Anda di halaman 1dari 3

ISLAM SEBAGAI SISTEM HIDUP

Negara kita Indonesia, akhir-akhir ini gejolak di dalam negerinya meningkat begitu drastis. Dari kasus korupsi yang tak kunjung usai hingga akhir-akhir ini ada sebuah kasus yang sangat mengejutkan. Yaitu ada seorang anak yang di masukkan ke penjara hanya mencuri sandal jepit. Jika sudah begini siapa yang mau kita salahkan? Apakah aparat penegak hukumnya yang tidak tajam dalam menindak korupsi dan tajam dalam menghakimi rakyat jelata? Apakah pemimpin negeri ini? ataukah sistem hukumnya yang perlu kita rombak? Menrut saya , selain kita membenahi aparat-aparatnya dan sistem hukumnya. Kita juga harus merubah sistem hidup para penegak hukum beserta jajarannya. Di era yang serba berubah ini, orang hidup cenderung sudah terpengaruh oleh budayabudaya kaum yahudi, termasuk para penegak hukumnya. Mereka bekerja yang seharusnya untuk memperjuangkan keadilan tetapi mereka malah memperjuangkan Dunia mereka masing-masing. Harta nomor satu, adil nomor sekian. Mungkin seperti itulah kondisinya sekarang. kita sendiripun cenderung ragu untuk merubah sistem yang sudah ada, padahal di kejauhan sana, ada sekelompok manusia yang sudah menginvestasikan seluruh waktunya untuk menciptakan sistem, mereka adalah orang-orang Yahudi. Sistem yang mereka ciptakan sangat menyeluruh, bahkan mereka sudah mengatur sistem apa yang sama sekali belum kita pikirkan. Mereka menciptakan sistem hidup yang mencakup semua bidang. Mereka ciptakan sistem bukan untuk merapikan, tetapi untuk menghancurkan. Mereka ciptakan sistem riba (bunga) untuk menghancurkan sistem keuangan dunia, namun mereka sendiri tidak menerapkannya. Entah mengapa kita dibuat bangga dengan menerapkan sistem yang mereka buat. Bangga dengan gaya hidup kita yang elite, mengenakan produk-produk berkelas, bangga dapat menghabiskan waktu untuk shopping, watching cinema, yang semua itu sama sekali tidak meningkatkan kualitas diri kita di mata Allah. Dan entah mengapa kita dapat merasa nyaman dengan menerapkan sistem yang mereka buat? Inilah yang seharusnya kita jadikan instrospeksi bagi kita masingmasing. Khususnya bagi kita para mahasiswa. Al-Quran dan Sunnah, keduanya adalah sistem hidup yang integral buatan Allah. Sebagai seorang remaja muslim, seharusnya kita dengan bangga

menerapkannya, karena sesuai dengan apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad S.A.W. Orang-orang Yahudi berhasil membuat sistem tentang nilai kemuliaan manusia. Bahwa, manusia yang sempurna adalah yang memiliki kekayaan yang berserakan di mana-mana. Entah kenapa manusia yang dapat berjalan tegap dan percaya diri adalah mereka dengan setelan pakaian desainer ternama dengan kualitas bahan istimewa, sepatu kulit, jam tangan Rolex atau Timex, berpendidikan tinggi, kendaraan mercy dan sebagainya. Berbagai parameter yang telah mereka standarkan tentang siapa manusia yang mulia itu. Itulah yang mereka ciptakan. Mereka kuasai media massa dan arusnya sehingga dapat mengarahkan berita sesuai kepentingannya, mereka berhasil memproteksi dan memutarbalikkan beritaberita yang keluar dari negeri jajahan yang mereka klaim, Palestina! Lantas manusia mulia yang bertaqwa seperti yang Allah standarkan tidak pernah kita lirik! Kompleks memang permasalahannya, teramat global! Namun jangan membuat kita tidak dapat melakukan hal-hal kecil dan bersifat lokal, yang dapat mengembalikan kita kepada fitrah manusia, yaitu Islam. Islam, dengan kesempurnaan sistem dan aplikasinya, memang butuh proses untuk dijalankan. Tidak layak sebenarnya menyandingkan atau membandingkan kemuliaan sistem Islam dengan sistem-sistem lain buatan manusia. Apakah kita masih merasa malu dengan keislaman kita? Apakah kita masih merasa malu mengenakan jilbab dan menutupi aurat? Apakah kita masih malu mengucapkan salam saat bertemu saudara kita dalam perjalanan? Apakah kita masih malu menasihati saudara kita, menyampaikan partikelpartikel terkecil dari sistem global yang Allah ciptakan, yaitu menyampaikan pada orang lain tentang keindahan Islam, walaupun hanya satu ayat? Rasanya kita harus bersyahadat ulang, agar terus berpikir untuk memperbaiki nilai-nilai keislaman yang ada dalam diri kita. Kembali memperbaiki keyakinan kita pada Allah dan mengajak orang-orang yang kita sayangi agar kembali pada Allah. Menjadikan Islam sebagai sistem hidup memang bukan perkara mudah. Butuh proses, dan Allah lebih menyukai proses daripada hasil. Seperti Allah menyukai amal-amal yang sedikit dan berkelanjutan. Melafadzkan doa saat bersin atau menguap, saat hendak tidur atau bangun tidur, saat makan atau minum, dan sebagainya. Buatlah diri kita merasa nyaman dengan menjalankan amalan-amalan yang Allah perintahkan. Hingga suatu hari nanti kita dapat berpikir dan merasa

betapa beruntungnya kita lahir sebagai muslim, mengenal Islam, dan menjalankan sistemnya Wallahualam bisshawab.

ACHMAD KUNARYO .W TEKNIK SIPIL & LINGKUNGAN 2011

Anda mungkin juga menyukai