Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali diberitakan mengenai penggunaan formalin dalam bahan makanan seperti bakso,

mie basah, ikan asin, tahu dan lain-lain tanpa memperhatikan bahaya formalin pada makanan yang akan kita konsumsi tersebut. Ada baiknya, kita harus waspada terhadap bahaya formalin , karena formalin digunakan untuk bidang industri bukan untuk makanan. Bahaya formalin pada makanan mungkin tidak bisa langsung kita rasakan. Tetapi akumulasi asupan formalin ke dalam tubuh kita bisa menyebabkan berbagai penyakit serta gangguan dan kerusakan organ tubuh dalam jangka panjang. Bahaya formalin pada makanan yang kita konsumsi dalam jangka panjang berpotensi untuk merusak hati, pankreas, limpa, ginjal, otak serta menyebabkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Formalin juga dapat menimbulkan keracunan akut yang mengakibatkan korban menderita perasaan mual dan muntah seta vertigo. Bahaya formalin pada makanan juga dapat menimbulkan kerusakan hati dan saraf, kebutaan, serta berpotensi menurunkan kanker pada keturunan selanjutnya. Bahaya formalin pada makanan bahkan dapat juga menyebabkan kemandulan serta gangguan saluran pencernaan. Bahaya formalin pada makanan seharusnya tidak hanya menjadi perhatian dari masyarakat saja, tetapi pemerintahpun seharusnya mulai memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi penggunaan formalin sebagai pengawet makanan. Mungkin karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya formalin pada makanan, hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan besar. Dalam hal ini, pemerintah bisa memberikan penyuluhan-penyuluhan baik kepada masyarakat luas maupun para produsen makanan mengenai bahaya formalin pada makanan, ciri-ciri makanan berformalin dan hal lain yang terkait sehingga masyarakat lebih sadar dan waspada.Menindak tegas mereka yang sengaja menggunakan formalin pada makanan juga harus merupakan langkah konkret pemerintah dalam menyikapi bahaya formalin pada makanan. Setelah kita tahu bahaya formalin pada makanan, sebaiknya kita lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Sedapat mungkin hindari makanan berformalin dengan cara mengenali makanan yang berformalin dan tidak; dimana makanan berformalin memiliki ciri dan bau khas dibanding dengan makanan yang tidak berfromalin. Tetap waspada!

Konotasi formalin menjijikkan lantaran sebagian kegunaannya yang sangat melekat dengan pengawetan mayat manusia. Namun kandungan formalin di dalam bahan makanan manusia tidak hanya menjijikkan juga sangat berbahaya bagi kehidupan konsumennya. Menurut hasil penelitian, formalin sudah bertahun-tahun menjadi mitra bahan makanan manusia, seperti mie basah, bakso, tahu, ikan asin, bahkan daging dan ikan segar. Rupanya penyalahgunaan bahan kimia tersebut telah merajalela dari kota sampai ke dusun, dari industri rumah tangga sampai ke perkampungan nelayan.

Kenapa para produsen melakukan hal serendah itu kepada para konsumen? Motivasi utamanya tentu, mencari keuntungan dengan cara mudah. Sebab, bahan makanan yang diberi formalin bisa tahan lama. Dan harga formalin relatif murah, dapat diperoleh pada kios-kios atau toko penjual bahan kimia. Namun hari-hari ini, karena meluasnya pemberitaan tentang penggunaan formalin, para produsen bahan makanan menderita rugi yang tidak terkira. Kerugian tidak hanya diderita oleh produsen yang tak bertanggung jawab, tetapi juga produsen yang menjauhi formalin. Boleh jadi para produsen kelompok pertama, tidak sadar bahkan tidak tahu, tentang bahaya formalin bagi kelangsungan hidup manusia. Efeknya sangat merusak pada sebagian besar anggota tubuh yang vital setelah selama 10 tahun mengkonsumsi formalin terus menerus. Pantas jika produsen yang sengaja memasukkan formalin ke dalam produk mereka dikenai sanksi hukum yang berat. Sebab, ditilik dari kefatalan akibat mengkonsumsi kandungan formalin, mereka bisa digolongkan telah melakukan kejahatan kemanusiaan. Sebagai langkah pencegahan, pemerintah atau siapa pun, berkewajiban menyebarluaskan bahaya penggunaan formalin di dalam bahan makanan. Efek jera juga perlu dikenakan kepada para produsen yang tidak bermoral. Kenapa formalin bisa diperoleh dengan mudah di kios-kios, bahkan sampai di desa nelayan? Soalnya, selama ini, Departemen Perdagangan hanya mengatur tata niaga formalin impor, tetapi tidak pada formalin produksi dalam negeri. Formalin buatan dalam negeri beredar bebas, karena tata niaganya tidak diatur dan dikontrol. Belakangan, setelah penyalahgunaan formalin merebak, Departemen Perdagangan menyadari perlunya peraturan yang menata ulang tata niaga formalin. Di tengah gejolak formalin, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) merasa lega karena berhasil memotong mata rantai pasokan bahan kimia berbahaya tersebut. Formalin memang digunakan oleh rumah sakit untuk mengawetkan mayat, bukan makanan. Karena itu, tepat dan benar, jika pemerintah mengawasi secara ketat peredaran formalin. Agaknya bahaya formalin pada makanan mendorong munculnya inisiatif untuk menghasilkan test kit (kertas penguji). BPOM menganjurkan penggunaan kertas penguji agar konsumen terhindar dari bahan makanan yang mengandung formalin. Adakah sanksi hukum bagi produsen bahan makanan yang terbukti menggunakan formalin? Secara eksplisit tidak ada hukum tertulis yang mengatur sanksi hukum bagi kejahatan penyalahgunaan formalin. Namun jika ditilik dari kerusakan yang ditimbulkan, mereka patut menerima sanksi hukum, atau paling tidak, sanksi moral dari masyarakat. Hanya cara itu membuat mereka jera. Sanksi hukum atau moral mestinya tidak hanya dikenakan kepada para penyalahguna formalin, tetapi juga pada produsen atau penjual bahan pengawet makanan dan pewarna yang membahayakan kesehatan manusia, terutama anak-anak. Sekarang bahan-bahan seperti itu juga beredar luas dan dijual bebas sampai ke desa-desa.

Sebenarnya tidak ada yang salah pada formalin. Formalin yang digunakan secara tepat bisa bermanfaat bagi manusia, bukan malah membahayakan kehidupannya. Namun orang-orang yang tidak bertanggung jawab telah menggunakan formalin untuk meraih keuntungan diri sendiri, mengabaikan keselamatan orang lain. Banyak sekali makanan yang mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya. Padahal ketajaman pikiran seseorang tergantung pada isi perutnya. (Berita Indonesia 08)

A. Formalin Formalin merupakan hasil senyawa kimia antara formaldehide (37%) dan methanol (15%). FORMALIN adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekita 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. B. Penggunaan Formalin

Kegunaan formalin yang sebenarnya adalah, antara lain, untuk pengawetan mayat, plitur, pembunuh hama dan lalat, perekat produk kayu lapis, pengawetan produk kosmetik dan bahan pembuatan pupuk urea. Sengaja atau tidak, formalin telah diselewengkan, menyimpang dari kegunaannya yang sebenarnya. Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu dan disinfektan untuk peralatan rumah sakit serta untuk pengawet mayat. Formalin dilarang digunakan sebagai pengawet ringan.
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia. Bila tertelan formalin sebanyak 30 ml (sekitar dua sendok makan), maka akan menyebabkan kematian.

Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare. Lalu kemungkinana terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf, dan ginjal.

Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah, kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan rasa gatal di dada. Bila dikonsumsi menahun dapat menyebabkan kanker.

C. Penyalahgunaan Formalin D. Formalin dalam makanan E. Bahaya Formalin

Menurut para ahli, efek konsumsi formalin sangat fatal, terutama pada saluran pernafasan; sesak nafas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan. Pada saluran pencernaan; iritasi lambung, mual, muntah dan mules. Pada paru-paru; radang paruparu. Pada syaraf; sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi, dan mudah lupa. Pada organ reproduksi; kerusakan testis dan ovarium, gangguan menstruasi dan infertilisasi sekunder. Sedangkan pada mata; iritasi, merah dan berair sampai kebutaan. Pada kulit; iritasi, kemerahan seperti terbakar. Hidung mimisan, juga bisa terjadi kerusakan hati dan ginjal.

F. Faktor2 yang mendorong digunakannya formalin

Anda mungkin juga menyukai