Anda di halaman 1dari 12

POKOK-POKOK PIKIRAN TENTANG HUKUM MEROKOK

Oleh : KH. Moh. Chusnan ali Ketua MUI Kabupaten Gresik

PENGANTAR

Dalam rokok terdapat bahan-bahan berbahaya yang dapat merusak kesehatan, antara lain : nekotin, karbon monoksida, asam sianida, tar, poliaklirik hidrokarbon dan lain-lain.

Indonesia termasuk Negara penghasil tembakau yang besar, di Jawa Timur terdapat 20 kabupaten penghasil tembakau.

Pendapatan Negara dari cukai rokok ternyata hanya 7 % dari total cukai. Pendapatan cukai rokok sekitar 45 triliun per tahun. Biaya perawatan penyakit akibat rokok sekitar 125 triliun per tahun.

Terdapat fenomena kontradiksi dan ambifalensi, satu sisi iklan rokok

bertebaran dimana-mana. Disisi lain terdapat peringaran bahwa rokok


berbahaya bagi kesehatan.

HUKUM MEROKOK DALAM KAJIAN FIQIH

Masalah merokok adalah masalah ijtihadiyah.


Sebagai layaknya masalah ijtihadiyah, maka

hukum merokok diperselisihkan oleh fuqaha


(ikhtilaf ), sebagai berikut :

Pendapat yang menyatakan HARAM.

Dalam madzhab Hanafi diantaranya Najm al-Din al-

Zahidi, Syekh Mahmud al-Ini, Abu al-Hasan al-Misri alHanafi dan Muhammad al-Marisyi.

Dari madzhab Maliki ada Syekh Abd al-Malik al-Ishami, Ibrahim al-Laqqani dan Syekh Kholid bin Ahmad alMaliki.

Dari madzhab SyafiI ada Syekh Najm al-Din al-Ghazi dan dari kalangan madzhab Hanbali ada Syekh Muhammad bin Abd al-Wahhab dan Muhammad bin

: Argumentasi mereka adalah

:751 QS.Al-Araf ayat

:72-62 QS. Al isra ayat

: Hadis Nabi
: Hadis Nabi

: Kaedah

Pendapat yang menyatakan mubah (mutlak)

Dalam mazhab Hanafi adalah Syekh Abd al-Ghoni anNabilisi Ibnu Abidin pengarang kitab Radd al-Mukhtar, Syekh Ali Ajhuri. Dari madzhab SyafiI ada Syekh Jamal al-Ziyadi dan dari madzhab Hanbali ada Syekh Manshur al-Bahuti alHanbali

:Argumentasi mereka adalah

: 92 Q.S. Al-Baqarah ayat

: 23 Q.S. Al-Araf ayat


: Kaidah hukum islam

,Merokok termasuk sesuatu yang dimaafkan / mubah : sejalan dengan hadis nabi

Pendapat ketiga menyatakan makruh

Diantara ulama yang berpendapat makruh adalah Syekh Musthafa ar-Rahibani al-Hanbali dan Syekh Hamid bin Ali

bin Ibrahim al-lmadi dari kalangan Hanafi. Syekh


Musthafa al-Zarqa memeandang kuat pendapat Syekh al-lmadi yang berpendapat makruh tersebut.

Argumendasi

pendapat

ini

hampir

sama

dangan

argumendasi kelompok yang menyatakan haram dengan pemahaman bahwa dlarar/madharatnya belum sampai ketingkat yang layak diharamkan.

Pendapat keempat

Menyatakan bahwa hukumnya berkisar antara haram, mubah, wajib dan sunat, sesuai dengan kondisi perokok, illat dan dampaknya.

Pendapat ini disampaikan oleh Sayyid Alawi bin Sayyid Ahmad asSaqqaf tanpa menyebutkan siapa ulamanya.

Bisa haram merokok apabila membahayakan kondisi ekonomi atau kesehatan seseorang. Bisa makruh apabila efek negatifnya tidak fatal. Bisa mubah bagi seseorang yang sehat, banyak fulus; sehingga dengan merokok, ekonomi dan kesehatanya tidak akan terganggu. Mungkin bisa sunat atau wajib sesuai dengan illat yang melingkupinya.

Argumentasi kelompok ini adalah paduan dari dua kaidah :

1.Kaidah :

2.Kaidah :

PENUTUP

Masing-masing argumentasi yang mereka pergunakan mengandung kelemahan. Lebih dari itu, tidak tempat

kalau dalam hal ini digeneralisasi. Sebab kondisi seseorang tidaklah sama. Dengan demikian pendapat

keempat (ditafshil) layak dipertimbangkan. Untuk itu


fatwa yang menyatakan haram mutlak atau mubah mutlak tidaklah tepat.

Ijtima Ulama memilih pendapat yang haram dan yang


makruh.

Wallahu alam bishawab

Anda mungkin juga menyukai