Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun 2011 disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan disampaikan kepada DPRD secara tepat waktu merupakan upaya konkrit mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Laporan pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode laporan. Laporan Realisasi Anggaran juga mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD. Sementara itu, Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Sedangkan, Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, aktivitas investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pada periode tertentu. Sementara itu, Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan naratif atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Laporan Arus Kas (LAK). Catatan atas Laporan Keuangan juga menyajikan informasi tentang Kebijakan Akuntansi yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara sebagai dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2011. 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2011 dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi selama periode Tahun Anggaran 2011. Laporan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi mengenai:

a. Kesesuaian cara memperoleh sumberdaya ekonomi dan alokasinya dengan


anggaran yang ditetapkan;

b. Jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan serta hasil-hasil


yang telah dicapai;

c. Bagaimana pembiayaan seluruh kegiatan dan kecukupan kas;

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

d. Posisi keuangan dan sumber-sumber penerimaan jangka pendek dan jangka


panjang;

e. Perubahan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara selama pelaksanaan


APBD Tahun 2011. 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Landasan hukum yang mendasari penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara tahun 2011, meliputi:

a. b. c. d.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2011; Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2011; Pemerintah Kabupaten Jepara.

e. f. g. h. i.

j. k. l.

m. Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2011, disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Memuat maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum serta sistematika penulisan. Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD Memuat ekonomi makro, kebijakan keuangan dan indikator pencapaian target kinerja APBD. Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Bab IV Kebijakan Akuntansi Memuat basis akuntansi, basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan serta penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Memuat rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos laporan keuangan yang berupa pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas serta komponen-komponen laporan arus kas. Disamping itu, juga memuat pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja. Bab VI Penutup

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1. Ekonomi Makro Kerangka Ekonomi Makro Nasional Kebijakan-kebijakan dan asumsi yang mendasari penyusunan APBD Tahun 2011, didasarkan pada kebijakan-kebijakan dan asumsi-asumsi kondisi ekonomi makro nasional yang mendasari penyusunan APBN Tahun 2011 sebagai berikut:

a. b. c. d. e. f.

Pertumbuhan Ekonomi mencapai 6,4% Laju Inflasi (y-o-y) mencapai 5,3% Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ sebesar Rp9.300,00 Tingkat SBI 3 bulan berkisar sebesar 6,5% Harga minyak internasional (ICP) mencapai US$80,0 per barrel Kapasitas produksi minyak per hari / Lifting oils (Jt.brl/hr) 0.970

Kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2011 menunjukkan ketahanan yang tetap kuat dengan stabilitas yang tetap terjaga ditengah resiko melambatnya perekonomian global dan tekanan di pasar keuangan. Pencapaian kinerja ekonomi tersebut didukung oleh stabilitas makro dan sistem keuangan yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada awal penyusunan RAPBN disepakati diperkirakan 6,4%, dalam perjalanan waktu pada triwulan IV tahun 2011 diperkirakan sebesar 6,5%, sehingga pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2011 diperkirakan mencapai 6.5%. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang dengan membaiknya permintaan eksternal (ekspor) maupun permintaan domestik, yang berakibat berimbangnya struktur pertumbuhan ekonomi. Konsumsi rumah tangga tetap kuat didukung daya beli masyarakat yang tetap terjaga dan ekspektasi inflasi yang membaik. Dan dari sisi produksi, sektor-sektor yang diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri pengolahan, sektor transportasi dan komunikasi serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Disisi lain perekonomian dunia tahun 2011 mengalami perlambatan, terutama disebabkan oleh ketidakpastian pemulihan ekonomi dan keuangan di Eropa dan AS. Eskalasi krisis di Eropa, terutama pada semester II-2011, memicu tingginya volatilitas di pasar keuangan global. Dengan melemahnya permintaan global, volume perdagangan dunia dan harga komoditas global mulai menurun. Di sisi harga, tekanan inflasi di negara maju meningkat, sementara tekanan inflasi di emerging markets relatif moderat meski masih berada di level yang tinggi. Sejalan dengan perkembangan tersebut, negara emerging markets di akhir 2011 cenderung melakukan kebijakan moneter netral atau sedikit akomodatif, sementara negara maju cenderung mempertahankan kebijakan moneter akomodatif melalui langkah pelonggaran likuiditas. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun 2011 masih mencatat surplus yang cukup besar meski terdapat tekanan pada semester II2011. Tekanan tersebut terutama terjadi pada transaksi modal dan finansial sejalan

10

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir November 2011 mencapai USD111,3 miliar, atau setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Sementara itu, nilai tukar Rupiah selama tahun 2011 mengalami apresiasi meski pada semester II-2011 mengalami tekanan depresiasi akibat memburuknya sentimen terkait gejolak di pasar keuangan global. Di sisi harga, tahun 2011 diwarnai oleh inflasi yang menurun. Inflasi IHK pada November 2011 tercatat sebesar 0,34% (mtm) atau 4,15% (yoy). Penurunan inflasi sepanjang tahun 2011 terjadi karena koreksi inflasi volatile food prices dan minimalnya inflasi administered prices, sementara inflasi inti cenderung moderat. Rendahnya inflasi volatile food prices terutama ditopang oleh pasokan yang terjaga, baik dari produksi domestik maupun impor. Meskipun beras mencatat inflasi yang cukup tinggi, koreksi harga yang cukup besar terjadi pada aneka bumbu, seperti bawang dan cabe merah, serta pada kelompok daging. Sementara itu, cukup terkendalinya inflasi inti didukung oleh harga komoditas global yang terkoreksi cukup tajam, nilai tukar yang cenderung stabil, dan ekspektasi inflasi yang terus membaik. Jika kecenderungan penurunan inflasi ini berlanjut, maka inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2011 diperkirakan dapat lebih rendah dari 4,0%. Stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi yang membaik, meskipun sempat terjadi gejolak di pasar keuangan akibat pengaruh global. Industri perbankan tetap solid, sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8% dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%. Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir Oktober 2011 mencapai 25,7% (yoy) dengan kredit investasi sebesar 31,1% (yoy), kredit modal kerja sebesar 24,7% (yoy), dan kredit konsumsi sebesar 23,8% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit untuk tahun 2011 diperkirakan masih sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB). Berdasarkan asumsi-asumsi makro tersebut, maka pada tahun 2011 ini pemerintah telah menetapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011 dengan tema "Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan didukung pemantapan Tata Kelola dan Sinergi Pusat Daerah ". Hal ini mengingat adanya krisis finansial yang menghantam hampir semua negara- negara di dunia ini termasuk Indonesia dan pada tahun 2009 perekonomian Indonesia dirasa sangat terganggu oleh krisis, sehingga pada tahun 2010 digunakan untuk menata kembali sistem dan infrastruktur ekonomi yang ada dan pada tahun 2011 ini waktu yang tepat untuk upaya percepatan pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan tema tersebut, dalam RKP tahun 2011, maka program pembangunan nasional sebagai dasar pelaksanaan RPJMN 2010 2014 menitikberatkan pada tiga sasaran pembangunan, yaitu : 1) sasaran pembangunan kesejahteraan, 2) sasaran pembangunan demokrasi, dan 3) sasaran penegakan hukum. Dan dalam rangka mendukung akselerasi kinerja perekonomian sekaligus pencapain tiga sasaran pembangunan nasional di tahun 2011, Pemerintah telah menetapkan arah kebijakan fiskal tahun 2011 yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan rakyat dengan tetap melanjutkan tiga sasaran utama kebijakannya,

11

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 yaitu : 1) meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas (pro growth), 2) menciptakan dan memperluas lapangan kerja (pro job), dan 3) meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program-program jaring pengaman sosial yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor). Dan untuk melaksanakan program-program pembangunan yang tertuang tersebut terdapat tujuh prinsip utama (pengarusutamaan) yang menjadi landasan operasional bagi seluruh aparatur negara yang mencakup perlunya mengutamakan prinsip : 1) partisipasi masyarakat; 2) pola pembangunan berkelanjutan; 3) pengarusutamaan gender; 4) tata pengelolaan yang baik (good governance); 5) pengurangan kesenjangan antarwilayah dan percepatan pembangunan daerah tertinggal; 6) desentralisasi dan otonomi daerah; dan 7) padat karya. Kondisi Perekonomian Jepara Tahun 2011 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jepara menurut lapangan usaha tahun 2011 atas dasar harga berlaku diperkirakan sebesar Rp10.175.992,85 juta. Hal ini lebih baik dari PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 yang hanya mencapai Rp9.118.487,15 juta, ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi di Jepara. Sementara itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jepara menurut lapangan usaha tahun 2011 atas dasar harga konstan sebesar Rp4.495.007,12 juta. Hal ini lebih baik dari PDRB Harga Konstan tahun 2010 yang mencapai Rp4.270.256,90 juta. Kondisi perekonomian Jepara pada tahun 2011 berkembang positif, yang diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) yang diperkirakan secara agregat melaju sebesar 5,26 % pada tahun 2011, hal ini lebih tinggi dengan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) tahun 2010 yang hanya mencapai 4,52 %. Pertumbuhan ekonomi ini masih tetap didorong oleh tiga pilar penting penyangga ekonomi Jepara yaitu sektor industri, pertanian dan perdagangan. Selain itu, sektor jasa-jasa, pengangkutan dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan mulai meningkat kontribusinya pada perekonomian Kabupaten Jepara dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) sepanjang tahun 2011 tersebut, diiringi dengan laju inflasi tahun kalender 2011 tercatat sebesar 3,64 %, sedangkan pada periode yang sama pada tahun kalender 2010 kumulatif inflasi sebesar 6,24 %, yang berarti bahwa perkembangan harga secara umum sampai dengan akhir tahun 2011 lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2010. Pada tahun 2011 diperkirakan Sektor Industri Pengolahan masih memberikan kontribusi sebesar 27,13 %, Sektor pertanian sebesar 20,96 %, serta perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,59 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor industri adalah sebagai tiang penyangga utama dalam perekonomian Kabupaten Jepara, dengan laju pertumbuhan sebesar 5,57 % yang memberikan andil yang cukup baik bagi pertumbuhan ekonomi secara total. Posisi sektor pertanian juga masih memiliki andil sebesar 20,96 % dalam menggerakkan roda ekonomi Jepara, laju pertumbuhan sektor ini mengalami kenaikan sebesar 3,05 % dibandingkan dengan laju pertumbuhan pada tahun 2010 yang masih berkisar (-3,39) %. Sedangkan sektor perdagangan diperkirakan tumbuh sebesar 4,40 % dan memiliki andil dalam pembentukan PDRB sebesar 20,59 %.

12

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 2.2. Kebijakan Keuangan Secara umum kebijakan keuangan daerah diarahkan pada peningkatan kapasitas kemandirian keuangan daerah. Kebijakan keuangan daerah disusun seiring dengan upaya untuk mengatasi tantangan utama pembangunan nasional tahun 2011 secara adil dan merata dengan meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan program/kegiatan yang pro poor, pro job dan pro growth. Dan dalam rangka menciptakan keterpaduan antara membangun manusia, kesejahteraan dan lingkungan tersebut diperlukan strategi pembangunan daerah sebagai berikut:

a.

Strategi penguatan masyarakat yang bertujuan memantapkan kehidupan beragama melalui pengembangan kegiatan kehidupan beragama dan peningkatan kerukunan beragama serta mendorong kemampuan masyarakat dalam menjaga keharmonisan kehidupan masyarakat yang heterogen; Strategi pertumbuhan usaha yang dilakukan dengan memfasilitasi dan mendorong masyarakat dan dunia usaha dalam setiap usaha dengan harapan dapat mencipatakan pertumbuhan ekonomi secara luas, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perwujudan perekonomian daerah yang kuat dan berkeadilan, dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha pada bidangbidang yang menjadi unggulan daerah; Strategi dinamika yang terkendali dimasudkan agar terdapat ruang yang cukup bagi tumbuh dan berkembangnya dinamika pembangunan dari dan oleh berbagai elemen masyarakat dalam kerangka hokum, budaya dan agama; Strategi pengembangan sumberdaya manusia dimaksudkan untuk mewujudkan pemberdayaan sumber daya manusia sesuai peran dan fungsinya dalam kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah melalui perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin serta kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraannya; Strategi optimalisasi aparatur yang menonjolkan peran SDM aparatur pemerintah pada percepatan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan pada setiap fungsi sesuai kewenangan daerah dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan untuk antisipasi terhadap perkembangan lingkungan global, serta untuk mewujudkan good governance.

b.

c.

d.

e.

Dalam rangka hal tersebut dan implementasi kebijakan dari Pemerintah Pusat yang dituangkan dalam Inpres Nomor 14 Tahun 2011 tentang percepatan pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2011, maka arah kebijakan dan prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Jepara dirumuskan sebagai berikut:

a. b. c. d. e.

Peningkatan peran fungsi pendidikan secara optimal; Meningkatkan fungsi kesehatan secara nyata melalui peningkatan kinerja pelayanan kesehatan; Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat baik yang berdimensi sosial maupun berdimensi ekonomi; Peningkatan penyediaan fasilitas umum/infrastruktur; Penciptaan dan perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan kinerja investasi daerah;
13

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

f. g. h. i.

Peningkatan kinerja ekonomi yang berbasis pada ekonomi local; Peningkatan sektor pertanian dengan mengupayakan peningkatan agrobisnis dan pengembangan pupuk organik; Pelestarian lingkungan hidup; Persiapan dan pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang demokratis sebagai upaya pengakuan akan hak dasar rakyat dalam pembangunan, sehingga setiap aspek pembangunan tidak mengabaikan keadilan dan pemenuhan hak dasar politik dan sosial rakyat.

Untuk itu, strategi pembangunan dalam kegiatan APBD diwujudkan dalam konsep tribina:

a.

Bina manusia pada strategi penguatan masyarakat dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Strategi ini dimaksudkan untuk memantapkan kehidupan beragama dan peningkatan hubungan serta pemberdayaan sumber daya manusia sesuai peran dan fungsinya melalui perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesehatan;

b.

Bina usaha pada strategi pertumbuhan. Strategi ini dimaksudkan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat dengan harapan dapat mencipatakan pertumbuhan ekonomi secara luas;

c.

Bina lingkungan pada strategi optimalisasi aparatur dan strategi dinamika yang terkendali. Strategi ini dimaksudkan agar terdapat ruang yang cukup bagi tumbuh dan berkembangnya dinamika pembangunan serta peran sumber daya manusia aparatur pemerintah dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Dengan konsep tribina tersebut, maka APBD berperan penting sebagai instrumen kebijakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang serta mendorong, memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. 2.3. Pencapaian target kinerja APBD Pencapaian target kinerja masing-masing program/kegiatan secara lengkap disajikan tersendiri dalam Laporan Kinerja program/kegiatan APBD Tahun 2011.

14

Anda mungkin juga menyukai