Anda di halaman 1dari 5

Skripsi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menjadi komitmen kami dalam menyajikan contoh skripsi sebagai referensi

karya tulis ilmiah bidang pendidikan. Telah banyak contoh skripsi yang kami sajikan di blog skripsi plus ini. Selainpenelitian sastra yang berupa puisi, novel, cerpen, dan drama kami juga menyajikan skripsi matematika, contoh makalah, contoh proposal penelitian, dan cerita rakyatatau folklor. Ke depan, kami juga akan menambah koleksi skripsi untuk jurusan dan bidangbidang lainnya.

Akhirnya, kami selamatkan selamat download skripsi gratis dan kami tunggu kritik dan saran dari para pembaca blog ini.

Contoh Skripsi Bahasa Analisis Tindak Tutur dalam Ceramah Agama BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya bahasa sebagai alat komuniksai, maka semua yang berada di sekitar manusia, peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan hasil cipta karya manusia dan sebagainya,mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi (Keraf , 1987:1). Suatu jenis kegiatan yang banyak dilakukan oleh manusia adalah kegiatan bertutur, yaitu kegiatan membahasakan sesuatu. Dengan bahasa manusia mampu mengungkapkan segala keinginan yang ada dalam benaknya, sehingga terbentuklah suatu interaksi melalui sistem komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol vokal yang dapat diperkuat dengan gerak gerik badaniah. Manusia adalah mahluk sosial yang sanggup berkomunikasi lewat bahasa dan bicara, tetapi yang lebih mencirikan hakekat manusia secara utuh adalah kepandaian dan keterampilan berbicara dalam mengungkapkan fikiran secara tepat dan meyakinkan. Budaya yang berkembang pada mulanya berasal dari adanya interksi sosial dari masyarakat manusia, sedangkan interaksi tersebut memerlukan komunikasi tutur dari manusia itu sendiri. Dengan demikian, jelas bahwa tuturlah yang membentuk manusia untuk memberikan suatu alasan (Argument), pendapat, nasehat dan lain-lain dengan menyelipkan suatu tujuan yang memungkinkan adanya pengaruh dan perubahan sesuai dengan tujuan tutur. Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka alat yang paling tepat adalah bahasa, karena bahasa yang kita gunakan menjadi tolak ukur tujuan akhir dari tuturan, baik itu membujuk, mengasut, mengajak, menasehati dan lain-lain. Dari berbagai masalah yang dapat di jadikan topik tutur pada dasarnya berkisar pada 3 hal yaitu: a). ungkapan yang bersangkutan dengan buah pikir, perasaan, kemauan, fantasi, dan cita-cita, b). pengetahuan dan pengalaman, baik milik sendiri maupun milik orang lain, c). lingkungan sekitar dan alam raya, ketiga unsur inilah yang diolah menjadi tutur dan dituturkan pada orang lain dengan berbagai label yaitu: lawakan, dongeng, khotbah, ceramah, drama dan lain-lain (Oka dkk, 1990:5). Sikap pembicara yang menentukan berhasil tidaknya komunikasi atau kontrol sosial, itu bergantung pula pada beberaapa faktor, yaitu : ketepatan dan ketelitian maksud pembicaraan,

dorongan untuk mengadakan kontrak dengan orang lain, makna yang jelas dari rangkaian kata-kata yang digunakan. Dengan bahasa orang dapat bertutur, dengan bertutur, manusia dapat berhubungan antara individu maupun kelompok. Sehingga manusia dapat hidup dalam bingkai tutur masyarakat yang secara sengaja atau tidak, spontan atau terencana telah kita lakukan dalam kehidupan. Lewat tuturan pula manusia dapat memberikan suatu manfaat dan bahkan mudhorot pada orang lain. Untuk dapat memberikan hal tersebut, maka kita membutuhkan retorik untuk dimanfaatkan dalam kegiatan bertutur. Di zaman sekarang, setiap tuturan akan menjadi begitu penting dan berarti, karena dibalik tuturan seseorang, pasti mengandung unsur x yang merupakan unsur utama tujuan akhir tuturan. Oleh karena itu dalam berkomunikasi, para penutur akan berusaha menampilkan tuturan terbaik demi terciptanya saling pengertian serta kerja sama yang baik antara penutur dan lawan tutur. Untuk itu, penutur akan mengkomposisikan dan memodifikasi serta menyeleksi bahan tuturannnya. Jadi kata atau kalimat yang keluar dari bibir penutur adalah bahasa efektif dan layak, dalam arti baik penyesuaiannya dengan suatu objek, maupun suatu keadaan atau kejadian tertentu. Banyak sekali macam usaha dan tidak digunakan oleh penutur dalam berbagai kegiatan bertuturnya, macam-macam itu biasanya di tentukan oleh 1). Pribadi penutur, pengalaman dan pengetahuannya, 2). Tujuan yang hendak dicapainya, 3). Topik tutur yang ditampilkannya, 4). Bentuk tutur yang dipilihnya, 5). Kondisi penanggap tutur yang dihadapinya, dan 6). Situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, kepercayaan, ajaran yang berlaku dan lain sebagainya (Oka, 1976:6). Tuturan dalam kehidupan yang bermasyrakat dan berbudaya merupakan salah satu bagian dari tingkah laku manusia, masyarakat terbentuk karena adanya interaksi tutur dan masyarakat berkembang menjadi sebuah kebudayaan melalui komunikasi tutur antar masyarakat tadi. Tentang kegiatan bertutur dari segi retorik, menarik sekali uraian k. Burke dalam bukunya yang berjudul A Grammar of Motives (1969) . Menurut ahli retorik ini kegiatan bertutur pada dasarnya mempunyai pola yang sama saja dengan berbagai tingkah laku manusia, karena dia memang merupakan perwujudan salah satu tingkah manusia, dalam Oka (1976:51). Dalam berkomunikasi, pembicara harus mengkomposisikan tuturnya sedemikian rupa, karena kalau tidak, maka aura tutur tidak akan terlihat oleh lawan tutur dan sia-sialah semua tuturannya. Jadi begitu berperannya komposisi tutur dalam penataan gagasan demi tersambungnya ide penutur dengan lawan tutur. Komposisi tutur khususnya dalam komunikasi ceramah Pintu-Pintu Masuknya Syaitan adalah suatu penataan gagasan dari seorang Aa Gym dalam mempersiapkan bahan tuturan secara sistematis, logis, dan kronologis mulai dari awal, inti, dan akhir tuturan. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk menganalisis dan mengkaji apakah yang dilakukan Aa Gym dalam usaha mengkomposisikan tuturannya.

1.2 Permasalahan 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana komposisi tutur yang dilakukan Aa Gym dalam ceramah Pintu-Pintu Masuknya Setan?

1.2.2

Penegasan Konsep Variabel Untuk menghindari kesalahan persepsi dan perbedaan konsep serta untuk menjelaskan variabel yang terdapat dalam judul, maka perlu adanya penegasan konsep variabel. Kajian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif yang terdiri atas satu variabel. Analisis komposisi tutur adalah suatu bentuk penyelidikan untuk memberikan uraian mengenai penataan gagasan dari seseorang pembicara dalam penyampaian tutur dengan metode tertentu yang tersusun mulai dari pendahuluan, isi, dan penutup tuturan yang akan disampaikan,demi tersambungnya pemahaman pendengar sebagai mitra tutur, yang sekaligus smenjadi motor penggerak tuturan yang disampaikan.

1.2.3

Deskripsi Masalah Komposisi tutur merupakan suatu trik yang harus digunakan seorang pembicara dalam melakukan kegiatan bertutur. Tanpa usaha pengkomposisian, seorang pembicara akan mengalami kesulitan untuk menarik perhatian pendengar, dan pendengarpun akan mengalami kesulitan dalam menangkap pesan atau informasi yang didengarkan. Semakin baik komposisi tutur yang digunakan, maka semakin efektif tata gagasan yang dikeluarkan, dan bila tata gagasan sudah efektif, maka semakin mudah pula pendengar memahami isi tuturan. Seperti halnya Aa Gym dalam ceramah Pintu-Pintu Masuknya Syaitan menggunakan penataan tutur yang benar-benar efektif, sehingga ceramah yang berstatus sebagai komunikasi satu arah dapat membawa efek dua arah dalam lingkup komunikatif. Masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini meliputi :

(1) Pengertian komposisi tutur. (2) Tujuan komposisi tutur. (3) Aspek-aspek komposisi, yaitu : a) Aspek metode yang membahas tentang gagasan atau ungkapan yang bersumber pada tiga hal, yaitu; pengetahuan dan pengalaman, ungkapan yang bersumber pada buah pikir, dan lingkungan sekitar. b) Aspek isi; membahas hal-hal yang ada dalam ceramah mulai dari pendahuluan, isi, dan penutup. c) Aspek bentuk yang mengupas tentang bahasa dari bentuk umum ke khusus atau khusus ke umum. Ada beberapa bentuk ceramah yang dihasilkan oleh Aa Gym, terutama melalui berbagai media, seperti : a) b) 1.2.4 Media cetak berupa buku buku karya Aa Gym Media elektronik berupa kaset dan CD serta melalui Televisi dan Radio. Pembatasan Masalah Bedasarkan uraian diatas, maka tidak semua masalah dalam komposisi tutur akan dibahas, juga tidak semua ceramah Aa Gym akan dikaji dan dijadikan data, mengingat waktu yang terbatas. Untuk itu perlu dibatasi pada beberapa permasahan agar diperoleh pengkajian yang lebih mendalam. Atas pertimbangan di atas, maka masalah komposisi tutur yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang aspek - aspek komposisi yang dibatasi pada : 1. 2. Aspek metode Aspek isi

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan komposisi tutur khususnya ceramah agama Pintu Pintu Masuknya Syaitan oleh KH. Abdullah Gymnastiar, juga ingin mendapatkan data yang lebih kongkrit tentang bagaimana Aa Gym mengkomposisikan tuturnya, sehingga mampu memikat para pendengar.

1.4 Asumsi Penelitian ini, dilandasi oleh sejumlah anggapan dasar sebagai berikut : 1. 2. 3. Ceramah-ceramah Aa Gym merupakan bentuk ceramah komunikatif Ceramah-ceramah Aa Gym membahas problematika hidup dan solusinya, yang dikemas dalam label Manajemen Qolbu Ceramah Aa Gym Pintu-Pintu Masuknya Syaitan memanfaatkan ungkapan yang berkaitan dengan buah pikir, ilmu pengetahuan baik milik sendiri maupun milik orang lain, dan lingkungan sekitar serta alam raya. 4. Ceramah Aa Gym Pintu-Pintu Masuknya Syaitan ditata secara kronologis dan sistematis, mulai dari pendahuluan, inti dan penutup.

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini penting karena hasilnya bermamfaat bagi : a. b. c. Pengajaran kebahasaan, khususnya retorika agar mencapai tujuan yang lebih baik. Penelitian ini bermanfaaat untuk mengembangkan wawasan keilmuan yang diperoleh peneliti di bangku kuliah. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji.

1.6 Alasan Pemilihan Judul 1.6.1 1. 2. 1.6.2 1. 2. Alasan Objektif Ceramah Pintu-Pintu Masuknya Syaitan adalah bentuk ceramah yang komunikatif. Di dalamnya sarat dengan aspek-aspek komposisi. Komposisi tutur khususnya dalam ceramah Pintu-Pintu Masuknya Syaitan mempunyai keunikan tersendiri, tidak seperti ceramah - ceramah agama yang lain. Alasan Subjektif Menurut peneliti judul ini belum pernah diteliti. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti komposisi tutur dalam ceramah agama Pintu-Pintu Masuknya Syaitan oleh Aa Gym. Peneliti ingin menambah wawasan secara luas tentang komposisi tutur khususnya ceramah agama Pintu-Pintu Masuknya Syaitan oleh Aa Gym.

1.7 Pengertian Istilah Dalam Judul 1 Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya untuk memperoleh pengertian yang tepat (KBBI,2001 : 22) 2. 3. Komposisi tutur adalah penataan gagasan secara sistematis dan kronologis dari seorang penutur mengenai tutur yang akan disampaikan. Ceramah adalah pidato oleh sesorang di hadapan banyak pendengar mengenai suatu hal, pengetahuan dan sebagainya. (KBBI, 2001: 209)

1.8 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup atau area dalam penelitian ini adalah sebuah ceramah agama Pintu-Pintu Masuknya Syaitan oleh KH. Abdullah Gymnastiar berupa CD yang diproduksi oleh PT. Mutiara Qolbun Saliim bekerja sama dengan RCTI.

1.9 Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan ini, digunakan sistematikan penulisan sebagai berikut : Bagian awal, yang terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto/persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. Bab I pendahulaun, yang berfubngsi sebagai pengantar, yang terdiri dari : latar belakang masalah, permasalahan yang terdiri atas rumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah, dan batasan masalah, tujuan pembahasan, asumsi, alasan pemilihan judul, pentingnya penelitian, penegasan istilah dalam judul, dan sistematikan penulisan. Bab II, berupa pembahasan kepustakaan mengenai komposisi tutur. Pada bab ini akan diuraikan secara teoritis tentang komposisi tutur. Bab III, membahas metodologi penelitian yang digunakan,merinci masalah rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data untuk mengungkapkan aspek komposisi tutur dalam ceramah Agama Pintu-Pintu Masuknya Syaitan oleh AaGym. Bab IV, menyajikan hasil penelitian secara deskriptif kualitatif data yang dianalisis agar diperoleh gambaran tentang aspek komposisi tutur dalam ceramah Agama Pintu-Pintu Masuknya Syaitan oleh KH. Abdullah Gymnastiar. Bab V, berisi simpulan dan saran,sebagai penutup dari penulisan skripsi, serta manfaat yang dapat diperoleh dari keseluruhan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai