas yang tersimpan di bawah, lalu mencari buyer dan menegosiasikan harga gas yang dapat diterima kedua pihak. Jadi harga gas tidak fluktuatif selama masa kontrak karena sudah dihitung di depan. Variasi harga gas terjadi untuk setiap transaksi yang berbeda menjadi berbeda karena disesuaikan dengan skala ekonomis masing-masing producer-buyer. Sementara kalau pemasok mengebor sumur-sumur eksplorasi dan menemukan minyak, pemasok bisa meneruskan ke program eksploitasi, karena minyak mentah yang dihasilkan bisa disimpan dan split antara oil company dan BPMIGAS adalah dalam bentuk produk, sementara split untuk gas adalah dalam bentuk uang. Karena minyak bisa disimpan, dan pembeli selalu ada, maka harga minyak akan ditentukan oleh faktor supply & demand.

Senada dengan Bagus, Faisal Mengungkapkan : ....Bisa dikatakan, mayoritas ramalan harga minyak jangka menengah atau panjang yang dipublikasikan sama kajian kajian international itu cenderung meleset. Ini adalah gambaran betapa volatile nya situasi harga minyak saat ini. Harga minyak bumi itu lebih ditentukan dari demand dan supply, kita liat aja, minyak sama saham bisa diperdagangkan dan diambil selisihnya.

7 | Adi N.Mahendra.2012

Proses Penentuan Harga melalui analisis Fungsi Produksi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara dituntut untuk menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya, dalam mekanisme harga jual di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terdapat sistem penentuan harga yang profit oriented yaitu pada harga jenis pelanggan industri dan sebagian pelanggan komersial. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menetapkan harga tersebut untuk menjaga kualitas produk gas bumi, menyesuaikan biaya-biaya produksi gas bumi, mencari keuntungan dan memenuhi kebutuhan Perusahaan, sesuai dengan tujuan utama Badan Usaha Milik Negara yaitu mencari keuntungan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menetapkan harga gas pelanggan industri dan komersial melalui analisa fungsi produksi untuk menyesuaikan harga agar keuntungan yang didapat tetap stabil dan memperkecil resiko kerugian. Ketika terjadi perubahan variabel penyusun harga gas industri dan komersial, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk harus melakukan penyesuaian harga jual gas kepada pelanggan agar dapat menjamin keamanan pasokan gas dalam jangka panjang. Penyesuaian harga jual gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dilakukan tetap dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan daya beli pelanggan. Sebelum memberlakukan penyesuaian harga, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terlebih dahulu mengkomunikasikan rencana penyesuaian kepada pelanggan di seluruh area/Strategic Bussines Unit. Diketahui bahwa memang tujuan BUMN adalah untuk mencari laba, disamping untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya, BUMN juga memberikan sumbangsih pada pendapatan Negara yang nantinya akan berdampak pada perekonomian Negara secara keseluruhan. Dalam masing-masing jenis harga gas di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terdapat berbagai variabel penyusunnya, satu dengan yang lain saling berhubungan dan berkaitan. Jadi Ketika ada perubahan dari salah satu variabel penyusun harga gas, maka harga akan segera disesuaikan atau akan ada kompensasi pada variabel lain. Seperti pengungkapan Widhi : ....Harga gas bumi yang ditentukan oleh PT PGN adalah harga yang diperuntukkan bagi pelanggan Industri, karena dari harga inilah PT PGN memenuhi kebutuhannya dalam berbisnis gas. Senada dengan Widhi, Bagus mengungkapkan : ....Tiap unit di PGN tetap membeli gas dari pemasok baik itu unit distribusi maupun unit transmisi, unit distribusi mengambil gas dan langsung menyalurkan gas ke pelanggan sedangkan transmisi mengambil gas dan menyalurkannya ke unit distribusi untuk di salurkan ke pelanggan, biasanya dalam volume yang besar Jadi unit distribusi dapat membeli dari unit transmisi , sehingga tiap unit memberi sumbangsih pendapatan pada PGN. Senada dengan Widhi dan Bagus, dalam UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas juga terungkap bahwa: ....Fungsi BUMN adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya, mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor

8 | Adi N.Mahendra.2012

swasta dan koperasi, turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Harga Industri merupakan Murni Bisnis PT Perushaan Gas Negara (Persero) Tbk Harga jenis pelanggan industri inilah yang murni untuk kebutuhan bisnis PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, karena hanya dari pelanggan industri ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat meraup keuntungan yang besar sesuai dengan tujuan utamanya sebagai Badan Usaha Milik Negara. Harga untuk Pelanggan Industri ditentukan melalui analisa fungsi produksi yang banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel penyusun harga. Harga yang ditetapkan untuk pelanggan industri tidak hanya dipengaruhi oleh variabel Jarak Transmisi dan Distribusi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi juga dipengaruhi oleh variabel lain seperti harga pokok produksi. Dapat diketahui bahwa secara umum variabel yang mempengaruhi harga adalah beban dan laba yang diinginkan. Ketika terjadi perubahan beban seperti kenaikan harga beli, pajak,biaya dan toll fee maka harga jual juga akan terjadi penyesuaian, begitu pula dengan perubahan kebutuhan laba, ketika PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk membutuhkan lebih banyak keuntungan maka harga jual pun akan terjadi perubahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menentukan Harga untuk pelanggan industri dan sebagian harga untuk pelanggan komersial untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, harga tersebut ditentukan sendiri oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk yang tersusun atas Harga beli gas bumi dari Pemasok, biaya tansmisi gas (toll Fee), biaya operasional, iuran Niaga, Pajak, dan yang terakhir adalah margin keuntungan yang ingin diperoleh. Seperti yang diungkapkan Agung : ....Kalo harga industri kan buat be to be nya bisnis PGN, jadi sangat terpengaruh dengan harga jual, margin, biaya, dan investasi pipa. Investasi pipa itu juga di pertimbangkan lo,soalnya biayanya besar, kalo gak ada keuntungannya bisa jadi masalah besar. Senada dengan Agung, Nurul mengungkapkan : ....Kalo kita sekarang itu kan kita biasanya harga tergantung dari beli, dimana kita beli, kalo dari sana nanti kita mikirkan marginnya berapa, targetnya berapa, nanti tiap daerah tu beda-beda harganya,karena sumber beli gasnya pun juga beda, Jadi nanti kalo jawa timur, nanti sumbernya mana aja, jawa timur kan ada santos, lapindo, kodeco, na itu masing-masing harga bedanya, kalo dari santos nanti berapa sih per mmbtu ,nanti di blended, dijadikan satu dibagi dengan volume yang disalurkan, nah nanti baru kita tetapin harga ada industri, komersil, nanti ada juga operasionalnya.

Senada dengan Agung dan Nurul, Widhi mengungkapkan : ....Yang mempengaruhi harga gas itu unsur-unsur penyusun harga pokok penjualan, seperti harga beli, biaya, pajak, toll fee dan keuntungan yang diinginkan. Karena Harga jual gas untuk pelanggan industri ini adalah untuk kebutuhan bisnis, harga yang ditetapkan merupakan jumlah dari harga pokok produksi yaitu; Harga beli gas bumi dari Pemasok, biaya tansmisi gas dan iuran transportasi gas pada BPH Migas, biaya operasional baik internal PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk

9 | Adi N.Mahendra.2012

maupun iuran Niaga BPH Migas dan Pajak, dan yang terakhir adalah margin keuntungan yang ingin diperoleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. Penjelasan lain dari Bagus : ....PGN juga dapat bertransaksi pada BUMN lain sebagai penjual dan pembeli dengan menggunakan harga yang sesuai dengan bisnis gas bumi PGN, Jadi PGN mendapatkan profit dari selisih harga jual gas dan harga pasokan sesuai dengan harga yang ditetapkan pemasok gas. Senada dengan Bagus, BOSS mengungkapkan : ....Harga untuk pelanggan industri dibatasi minimum dan maximumnya karena menyesuaikan jumlah pasokan dari pemasok gas dan untuk meminimalisir kerugian atas volume gas yang terbuang atau dipakai berlebih jadi harga gas PGN naik seiring dengan kenaikan harga gas dari pemasok karena Harga gas untuk pelanggan industri ditentukan dari harga beli, iuran BPH migas, pajak, dan prosentase keuntungan yang diinginkan Diskriminasi Harga Gas Pelanggan Industri : Subsidi silang terhadap Harga gas pelanggan Rumah Tangga Dalam penentuan harga di PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk terdapat diskriminasi harga, hal ini dimaksudkan untuk membedakan porsi yang diperuntukkan bagi pelanggan-pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk yaitu pelanggan rumah tangga, komersial, dan industri. Selain dikarenakan hal tersebut, poin penting diskriminasi ini dibentuk karena PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk merupakan perusahaan negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan sebesar-besarnya dan tidak lupa membawa misi sosial untuk menyejahterakan masyarakat dengan menyediakan sumber energi alternatif yang lebih murah dari sisi harganya maupun lebih efisien dalam penggunaannya yaitu gas bumi. Dapat dikatakan bahwa harga gas bumi untuk pelanggan Komersial dan Industri ditentukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk walaupun realitanya masih ada intervensi dari Kementrian ESDM pada proses penentuan harga gas bumi untuk pelanggan komersial, yang dimaksudkan untuk memberikan sumber energi yang lebih terjangkau harganya dan melindungi perusahan-perusahaan kecil dari praktek monopoli harga. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan gas untuk pelanggan industri digunakan untuk menutup kerugian yang ditimbulkan dari harga Gas Bumi untuk pelanggan rumah tangga. Seperti yang terungkap dari Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tahun 2010: ....Harga jual gas PGN kepada pelanggan (diluar pelanggan rumah tangga) ditentukan berdasarkan beberapa komponen antara lain: harga beli gas dari pemasok, biaya transportasi & distribusi, biaya internal dan margin yang memadai untuk menjamin keamanan pasok gas. Berdasarkan keputusan Menteri ESDM No 19/2009, PGN dapat menetapkan harga jual gas kepada general users (pelanggan industri dan pembangkit listrik yang tidak disubsidi). Sementara harga jual gas kepada pelanggan rumah tangga ditetapkan oleh Pemerintah. Kenaikan harga jual gas yang cukup signifikan dari pemasok untuk perpanjangan kontrak atau pun kontrak pasokan baru tahun 2010, eskalasi kenaikan harga gas setiap tahun untuk kontrak gas existing dan inflasi serta kenaikan biaya operation dan maintenance menyebabkan Perseroan harus menyesuaikan harga jual gas kepada pelanggan. Hal tersebut harus

10 | Adi N.Mahendra.2012

dilakukan agar dapat menjamin keamanan pasokan gas dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan daya beli pelanggan. Sebenarnya Diskriminasi harga ditujukan untuk memenuhi dua tugas Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yaitu meraup keuntungan dan turut menyejahterakan masyarakat. Dengan jalan diskriminasi harga ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mencari keuntungan dari Penjualan Gas bumi pada pelanggan industri yang harganya dibentuk menurut kebutuhan bisnis PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk itu sendiri dan turut menyejahterakan masyarakat melalui kesediaan menutup kerugian dari penetapan harga yang telah dievaluasi oleh BPH Migas untuk pelanggan Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil (Komersial). Seperti pengungkapan Nurul : ....Tiap daerah bberbeda, Kan dari banyak sumber,mana mana kita jadikan satu, nanti kita beli volume gas blended itu, nah itu lah acuan kita buat nentuin,kan ada pajak, margin. Biaya macem2 nya, nah keuntungan koorporat itu lah yang dipake nutup kerugian di rumah tangga. Proses Penentuan Harga Gas Bumi melalui Analisis Kelayakan bagi Masyarakat Selain dari fungsi BUMN yaitu mencari keuntungan, ada fungsi lain yaitu memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional (UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas). Jadi, harga Gas di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ditetapkan oleh pemerintah dan ada subsidi gas untuk rakyat di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yaitu dari harga Gas golongan Rumah Tangga dan pelanggan kecil yang ditetapkan oleh pemerintah tapi walaupun begitu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan go public, jadi pemerintah tidak banyak campur tangan atau memberi kebijakan untuk subsidi. Seperti yang diungkapkan Bagus: ....Saya dak tau pastinya, kemungkinan orang atau badan usaha yang disubsidi mereka rata-rata belum go public, pertamina belum go publik, jadi banyak disubsidi. Harga pelanggan rumah tangga bukan subsidi dari pemerintah, jadi udah ada ketentuan untuk gas rumah tangga sekian gas komersial sekian na mengenai mengenai penentuan yg seperti itu aq gak ngerti detailnya, mungkin pemerintah yang ngerti. Dengan fungsi BUMN yang telah dijelaskan sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk telah menjalankan misinya sebagai Badan Usaha Milik Negara yaitu; memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, dan yang terpenting adalah turut serta membantu pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat dengan menyediakan sumber energi alternatif yang terjangkau masyarakat. Dari seluruh penjelasan dapat diketahui bahwa PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menentukan harga untuk pelanggan rumah tangga dengan mempertimbangkan kelayakan bagi masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mampu membeli sumber energi ini dan dapat menjalankan perekonomian secara mikro tanpa terbebani oleh harga. Seperti pengungkapan BOSS: ....Harga gas untuk pelanggan Rumah tangga dan pelanggan kecil sebenarnya merugikan PGN, tetapi ini merupakan kewajiban PGN

11 | Adi N.Mahendra.2012

sebagai Public company jadi harga gas untuk pelanggan Rumah tangga dan pelanggan kecil diibaratkan sebagai subsidi untuk rakyat karena harga jualnya tidak sesuai dengan harga beli yaitu harga jual yang ditetapkan lebih rendah daripada harga beli dari pemasok dan realitanya merugikan PGN. Pemerintah itu cuma memberi range-range harga yang layak untuk masyarakat, Harga gas rumah tangga dan pelanggan kecil tetap ditentukan oleh direksi tapi atas persetujuan pemerintah, jadi Gas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil tidak menguntungkan tapi merupakan kewajiban PGN sebagai Public company untuk ikut mensejahterakan masyarakat dengan pengadaan sumber energi alternatif yang lebih murah. Misi Sosial dalam Harga yang ditentukan berdasarkan kebutuhan bisnis Pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mayoritas adalah pelanggan rumah tangga (perorangan), tetapi jumlah pelanggan ini hanya mengkonsumsi gas dalam jumlah kecil karena terkendala masalah jaringan. Oleh karena itu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga membantu pemerintah dalam bentuk penjualan gas pada sektor industri dengan harga yang ditentukan dengan analisis fungsi produksi yang bertujuan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Pelanggan rumah tangga merupakan pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan jumlah terbesar, tetapi diikuti volume pemakaian yang berbanding terbalik dengan jumlah pelanggan tersebut. Berbeda dengan pelanggan industri yang memiliki jumlah sedikit tetapi memiliki volume pemakaian yang besar melebihi volume pemakaian pelanggan rumah tangga dan komersial. Pelanggan Industri PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan pelanggan yang jumlahnya paling sedikit diantara pelanggan lain, akan tetapi pelanggan inilah yang paling banyak mengkonsumsi gas, mengingat pelanggan ini sangat membutuhkan gas dalam kegiatan produksinya. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai BUMN, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga membawa misi sosial dalam penjualan gas dengan harga yang ditetapkan melalui analisis fungsi produksi yaitu pada pelanggan Industri, melalui penjualan ini PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk membantu sektor industri dengan menyediakan gas berkualitas yang didistribusikan dengan cepat melalui pipa-pipa gas. Oleh karena itu, Sektor industri pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat melakukan kegiatan produksi dengan baik dan cepat, yang nantinya akan berpengaruh pada keuntungan industri tersebut. Ketika keuntungan meningkat, maka produksi dapat ditambah yang juga akan meningkatkan keuntungan lebih banyak lagi. Dari peningkatan output dan keuntungan industri ini, juga akan menimbulkan kekurangan SDM, akhirnya lapangan pekerjaan terbuka dan masyarakat dapat bekerja pada sektor industri yang akhirnya dapat meningkatkan besarnya konsumsi masyarakat tersebut serta dapat meningkatkan GDP dikarenakan terjadi peningkatan konsumsi agregat. Selain sebagai agen dalam pembangunan, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga berperan sebagai perusahaan yang membantu pemerintah dalam menambah pendapatan. Melalui keuntungan yang dihasilkan dari penjualan gas untuk pelanggan industri yang profit oriented , PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk turut membantu pemerintah dalam redistribusi kemakmuran masyarakat yang dimbil dari APBN. Seperti yang diungkapkan Bagus : ....Tiap unit di PGN tetap membeli gas dari pemasok baik itu unit distribusi maupun unit transmisi, unit distribusi mengambil gas dan langsung

12 | Adi N.Mahendra.2012

menyalurkan gas ke pelanggan sedangkan transmisi mengambil gas dan menyalurkannya ke unit distribusi untuk di salurkan ke pelanggan, biasanya dalam volume yang besar Jadi unit distribusi dapat membeli dari unit transmisi , sehingga tiap unit memberi sumbangsih pendapatan pada PGN. Lha PGN sendiri juga setor ke pemerintah tiap taunnya. Senada dengan Bagus, pada Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tahun 2010 terungkap : ....Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya, mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Diskriminasi Harga: Harga rumah tangga lebih rendah daripada harga industri Dalam penetapan harga gas bumi di PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk untuk pelanggan Rumah tangga, ditemukan perbedaan harga dan metode penetapannya. Bila dibandingkan dengan harga gas bumi untuk pelanggan industri, harga gas pelanggan rumah tangga jauh lebih murah, metode penetapannya pun berbeda, harga gas rumah tangga hanya murni biaya pemakaian gas, tapi pada pelanggan industri harga gas bumi selalu disertai biaya maintenance dan biaya toll fee. Terjadi perbedaan harga dan metode penetapannya, dimana harga gas untuk pelanggan industri dan komersial profit oriented lebih tinggi daripada harga gas untuk pelanggan komersial non profit oriented dan rumah tangga. Berbeda dengan harga gas untuk pelanggan industri yang ditetapkan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya, harga gas untuk pelanggan rumah tangga di tetapkan jauh lebih murah dibawah harga gas untuk pelanggan indistri. Seperti pengungkapan BOSS: ....Kalo pk antara 50-1000m3 sama pk juga dibagi pk1 , pk2. Pk1 contohnya gereja, pelanggan kecil yang tdk mengandung unsur profit oriented, kayak gereja, jd yg tdk ada unsur laba. Kalo pelanggan 2 itu ada unsur komersil, kalo org make segini bnyknya biasanya kan buat katering,RS. Jadi pelanggan komersial non profit oriented diberi harga yang berbeda dari pelanggan industri. Diskriminasi harga ini bukan semata-mata ditetapkan untuk sekedar membedakan jenis pelanggan, tetapi perbedaan harga yang signifikan antara pelanggan industri dan rumah tangga ,dimana harga gas untuk pelanggan industri jauh lebih mahal daripada harga gas untuk pelanggan rumah tangga, ini dimaksudkan agar terjadi keseimbangan setelah harga untuk pelanggan rumah tangga ditetapkan oleh pemerintah dengan nominal yang sangat rendah dan dimaksudkan pula untuk menutup kerugian yang terjadi dari penjualan gas pada pelanggan rumah tangga tersebut. Harga yang ditetapkan pada pelanggan rumah tangga merupakan harga yang berfungsi sebagai perwujudan misi sosial yang diemban oleh PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk sebagai salah satu Perusahaan milik Negara. Harga tersebut ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar, walaupun

13 | Adi N.Mahendra.2012

sebenarnya harga tersebut merugikan PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak terbebani harga gas bumi yang tinggi, maka harga gas lah yang menyesuaikan kemampuan daya beli masyarakat, agar masyarakat dapat memperoleh sumber energi dengan mudah dan lebih murah. Seperti yang diungkapkan Nurul: ....Kenapa kita gak ngenakan sama tiap daerah, karena sumbernya pun sendiri beda, tiap-tiap daya belinya masyarakat yang juga beda juga menjadi faktor, kaya cirebon, itukan derah minus yah,, daya beli masyarakatnya juga rendah, itu harga rumah tangga jauh lebih murah. Cirebon tu bukan kategori investasi, karena sumber gas nya dari situ, jadi mau gak mau sebagian harus di kembalikan ke rakyat disana,mau gak mau kita alirin, kan begitu aturan pemerintah, gak bisa semaunya juga. Sedangkan menurut Nina: ....Emangnya harganya harus disamain? smua kayanya diskriminasi harga deh. Bbm kan juga beda ya ada bbm subsidi ada bbm non subsidi ya ya mungkin smua itu kembali ke daya beli pelanggannya ya. Senada dengan Nurul, Widhi mengungkapkan : ....Keuntungan yang diterima PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk pun paling banyak di peroleh dari penjualan gas bumi untuk pelanggan Industri dan dari keuntungan penjualan inilah yang digunakan untuk menutup kerugian dari penjualan gas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan komersial. Harga Gas Rumah Tangga merupakan Peraturan dari pemerintah Harga Gas Bumi untuk pelanggan rumah tangga memang bukan ditujukan untuk meraup keuntungan bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Harga jenis pelanggan ini ditujukan untuk memenuhi kewajiban PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai public company yaitu turut menyejahterakan masyarakat. Dalam penetapannya, harga untuk pelanggan rumah tangga tidak dipatok seperti halnya harga untuk pelanggan industri yang sesuai dengan kebutuhuan, tetapi dipatok lebih rendah dari harga yang seharusnya ditetapkan lalu selanjutnya di evaluasi dan disahkan oleh pemerintah. Seperti pada Peraturan Menteri No 19 / 2009 (Pasal 21) yang mengatur bahwa Harga jual Gas Bumi melalui pipa: ....Harga jual Gas Bumi melalui pipa untuk pengguna rumah tangga dan pelanggan kecil diatur oleh BPH Migas. Harga jual Gas Bumi melalui pipa untuk pengguna tertentu (Pelanggan komersial) ditetapkan oleh Menteri ESDM. Harga jual Gas Bumi melalui pipa untuk pengguna umum (Pelanggan Industri) ditetapkan Badan Usaha. Sesuai dengan peraturan menteri tersebut PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga telah menetapkan jenis-jenis pelanggan. Pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu Rumah Tangga, Komersial dan Industri. Dari sisi jumlah, pelanggan rumah tangga mewakili 97% dari total pelanggan, sisanya 3% merupakan pelanggan komersial dan industri. Namun demikian pelanggan industri menyerap 98% dari total volume dan sisanya 2% diserap oleh pelanggan rumah tangga dan komersial. Walaupun jumlah pelanggan terbesar adalah pelanggan industri dan pelanggan dengan jumlah terkecil adalah pelanggan rumah tangga, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tidak bisa seenaknya menetapkan harga kedua pelanggan tersebut, mau tidak mau PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

14 | Adi N.Mahendra.2012

Tbk memang harus menerima ketetapan yang dibuat oleh pemerintah, dan memang pemerintah khususnya BP Migas, BPH Migas, dan Menteri ESDM. Seperti pengungkapan BOSS: ....Walaupun tiap Strategic Bussines Unit distribusi membeli dan menyalurkan gas, General Manager Strategic Bussines Unit tidak berhak menetapkan harga jual gas untuk pelanggan rumah tangga dan komersial non profit oriented, harga ditetapkan oleh direksi atas persetujuan dari pemerintah. Lebih lanjut Widhi mengungkapkan : ....Yang netapin harga rumah tangga itu BPH Migas, jadi kita pure Cuma bisa nrima aja setelah kita ajuin harga beli kita. Formula yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi lebih mempertimbangkan aspek kemampuan daya beli masyarakat, daripada kepentingan Badan Usaha. Harga harus dapat diterima masyarakat luas, begitu pula dengan jangkauan distribusinya, jadi harga ditetapkan jauh dibawah harga gas yang sebenarnya agar masyarakat mampu membeli gas. Seperti Keputusan Menteri ESDM no 2932K-2010 tentang harga jual BBG untuk transportasi : .... Kesatu, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk transportasi di wilayah Jakarta termasuk Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang adalah Rp. 3.100,00,- (tiga ribu seratus rupiah) untuk tiap 1 (satu) liter setara premium (LSP) termasuk pajak-pajak, Kedua, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi melakukan pengawasan atas pelaksanaan penetapan harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, Ketiga, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu dapat disesuaikan setiap tahun, dan Keempat, Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal penetapan. Lebih lanjut sektor lain, yang terungkap dari BPH Migas tentang Harga Jual Bahan Bakar Gas Yang Digunakan Untuk Transportasi : ....Pertama, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk transportasi ditetapkan sesuai formula : [ Harga = Hctp + Toll Fee + Investasi + O&M + Margin SPBG + Pajak ]. Kedua, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk transportasi ditetapkan Menteri untuk setiap wilayah dengan memperhitungkan volume penjualan. Ketiga, Harga jual Bahan Bakar Gas yang digunakan untuk transportasi dievaluasi oleh Menteri setiap tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. Serta pada pelanggan Rumah Tangga yang diungkap dari Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor : 03/P/BPH MIGAS/I/2005 tentang pedoman penetapan harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil: ....Badan Pengatur menetapkan harga Gas Bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat dan kepentingan badan usaha; Badan Usaha yang melakukan kegiatan penjualan Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil mengajukan usulan harga Gas Bumi kepada Kepala Badan Pengatur secara tertulis dengan melampirkan :Usulan besaran harga Gas Bumi; Analisis Keekonomian yang berkaitan dengan penetapan harga Gas Bumi; Jumlah Rumah Tangga dan/atau Pelanggan

15 | Adi N.Mahendra.2012

Kecil beserta peta pemasarannya; Volume penjualan; Salinan Izin Usaha Niaga; Salinan Perjanjian Jual Beli Gas Bumi; Lalu Badan Usaha wajib menyampaikan paparan mengenai usulannya kepada Badan Pengatur; Badan Usaha wajib mensosialisasikan alasan-alasan atas rencana kenaikan harga Gas Bumi kepada masyarakat sebelum diajukan kepada Badan Pengatur; Badan pengatur melaksanakan evaluasi dan analisis ats usulan harga Gas Bumi ; Badan Pengatur mengadakan dengar pendapat dengan pihak-pihak terkait sebelum menetapkan harga gas bumi; terkhir, Badan Pengatur menetapkan harga Gas Bumi melalui sidang Komite. Disisi lain, Badan Usaha yaitu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang menjual gas bumi sebenarnya merugi atas penjualan pada pelanggan rumah tangga ini, tetapi dengan adanya ketetapan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, kerugian yang ditanggung oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat dibatasi untuk meminimalisir kerugian. Kesimpulan Hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Identifikasi penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berkaitan dengan fungsi bisnisnya dilakukan dengan; Pertama, menetapkan harga bisnis yang mempertimbangkan harga pokok produksi dalam ini dikenakan pada sektor industri, yang berarti sektor industri harus membayar harga yang sebenarnya yaitu harga produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. Kedua, karena diharuskan menjalankan fungsi sosial, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk dapat memenuhi kebutuhan bisnisnya melakukan diskriminasi harga dalam hal ini industri dan perorangan, hal ini dimaksudkan bahwa sektor industri mempunyai tugas lain yaitu memberikan subsidi pada perorangan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dapat menetapkan harga gas industri dibawah harga gas di pasar internasional dikarenakan gas diambil dari pemasok lokal tanpa ada impor. Walaupun harga gas bumi sudah sangat murah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk masih dapat memberikan subsidi silang bagi perorangan dari harga gas sektor industri. 2. Identifikasi penentuan harga Gas Bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk berkaitan dengan fungsi sosialnya, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk; Pertama, Menyediakan Gas Bumi dengan harga yang terjangkau, karena gas merupakan bahan dasar yang sangat berpengaruh terhadap produksi barang-barang jadi, Kedua, untuk konsumen Industri penentuan harga Gas Bumi memang lebih mempertimbangkan kebutuhan bisnis, tetapi keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, yang nantinya digunakan untuk pendistribusian kemakmuran masyarakat dengan pembangunan atau subsidi, Ketiga, Untuk konsumen Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, penentuan harga Gas Bumi lebih mempertimbangkan kelayakan dan kemampuan daya beli masyarakat daripada kebutuhan bisnis bagi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dan Keempat, Memperluas jaringan transmisi dan distribusi, untuk menjaga keterjangkauan gas ke masyarakat.

16 | Adi N.Mahendra.2012

Referensi Agus, Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Amirin, Tatang M. 2000. Menyusun rencana penelitian. Jakarta: Raja Grafindo. Persada. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Bogdan, R.C & Biklen. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn & Bacon. BPH Migas. 2009. Daftar Harga Bahan Bakar Nasional. www.bphmigas.com (diunduh per 31 Okt 2011) Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Creswell, J. W. 1998. Qualitative inquiry and research design : choosing among five tradition. London : Sage Publication. Ermiati. 2010. Analisis Kelayakan Dan Kendala Pengembangan. Bul. Littro , 21 No. 1, 2010, 80 - 92. Instruksi Presiden Republik Indonesia No.17 Tahun 1967 Lincoln, Yvonna S. Dan Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inguiry. Beverly Hills, st edition. Sage Publication. Mankiw, N. G. 2004. Principles of Economics (third ed.). Jakarta: Salemba Empat. Mashuri, Ilham. 2008. Penentuan Tajuk dan Klasifikasi. Moleong, J Lexy . 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya. Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakaya. Nasution. 2006. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. N. K. Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.). 1978. Handbook of qualitative research (pp. 485-499). Thousand Oaks. CA: Sage. PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk . 2010. Laporan Keuangan. Jakarta : PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk . PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2006. Gas bunga rampai info . Jakarta : PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Reksohadipriodjo, Sukanto, Dr dan Pradono,Drs. 1988. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Energi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sitorus. Tulus Burhanuddin, St, Mt . 2002. Tinjauan Pengembangan Bahan Bakar Gas Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Medan : USU digital library. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Transito. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1971 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Prp Tahun 1960 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 TAHUN 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 TAHUN 2001 Tentang Minyak dan Gas bumi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 TAHUN 2007 Tentang Energi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 TAHUN 2007 Tentang Perseroan Terbatas

17 | Adi N.Mahendra.2012

Yin, Robert K. 2003. Studi Kasus: Disain dan Metode. M. Djauzi Mudjakir (Penerjemah). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

18 | Adi N.Mahendra.2012

Anda mungkin juga menyukai