Torquetum Torquetum The torquetum or turquet is a medieval astronomical instrument designed to take and convert measurements made in three

sets of coordinates: Horizon, equatorial, and ecliptic. The torquetum atau turquet adalah abad pertengahan astronomi instrumen yang dirancang untuk mengambil dan mengkonversi pengukuran yang dilakukan dalam tiga set koordinat: Horizon, khatulistiwa, dan ekliptika. In a sense, the Torquetum is an analog computer . Dalam arti, yang Torquetum adalah sebuah komputer analog . The first torquetum is thought to have been built by Jabir ibn Aflah (Geber) [ 1 ] in the 12th century or 13th century, [ 2 ] though the only surviving examples date from the 16th century. Yang pertama adalah torquetum diperkirakan telah dibangun oleh Jabir ibn Aflah (Geber) [1] di abad ke-12 atau abad ke-13, [2] walaupun contoh tanggal yang masih hidup hanya dari abad ke16.

Detail from The Ambassadors . Detail dari The Ambassadors . A torquetum can be seen in the famous portrait The Ambassadors (1533) by Hans Holbein the Younger . torquetum A dapat dilihat dalam potret terkenal Duta (1533) oleh Hans Holbein Muda . It is placed on the right side of the table, next to and above the elbow of the ambassador clad in a long brown coat or robe. Hal ini ditempatkan di sisi kanan meja, di samping dan di atas siku dari Duta Besar berpakaian dalam mantel cokelat panjang atau jubah. The painting shows much of the details of the inscriptions on the disk and half disk, which make up the top of this particular kind of torquetum. [ 3 ] Lukisan itu menunjukkan banyak rincian tulisan di disk disk dan setengah, yang membentuk bagian atas dari jenis tertentu torquetum. [3]

[ edit ] Notes and references [ sunting ] Catatan dan referensi

1. ^ Lorch, RP (1976). ^ Lorch, RP (1976). "The Astronomical Instruments of Jabir ibn Aflah and the Torquetum". Centaurus 20 (1): 1134. doi : 10.1111/j.16000498.1976.tb00214.x "Para Astronomi Instrumen Jabir bin Aflah dan Torquetum". Centaurus 20 (1):. 11-34 DOI : 10.1111/j.1600-0498.1976.tb00214.x 2. ^ Thorndike, Lynn (1945-10). "Franco de Polonia and the Turquet" . Isis 36 (1): 67. doi : 10.1086/347897 . http://links.jstor.org/sici?sici=00211753%28194510%2936%3A1%3C6%3AFDPATT%3E2.0.CO%3B2-Y . ^ Thorndike, Lynn (1945-1910). "Franco de Polonia dan Turquet" :. Isis 36 (1) 6-7. DOI : 10.1086/347897 . http://links.jstor.org/sici?sici=0021 -1.753% 28194510% 2936% 3A1% 3C6% 3AFDPATT% 3E2.0.CO% 3B2-Y . Retrieved 2007-05-29 . Diperoleh 2007/05/29. 3. ^ Dekker, Elly; Kristen Lippincott (1999). "The Scientific Instruments in Holbein's Ambassadors: A Re-Examination" . Journal of the Warburg and Courtauld Institutes (The Warburg Institute) 62 : 93125. doi : 10.2307/751384 . ISSN 00754390 . http://www.jstor.org/stable/751384 . ^ Dekker, Elly; Lippincott Kristen (1999). "The Instrumen Ilmiah di Ambassador's Holbein: A Re-Pemeriksaan" .. Journal of Warburg

Courtauld dan Institut (Warburg Institute) 62: 93-125 DOI : 10.2307/751384 . ISSN 00754390 . http://www.jstor.org/stable/751384 .

Ralf Kern: Wissenschaftliche Instrumente in ihrer Zeit. Ralf Kern: Wissenschaftliche Instrumente di ihrer Zeit. Vom 15. Vom 15. 19. - 19. Jahrhundert. Jahrhundert. Verlag der Buchhandlung Walther Knig 2010, ISBN 978-3-86560-772-0 Verlag der Buchhandlung Walther Knig 2010, ISBN 978-3-86560-772-0

Foister includes the following valuable discussion: Foister termasuk diskusi yang berharga sebagai berikut: This is a torquetum, an instrument first described by the ancient Greek scientist Ptolemy, which could be used to determine the relative positions of the heavenly bodies and tell the time with some accuracy. Ini adalah sebuah torquetum, suatu instrumen pertama dijelaskan oleh ilmuwan Yunani kuno Ptolemy, yang dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif dari benda-benda langit dan katakan waktu dengan ketelitian beberapa. Its complex construction allowed it to be adjusted for latitude and date; altitudes were measured against a plumbline on the pendant semicircular flap. konstruksi yang rumit Its memungkinkan untuk disesuaikan untuk lintang dan tanggal; ketinggian diukur terhadap tali pada liontin tutup setengah lingkaran. Knowledge of this instrument was revived in the thirteenth century, and in the fifteenth and sixteenth centuries there was much interest in designing versions of it, only a very few of which survive. Pengetahuan tentang alat ini dihidupkan kembali pada abad ketiga belas, dan di abad kelima belas dan keenam belas ada banyak minat dalam merancang versi itu, hanya sedikit yang bertahan. One such instrument was designed by Peter Apian of Nuremberg, one of the leading instrument makers in the early sixteenth century, and published in his Astronomicum Caesareum in 1540 Salah satu instrumen tersebut dirancang oleh Peter yg berhubungan dgn lebah di Nuremberg, salah satu pembuat instrumen terkemuka di awal abad keenam belas, dan diterbitkan dalam bukunya Astronomicum Caesareum tahun 1540

For a modern reconstruction and discussion see the entry for Torquetum in Richard A. Paselk's Medieval Science and Scientific Instruments site. Untuk rekonstruksi modern dan diskusi melihat entri untuk Torquetum dalam Richard A. Paselk 's Sains Ilmiah Abad Pertengahan dan Instrumen situs.

Humboldt State University Departemen Kimia Richard A. Paselk Richard A. Paselk

The Torquetum The Torquetum

The torquetum or turquet is a complex and sophisticated instrument characteristic of Medieval astronomy and the Ptolemaic tradition. The torquetum atau turquet adalah karakteristik instrumen canggih dan kompleks astronomi Abad Pertengahan dan tradisi Ptolemeus. It was a product of Christian Europe in the late 13th century. Itu adalah produk dari Kristen Eropa pada akhir abad ke-13. It could be used to make measurements in the three sets of astronomical coordinates: horizon (alt-azimuthal), equatorial, and ecliptic. Ini bisa digunakan untuk membuat pengukuran dalam tiga set astronomi koordinat: horison (alt-azimuth), ekuator dan ekliptika. It also provided a mechanical means to interconvert between these sets of coordinates without the use of calculations (it served as an analog computer), and to demonstrate the relationships of these coordinate sets. Hal ini juga disediakan sarana mekanis untuk interconvert antara set koordinat tanpa menggunakan perhitungan (itu menjabat sebagai komputer analog), dan untuk menunjukkan hubungan ini set koordinat. Modern scholars attribute the torquetum's use largely for demonstration purposes and "conspicuous intellectual consumption," which was probably true for the majority of the surviving examples: two late Medieval instruments from the 15th century 1 , and eight known from the 16th century. 2 Certainly the demands of 16th century astronomy were beyond the precision attainable with so complex an instrument given the technology available at that time - the best observations required stable instruments of large radius. ulama modern atribut torquetum's menggunakan sebagian besar untuk tujuan demonstrasi dan "konsumsi intelektual mencolok," yang mungkin benar untuk sebagian besar contoh yang masih hidup: dua instrumen Abad Pertengahan akhir dari abad ke-15 1, dan delapan dikenal sejak abad ke 16 ini. 2 Tentu tuntutan astronomi abad ke-16 berada di luar presisi dicapai

dengan begitu kompleks alat dengan teknologi yang tersedia pada waktu itu - pengamatan terbaik yang dibutuhkan instrumen yang stabil dengan jari-jari besar.

History Sejarah
The first known accounts of the torquetum are those of Bernardus de Virduno (Bernard of Verdun) in the Tractus super totum astrologium 3 and Franco de Polonia (Franco of Poland). Akun-akun yang dikenal pertama torquetum ini adalah berasal dari Bernardus de Virduno (Bernard Verdun) di totum astrologium super usus 3 dan Franco de Polonia (Franco Polandia). It is not possible to ascribe priority to either since the date of Bernard's account is unknown. Hal ini tidak mungkin untuk menganggap prioritas baik sejak tanggal rekening Bernard tidak diketahui. The earliest
known manuscript of Franco's account is dated at 1284. 4 Franco does appear to be the main disseminator of the instrument, since manuscript versions of his account are much more common, and other descriptions, up to the late fifteenth century, are based on Franco's work. Naskah awal dikenal rekening Franco adalah tanggal pada 1284. 4 Franco tidak muncul untuk menjadi penyebar utama instrumen, karena versi naskah ceritanya jauh lebih umum, dan deskripsi lainnya, hingga abad kelima belas akhir, didasarkan pada Franco bekerja. A mid-fourteenth century manuscript at the Ashmolean Library of Oxford, based on Franco's tract, 5 includes labeled construction diagrams, as well as a diagram and description of the semis. 6 Sebuah abad keempat belas naskah-pertengahan di Perpustakaan Ashmolean Oxford, berdasarkan's saluran Franco, 5 termasuk berlabel diagram konstruksi, serta diagram dan deskripsi ke semifinal. 6 A number of observations using the torquetum have been recorded, beginning in the thirteenth century. Sejumlah pengamatan menggunakan torquetum telah tercatat, mulai pada abad ketiga belas. Peter of Limoges used one to measure the initial position of the comet of 1299 in the eighteenth degree of Taurus. 7 Jean de Murs, a Parisian astronomer famous for introducing the Alphonsine tables to Medieval astronomy, and exceptional in his time for his record of astronomical observations made between c. Petrus dari Limoges menggunakan satu untuk mengukur posisi awal komet dari 1299 di tingkat kedelapan belas Taurus Jean 7 de. Murs, seorang astronom terkenal Paris untuk memperkenalkan tabel Alphonsine untuk astronomi Abad Pertengahan, dan luar biasa pada masanya untuk catatan tentang astronomi pengamatan yang dilakukan antara c. 1318 and 1344, recorded the entry of the Sun into Aries on March 12, 1318 using a torquetum. 1318 dan 1344, mencatat masuknya Matahari ke Aries pada 12 Maret 1318 menggunakan sebuah torquetum. For this observation he invoked the the authority of Alphonse X, thus becoming one of the earliest advocates of these tables. 8 Untuk pengamatan ini ia dipanggil otoritas dari Alphonse X, sehingga menjadi salah satu pendukung awal tabel ini. 8

In the late fifteenth and early sixteenth centuries Franco's description was superseded by a number of new accounts, among the best known being those of

Regiomontanus and Apian. Di awal enam belas abad kelima belas dan deskripsi Franco-an digantikan oleh sejumlah account baru, di antara yang terbaik dikenal dari Regiomontanus dan yg berhubungan dgn lebah. Johannes Regiomontanus (Johann Mller, 1436-76) was a German astronomer famous for his tables of planetary motion as well as his important celestial observations. Johannes Regiomontanus (Johann Mller, 1436-1476) adalah seorang astronom Jerman yang terkenal untuk tabel tentang gerakan planet serta langit penting pengamatannya. In 1472 he made scientific observations of what later became known as Halley's comet. 9 Dalam 1472 ia melakukan observasi ilmiah dari apa yang kemudian dikenal sebagai komet Halley's. 9 Regiomontanus instrument, as depicted in 1472, included a variety of scales (like those found on an astrolabe) allowing the determination of time, the position of the sun in the zodiac on a given day etc., as does the instrument depicted by Gregor Reisch. instrumen Regiomontanus, seperti yang digambarkan dalam 1472, termasuk berbagai skala (seperti yang ditemukan pada sebuah astrolabe) yang memungkinkan penentuan waktu, posisi matahari dalam zodiak pada hari tertentu dll, seperti halnya instrumen digambarkan oleh Gregor Reisch . Perhaps the best known account, and certainly the most commonly Mungkin account yang paling dikenal, dan tentu saja yang paling sering reproduced image of a torquetum, is that of Peter Apian (1495-1552) published in 1532. 10 Apian depicts a "back-to-basics" instrument made of wood with just the required observational scales. direproduksi citra torquetum, adalah bahwa Petrus yg berhubungan dgn lebah (1495-1552) dipublikasikan pada tahun 1532 yg berhubungan dgn lebah. 10 melukiskan suatu "back-to-basics" instrumen yang terbuat dari kayu hanya dengan skala pengamatan yang diperlukan. This instrument is also set for a fixed latitude. Alat ini juga ditetapkan untuk lintang tetap. An illustration of comet observation published by Apian in 1532 includes a torquetum, collapsed into the horizon configuration, and a cross-staff. 11 In 1540 Apian published his second major work, the Astronomicum Caesarium, including his pioneering observations on comets. Sebuah ilustrasi pengamatan komet diterbitkan oleh yg berhubungan dgn lebah pada tahun 1532 termasuk torquetum, runtuh ke dalam konfigurasi cakrawala, serta staf-lintas. Dalam 1540 11 yg berhubungan dgn lebah menerbitkan karya utama kedua-nya, Caesarium Astronomicum, termasuk pengamatan perintis tentang komet. This was the first

scientific description of comets other than their positions in the sky, describing the appearances of five comets (including Halley's) and the fact that their tails always point away from the sun. 12 A late observation in which a torquetum was involved was the observation of Spica in 1575 by Landgrave William IV working with Tycho Brahe. 13 Ini adalah deskripsi ilmiah pertama komet selain posisi mereka di langit, menggambarkan penampilan lima komet (termasuk Halley) dan fakta bahwa ekor mereka selalu titik jauh dari matahari. 12 A pengamatan akhir di mana torquetum seorang yang terlibat pengamatan Spica pada 1575 oleh William IV Landgrave bekerja dengan Tycho Brahe. 13 Despite this late example of its usage as an observational instrument, most scholars seem to consider its popularity in the sixteenth century to be do to its other uses: 1) as a device to demonstrate the various coordinate systems of Ptolomaic astronomy, 2) as an analog computer to inter-convert measurements between coordinate systems without the use of tedious calculations, and 3) as a demonstration of the owners astronomical expertise and sophistication (the torquetum is, after all a very impressive instrument). Meskipun contoh penggunaan akhir sebagai instrumen observasional, kebanyakan sarjana tampaknya mempertimbangkan popularitasnya pada abad keenam belas akan lakukan untuk penggunaan lainnya: 1) sebagai alat untuk menunjukkan berbagai sistem koordinat astronomi Ptolomaic, 2) sebagai komputer analog untuk antar-mengkonversi pengukuran antara sistem koordinat tanpa menggunakan perhitungan membosankan, dan 3) sebagai demonstrasi pemilik keahlian astronomi dan kecanggihan (torquetum adalah, setelah semua instrumen yang sangat mengesankan). The most famous example of this last usage is in the painting The French Ambassadors by Hans Holbien the Younger (1533). 14 Contoh yang paling terkenal dari penggunaan terakhir ini dalam lukisan The Ambassadors Perancis oleh Hans Holbien Muda (1533). 14
1

One of these instruments (c. 1487, made of brass, attributed to Hans Dorn), made for Martin Bylica of Olkusz. 1 Salah satu dari instrumen ini (c. 1487, terbuat dari kuningan, dikaitkan dengan Hans Dorn), dibuat untuk Martin Bylica dari Olkusz. is illustrated in Turner, Anthony. Early Scientific Instruments: Europe 1400-1800. Sotheby's Publications (1987) p 17. diilustrasikan dalam Turner, Anthony:. Awal Ilmiah Instrumen Eropa 1400-1800 17. Sotheby's Publications (1987) p. The other, dated 1444, was owned by Nicolas of Cues. Yang lain, tanggal 1444, dimiliki oleh Nicolas dari Isyarat. See Turner and/or Hudson, Giles M. Torquetum, in Instruments of Science: An Historical Encyclopedia . Lihat Turner dan / atau Hudson, Giles M. Torquetum, dalam Instrumen Sains: Sebuah Ensiklopedia Sejarah. (Bud, Robert

and Warner, Deborah Jean, eds.) Garland Publishing, Inc. New York (1998) p 624.. (Bud, Robert dan Warner, Jean Debora, eds.) Garland Publishing, Inc New York (1998) p 624 ..
2

See Hudson, Giles M. Torquetum, in Instruments of Science: An Historical Encyclopedia . 2 Lihat Hudson, Giles M. Torquetum, dalam Instrumen Science: An Historical Encyclopedia. (Bud, Robert and Warner, Deborah Jean, eds.) Garland Publishing, Inc. New York (1998) p 626. (Bud, Robert dan Warner, Jean Debora, eds.) Garland Publishing, Inc New York (1998) p 626.
3

Gillespie, Charles Coulston (ed.). Dictionary of Scientific Biography Charles Scribner's Sons, New York (1970-80) II p 24. 3 Gillespie, Charles Coulston (ed.). Kamus Biografi Charles Scribner Sons Ilmiah, New York (1970-1980) p II 24.
4

Hudson, p 624. 4 Hudson, p 624. Giles Hudson, personal communication. 5 Giles Hudson, komunikasi pribadi.

Gunther, RT Early Science in Oxford: v. II, Astronomy. Oxford University Press, Oxford (1923) pp 35-7. 6 Gunther, Sains Awal RT di Oxford: v. II, 35-7 Astronomi Universitas Oxford. Press, Oxford (1923) pp. The images here are from Gunther, apparently redrawn from the original manuscript. Gambar di sini adalah dari Gunther, tampaknya digambar ulang dari naskah asli.
7

Hudson, p 624. 7 Hudson, p 624. Gillespie, VII p 129, 130. 8 Gillespie, p VII 129, 130.

Azimov, Issac. Azimov's Biographical Encyclopedia of Science and Technology 2nd ed. 9 Azimov, Issac. Biographical Ensiklopedi Azimov dan Teknologi Sains 2nd ed. Doubleday & Company, Inc. Garden City (1982) p 70. Doubleday & Company, Inc Garden City (1982) p 70.
10

Apian's Astronomicum Caesarium is now available on-line. 10's Astronomicum yg berhubungan dgn lebah Caesarium sekarang tersedia on-line. The RARE BOOK ROOM site from the Bodleian Library at the University of Oxford has the book at http://www.rarebookroom.org/Control/appast/index.html . The RARE BUKU situs RUANG dari Perpustakaan Bodleian di Universitas Oxford memiliki buku di http://www.rarebookroom.org/Control/appast/index.html . The torquetum is shown on thumbnails 6163 (December 2007). torquetum ini ditampilkan pada thumbnail 61-63 (Desember 2007). The entire book may also be downloaded as a pdf from the Vienna University Observatory rare book collection at: http://www.univie.ac.at/hwastro/ (December 2007). Seluruh buku juga dapat didownload dalam bentuk pdf dari koleksi buku langka Observatorium Universitas Wina di: http://www.univie.ac.at/hwastro/ (Desember 2007).
11

Wolfschmidt, Gudrun. Wolfschmidt 11, Gudrun. Planeten, Kometen, Finsternisse - Peter Apian als Astronom und Instrumentenbauer in Peter Apian: Astronomie, Kosmographie und Mathematik am Beginn der Neuzeit. Polygon-Verlag Buxheim, Eichsttt (1995) p 101. Planeten, Kometen, Finsternisse Peter und als yg berhubungan dgn lebah Astronom Instrumentenbauer dalam yg berhubungan dgn

lebah Petrus: Astronomie, Mathematik und der Neuzeit Kosmographie am Beginn 101 PolygonVerlag. Buxheim, Eichsttt (1995) p.
12

Gillespie, I p 179. 12 Gillespie, saya p 179. Ibid, II p 404. 13 Ibid, p II 404.

13

14

Images of this painting are avaialble on a variety of sites. 14 Gambar lukisan ini adalah avaialble pada berbagai situs. One with very high quality images and closeups is the Web Gallery of Art site (December 2007). Click here to see an example of a closeup of the torquetum from this painting . Satu dengan kualitas gambar yang sangat tinggi dan closeups adalah Galeri Seni situs Web (Desember 2007). Klik di sini untuk melihat contoh closeup dari torquetum dari lukisan ini .

Description and Usage Deskripsi dan Penggunaan

The major components of the torquetum are shown in the photograph. 14 The various plates and circles model the circles of the Celestial sphere. Komponen utama dari torquetum disajikan dalam bentuk foto. 14 berbagai Pelat dan model lingkaran lingkaran lingkup Surgawi. Thus the base of the instrument, Franco's tabula orizontis, represents the horizon. Dengan demikian dasar instrumen, tabula orizontis's Franco, mewakili cakrawala. A second plate, the tabula equinoctialis, hinged to the base and held at the complement to the observers latitude by a prop, the stilus , represents the celestial equator. Sebuah piring kedua, equinoctialis tabula itu, berengsel ke dasar dan diadakan di pelengkap lintang pengamat oleh prop, stylus, mewakili khatulistiwa langit. A circle on this plate is graduated in hours. Sebuah lingkaran pada pelat ini lulus pada jam. The basilica rotates over the tabula equinoctialis on a pin representing the axis of the Earth. Basilika berputar selama equinoctialis tabula pada pin mewakili sumbu Bumi. Attached to the basilica is the tabula orbis signorum , which may be locked at an angle of 23.5 to represent the plane of the ecliptic. Terlampir untuk basilika adalah tabula Orbis signorum, yang dapat dikunci pada sudut 23,5 mewakili bidang ekliptika. A zodical calendar and degree scales are inscribed on the tabula orbis signorum . Sebuah kalender zodical dan skala derajat

yang tertulis pada Orbis signorum tabula. A pointer, the almuri, is attached to the basilica beneath the zero point of Capricorn. Sebuah pointer, almuri, adalah melekat pada basilika di bawah titik nol Capricorn. Rotating around the axis of the ecliptic circle is the turnus which doubles as an alidade and as the stand for a vertical circle divided to degrees, the crista . Berputar di sekitar sumbu lingkaran ekliptika adalah turnus yang merangkap sebagai suatu alidade dan sebagai berdiri untuk sebuah lingkaran vertikal terbagi atas derajat, crista tersebut. When the ecliptic circle is folded flat, the crista corresponds to the meridians of the celestial sphere. Ketika lingkaran ekliptika dilipat datar, crista sesuai dengan lingkup meridian langit. An alidade, the alidada circuli magni, rotates over the crista . , Alidade Sebuah yang alidada circuli magni, berputar lebih dari crista tersebut. Finally, suspended from two arms on the alidada circuli magni, is the semis , a half-circle divided in degrees (90-090). Akhirnya, tergantung dari dua lengan pada circuli alidada magni, adalah semifinal, setengah lingkaran dibagi dalam derajat (90-0-90). A plumb-line and bob, the perpendiculum, is suspended from its center, fixing the zenith. Sebuah garis tegak lurus dan bob, perpendiculum, adalah tergantung dari pusat, memperbaiki zenit. The torquetum can be used for observations in three different coordinate systems. 15 In the first configuration, giving horizon coordinates, all of the tables are folded flat as shown below: dapat torquetum digunakan untuk pengamatan di tiga berbeda. sistem koordinat yang 15 Pada konfigurasi pertama, cakrawala memberikan koordinat, semua tabel terlipat datar seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

In this configuration the alidade on the crista measures altitude (with the plane of the horizon at zero and the zenith at 90), while with the basilica oriented so that the zero degree mark is north, the turnus indicates the azimuth (measuring eastward 0360 as on a compass). Dalam konfigurasi ini alidade pada kebijakan ketinggian crista (dengan bidang cakrawala di nol dan puncak pada 90 ), sedangkan dengan basilika berorientasi sehingga tanda nol derajat adalah utara, turnus menunjukkan azimut (mengukur timur 0 -360 di kompas). Here the instrument is essentially identical to

the altazimuth theodolite. Disini instrumen pada dasarnya identik dengan teodolit altazimuth. In the second configuration, giving equatorial coordinate, the tabula equinoctialis is set with the stilus to the co-latitude (90-latitude) and its axis aligned with the north pole. Dalam konfigurasi kedua, memberikan khatulistiwa mengkoordinasikan, yang equinoctialis tabula diatur dengan stylus untuk lintang-co (90 -lintang) dan porosnya sejalan dengan kutub utara.

The positions of celestial objects are now given in right ascension (in hours, minutes, and seconds) indicated by the almuri on the hour circle, and declination (in degrees) on the crista . Posisi benda-benda langit kini diberikan dalam kenaikan yang tepat (dalam jam, menit, dan detik) yang ditandai dengan almuri pada lingkaran jam, dan deklinasi (dalam derajat) pada crista tersebut. Note the two reference points used in this coordinate system: the zero for right ascension is defined as the vernal equinox, while the zero for declination is still the equator, making the north pole equal to 90. Perhatikan dua titik referensi yang digunakan dalam sistem koordinat: nol untuk kenaikan yang tepat didefinisikan sebagai vernal equinox, sedangkan nol untuk deklinasi masih khatulistiwa, membuat kutub utara sebesar 90 . In this instance the torquetum resembles a modern equatorially mounted telescope, with the alidada circuli magni replacing the telescope. Dalam hal ini torquetum menyerupai teleskop equatorially mount modern, dengan alidada circuli magni menggantikan teleskop. In the third, most commonly illustrated configuration, the tabula orbis signorum is set to the obliquity of the ecliptic, giving ecliptic coordinates. Dalam ketiga, yang paling sering digambarkan konfigurasi, tabula Orbis signorum diatur ke arah miring ecliptic, memberikan Ekliptika koordinat.

Positions of celestial objects are now measured in celestial latitude and celestial longitude. Posisi benda-benda langit sekarang diukur dalam lintang dan bujur langit langit. The celestial latitude (sometimes designated as ) of an object is north of (above) the ecliptic if it is positive, while if below it is negative (the division of the crista, 90-0-90 on both sides of the vertical, makes this measurement easy). Lintang surgawi (kadang-kadang ditunjuk sebagai objek adalah utara (atas) ecliptic jika hasilnya positif, sedangkan jika di bawah itu adalah negatif (pembagian crista itu, 900-90 di kedua sisi vertikal, membuat ini pengukuran mudah). Celestial longitude (sometimes designated as ) is measured by two conventions. bujur Celestial (kadang-kadang ditetapkan sebagai diukur oleh dua konvensi. Today it is usually measured in degrees (0-360) eastward along the ecliptic from the vernal equinox. Hari ini biasanya diukur dalam derajat (0-360) ke timur sepanjang ekliptika dari vernal equinox. But from ancient times it was common to divide the ecliptic into the twelve signs of the zodiac of 30 each. Tetapi dari zaman kuno itu umum untuk membagi ecliptic ke dua belas tanda-tanda zodiak 30 masing-masing. Since the vernal equinox is defined as the first point of the Ram, 0 = Ram 0, 26 = Ram 26, 35 = Bull 5, etc. In similar fashion a difference in celestial longitude of 65 would be expressed as 2 signs 5, 90 would be 3 signs, etc. Karena vernal equinox didefinisikan sebagai titik pertama dari Ram, 0 = Ram 0 , 26 = Ram 26 , 35 = Bull 5 , dll Dengan cara yang sama perbedaan di langit bujur 65 akan menjadi dinyatakan sebagai 2 tanda 5 , 90 akan menjadi 3 tanda, dll Why bother with these three systems? Mengapa repot-repot dengan ketiga sistem ini? Convenience for particular observations. Kemudahan bagi pengamatan tertentu. Thus the altazimuth setup is very easy, but it is specific to a place - observations at different locations and /or times will measure different values for the same object. Jadi setup altazimuth sangat mudah, tetapi khusus untuk tempat - pengamatan di lokasi yang berbeda dan / atau kali akan mengukur nilai yang berbeda untuk objek yang sama. For stars equatorial coordinates are the most useful - they revolve with the stars. Untuk bintang khatulistiwa koordinat yang paling berguna - mereka berputar dengan bintang-bintang. It is as if they were "painted on the heavens." Seolah-olah mereka "dilukis di langit." On the other hand, ecliptic coordinates are very convenient for planetary observations, since all of the planets (including the moon) follow paths within a few degree of the ecliptic. Di sisi lain, koordinat ekliptika

sangat nyaman untuk pengamatan planet, karena semua planet (termasuk bulan) mengikuti jalur dalam beberapa derajat dari ekliptika.
14

The Latin nomenclature is taken from Hudson, Giles M. Torquetum, in Instruments of Science: An Historical Encyclopedia . 14 Istilah yang diambil dari bahasa Latin Hudson, Giles M. Torquetum, dalam Instrumen Sains: Sebuah Ensiklopedia Sejarah. (Bud, Robert and Warner, Deborah Jean, eds.) Garland Publishing, Inc. New York (1998) pp 623-6. (Bud, Robert dan Warner, Jean Debora, eds.) Garland Publishing, Inc New York (1998) pp 623-6.
15

For a discussion of coordinate systems and their use in ancient and modern times see Evans, James. The History & Practice of Ancient Astronomy. Oxford University Press, Oxford (1998). 15 Untuk pembahasan tentang sistem koordinat dan penggunaannya dalam dan modern zaman kuno melihat Evans, James. Sejarah & Practice Kuno Universitas Astronomi. Oxford Press, Oxford (1998). pp 99-104. pp 99-104.

I would like to thank Giles Hudson of the Museum of the History of Science, Oxford, for aiding me in researching the torquetum, providing contacts to others, and for his generous aid in providing information about the instrument and sources regarding it. Saya ingin mengucapkan terima kasih Giles Hudson Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan, Oxford, untuk membantu saya dalam meneliti torquetum, memberikan kontak kepada orang lain, dan untuk bantuan murah hati dalam memberikan informasi mengenai instrumen dan sumber mengenai hal itu.

Construction Konstruksi
The instrument pictured was made in 1999 from brass and "mahogany" (an unknown tropical hardwood recovered from a pallet). Instrumen foto dibuat pada tahun 1999 dari kuningan dan "mahoni" (sebuah kayu keras tropis yang tidak diketahui pulih dari palet a). The "mahogany" base measures 14 3/4 x 12 1/4 x 1/2 inches. The "mahoni" dasar tindakan 14 3 / 4 x 12 1 / 4 x 1 / 2 inci. The diameters of the brass circles for the crista, basilica, and tabula orbis signorum, are each 9 1/4 inches with a thickness of 1/8 inch. Diameter dari lingkaran kuningan untuk crista, basilika, dan tabula signorum Orbis, masing-masing 9 1 / 4 inci dengan ketebalan 1 / 8 inci. The brass hour circle on the tabula equinoctialis is 10 1/4 inches in diameter. Satu jam kuningan lingkaran pada equinoctialis tabula adalah 10 1 / 4 inci diameter. The overall height of the instrument when set up for ecliptic observations at about 45 latitude is about 40 cm. Tinggi keseluruhan instrumen ketika diatur untuk pengamatan ekliptika pada sekitar 45 lintang sekitar 40 cm. All of the metal parts were fabricated from sheet or round stock with the exception of three commercial 5/16" brass washers. Nearly all of

the materials were salvage, eg the heavy brass sheet was obtained as 4" diameter pipe, cut, annealed, and flattened with hammers, while the light sheet was from a door kick plate. Semua bagian logam yang dibuat dari lembaran atau saham bulat dengan pengecualian tiga komersial 5 / 16 "cuci kuningan 4. Hampir semua bahan baku adalah penyelamatan, misalnya kuningan berat lembar diperoleh sebagai" diameter pipa, dipotong, anil, dan pipih dengan palu, sedangkan lembar cahaya dari sebuah pelat menendang pintu. The various rods and turned items were also fabricated from salvaged red or yellow round stock picked up at garage sales etc. Some construction notes follow. Berbagai batang dan item berbalik juga dibuat dari atau kuning bulat saham merah diselamatkan dijemput di penjualan garasi dll Beberapa catatan konstruksi ikuti. Base ( tabula orizontis and tabula equinoctialis ): The base was made from three 4 x 1/2" pallet slats, edge-planed and glued up with aliphatic glue using 1/4" dowel pins for alignment. Base (tabula orizontis dan tabula equinoctialis): dasar tersebut dibuat dari tiga 4 x 1 / 2 "bilah palet, ujung-direncanakan dan direkat dengan lem alifatik menggunakan 1 / 4" pin dowel untuk penyelarasan. The resulting plank was then hand-planed flat on both sides and sanded smooth with a random-orbital sander. Papan yang dihasilkan kemudian tangan-diketam rata di kedua sisi dan diampelas mulus dengan orbital sander-acak. It was then cut into two pieces: a 15" x 12 1/4" piece for the tabula orizontis and an 11 1/4" square for the tabula equinoctialis . Saat itu kemudian dipotong menjadi dua bagian: a 15 "x 12 1 / 4" sepotong untuk orizontis tabula dan 11 1 / 4 "persegi untuk equinoctialis tabula.
The equatorial circle on the tabula equinoctialis was graduated on a thin (< 1/16") red brass circle. This circle was first laid out with a large wing divider, then cut from red brass sheet (from a door kick-plate) with a band saw, and filed to shape. The dividers were then used to scribe three circles creating two bands for graduating in hours and degrees, respectively. Next 30 and 15 intervals were marked off on the middle circle with the dividers to serve as checks in the final graduation process (follow this link for graduation methods ). The outer band was then graduated at one hour (15) intervals and numbered with 1/8" stamps (1-12 & 1-12), while the inner band was graduated at 1 intervals, numbering every 10 (0-360) with 1/16" stamps. The finished circle was then centered on the tabula equinoctialis and fixed with four bronze nails. A 5/16" diameter hole was then drilled through both the circle and tabula for the pin which will hold the basilica. Lingkaran khatulistiwa pada tabula equinoctialis lulus pada kuningan (<1 / 16 ") lingkaran merah tipis. Lingkaran ini pertama kali ditata dengan pembagi sayap yang besar,

kemudian dipotong dari lempengan kuningan merah (dari piring-menendang pintu) dengan band melihat, dan mengajukan untuk Bentuk pembagi kemudian digunakan untuk juru tulis tiga lingkaran menciptakan dua band untuk lulus dalam jam dan derajat,. masing. 30 Next dan 15 interval ditandai dari pada lingkaran tengah dengan pembagi untuk melayani sebagai pemeriksaan dalam proses kelulusan akhir (ikuti link ini untuk metode kelulusan ). band luar kemudian lulus selama satu jam (15 ) interval dan nomor dengan 1 / 8 "perangko (1-12 & 1-12), sedangkan dalam band ini lulus pada interval 1 , penomoran setiap 10 (0-360 ) dengan 1 / 16 "prangko.. selesai Lingkaran kemudian berpusat pada tabula yang equinoctialis dan tetap dengan perunggu empat kuku A 5 / 16" diameter lubang kemudian dibor baik melalui lingkaran dan tabula bagi pin yang akan menyelenggarakan basilika.

Basilica/tabula orbis signorum: The circles for the basilica and tabula were each scribed on sheets of heavy (1/8" thick) yellow brass with large wing dividers, then cut out with a bandsaw using a blade for non-ferrous metals. The edges where then finished with a file. Dividers and a straightedge were used to scribe graduations at 15 intervals around the outer edge of the basilica as noted above. These graduations were left unlabeled. The tabula orbis signorem (top view at right, a high res image is available here ) was scribed with five circles giving, from the outside in, two narrow bands for division into single degree and five degree intervals (0, 5, ..30 for each zodiac sign), respectively, then a wide band labeled with the names of the zodiac signs (and with room to add symbols or icons later), then another narrow band divided at five degree intervals and labeled inside the circle every 30, going eastward from zero (at the first point of Aries) to 360. Basilika / tabula Orbis signorum: Lingkaran untuk tabula basilika dan jelaskan masing-masing pada lembar berat (1 / 8 "tebal) kuningan kuning dengan pembagi sayap besar, maka memotong dengan menggunakan pisau Bandsaw untuk logam non-ferrous itu. tepi mana kemudian selesai dengan file. Pembagi dan straightedge digunakan untuk graduations juru tulis pada 15 interval sekitar tepi luar basilika seperti disebutkan di atas.. ini graduations dibiarkan tanpa label ini tabula Orbis signorem (tampilan di sebelah kanan atas, tinggi res gambar tersedia di sini ) adalah jelaskan dengan lima lingkaran memberi, dari luar dalam, dua band sempit untuk pembagian ke tingkat tunggal dan interval derajat lima (0, 5, .. 30 untuk setiap tanda zodiak), masing-masing, maka pita lebar diberi label dengan nama-nama dari tanda-tanda zodiak (dan dengan ruang untuk menambah simbol atau ikon yang lebih baru), maka band lain sempit dibagi waktu lima derajat dan diberi label di dalam lingkaran setiap 30, pergi ke timur dari nol (pada titik pertama Aries) sampai 360 .
The folding mechanism is based on two parallel brass strips (1/8" x 3/8" cross-section x 7" long) silver soldered onto the bottom of the tabula (after its graduation) parallel to the CancerCapricorn meridian and spaced 4" apart. Mekanisme melipat ini didasarkan pada dua strip paralel kuningan (1 / 8 "x 3 / 8" cross-section x 7 "lama) patri perak pada bagian bawah tabula (setelah kelulusan nya) sejajar Kanker-Capricorn meridian dan spasi 4 "terpisah. (Due to the large mass of brass involved, a large torch was necessary to achieve sufficient heat, even with

"extra-easy" silver solder.) Holes (1/8" dia) were drilled through the ends of both strips. On the end toward Capricorn 1/8" dia pins attached the strips to a brass block (1/2" x 1/4" cross-section) screwed onto the basilica to make a hinge. (Karena massa besar kuningan terlibat, sebuah obor besar itu diperlukan untuk mencapai panas yang cukup, walaupun dengan solder "ekstra-mudah" perak.) Lubang (1 / 8 "dia) dibor melalui kedua ujung strip. Pada akhir terhadap Capricorn 1 / 8 "diameter pin melekat strip ke blok kuningan (1 / 2" x 1 / 4 "cross-section) disekrup ke basilika untuk membuat engsel. (The block was attached with screws to allow disassembly/reassembly in trying different arrangements.) On the end toward Cancer a brass U-bracket fabricated from 1/8" x 1/2" brass stock was riveted to the basilica . (Blok itu terpasang dengan sekrup untuk memungkinkan pembongkaran / reassembly dalam mencoba pengaturan yang berbeda.) Pada akhir terhadap Kanker U kuningan-braket dibuat dari 1 / 8 "x 1 / 2" saham kuningan terpaku untuk basilika. A brass "H" was then fabricated from two strips of 1/16" x 3/8" of proper length to support the tabula at 23.5 when perpendicular to the basilica and a 4" length of 3/16" round stock soldered into holes in the strips to make the "H." kuningan A "H" kemudian dibuat dari dua strip dari 1 / 16 "x 3 / 8" panjang yang tepat untuk mendukung tabula di 23.5 ketika tegak lurus basilika dan 4 "panjang 3 / 16" saham bulat disolder ke lubang di strip untuk membuat "H." The "H" was then attached to the parallel strips on the tabula using a length of 1/8" rod through holes in the ends to make a hinge. A second rod with a turned handle of 1/4" brass soldered on one end is used to attach the "H" to the U-bracket to hold the tabula in the ecliptic position, or alternatively this rod fits through a second set of holes in the parallel strips and the holes in the U-bracket to lock the tabula in the flattened position. A high res image of the folding mechnism is available here . The "H" kemudian menempel pada strip paralel di tabula menggunakan panjang 1 / 8 "batang melalui lubang di ujung untuk membuat engsel dengan. Kedua Sebuah batang yang beralih pegangan 1 / 4" kuningan disolder di salah satu ujung digunakan untuk melampirkan "H" untuk braket-U untuk menahan tabula pada posisi ekliptika, atau alternatifnya batang ini cocok melalui set kedua lubang di strip paralel dan lubang-lubang di braket-U untuk mengunci tabula di posisi rata. Sebuah gambar res tinggi dari mechnism lipat tersedia di sini . A note on the folding arrangements: Hinging the tabula to the basilica to allow the tabula to reside in the plane of the basilica or at 23.5 relative to this plane (the angle of the ecliptic to the equator) turned out to be one of the more challenging design problems of the instrument. Sebuah catatan pada pengaturan lipat: bergantung tabula ke basilika untuk memungkinkan tabula untuk berada di pesawat basilika atau di 23.5 relatif terhadap pesawat ini (sudut ekliptika dengan khatulistiwa) ternyata menjadi salah satu lebih menantang permasalahan desain instrumen. Initially I designed a simple, reinforcing hinge with a folding prop which allowed the tabula to be raised to 23.5 or alternately folded flat, both positions maintained by the force of gravity. Awalnya saya dirancang sederhana, memperkuat engsel dengan penyangga lipat yang memungkinkan tabula yang akan dinaikkan menjadi 23,5 atau bergantian dilipat datar, kedua posisi dipelihara oleh gaya gravitasi. However, in testing the instrument for the low latitudes found in the contiguous United States (25-48) or in particular at my home in Arcata, California (42) it was found that the instrument was unstable. Namun demikian, dalam pengujian instrumen untuk lintang rendah ditemukan di Amerika Serikat bersebelahan (25-48 ) atau secara khusus di rumah saya di Arcata, California (42 ) ditemukan bahwa alat itu tidak stabil. The center of gravity of the tabula and crista etc. Pusat gravitasi dari tabula dan crista dll caused the assembly to open up when the equatorial and ecliptic angles were additive, and in fact for lower latitudes the assembly was unstable even with the ecliptic angle closed. menyebabkan perakitan

untuk membuka ketika khatulistiwa dan sudut ekliptika adalah aditif, dan bahkan untuk lintang lebih rendah perakitan itu tidak stabil bahkan dengan sudut ekliptika tertutup. Thus it was necessary to redesign the prop as a locking assembly. Oleh karena itu perlu untuk mendesain ulang prop sebagai perakitan penguncian. With the locking device it turned out that at low latitudes the tabula equinoctialis was also unstable when the two angles were additive, and thus the stylus also had to be designed as a locking device. Dengan perangkat pengunci ternyata di lintang rendah equinoctialis tabula juga tidak stabil ketika dua sudut yang aditif, sehingga stylus juga harus dirancang sebagai alat penguncian. It is apparent from the photograph of the torquetum of Martin Bylica 1 and the period diagrams of torquetums that this was not a consideration in their construction. Hal ini terlihat dari foto dari torquetum Martin Bylica 1 dan diagram periode dari torquetums bahwa ini bukan pertimbangan dalam pembangunan mereka. This is a result of their intended use at the higher latitudes of northern Europe, a situation I found to be true of my instrument as well - at latitudes of 50 and above locking is not required. Ini merupakan hasil digunakan di lintang yang lebih tinggi di Eropa bagian utara, situasi saya temukan benar instrumen saya juga - di lintang 50 dan di atas penguncian tidak diperlukan.

Crista/Turnus: The outline circle for the crista was scribed on a rectangular sheet of heavy (1/8" thick) yellow brass with large wing dividers. Additional circles were scribed at 3/16", 3/8", 3/4", and 1 3/4" in from the edge. The sigmoid curves of the neck were also laid out with dividers set to large radii. The resultant head and neck was then cut out with a bandsaw using a blade for non-ferrous metals, using multiple cuts to follow the complex curves of the neck. The edges where then shaped with the roller portion of a belt sander and finished with flat and curved files. Heavy lines were scribed across the entire diameter.formed between the outer diameter of the crista and the outermost circle was then divided at 5 intervals and the band formed by the two outermost scribed circle was divided at 1 intervals with a 'dividing engine.' Crista / Turnus: Lingkaran outline crista adalah jelaskan di atas lembaran persegi panjang berat (1 / 8. Tambahan lingkaran jelaskan berada di 16 / 3 /, "3 / 8", 3 4 "tebal) kuning kuningan dengan besar sayap pembagi ", dan 1 3 / 4" dalam dari pinggir. Kurva sigmoid leher juga ditata dengan pembagi diatur ke jari-jari besar dan. resultan Kepala leher kemudian memotong dengan Bandsaw dengan menggunakan pisau untuk logam non-ferrous , menggunakan beberapa potongan untuk mengikuti kurva kompleks leher.. Tepi mana kemudian dibentuk dengan roller bagian belt sander dan selesai datar dan melengkung dengan file garis berat adalah jelaskan di seluruh diameter.formed antara diameter luar dari crista dan lingkaran terluar kemudian dibagi pada interval 5 dan band yang dibentuk oleh lingkaran terluar jelaskan dua dibagi pada interval 1 dengan sebuah 'mesin pemisah. " The divisions were numbered at 10 intervals in quarters with the horizontal axis at 0, 0 and the vertical axis 90, 90. Divisi diberi nomor pada 10 interval di tempat dengan sumbu horisontal pada 0 , 0 dan sumbu vertikal 90 , 90 .

The bottom of the crista was carefully squared off perpendicular to the vertical axis, filed flat and square, and then silver-soldered to a 2 1/2" square of 1/8" brass plate. Bagian bawah crista itu hati-hati persegi tegak lurus dengan sumbu vertikal, mengajukan datar dan persegi, dan kemudian perak-disolder ke 2 1 / 2 "persegi 1 / 8" plat kuningan. Four decorative holes were also drilled and countersunk in the neck. Empat lubang dekoratif juga dibor dan countersunk di leher. Finally, two twisted strips of 1/8" brass were formed into diagonal braces and riveted with copper rivets (home-made from 12 gauge electrical wire) onto the plate and the neck to provide additional support. Akhirnya, dua potongan bengkok 1 / 8 "kuningan dibentuk menjadi kawat gigi diagonal dan terpaku dengan paku keling tembaga (rumah terbuat dari kawat listrik 12 gauge) ke piring dan leher untuk memberikan dukungan tambahan. The Turnus The Turnus was cut from a 4" x 9 1/2" rectangle of 16 gauge yellow brass. dipotong dari 4 "x 9 1 / 2" persegi panjang dari 16 kuning kuningan gauge. First a 4" diameter circle was laid out on the with a dividers. A straight line was then carefully scribed through the center point along the long axis - line is critical as it will form the rule edges of the alidade for measuring angles. Two parallel lines were then laid out at 5/8" on either side of the axis to define the outside rule edges of the turnus . Pertama 4 "diameter lingkaran diletakkan di dengan pembagi -. Lurus Sebuah garis kemudian dengan hati-hati jelaskan melalui pusat titik sepanjang garis panjang sumbu sangat penting karena akan membentuk tepi aturan dari alidade untuk mengukur sudut paralel. Dua garis kemudian diletakkan di 5 / 8 "di kedua sisi sumbu untuk mendefinisikan aturan tepi luar turnus. A small dividers was then used to layout small arcs to create an ogee at each end of the turnus . Sebuah Pemisah kecil kemudian digunakan untuk kecil busur layout untuk menciptakan ogee pada setiap akhir turnus. The turnus was next cut out with the bandsaw as above and carefully finished with files. The turnus yang berikutnya memotong dengan Bandsaw seperti di atas dan hatihati selesai dengan file. The rule edges required particular attention to bring them into precise alignment with the axis of the turnus as initially laid out. Tepi aturan yang diperlukan perhatian khusus untuk membawa mereka ke dalam keselarasan yang tepat dengan sumbu dari turnus sebagai awalnya ditata. Last, a bevel was filed on each rule edge to make reading graduations easier, and to improve the appearance. Terakhir, bevel yang diajukan pada setiap sisi aturan untuk membuat graduations membaca lebih mudah, dan untuk meningkatkan penampilan. Two 1 1/4" x 1" rectangles of 1/8" yellow brass plate were next prepared for sights. A line was carefully scribed down the center of each parallel to the 1" edge. Dua 1 1 / 4 "x 1" empat persegi panjang dari 1 / 8 "plat kuningan kuning yang selanjutnya dipersiapkan untuk tempat wisata. Jalur A adalah hati-hati jelaskan di pusat setiap paralel dengan 1" ujung. A 1/16" hole was then drilled 3/4" from the bottom carefully centered on this line, and a triangular notch was filed on the top exactly centered on the line. A 1 / 16 "lubang kemudian dibor 3 /

4" dari bawah dengan hati-hati berpusat pada baris ini, dan lekukan yang diajukan segitiga di bagian atas tepatnya berpusat di telepon. Each plates was then clamped with the line exactly aligned with the rule edge of the turnus and in contact with an end ogee and silver soldered. Setiap piring kemudian dijepit dengan garis tepat sesuai dengan aturan dari tepi turnus dan kontak dengan ogee akhir dan patri perak. A 5/16" hole was now drilled through the exact center of the turnus for a pin to attach it to the basilica . A 5 / 16 "lubang sekarang dibor melalui pusat yang tepat dari turnus untuk pin untuk memasangkannya ke basilika. Finally, four 1/8" diameter holes were drilled in the turnus and the base plate of the crista such that the crista would be centered and aligned with the rule edges of the turnus . The holes were counter-sunk on the bottom of the turnus and the top of the crista base to allow expansion of rivet heads. Four 1 3/8" lengths of 3/8" brass rod were then prepared, and a 1/8" diameter hole bored through the length of each. Akhirnya, empat 1 / 8 "diameter lubang dibor di turnus dan pelat dasar crista seperti yang crista akan terpusat dan selaras dengan aturan tepi turnus. Para lubang countertenggelam di bawah turnus dan atas dasar crista sehingga memungkinkan pengembangan kepala paku keling,. Empat 1 3 / 8 "panjang dari 3 / 8 kuningan" batang kemudian disusun dan 1 / 8 "diameter lubang bosan melalui panjangnya masing-masing. Four 1 9/16" lengths of 1/8" brass rod were next cut for use as rivets, placed in the aligned turnus , rods and crista and flattened out on each end with a small ball-pein hammer. High res images of the base/turnus can be seen here and here . Empat 1 9 / 16 "panjang 1 / 8" rod kuningan dipotong berikutnya untuk digunakan sebagai paku keling, ditempatkan di turnus sejajar, batang dan crista dan diratakan pada setiap ujungnya dengan Pein-bola kecil palu. Tinggi res gambar-gambar dari base / turnus dapat dilihat disini dan disini . Alidada circuli magna: The alidada was laid out and fabricated just like the turnus above, but with a smaller central circle. Alidada circuli magna: alidada ini ditata dan dibuat sama seperti turnus di atas, tapi dengan pusat lingkaran yang lebih kecil. The sights of the alidada were based on the same dimensions as for the turnus , except that 1" extensions were laid out on the bottom of each to give arms for suspending the semis . Pemandangan alidada yang didasarkan pada dimensi yang sama seperti untuk turnus, kecuali bahwa 1 "ekstensi yang diletakkan di bagian bawah masing-masing untuk memberikan senjata untuk menangguhkan ke semifinal. Semis: For the semis a 7 1/2" dia semicircle was laid out on 16 gauge red brass sheet and cut out with a bandsaw as above. A series of circles was then scribed with dividers to form 1/4", 1/2" and 1" bands for graduations at 1, 5, and 10 intervals. Semifinal: Untuk ke semifinal 7 1 / 2 "diameter setengah lingkaran itu diletakkan di lembar merah kuningan 16 gauge dan memotong dengan Bandsaw yang seperti di atas 4. Serangkaian lingkaran kemudian jelaskan dengan pembagi untuk membentuk 1 /",

1 / 2 "dan 1" band untuk kelulusan pada 1 , 5 , dan 10 interval . The graduations were then numbered 90 - 0 - 90 at the 10 graduations in the 5 band. Ukuran di kemudian nomor 90 - 0 - 90 di 10 graduations di band 5. Small brass pins were then silver soldered at the two ends of the horizontal (90 - 90) edge for suspension from the alidada sights. pin kuningan kecil kemudian patri perak pada kedua ujung horizontal (90 - 90 ) tepi untuk suspensi dari pemandangan alidada. A small brass plumb bob, turned from 1/2" yellow brass round stock, was suspended from the central hole to finish the zenith indicator. Sebuah bob tegak lurus kecil kuningan, berbalik dari 1 / 2 "saham bulat kuning kuningan, diskors dari lubang pusat untuk menyelesaikan indikator puncak.

The Cabinet Kabinet

In the Spring of 2000 I determined to construct a cabinet for the storage and transport of the Torquetum. Pada musim semi tahun 2000 saya bertekad untuk membangun sebuah lemari untuk penyimpanan dan transportasi dari Torquetum. The walls of the cabinet were cut from 3/4" rich-grained red "Philipine Mahogony" recycled from speaker cabinets I had made in 1969. The corners are finger-jointed (box-jointed) for strength. The top and bottom were cut from high quality 1/4" Teak veneer paneling recovered from an LA law office by my brother's construction firm. Dinding kabinet dipotong dari 3 / 4 "kaya-grained merah" Philipina Mahogony "daur ulang dari kabinet pembicara yang telah saya buat pada tahun 1969.. Sudut adalah jari-jointed (kotak-jointed) untuk Kekuatan atas dan bawah dipotong dari kualitas tinggi 1 / 4 "panel veneer jati pulih dari sebuah kantor hukum LA oleh konstruksi's perusahaan saudara saya. The interior pine mounts were all cut from 3/4" pine recovered from a "pine-box coffin" I had built years ago as a prop for a retirement party. The various pine pieces are cut to accomodate and fit the crista, semis, and alidada such that no movement is possible once the various tabs are turned into place. The base of the torquetum lies on top of the pine frame and is held in place by three heavy bronze brackets modified from some brackets salvaged from discarded physics apparatus. The interior lid of the cabinet is lined with a fitted bit of 1/4" polyethylene packing foam wrapped with red velvet left over from one of my wife's costume projects. The interior pinus gunung semua dipotong dari 3 / 4 "pinus pulih dari" kotak peti mati pinus "Aku telah membangun tahun yang lalu sebagai alat untuk pesta pensiun. Potongan-potongan berbagai pinus dipotong untuk menampung dan sesuai dengan

crista, semifinal, dan alidada sehingga tidak ada gerakan yang mungkin sekali berbagai tab diubah menjadi tempat kebohongan. Dasar dari torquetum di atas bingkai pinus dan diadakan di tempat oleh tiga tanda kurung perunggu berat dimodifikasi dari beberapa kurung diselamatkan dari aparat fisika dibuang. The tutup bagian dalam lemari tersebut dilapisi dengan sedikit dipasang 1 / 4 "packing busa polyethylene dibungkus dengan beludru merah tersisa dari salah satu kostum projects istri saya. The carry-handle for the cabinet is made from two modified bronze brackets drilled to fit the knocker of a salvaged brass door knocker. Carry-menangani untuk kabinet yang terbuat dari dua kurung perunggu diubah dibor agar sesuai dengan pengetuk dari kuningan pengetuk pintu ditanami kembali. The hinges and latch are quite standard, of the sort available at any US hardware store. Engsel dan gerendel cukup standar, dari jenis yang tersedia di setiap toko perangkat keras AS. The cabinet with the torquetum on display is shown below: Kabinet dengan torquetum pada layar ditunjukkan di bawah ini:

Instruments Instrumen

Medieval Science & Scientific Instruments Abad Pertengahan Sains & Instrumen Ilmiah

References Referensi

R. Paselk R. Paselk Last modified 16 March 2011 Terakhir diubah 16 Maret 2011