Anda di halaman 1dari 99

PEMBEKALAN KKS DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENANGGUNG JAWAB KKS KEDOKTERAN


Visi
1.

2.

Jangka pendek :agar mahasiswa dalam melaksanakan KKS di puskesmas yang merupakan UPT dari Dinas Kesehatan Kota Medan mendapat gambaran tentang segala sesuatu yang akan mereka laksanakan selama KKS di puskesmas. Jangka panjang : sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang akan menjadi pemikir di bidang kesehatan nantinya memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Misi : Untuk mencapai visi di atas maka dilakukan pembekalan kepada mahasiswa KKS Kedokteran dan Kedokteran Gigi di Ladikkes Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai berikut : 1. Materi yang diberikan : a. Memperkenalkan struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan

STRUKTUR DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN


NOMOR 3 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

Dinas
Sekretariat

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Sub Bagian Penyusunan Program

Kelompok Jabatan Fungsional

Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Bidang Bidang Pengembangan Sumber DayaKefarmasian Jaminan dan Manusia Kesehatan Sarana Kesehatan

Seksi Kesehatan Dasar

Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Seksi Pendidikan dan Pelatihan

Seksi Kefarmasian Seksi Jaminan Kesehatan

Seksi Seksi Kesehatan Rujukan Wabah dan Bencana

Seksi Seksi Kesehatan KhususKesehatan Lingkungan UPT

Seksi Registrasi dan akreditasi

Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

Cont. Misi b. Membekali tentang : Upaya kesehatan wajib , upaya-upaya pengembangan, upaya-upaya penunjang dan azas penyelenggaraan puskesmas yang merupakan kebijakan Depkes RI untuk terwujudnya Indonesia Sehat 2010.

Upaya kesehatan wajib :


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Upaya promosi kesehatan Upaya kesehatan lingkungan Upaya KIA dan KB Upaya perbaikan gizi masyarakat Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Upaya pengobatan Upaya pencatatan dan pelaporan

Upaya kesehatan pengembangan


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Upaya kesehatan sekolah Upaya kesehatan olahraga Upaya perawatan kesehatan masyarakat Upaya kesehatan kerja Upaya kesehatan gigi dan mulut Upaya kesehatan jiwa Upaya kesehatan mata Upaya kesehatan usia lanjut Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib

Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan di puskesmas dalam pelaksanaan upaya-upaya dimaksud. Standar pelayanan minimal menuju Indonesia Sehat 2010

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN


NO 1 JENIS PELAYANAN Kesehatan Ibu dan Bayi INDIKATOR a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 b. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan c. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk d. Cakupan kunjungan neonatus e. Cakupan kunjungan bayi f. Cakupan BBLR yang ditangani 2
TARGET

95% 90%

100% 90% 90% 100%

Kesehatan anak prasekolah a. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang 90% dan usia sekolah anak balita dan prasekolah b. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa 100% SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/ guru UKS/ dokter kecil c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja 80%

Cont.. 3. 4. 5. 6. Keluarga berencana Imunisasi Pengobatan / perawatan Kesehatan jiwa Cakupan peserta aktif KB Desa/ Kelurahan UCI a. Cakupan rawat jalan b. Cakupan rawat inap Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum b. Balita bawah garis merah 8. Gizi a. Cakupan balita mendapat kapsul vit A 2x pertahun b. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 70% 100% 15% 1,5% 15%

7.

Pemantauan pertumbuhan balita

a. Balita naik berat badannya 80% < 15% 90% 90%

c. Cakupan pemberian MP-ASI 100% pada bayi BGM dari GAKIN d. Balita gizi buruk mendapatkan perawatan 100%

Cont. 9. Obstetrik dan Neonatal emergensi dasar dan komprehensif

a. Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus b. Ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang ditangani c. Neonatal resiko tinggi/ komplikasi yang ditangani

80% 80% 80%

10. 11.

Gawat darurat Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB dan gizi buruk

Sarana kesehatan dengan kemampuan 90% pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat

a. Desa / Kelurahan mengalami KLB yang ditangani< 24 jam b. Kecamatan bebas rawan gizi

100%

80%

12. 13. 14. 15.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate per 1 Polio 100.000 penduduk < 15 tahun Pencegahan dan pemberantasan penyakit Kesembuhan penderita TBC, BTA TB Paru positif Pencegahan dan pemberantasan penyakit Cakupan balita dengan pneumonia ISPA yang ditangani Pencegahan dan pemberantasan penyakit a. Klien yang mendapatkan HIV-AIDS penanganan HIV-AIDS >85% 100% 100%

b. Infeksi menular seksual yang diobati 100%

Cont.
16. 17. 18. 19. 20. 21. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare Kesehatan lingkungan Pengendalian vektor Hygiene sanitasi di tempat umum Penyuluhan perilaku sehat Penderita DBD yang ditangani Balita dengan diare yang ditangani Institusi yang dibina 80% 100% 70%

Rumah/ bangunan bebas jentik nyamuk >95% aedes Tempat umum yang memenuhi syarat a. Rumah tangga sehat b. Bayi yang mendapat ASI eksklusif c. Desa dengan garam beryodium baik d. Posyandu Purnama 80% 65% 80% 90% 40% 15%

22.

Penyuluhan, pencegahan, dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA berbasis masyarakat

Upaya penyuluhan P3 NAPZA oleh petugas kesehatan

23.

Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan b. Pengadaan obat esensial c. Pengadaan obat generik

90% 100% 100%

Cont.. 25. Penyelenggaraan pembiayaan untuk Cakupan jaminan pemeliharaan 80% pelayanan kesehatan perorangan kesehatan prabayar 26. Penyelenggaraan pembiayaan untuk Cakupan jaminan pemeliharaan 100% keluarga miskin dan masyarakat kesehatan keluarga miskin dan rentan masyarakat rentan 27. Kesehatan kerja 28. Kesehatan usia lanjut 29. Gizi Cakupan pelayanan kerja pada pekerja formal Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut 80% 70%

Cakupan wanita usia subur yang 80% mendapatkan kapsul yodium Donor darah diskrining terhadap 100% HIV-AIDS Penderita malaria yang diobati Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) Kasus filariasis yang diobati 100% >90% 90%

30. Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS 31. Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria 32. Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta 33. Pencegahan dan pemberantasan penyakit filariasis

Manajemen

Puskesmas (perencanaan = POA & Microplanning, pelaksanaan dan pengendalian = Microplanning) serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Sistematika kegiatan pelaporan

2. 3.

Diawal pembekalan akan dilaksanakan pretest Mahasiswa diharuskan membuat laporan tertulis masing-masing grup sesuai dengan apa yang mereka lihat dan lakukan di puskesmas dengan mendiskusikan dengan Ladikkes Dinas Kesehatan Kota Medan.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NO 128/MENKES/SK/II/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Latar belakang
Untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu : melindungi segenap bangsa Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu cara perwujudan tersebut, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan menyeluruh bagi masyarakat, hal ini sejalan pula dengan visi dari pembangunan kesehatan yang ingin dicapai dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara adil dan merata untuk menuju Indonesia Sehat 2010 .

Pengertian, Fungsi dan Tujuan Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usahausaha kegiatan pokok. Fungsi dan Tujuan Puskesmas Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan Memberdayakan masyarakat dan memberdayakan keluarga. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi :

a. b.

Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan masyarakat

Visi dan Misi Puskesmas

Visi Puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat. Indikator kecamatan sehat, antara lain sebagai berikut :

Indikator lingkungan sehat Indikator perilaku sehat Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu Indikator derajat kesehatan yang optimal.

Empat misi Puskesmas, yaitu : Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Upaya Penyelenggaraan Puskesmas

Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni :

Upaya Kesehatan Wajib.


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan Upaya Pencatatan dan Pelaporan

Upaya Kesehatan Pengembangan


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Olahraga Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Azas Pertanggung Jawaban Wilayah 2. Azas Pemberdayaan Masyarakat. 3. Azas keterpaduan Keterpaduan lintas sektoral Keterpaduan lintas program 4. Azas rujukan Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat.
1.

Ad1. Promosi Kesehatan


Tujuan : Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku hidup sehat Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan Posyandu. Kegiatan : Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, Posyandu dan sebagainya. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet dan brosur. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain berupa gotong royong dan olah raga.

POSYANDU
Tingkatan Posyandu dibagi 4 strata : Pratama Madya Purnama Mandiri KEGIATAN : 1. KIA 2. KB 3. IMUNISASI 4. PERBAIKAN GIZI 5. PENANGGULANGAN DIARE

BALITA;

10,6 % BAYI ; 2,5 % BULIN ; 2,6 % BUMIL ; 2,7 % BUTEKI ; 3,5 % BUFAS ; 2,65 %

Ad2. KESEHATAN LINGKUNGAN


INDIKATOR : Sarana air bersih Sarana Pembuangan Kotoran Penyehatan lingkungan Pemeriksaan TPS/TPA Pemeriksaan Sanitasi RS Pembinaan DPLS (Daerah Percontohan Lingkungan Sehat) Pembinaan Sekolah Sehat

No. Program

Sasaran

Target Angka % 90 90 90 65 100 100

Pencapaian Angka %

Keterangan

1 2 3 4 5 6

Sarana air bersih Sarana Pembuangan Kotoran Penyehatan lingkungan Pemeriksaan TPS/TPA Pemeriksaan Sanitasi RS Pembinaan DPLS (Daerah Percontohan Lingkungan Sehat) Pembinaan Sekolah Sehat

100

Ad3. KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KB

PENGERTIAN KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan Balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya.

INDIKATOR 1. K1 2. K4 3. Resti 4. Kunjungan Neonatus 5. Persalinan Nakes 6. KPKIA 7. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah 8. Pembinaan GSI

No

Program

Sasaran

Target Angka % 95 95 20 90 90 100 90

Pencapaian Angka %

Keterangan

1 K1 2 K4 3 Resti 4 Kunjungan Neonatus 5 Persalinan Nakes 6 KPKIA 7 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah 8 Pembinaan GSI

100

Ad 4. PERBAIKAN GIZI

Di Indonesia masalah yang cukup berat dan komplit,karena keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi. Permasalahan gizi di Indonesia adalah : defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A dan defisiensi yodium (gondok dan kretin), anemia.
SKDN BALITA GIZI KELUARGA NCHS KADARZI BUMIL BUFAS

SKDN
6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 JAN M A R T M EI JUL S EP T NOV R a ta r a ta S K D N

Penilaian SKDN
Keterangan : N/D : Status Gizi Target : 80 % D/S : Peran serta Masyarakat Target : 76 % N/S : Efektifitas Kegiatan Target : 40 % D/K : Kesinambungan program Target : 70 % K/S : Cakupan program Target : 85 %

Laporan Gizi
No. Program Sasaran Target (%) Pencapaian Angka 1 Pemberian Vit A Bayi Balita Bufas 2 Pemberian Tablet Fe Bumil 90 90 80 90 % Keterangan

Ad 5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


Pengertian

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit penyakit lainnya ke manusia sehat.

1. IMUNISASI

INDIKATOR
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

BCG Polio 1 Polio 4 Campak Hepatitis > 7 hr Hepatitis < 7 hr DPT Hb 1 DPT Hb 2 DPT Hb 3

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Program BCG Polio 1 Polio 4 Campak Hepatitis > 7 hr Hepatitis < 7 hr DPT Hb 1 DPT Hb 2 DPT Hb 3

Sasaran

Target Angka 95 91 85 90 75 75 95 90 85 %

Pencapaian Angka %

Keterangan Tercapai/ tidak tercapai

2. TB PARU

INDIKATOR
1. 2. 3. 4.

TB Paru BTA (+) sembuh Cakupan penderita TB paru Konversi Error rate

No.

Program

Sasaran

Target (%) >85 70 80 <5

Pencapaian Angka %

Keterangan

1 2 3 4

TB Paru BTA (+) sembuh Cakupan penderita TB paru Konversi Error rate

3. DEMAM BERDARAH 4. POLIO 5. ISPA 6. DIARE 7. HIV AIDS 8. MALARIA 9. FILARIASIS 10. HISTOMIASIS 11. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL 12. KUSTA

AD 6. PENGOBATAN
10

PENYAKIT TERBESAR

Upaya kesehatan pengembangan


1. Upaya

kesehatan sekolah 2. Upaya kesehatan olahraga 3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat 4. Upaya kesehatan kerja 5. Upaya kesehatan gigi dan mulut 6. Upaya kesehatan jiwa 7. Upaya kesehatan mata 8. Upaya kesehatan usia lanjut 9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Upaya Kesehatan Sekolah

Dalam Pasal 45 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan, kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah.

TUJUAN Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal Tujuan Khusus Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswa, yang mencakup : 1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, di rumah tangga maupun dilingkungan masyarakat. 2. Sehat fisik, mental maupun sosial. 3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan NAPZA.

Upaya kesehatan olahraga


Upaya

kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dalam Pasal 46 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan Kesehatan olahraga diselenggarakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui kegiatan olahraga.

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan R I No: 128 / Menkes / SK / II /Tahun 20 0 4 tentang kebijakan dasar puskesmas, upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan penunjang yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu,keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidak mampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu, belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudahmemanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut.

Upaya Kesehatan Kerja


Menurut

kebijakan tehnis Program Kesehatan kerja (Dep.Kes R I, 20 0 2) kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secara sehat dengan produktivitas yang optimaltanpa membahayakan diri,keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu kegiatan dari Puskesmas dalam rangka melaksanakan salah satu program pokok Puskesmas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada keluarga serta masyarakat di wilayah kerjanya, secara menyeluruh baik pelayanan promitif (peningkatan kesehatan/penyuluhan), kegiatan pencegahan (preventif), kegiatan pengobatan (kuratif), dan kegiatan pemulihan kesehatan gigi dan mulut (rehabilitatif). Selain itu puskesmas juga melaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

Upaya kesehatan jiwa

1.

2. 3. 4.

Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas telah mulai dikembangkan sejak lama baik secara khusus maupun terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, dengan kegiatan sesuai Pedoman Kerja Puskesmas adalah sbb : Pengenalan Dini Kasus Gangguan Jiwa (Early Detection), meliputi : Gangguan Psikosis, Gangguan Kecemasan, Gangguan Depresi, Retardasi Mental, Gangguan Psikosomatik atau Psikofiologik, Gangguan Penggunaan Zat, Gangguan pada Anak dan Remaja (Gangguan tingkah laku, Gangguan pemusatan perhatian / sindom hiperkinetik, Gangguan perkembangan spesifik) dan Epilepsi. Memberikan upaya pertolongan pertama pada kasus-kasus gangguan Jiwa (Primary Treatment). Kegiatan rujukan yang memadai (Adequate referral). Melaksanakan terapi lanjutan (follow up) terhadap kasus jiwa yang sudah selesai perawatan di RSJ untuk meringankan beban pasien.

Upaya Kesehatan Mata


1. 2. 3.

4.

Tujuan pelayanan kesehatan mata secara umum adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan mata dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya masyarakat. Secara khusus tujuannya adalah : Menurunkan angka kebutuhan dari 1,5 % pada tahun 2000 menjadi 1,0%pada tahun 2010 dan 0,5 % pada tahun2020 . Meningkatnya kesadaran, sikap danprilaku masyarat terhadap kesehatan Indera Penglihatan. Meningkatkan jangkauan pelayanan mulai pemerataan pelayanan termasuk pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan mata. Meningkatnya kerjasama lintas sektor dan peran swasta termasuk LSM dalam Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutuhan dan Upaya Penanggulangan Kebutuhan dan low vision.

Upaya Kesehatan Usia Lanjut


1. Tujuan Umum Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan. 2. Tujuan Khusus - Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya. - Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut. - Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut. - Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

3. Sasaran pembinaan Secara Langsung Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas. - Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam keluarga,organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarajat umumnya. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( > 65 tahun ) dan usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari 7 0 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti,penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain. 4. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung - Keluarga dimana usia lanjut berada. - O rganisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut. - Masyarakat luas.

Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional


Dalam

Undang Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 47 memuat pengobatan tradisional, setiap upaya pengobatan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan tradisional yang dimaksud perlu dibina dan diawasi untuk diarahkan agar menjadi pengobatan dan atau perawatan cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

STANDART PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN PERMENKES RI NOMOR 741/ MENKES/ PER/ VII/2008

SPM Target 2010- Tahun 2015 PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 % pada Tahun 2015 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80 % pada Tahun 2015 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90 % pada Tahun 4. Cakupan Pelayanan nifas 90 % pada Tahun 2015 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% pada tahun 2010

STANDART PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN PERMENKES RI NOMOR 741/ MENKES/ PER/ VII/2008
6. Cakupan kunjungan bayi 90 %, pada Tahun 2010 7. Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada Tahun 2010 8. Cakupan pelayanan anak balita 90 % pada Tahun 2010 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6- 24 bulan keluarga miskin 100% pada Tahun 2010 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada Tahun 2010 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100 % pada Tahun 2010 12. Cakupan peserta KB aktif 70 % pada Tahun 2010 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada Tahun 2010 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100 % pada Tahun 2015

Millenium Development Goals (MDGs) dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai tujuan pembangunan milenium (TPM) Tujuan MDGs merupakan paradigma pembangunan global yang disepakati secara internasional oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) milenium PBB bulan september 2000 silam. Majelis umum PBB kemudian melegalkannya ke dalam resolusi majelis umum PBB Nomor 55/2 tanggal 18 september 2000 tentang Deklarasi Milenium PBB (a/res/55/2. United Nations Millennium Declaration).

Deklarasi Millenium ini berisi kesepakatan negara-negara tentang arah pembangunan berikut sasaran-sasarannya yang perlu diwujudkan secara global meliputi: (1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan maternal; (6) melawan penyebaran HIV/AIDS, dan penyakit kronis lainnya (malaria dan tuberkulosa); (7) menjamin keberlangsungan lingkungan; (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

1. 2. 3. 4. 5.

TARGET 1 Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. INDIKATOR Menurunkan proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 19902015 merupakan target mDgs terkait dengan pengurangan tingkat kemiskinan. Indikator yang digunakan di Indonesia: Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari. Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. Indeks kedalaman kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan. Proporsi konsumsi penduduk termiskin (kuantil pertama).

TARGET 2 Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. INDIKATOR Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015 merupakan target MDGs terkait dengan upaya mengurangi kelaparan. Untuk Indonesia, indikator yang digunakan: 1. Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk (severe underweight). 2. Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight).

TARGET 3 Memastikan pada tahun 2015, semua anak, dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar. INDIKATOR Memastikan semua anak laki-laki maupun perempuan di manapun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2015 merupakan target MDGs yang utama di bidang pendidikan. Pengukuran pencapaian target ini di indonesia menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Angka partisipasi murni (APM) sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (7-12 tahun). 2. Angka partisipasi murni (APM) sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (13-15 tahun). 3. Angka melek huruf usia 15-24 tahun.

TARGET 4 Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015. INDIKATOR Target menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 dipantau dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi, yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak lakilaki (%). 2. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang diukur melalui angka melek huruf perempuan/lakilaki (indeks paritas melek huruf gender) (%). 3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak) perempuan (%). 4. Tingkat pengangguran terbuka (tpt) perempuan (%). 5. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan (%). 6. Tingkat daya beli (Purchasing Power Parity, ppp) pada kelompok perempuan (%). 7. Proporsi perempuan dalam lembaga-lembaga publik (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) (%).

TARGET 5 Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA)sebesar dua-pertiganya dalam kurun waktu 1990 2015. INDIKATOR Indikator yang digunakan untuk menilai target menurunkan angka kematian balita sebesar duapertiganya dalam kurun waktu 1990-2015 adalah: 1. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. 2. Angka Kematian Balita (AKBA) per 1000 kelahiran hidup. 3. Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak (%).

TARGET 6 Menurunkan angka kematian ibu sebesar tigaperempatnya dalam kurun waktu 1990 2015. INDIKATOR Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian ibu sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2015 ialah: 1. Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup. 2. Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan (%). 3. Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau memakai alat keluarga berencana (%).

1. 2. 3. 4.

TARGET 7 Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015. INDIKATOR Target mengendalikan penyebaran HIV dan mulai menurunnya jumlah kasus baru HIV pada tahun 2015 dinilai dengan indikator-indikator: Prevalensi HIV dan AIDS (%). Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi (%). Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi (%). Persentase penduduk usia muda 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS (%).

TARGET 8 Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015. INDIKATOR Indikator: 28. Prevalensi malaria per 1.000 penduduk. 29. Prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk. 30. Angka penemuan pasien tuberkulosis BTA positif baru (%). 31. Angka keberhasilan pengobatan pasien tuberkulosis (%).

1. 2. 3. 4.

TARGET 9 Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang. INDIKATOR Merupakan bagian dari pencapaian pelaksanaan pembangunan lingkungan hidup. Pembangunan lingkungan hidup dalam konteks ini dipahami dari dua pendekatan, yaitu perlindungan fungsi lingkungan hidup dan penanggulangan penurunan fungsi lingkungan hidup. Indikator yang digunakan mencakup Green Indicator dan Brown Indicator: Green Indicator Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan satelit Landsat terhadap luas daratan (%). Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan luas kawasan hutan, kawasan lindung, dan kawasan konservasi termasuk kawasan perkebunan dan hutan rakyat terhadap luas daratan (%). Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan (%). Rasio luas kawasan lindung perairan (marine protected area) terhadap luas daratan (%).

5. 6. 7. 8. 9. 10.

Brown Indicator Jumlah emisi karbondioksida (co2) (metrik ton). Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (bpo) (ton). Rasio jumlah emisi karbondioksida (co2) terhadap jumlah penduduk indonesia (%). Jumlah penggunaan energi dari berbagai jenis (setara barel minyak, sbm), (a) Fosil dan (b) non-fosil. Rasio penggunaan energi (total) dari berbagai jenis terhadap produk Domestik bruto (%). Penggunaan energi dari berbagai jenis secara absolut (metrik ton).

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

TARGET 10 Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar sebesar separuhnya pada 2015. INDIKATOR Pembangunan lingkungan hidup dalam konteks ini dipantau dengan menggunakan indikator : Proporsi rumah tangga terhadap penduduk dengan berbagai kriteria sumber air (total) (%) Proporsi rumah tangga/penduduk dengan berbagai kriteria sumber air (perdesaan) (%) Proporsi rumah tangga/penduduk dengan berbagai kriteria sumber air (perkotaan) (%) Cakupan pelayanan perusahaan daerah air minum (kk) Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yang layak (total) (%) Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yang layak (perdesaan) (%) Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yang layak (perkotaan) (%)

TARGET 11 Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020. INDIKATOR Target melakukan perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020 merupakan bagian dari pencapaian pelaksanaan pembangunan masyarakat yang bersifat konservasi terhadap salah satu unsur lingkungan hidup. Target ini dipantau dengan menggunakan indikator : 1. Proporsi rumah tangga yang memiliki atau menyewa rumah (%).

Tujuan 8 dari MDGs adalah untuk mendorong kerjasama internasional dalam rangka mendukung negara-negara di dunia mencapai target-target mDgs mereka. Banyak target dan indikator pencapaian tujuan 8 MDGs terkait erat dengan upaya-upaya di tingkat global, sehingga tidak mudah menilai kemajuan upaya di tingkat global berkaitan dengan pencapaian MDGs di suatu negara. Uraian di bawah ini secara spesifik melihat bidang-bidang utama dalam kerjasama internasional yang paling relevan dan secara potensial memiliki keterkaitan kuat dengan pencapaian MDGs Indonesia. Oleh karena itu, beberapa indikator dicoba untuk dipilahpilah dengan target yaitu keuangan dan perdagangan (target 12), ODA/pinjaman luar negeri (target 15), pengangguran usia muda (target 16), dan akses kepada teknologi baru (target 18).

TARGET 12 Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif. INDIKATOR Di dalamnya termasuk pula komitmen untuk melaksanakan prinsipprinsip pemerintahan yang baik (good governance). Indikator yang digunakan: 1. Rasio antara jumlah ekspor dan impor dengan PDB. rasio ini menunjukkan tingkat keterbukaan suatu ekonomi (%). 2. Rasio antara kredit dan tabungan (LDR) bank umum (%). Rasio ini menunjukkan peningkatan atau pengurangan fungsi intermediasi bank umum. 3. Rasio antara kredit dan tabungan (LDR) bank perkreditan rakyat (%). Rasio ini menunjukkan peningkatan atau pengurangan fungsi intermediasi bank prekreditan rakyat.

TARGET 15 Menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang. INDIKATOR Indikator yang digunakan dalam menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan dalam jangka panjang: 1. Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB. 2. Debt-to-Service Ratio (DSR).

TARGET 18 Bekerjasama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi. INDIKATOR Indikatornya: 1. Persentase rumah tangga yang memiliki telepon dan telepon selular. 2. Persentase rumah tangga yang memiliki komputer personal dan mengakses internet melalui komputer.

PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN DAN SARAN DOKUMENTASI

BIMBINGAN

Bimbingan dengan dr Meylina Sinulingga

Peserta KKS yang sedang mendengarkan bimbingan

MATERI PEMBEKALAN

Bimbingan dengan dr Rita Herlinawati

PRESENTASI DAN RESPONSI

PENYULUHAN DAN PEMBAGIAN KUISIONER

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai