Laporan
Laporan
Ibukota Negara merupakan Cerminan Utama dari Tingkat Kehidupan di Suatu Negara
Ibukota negara selalu menjadi tolok ukur bagi Kehidupan perkotaan di suatu negara karena jika dilihat dari hirarki perkotaannya, ibukota negara selalu menempati posisi paling atas. Itulah mengapa jika ingin berkunjung ke suatu negara, maka ibukota negara selalu menjadi salah satu destinasi kunjungan yang tidak boleh dilewatkan. Sebagai contohnya kehidupan Negara Indonesia selalu tercerminkan oleh kehidupan yang ada di Kota Jakarta, Negara India dicerminkan oleh Kota New Delhi, dan begitu seterusnya pada negara negara lainnya. Prinsip ini sepertinya yang dipegang oleh Negara Thailand dalam mengembangkan wilayahnya. Kota Bangkok merupakan ibukota negara Thailand yang termasuk kota besar di negara ini dengan hirarki perkotaan yang menempati posisi paling atas. Jantung perekonomian Negara Thailand dirasakan ada di Kota Bangkok ini. Dengan demikian Kota Bangkok selalu menjadi perhatian utama dalam perkembangan kota dan banyak penduduk Thailand yang menggantungkan kehidupannya di Kota Bangkok ini. Pada Tanggal 16 21 April 2012 kemarin, sebanyak 23 mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro melakukan KKL ( Kunjungan Kerja Lapangan) di Negara Thailand khususnya di Kota Bangkok dan Pattaya. Kedua kota ini menjadi destinasi tujuan kami karena pada kedua kota inilah yang mampu mencerminkan kehidupan yang ada di Negara Thailand. Disini kami belajar banyak mengenai kehidupan perkotaan di kedua kota ini dan banyak lesson learned yang
bisa kami ambil. Saya yang termasuk ke dalam rombongan KKL ini ingin menyampaikan impresi yang saya rasakan selama seminggu berkunjung ke negara ini.
Selain kesan cuaca panas, kesan yang dirasakan sampai saat ini adalah keberadaan Skytrain yang benar benar membedakan kota Bangkok dengan Kota Jakarta ataupun Kota Semarang. Skytrain ini dirasakan memang benar benar mampu menjadi obat ampuh dalam mengatasi kemacetan yang ada di Kota Bangkok ini. Skytrain ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk melihat kondisi Bangkok secara keseluruhan dari view yang berbeda. Desain pembuatannnya pun benar benar diperhatikan sehingga kesan nyaman dan highclass sangat dirasakan jika menaiki salah satu transportasi masal yang ada di Kota Bangkok ini. Keberadaan turis dari berbagai negara yang ada disetiap sudut Kota Bangkok juga mampu menarik perhatian selama berkunjung ke Kota ini. setiap kawasan yang ada di Kota Bangkok ini selalu terdapat keberadaan turis baik dari Negara negara Barat, India, China, bahkan Indonesia juga menjadi turis yang dominan di negara ini. keberadaan banyak turis ini mampu mengindikasikan bahwa promosi dari daya tarik yang dibuat oleh setiap obyek pariwisata yang ada ini cukup berhasil. Salah satu contoh lokasi yang sering di datangi oleh turis ketika waktu akhir pekan adalah pasar Chatujak. Banyak turis yang datang ke pasar yang merupakan pasar terbesar di Negara Thailand ini. Selain itu, contoh lainnya adalah MBK center yang notabenenya berupa Mall yang hampir disetiap negara memilikinya tetapi negara Thailand ini tetap banyak didatangi turis asing. Inilah yang menjadi pertanyaan terbesar yang ada di otak saya mengapa hanya sebuah Mall tetapi mampu menjadi obyek wisata yang banyak didatangi turis asing.
Pasar Chatujak yang Selalu didatangi oleh Turis dari berbagai negara (21-04-12)
mampu meminimalisir kemacetannya sedangkan Jakarta masih sedikit. Jika di Jakarta kita menemukan taman kota yang tidak terawat maka di Bangkok juga kita menemukan taman kota namun dengan kondisi yang sudah terawat dengan baik. Kondisi kondisi seperti inilah yang mengidentifikasikan konteks selangkah lebih maju yang dimiliki Kota bangkok. Kesan kesamaan kondisi keruangan ini terlihat dari kondisi fisik perkotaannya. Kedua kota ini memiliki banyak gedung gedung bertingkat yang gaya arsitekturnya dan penataan letaknya hampir sama di mana disepanjang jalan utama menjadi kawasan komersil. Banyak PKL yang berjualan di pinggir jalan yang ada di kedua kota ini juga mencerminkan persamaan kedua kota ini
. Selain kondisi seperti di atas, kondisi yang cukup melekat dengan Kota Jakarta adalah kriminalitas yang ada. Apakah kondisi seperti demikian juga sama dirasakan di Bangkok? Saya rasa tidak. Menurut kesan yang di dapat, Kota Bangkok terlihat lebih aman dibandingkan dengan Kota di Jakarta. Saat
menggunakan angkutan masal seperti bus umum atau ketika berjalan kaki di
pedestrian Kota Bangkok, tidak terlihat adanya terlihat kondisi buruknya yang tingkat
mengidentifikasikan
keamanan di Kota Bangkok. Kota Bangkok ini bahkan menaruh pengumuman di lokasi strategis yang berisikan peringatan sosial tentang kriminalitas yang pernah terjadi.
Peringatan Keamanan di Pasar Chatujak dan MBK
kehidupan malam dan sextourismnya yang ada di Pattaya yang semuanya sangat berpotensi dalam menggerakan perekonomian negara Thailand ini dari sektor pariwisata. Pengolaan wisata disini sangat baik dimana pemerintah sendiri menetapkan berbagai tempat tempat yang wajib dikunjungi seperti VSK Gems Factory and Leather Factory oleh turis apabila menggunakan travel disana. Jika di bandingkan dengan Indonesia, misalnya untuk menuju Pantai Bandengan yang ada di Jepara saja cukup mengalami kesulitan. Tidak ada papan petunjuk sama sekali untuk menuju Pantai Bandengan dan kondisi Jalan menuju pantai ini juga tidak cukup baik dan kondisi penerangan juga sangat kurang dimalam hari. Padahal Pantai ini tidak kalah bagusnya dengan Pantai di Pattaya, sama sama memiliki pasir yang putih. Sayangnya manajemen pengelolaan Pantai di Pattaya sangat lebih baik dibandingkan dengan Pantai Bandengan. Seharusnya, Pemerintah Indonesia juga wajib mengembangkan pariwisata seperti ini jika pemerintah pusat dan pemerintah setiap daerah serius mengembangkan obyek wisata yang ada di wilayahnya masing masing.
Banyak Turis yang Datang, namun Masyarakat Masih Sulit Berbicara Bahasa Inggris
Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Negara Thailand dalam pengembangan wisatanya ini adalah masyarakatnya yang kurang pintar untuk diajak komunikasi dengan turis yang ada. Meskipun Bangkok merupakan kota turis, tetapi cukup banyak masyarakat yang masih kurang paham jika diajak berbahasa Inggris. Hal ini sangat menyulitkan sekali bagi para turis yang mengalami kesulitan di jalan dan ingin menanyakan sesuatu. Sebagian besar masyarakat hanya mampu berbahasa Thai. Hal ini terlihat ketika kelompok transportasi ingin menaiki Tuk-Tuk untuk menuju National Stadion, pasif sekali pengendara tuk-tuk dalam diajak berbahasa inggris ini. Kekurangan seperti ini yang menurut saya menghambat perkembangan wisata yang ada di Thailand. Kondisi di Indonesia lebih baik daripada di Thailand ini karena pendidikan di Indonesia ini telah diajarkan pendidikan bahasa Inggris dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Kesulitan masyarakat Thailand berbahasa inggris ini diawali oleh pola pikir yang tertanam atas ketidakperdulian mereka akan pentingnya bahasa Inggris, mereka merasa sangat sulit untuk berbicara bahasa inggris karena tutur kata dan ucap mulut yang sangat berbeda.
transportasi umum yang sama dimana kedua Kota ini sama sama memiliki jumlah penduduk di atas 9 juta jiwa. Akan tetapi di tahun 2012 ini, kemacetan di Kota Bangkok dirasakan lebih baik dibandingkan dengan Kota Jakarta. Kemacetan di Kota Bangkok ini terjadi ketika berada di jam puncak/ jam sibuk yaitu sekitar pukul 07.00 10.00 dan 16.00 19.00. Sedangkan di Jakarta, kemacetan sering terjadi disetiap waktu. Kemacetan merupakan permasalahan yang paling sering terjadi di Kota Kota yang berada dalam negara berkembang. Untuk menangani permasalahan ini yang dibutuhkan adalah perencanaan partisipatif dimana antara pemerintah sebagai pemegang otoritas dan masyarakat sebagai obyek perencanaan harus saling bekerja sama. Di Kota Bangkok ini sangat terlihat bentuk integrasi antara pemerintah dengan warganya. Pemerintah Bangkok (BMA) ini sangat serius dalam mengembangkan transportasi umum di sini dan masyarakat juga sangat merespon baik dari adanya keberadaan transportasi yang ada. Sepengetahuan saya, Transjakarta pernah menjadi Banchmarking Pemerintah Bangkok dalam pengembangan BRT di sana. Namun, di 2012 ini saya rasa Pemerintah Jakarta kini yang seharusnya meniru perkembangan transportasi masal yang ada di Bangkok ini. Jika menaiki transportasi masal yang ada di Kota Bangkok, kesan yang di rasakan adalah kenyamanan selama perjalanan bahkan untuk transportasi sekelas bus umum maupun Khlong. Kenyamanan ini dirasakan dari kondisi transportasinya sendiri yang sangat bersih dengan pelayanan penunjang yang tersedia dengan baik. Jika naik skytrain, jangan pernah takut untuk tersesat, karena disetiap shalter pemberhentian selalu tersedia papan informasi baik berupa peta rute ataupun nama shelter tersebut. Jika kondisi transportasi di Jakarta seperti yang ada di Kota Bangkok, saya yakin masyarakat juga akan tertarik untuk menggunakannya. Oleh karena itu saya berharap Pemerintah Kota Jakarta mau belajar bagaimana Kota Bangkok bisa mereduksi kemacetan dengan penyediaan kendaraan umum masal.
Skytrain
Khlong
MRT
mengindikasikan bahwa taman di Kota Bangkok memang sangat nyaman untuk didatangi. Taman Lumpini ini sangat
tepat sekali dijadikan sebagai tempat refreshing untuk mengimbangi kehidupan Kota Bangkok yang sangat padat.
Salah satu hal yang berbeda dari Negara Thailand dengan Negara Indonesia adalah negara Thailand ini melegalkan adanya sextourism. Pemerintah Thailand memanfaatkan sextourism ini sebagai salah satu potensi negaranya bisa berkembang. Dari dasar itulah yang menyebabkan mengapa di Negara Thailand banyak yang
Kabaret Pattaya yang sangat terkenal
melakukan transgender dengan asas HAM. Di Kota Pattaya ini salah satu daya tarik wisata yang di tampilkan selain pantainya adalah
10
pertunjukan Kabaret yang sangat terkenal itu. Keberadaan sextourism sebenarnya tergantung dari kebudayaan dan kepercayaan dari setiap negara dan Negara Thailand memilih untuk melegalkan sextourism ini. Hal ini sangat bertentangan sekali dengan kondisi di Indonesia yang sangat menentang adanya tidakan pornografi dan pornoaksi.
Kesimpulan
Dari pengalaman KKL di Negara Thailand selama seminggu ini, maka berbagai kesimpulan dari berbagai kesan yang saya dapat adalah sebagai berikut: Keseriusan pemerintah Kota Bangkok (BMA) mengembangkan sistem transportasi umum sangat patut untuk ditiru oleh pemerintah Indonesia. Kemajuan kota Bangkok dalam meminimalisir kemacetan ini merupakan salah satu potensi terbesar untuk mengembangkan kotanya Selain pengembangan sistem transportasi umum, yang mampu menjadi lesson learned bagi Pemerintah Indonesia adalah manajemen pengolaan pariwisata yang ada di Negara Thailand ini. Perkembangan wisata di Negara Thailand ini sangat membuktikan bahwa pemerintah di sana sungguh sungguh dalam mengelola potensi yang mereka miliki. Kemajuan wisata ini setidaknya mampu menjadi roda perekonomian Negara Thailand setelah pertanian dan perdagangan. Salah satu yang mengindikasikan Kota Bangkok lebih maju dari Kota Jakarta adalah keberadaan turis yang selalu ada di setiap kawasan di Kota Bangkok. Jika Kota Jakarta ingin seperti ini, maka banyak pembenahan pembenahan yang harus dilakukan mulai dari sarana dan prasarana perkotaannya hingga manajemen pengolaan pariwisata yang ada. Masyarakat Kota Bangkok cenderung lebih tertib dibandingkan dengan Kota Jakarta, akan tetapi kekurangan yang dimiliki masyarakat Kota Bangkok adalah kesulitan dalam melakukan percakapan dengan menggunakan bahasa inggris. Padahal Kota Bangkok identik dengan kota turis tetapi masyaakat di sana dirasakan belum sepenuhnya siap akan keberadaan turis.
11