Anda di halaman 1dari 6

BAB IV Analisis

IV.1 Interpretasi Perkembangan Diagenetik Semua fitur diagenetik yang diamati dapat dihubungkan dalam sequent relatif. Klorit rim dipresipitasi setelah adanya tahap awal pemadatan mekanis sebelum terjadi pertumbuhan kuarsa berlebih, sebelum klorit mengisi pori, dan sebelum terjadinya penyemenan karbonat. Klorit rim tidak terlihat di antara kontak antarbutir (gambar 7b, d). Selanjutnya, klorit rim dikembangkan dalam dua tahap. Alterasi feldspar dan VRF diinterpretasi terjadi pada waktu yang sama dengan pertumbuhan klorit yang berfungsi sebagai penyuplai ion untuk rims dan pertumbuhan semen.

Gambar11. Paragenesa sequent untuk proses diagenesa utama(Berger, 2009) Semen kuarsa bisa terbentuk sebagai semen yang mengisi pori maupun sebagai idiomorphic quartz outgrowth (gambar 7d). Hal ini, terjadi akibat klorit rims tidak dapat menutupinya, karena presipitasi diagenesa terjadi setelah pembentukan klorit rim. Klorit yang berkembang baik bertindak sebagai penghalang yang efektif untuk menghindari pertumbuhan kuarsa sekunder, meskipun hal ini tidak berlaku terhadap presipitasi. Walaupun demikian, semen karbonat ini bersifat prekompaksional, sangat lokal,

18

dan bersifat tambal sulam, yang berarti tidak akan terlalu mempengaruhi porositas yang sudah ada.

Gambar 12. Hasil BSE untuk sampel sumur 3, dimana pada kontak butir detrital, tidak ada terdapat klorit(Berger, 2009) Dari foto BSE di atas yang meilustrasikan adanya diagenesis sequent,

memperlihatkan bahwa butir kuarsa dan VRF tertuupi oleh klorit rim. Pertumbuhan kuarsa sekunder terjadi akibat bagian ini tidak tertutupi oleh klorit rim(Qo pada gambar). Pada kontak antar butir detrital klorit rim juda tidak ada yang berarti klorit rim belum ada sebelum kompaksi.

IV.2 Pengembangan dan Asal-Usul Batu Pasir Klorit di Sawan Adanya berbagai macam perilaku, komposisi, dan pola distribusi pada semen klorit authigenik reservoir disebabkan oleh berbagai mekanisme dan proses pembentukan endapan. Konsentrasi klorit signifikan pada batu pasir disebabkan oleh adanya kombinasi dari berbagai prose genesa(Ketzer, 2003).

19

1. Penggantian bahan nonlempung, beberapa mineral bisa tergantikan oleh klorit akibat reaksi dengan pori-pori air yang kaya unsur Fe dan Mg, termasuk feldspar(Morad dan Aldaham, 1987 dalam Ketzer 2003). Meskipun reaksi tersebut lebih sering terjadi pada mineral ferromagnetism, seperti: biotit dan amfibol(De Ros et al, 1994 dalam Berger, 2009), dan VRF(Surdam dan Boles, 1979; Remy, 1994 dalam Ketzer, 2003). 2. Penggantian pada mineral lempung prekursor(transformasi). Infiltrasi smektit, smektit auth Replasment dari tanah liat prekursor: disusupi smectites, authigenic smektit, dan unsur Fe 7 yang kaya kaolinit sangat mudah teralterasi menjadi klorit. Transformasi mekanis mekanik dari infiltrasi smektit dan smektit authigenik eogenetik, biasanya terjadi melalui tahapan campuran antara lapisan klorit dan smektit. Dimana smektit trioktahedral akan berubah menjadi klorit dan smektit dioktahedral akan berubah menjadi illit, melalui tahapan campuran lapisan smektit dan illit(Chang et al., 1986 dalam Berger, 2009). Smektit trioktahedral merupakan produk alterasi umum dari material vulaknik, baik pada kondisi marine maupun daratan (De Ros et al., 1997 dalam Berger, 2009). Pada iklim kering eodiagenetik pada sequent kontinen, smektit trioktahedral terbentuk melalui alterasi eogenetik meteorik dari mineral ferromagnetism pada kondisi iklim kering(Walker, 1976; Kesler, 1978; Dixon et al, 1989 dalam Ketzer, 2003) Penggantian unsur Fe, lempung hijau dengan ukuran 7, seperti berthierin, verdin, odinit, dan filit V (Odin, 1988 dalam Berger, 2009), oleh ferroan klorit (kamosit) terjadi jauh di bawah permukaan(Hillier, 1994 dalam Berger, 2009). Lempung 7 terbentuk sebagai singenetik dan eogenetik ooid; sebagai lapisan prekompaktional; dan sebagai matriks di muara, yang membentuk delta, atau pada pusat pengaturan lapisan. Depositional ini ditandai oleh pencampuran antara air meteorik dan air laut. Terjadinya penghancuran kaolinit mesogenetik di lingkungan yang kaya Fe dan Mg, menjadi suplai untuk klorit authigenik. Selain itu, peningkatan kedalaman juga merupakan faktor yang penting(Moraes dan De Ros, 1992 dalam Berger, 2009). 3. Neoformasi disebabkan oleh curah hujan langsung dari pori-pori air. Presipitasi langsung semen klorit dari pori air lebih banyak pada kondisi mesodiagenetik
20

pada batu pasir vulkaniklastik dan batu pasir silikaklstik pada kedalaman yang tinngi. Proses neoformasi umumnya terjadi bersama-sama dengan mineral klorit yang berbeda subtrat(Anjos et al., 2003 dalam Berger, 2009). Sumber ion Mg dan ion Fe untuk klorit authigenik pada reservoir silikakaklastik berupa pelarutan, ferromagnetis, dan butir detrital(De Ros et al., 1994 dalam Berger, 2009); eogenetik bijih besi (Dixon et al., 1989 dalam Berger, 2009); dan lempung (Muncure et al. , 1984 dalam Berger, 2009).

Gambar 13. Skema fasies eodiagenetik dan perubahan mesodiagenetik(Worden dan Mored, 2003) Klorit rim pada batu pasir vulkaniklastik dapat terbentuk melalui presipitasi langsung pori-pori air yang kaya Fe dan Mg. Butiran tertutup oleh transformasi lapisan masih dapat dilapisi oleh rim yang dibentuk oleh presipitasi dari pori-pori air, yang menunjukkan adanya dua tahap proses pertumbuhan(Remy, 1994 dalam Berger, 2009). Pada batu pasir Sawan, tidak terdapat lapisan lempung pradiagensis, lapisan smektit, campuran lapisan mineral, kaolinit, ataupun lempung 7. Sebelum pra-atau saat eodiagenetik rim lempung tidak terdapat pada sampel. Sehingga klorit yang ada dianggap berasal dari presipitasi langsung dari pori-pori air, dan perubahan yang terjadi pada fisiokimia disebabkan
21

oleh adanya gangguan saat pertumbuhan, dan perbedaan tahap morfologi pembentukan klorit rim. Sumber yang paling penting bagi ion Fe, Mg, Si, dan Al untuk diagenesis authigenik klorit di batu pasir Sawan adalah alterasi dan pelarutan dari VRF, feldspar, dan biotit. Dari jumlah keseluruhan kontribusi biotit dan feldspar kurang penting (Tabel 4). Lapisan klorit efektif untuk mempertahankan porositas. VRF merupakan sumber ion untuk presipitasi klori, tetapi tidak cukup tinggi untuk menghancurkan porositas pada deformasi elastis(Bloach et al. 2002 dalam Berger, 2009). Pada batu pasir terdapat 10% VRF mafik dan 65% detrital kuarsa (Pittman et al., 1992 dalam Berger, 2009). Rata-rata terdapat 12% VRF pada batu pasir Sawan. Efek pelestrasian porositas oleh klorit rim tergantung kepada kontinuitasnya dalam menuturi butiran (Morad et al., 2000 dalam Berger, 2009). Overgrowths dan outgrowths kuarsa dalam batu pasir Sawan terjadi karena klorit rimnya tipis dan diskontiniu. (Gambar 7d, 8f). Kemampuan klorit untuk menghambat pertumbuhan kuarsa belum jelas, beberapa penulis mengatakan karena adanya aspek kimia seperti saturasi bawah unsur Si (Billault et al., 2003 dalam Berger 2009); yang lain berpendapat bahwa mekanisme fisik bertanggung jawab untuk pencegahan kuarsa berlebih (Billault et al. , 2003 dalam Berger, 2009). Tetapi, umumnya menganggap bahwa keberadaan klorit rimlah yang menghambat presipitasi kuarsa. Terdapat 2 teori yang menyebabkan kurangnya pertumbuhan kuarsa pada batu pasir yang memiliki komponen klorit, yaitu: 1. Overgrowths kuarsa tidak ada karena belum adanya tekanan(Pittman dan Lumsden, 1968 dalam Berger, 2009). Ini tidak merupakan kasus pada batu pasir Sawan, karena tekanan sudah ada, tetapi overgrowths kuarsa tidak terjadi. 2. Kondisi yang mendukung presipitasi kuarsa, tetapi adanya klorit rim yang menutupi permukaan butir klastik menghambat pertumbuhan kuarsa

sekunder(Heald dan Larese, 1974 dalam Berger, 2009). Kemampuan klorit rim untuk menghambat pertumbuhan ini disebabkan karena klorit rim ini menghambat kontak antar butir detrital.

IV.3 Kontrol Pengendapan dan Kualitas Reservoir

Batu pasir Sawan yang berada pada bagian atas reservoir(sumur 2, yang berada pada kedalaman 3258,6 dan 3264,6 m[10.690,9 dan 10.710,6 kaki]) terendapkan pada saat

22

trasgresi. Batu pasir ini memiliki semen kalsit, klorit Fe, Fe Dolomit yang menghilangkan permeabilitas(tabel 1). Pada sumur 2 ini, pada kedalaman yang 3364,6-3353,02 m (10.710,6-11,000.7 kaki) terisi oleh semen klorit yang melapisi pori, sehingga porositas dan permeabilitas dapat dipertahankan. Lapisan ini merupakan fasies laut dangkal. Lapisan yang berada di bawah lapisan ini tidak menunjukkan adanya semen klorit, sehingga terjadi sementasi kuarsa yang menyebabkan rendahnya porositas dan permeabilitas. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh adanya batas sequent. Dengan kata lain, batu pasir yang terisi oleh semen klorit pada batu pasir Sawan hanya pada bagian yang terendapkan pada laut dangkal.

23

Anda mungkin juga menyukai